PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

ADSORPSI BERULANG DENGAN K ZEOLIT UNTUK KOMPONEN GULA REDUKSI DAN SUKROSA PADA TETES TEBU

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 2, April 2013

BAB III METODE PENELITIAN

PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN PROSES ADSORBSI DAN DISTILASI ADSORBSI DENGAN ADSORBENT ZEOLIT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI

4 Hasil dan Pembahasan

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

Pengaruh Variasi Jenis Aktivator Asam dan Nilai Normalitas Pada Aktivasi Zeolit Pelet Perekat Terhadap Prestasi Mesin Motor Diesel 4-Langkah

3 METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

DAYA SERAP KULIT KACANG TANAH TERAKTIVASI ASAM BASA DALAM MENYERAP ION FOSFAT SECARA BATH DENGAN METODE BATH

l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

PEMUCATAN MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) DENGAN CARA ADSORBSI MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR KOH

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

DATA PENGAMATAN. 2. Untuk Konsentrasi Aktivator H2SO4 4M Serbuk kayu. No Pengamatan Kelapa (gr) (gr)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

STUDI TENTANG PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA PADA PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS

PENGARUH UKURAN SERBUK PADA AKTIVASI TANAH LIAT DARI TANAK AWU TERHADAP DAYA ADSORPSINYA PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Kontak Pada Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Karbon Aktif Tongkol Jagung Untuk Menurunkan BOD dan COD

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MASSA ADSORBEN DAN WAKTU KONTAK TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG BEKAS OLEH ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

ANALISIS DAYA SERAP TONGKOL JAGUNG TERHADAP KALIUM, NATRIUM, SULFIDA DAN SULFAT PADA AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

PENURUNAN KONSENTRASI LIMBAH DETERJEN MENGGUNAKAN FURNACE BOTTOM ASH (FBA)

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK

Jurnal Kependidikan Kimia Hydrogen Vol. 1 Nomor 1, Juli 2013 ISSN:

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL Haryadi 1, Sariadi 2, Zahra Fona 3 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2,3 Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe Email : haryadi.adi82@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang penggunaan zeolit alam (ZA) sebagai adsorben untuk menyerap air dalam etanol telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan ZA yang telah diaktivasi dalam penyerapan air dalam etanol. Aktivator yang digunakan adalah larutan H 2 SO 4 1N dan larutan HCl 1N. ZA dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan 60, 80, dan 100 mesh. Sebanyak 35 gram ZA yang telah dihaluskan dicampurkan dengan aktivator dan diaduk selama 30 menit kemudian diendapkan selama 24 jam. Residu dicuci sampai netral dan dipanaskan menggunakan furnace pada temperatur 400 o C selama 2 jam. ZA yang telah diaktifkan digunakan untuk mengabsorbsi air yang terkandung dalam etanol yang mempunyai konsentrasi 60%, 65 %, 70%, dan 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa effisiensi penyerapan air dalam etanol mencapai 19,7% oleh zeolit yang diaktivasi menggunakan larutan H 2 SO 4 1N. Namun demikian, pada adsorpsi air dalam etanol yang memiliki konsentrasi lebih dari 60%, etanol cenderung ikut teradsorpsi oleh ZA sehingga kadar air dalam etanol menjadi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan etanol sebelum adsorbsi. Kata kunci : Adsorben, zeolit, kadar Air, aktivasi, penyerapan. ABSTRACT Research about application of natural zeolite (ZA) as adsorbent to absorb water in ethanol has been started. The purpose is, to evaluate the ability of ZA that have been activated in order to absorb water in ethanol. The activator that used is H 2 SO 4 1N and HCl 1N solution. ZA crushed and sieved using a sieve 60, 80, and 100 meshes. A total of 35 grams of sifted ZA mixed with the activator and stirred for 30 minutes and then precipitated for 24 hours. Residue washed until neutral and heated using a furnace at a temperature of 400 o C for 2 hours. ZA which has activated used to adsorb the water content in ethanol having a concentration of 60 %, 65 %, 70 %, and 80 %. The results showed that the activated zeolite by using H 2 SO 4 1N solution to absorb water content in the ethanol have the eficiency until 19.7 %. However, the adsorption of water content in ethanol which has more than 60 % concentration, ethanol tends to adsorbed by ZA so that the water content in ethanol to be slightly higher compared with ethanol before adsorption. Keywords: : Adsorben, zeolit, water content, activated, adsorbtion. 1

PENDAHULUAN Etanol yang berasal dari bahan biomassa telah dibuktikan dapat menjadi sumber energi alternatif menggantikan bahan bakar fosil. Namun permasalahan yang sering timbul adalah etanol dengan kemurnian tinggi memerlukan proses distilasi yang memerlukan biaya tinggi. Selain itu, pemurnian etanol dengan cara distilasi umumnya menghasilkan etanol dengan kemurnian 96% (Harjono, 2004). Untuk mengatasi masalah tersebut zeolit alam (ZA) yang memiliki sifat adsorben dapat digunakan. Penelitian tentang adsorpsi air dalam bioetanol telah menghasilkan etanol dengan kemurnian tinggi. Penelitian lebih lanjut dapat terus dilakukan untuk mendukung proses kemurnian bioetanol sampai dengan >99.95 % ethanol (Dwi Karsa AR, 2007). Pemurnian etanol dengan menggunakan zeolit berdasarkan pada prinsip penyerapan pada permukaan. Semakin luas permukaan zeolit maka semakin besar daya serapnya. Zeolit alam (ZA) atau natural zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang memiliki pori sangat kecil. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi celah-celah ataupun rekahan dari batuan. Sampai saat ini ada lebih dari 150 jenis zeolit sintetis. Di alam, zeolit terbentuk dari abu lahar dan materi letusan gunung berapi (D. Novitasari dkk, 2012) Selain itu zeolit juga merupakan endapan dari aktivitas vulkanik yang banyak mengadung unsur silika. Struktur pori zeolit dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur Pori di dalam Zeolit (Sari, 2006) ZA banyak dijumpai di berbagai propinsi di Indonesia antara lain Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta dan Aceh. ZA tersebut sampai saat ini hanya digunakan sebagian kecil untuk industri, sehingga harganya murah. Pada saat ini penggunaan mineral zeolit semakin meningkat sampai penggunaan dalam industri berskala besar. Di negara maju seperti Amerika Serikat, zeolit sudah benar-benar dimanfaatkan dalam industri. Karena sifat-sifat yang dimiliki oleh zeolit, maka mineral ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang industri yaitu sebagai bahan yang dapat digunakan untuk membantu pengolahan limbah industri. ZA mempunyai beberapa sifat di ataranya dehidrasi, adsorbsi, penukar ion, katalisator dan separator (Dian Kusumua, 2010). HCl dan H2SO4 telah banyak digunakan dalam pemurnian beberapa bahan adsorpsi seperti pada pengaktifan karbon, dan zeolit. Larutan tersebut dapat menghilangkan zat-zat pengotor yang menyumbat pori-pori adsorben. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan jenis larutan aktivasi yang paling efektif antara H 2 SO 4 dan HCl dalam mengaktivasi ZA dengan cara menentukan efektivitas absorbsi air yang terkandung dalam etanol. Dalam hal ini juga ditinjau pengaruh ukuran partikel ZA terhadap kemampuan penyerapan air dalam etanol. 2

Penelitian ini dititikberatkan pada proses pengolahan awal ZA dengan menggunakan proses pengaktifan. Aktivasi ZA dengan menggunakan dua jenis larutan yaitu HCl dan H2SO4 masing-masing 1 N diharapkan dapat memperluas permukaan ZA sehingga penyerapan dapat berlangsung maksimal. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Satuan Proses Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhoseumawe pada awal bulan Mei 2013. 2. TahapPengoperasian. a. Tahap Pembuatan Adsorben Batu ZA dihaluskan dan sesuai dengan ukuran 60, 80, dan 100 mesh. b. Tahap Pencampuran Zeolit Alam (ZA) dengan larutan H 2 SO 4 dan HCl 1,0 N : 1. ZA yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 35 gr. 2. Dicampurkan dengan larutan H 2 SO 4 1,0 N sebanyak 150 ml di dalam beaker glass. 3. Larutan diaduk selama 2 jam sampai homogen dan diendapkan selama 24 jam. 4. Kemudian disaring dengan kertas saring dan dilakukan pencucian sampai mencapai PH netral. c. Tahap Aktivasi Zeolit Alam : 1. Sampel yang telah disaring dimasukkan kedalam cawan porsellin. 2. Aktivasi sampel di dalam furnace dilakukan selama 2 jam pada temperatur 200 o C. 3. Kemudian didinginkan dalam desikator. 4. Setelah dingin sampel ditimbang. 5. ZA dapat digunakan untuk penyerapan air dalam larutan etanol yang di variasikan yaitu 60%, 65%, 70%, 75% dan 80% etanol. d. Analisa Nilai Indeks Bias Indeks bias etanol dianalisa menggunakan Refraktometer. Beberapa konsentrasi etanol juga dianalisa indeks biasnya sebagai kalibrasi sehingga konsentrasi etanol pada sampel hasil adsorpsi dapat ditentukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pemurnian etanol dengan zeolit alam (ZA) ini menggunakan prinsip penyerapan permukaan. Pada penelitian ini ditinjau efek jenis larutan aktivasi dan ukuran partikel ZA terhadap kemampuan adsorpsi air dalam etanol. Tabel 1. Kadar Etanol Setelah Proses Adsorbsi Lar. Aktivasi Uk. partikel (mesh) H 2 SO 4 HCl Eto (%) Et Setelah Proses Adsorpsi (%) Eff Penyerapan (%) 60 60 100 60 80 100 60 70.9 70.9 71.4 18.2 18.2 19.1 65 71.8 71.9 72.1 10.4 10.7 10.9 70 72.2 72.3 72.6 3.1 3.3 3.7 75 73.9 73.7 73.7-1.4-1.7-1.7 80 78.1 77.9 77.8-2.6-2.6-2.7 60 70.7 70.7 70.9 17.8 17.9 18.2 65 70.8 70.8 70.9 9 9 9.14 70 71.2 71.4 71.6 1.7 2.1 2.3 75 74.3 74.1 73.9-1 -1.3-1.41 80 78.72 78.17 77.94-1.6 Ket: Eto = kadar etanol awal Et = kadar etanol Eff = effisiensi Uk = ukuran - 2.58-2.6 1. Pembahasan Pada penelitian ini diuji kemampuan ZA yang telah diaktivasi untuk mengadsorpsi air yang terkandung dalam etanol. Penggunaan HCl dan H2SO4 1 N dimaksudkan untuk menghilangkan zat pengotor di dalam bahan ZA. 3

Efisiensi Penyerapan (%) Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Proses adsorpsi ZA terhadap air dalam etanol dilakukan pada temperatur kamar dengan waktu pengadukan 30 menit. Effisiensi penyerapan etanol dihitung berdasarkan kadar etanol awal dan kadar etanol setelah proses. a. Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Efiesiensi Adsorbsi Oleh Zeolit Aktif 60 Mesh Proses adsorpsi etanol dengan menggunakan ZA berukuran partikel 60 mesh dengan menggunakan dua jenis larutan aktivasi, yaitu H 2 SO 4 dan HCl dengan konsentrasi 1,0 N telah dilakukan. Variasi 2 jenis larutan aktivasi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan daya serap adsorbsi dari ZA yang diaktivasi dalam asam dan basa. Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 20 18.2 15 17.8 10 5 0-5 9 10.4 3.1 1.7-1.4-2.6 60 65 70-175 80-1.6 Konsentrasi Etanol Umpan Aktivasi dengan H2SO4 Aktivasi dengan HCl diaktivasi HCl, efisiensi penyerapan diperoleh sebesar 9%. Pada pengujian penyerapan menggunakan larutan umpan (etanol-air) 70%, efisiensi penyerapan air dalam etanol oleh ZA yang diaktivasi H 2 SO 4 sebesar 3,1 %, dan pada ZA dengan larutan aktivasi HCl diperoleh sebesar 1,7%. Ditinjau dari konsentrasi larutan umpan (etanol-air), semakin besar konsentrasi larutan umpan maka efisiensi adsorpsi oleh ZA cenderung menurun, hal ini disebabkan oleh kandungan air yang terkandung di dalam larutan umpan (etanol-air) lebih kecil sehingga agak sulit diadsorpsi oleh ZA. b. Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Efiesiensi Adsorbsi Oleh Zeolit Aktif Berukuran 80 Mesh Hasil penelitian adsorpsi oleh ZA berukuran 80 mesh dengan menggunakan dua jenis larutan aktivasi, H 2 SO 4 dan HCl 1.0 N disajikan dalam Gambar 3. Gambar 2. Pengaruh konsentrasi etanol terhadap efisiensi adsorbsi oleh zeolit aktif dengan ukuran partikel 60 mesh Berdasarkan Gambar 2, ZA hasil aktivasi dengan H 2 SO 4 dapat mengadsorpsi air dalam etanol sedikit lebih banyak dibandingkan ZA yang diaktivasi dengan HCl. Pada konsentrasi larutan umpan (etanol-air) 60%, efisiensi penyerapan oleh ZA hasil aktivasi H 2 SO 4 sebesar 18,2%, sedangkan ZA hasil aktivasi HCl dapat menyerap air dalam etanol sebesar 17,8%. Pada larutan umpan (etanol-air) 65%, efisiensi ZA dengan larutan aktivasi H 2 SO 4 sebesar 10,4%, sedangkan ZA yang Gambar 3. Pengaruh konsentrasi etanol terhadap efisiensi adsorbsi oleh zeolit aktif dengan ukuran partikel 80 mesh Berdasarkan Gambar 3, ZA hasil aktivasi dengan H 2 SO 4 sedikit lebih baik dalam mengadsorpsi air dalam etanol dibandingkan dengan ZA hasil aktivasi dengan HCl. Hal ini serupa dengan adsorpsi oleh ZA berukuran partikel 60 mesh (dibahas pada sub bab sebelum ini). Pada konsentrasi larutan umpan (etanol- 4

air) 60%, efisiensi penyerapan oleh ZA yang diaktivasi H 2 SO 4 sebesar 18,2%, sedangkan ZA dengan larutan aktivasi HCl dapat mengadsorpsi air sebesar 17,9%. Sedangkan pada penggunaan larutan umpan (etanol-air) 70% menghasilkan efisiensi penyerapan oleh ZA dengan larutan aktivasi H 2 SO 4 sebesar 3,3 %, dan pada ZA dengan larutan aktivasi HCl diperoleh effisiensi adsorpsi sebesar 2,1%. Pada percobaan ini nilai efisiensi penyerapan kadar air dalam etanol oleh ZA yang telah diaktivasi dengan ukuran partikel 80 mesh cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan ZA dengan ukuran partikel 60 mesh.. c. Pengaruh Konsentrasi Etanol Terhadap Efiesiensi Adsorbsi Oleh Zeolit Aktif Berukuran 100 Mesh Hasil penelitian penggunaan ZA berukuran 100 mesh hasil aktivasi dalam H 2 SO 4 dan HCl 1,0 N dalam mengadsorpsi air dalam etanol ditunjukkan dalam Gambar 4. Gambar 4. Pengaruh konsentrasi etanol terhadap efisiensi adsorbsi oleh zeolit aktif yang mempunyai ukuran partikel 100 mesh Seperti halnya penggunaan ZA dengan ukuran partikel 60 mesh dan 80 mesh, kadar etanol hasil adsorpsi dengan zeolit 100 mesh dengan aktifasi H 2 SO 4 memiliki effisiensi adsorpsi cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan ZA yang berukuran 60 dan 80 mesh, dengan nilai efisiensi penyerapan maksimum 19,07 % dari umpan etanol 60%. Sedangkan dengan aktifasi HCl efisiensi penyerapan adalah 18.23 % dari umpan etanol 60 %. Sementara pada penggunaan konsentrasi etanol yang lebih tinggi, effisiensi adsorpsi cenderung menurun seperti halnya pada penggunaan adsorben ZA dengan ukuran partikel lebih besar (60 mesh dan 80 mesh). ZA yang diaktivasi dengan larutan H 2 SO 4 sedikit lebih baik dalam mengadsorpsi air dalam etanol dibandingkan dengan ZA yang diaktivasi dengan HCl. Namun demikian perbedaan daya serap ZA menggunakan kedua jenis larutan aktivasi ini tidak terlalu signifikan. Luas permukaan adsorben memiliki efek yang signifikan terhadap daya adsorbsi. Semakin besar luas perrmukaan adsorben maka semakin besar daya serap adsorben. Penggunaan ZA yang memiliki ukuran partikel 100 mesh dapat menyerap air dalam etanol sampai 19,7% dibandingkan dengan ZA yang berukuran partikel 60 mesh dan 80 mesh, yaitu masing-masing 18,2%. Pada konsentrasi larutan umpan (etanol-air) 75 % dan 80 %, zeolit kurang efektif dalam menyerap kandungan air yang ada didalam etanol. Dalam penelitian ini konsentrasi etanol setelah adsorbsi terlihat lebih rendah dibandingkan konsentrasi sebelum adsorpsi. Fenomena meningkatnya kadar air dalam etanol setelah proses adsorpsi dapat dijelaskan sebagai suatu fenomena alamiah. Menurut penelitian Silvia dan Darmawan (2008), ZA mampu menyerap etanol dalam larutan sehingga dapat menyebabkan konsentrasi air dalam etanol meningkat. Secara umum, penggunaan ZA untuk memurnikan etanol kurang efektif disebabkan karakteristik ZA itu sendiri. Penggunaan zeolit sintetis (4A) dapat menjadi pertimbangan untuk memurnikan etanol, sesuai penelitian yang dilakukan 5

D.Novitasari, dkk (2012), yaitu dapat menaikkan kadar etanol sampai 86,36%. Kesimpulan PENUTUP Saputra Rodhie, 2006. Pemanfaatan Zeolit Sintetis sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Industri. Universitas Indonesia Sari, 2006. Struktur dan Komposisi Zeolit Alam UNDP. Semarang Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Larutan H 2 SO 4 cenderung lebih efektif sebagai larutan aktivasi adsorben ZA dibandingkan dengan larutan HCl 2. Ukuran partikel ZA 100 mesh cenderung memberikan adsorpsi air lebih baik dibandingkan dengan ZA yang berukuran partikel 60 dan 80 mesh. 3. ZA kurang efektif sebagai adsorben air dalam etanol. Saran Untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan zeolit sintetis (4A) dalam memurnikan etanol dengan memvariasikan metode adsorbsi, ukuran partikel, waktu kontak dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA D Kusumua R, F Anthonius, L. 2010.Optimasi Aktivasi Zeolit Alam untuk Dehumidifikasi. Semarang. UNDIP D. Novitasari, D. Kusumaningrum, T.D. Kusworo. 2012. Pemurnian Bioetanol Menggunakan Proses Adsorbsi dan Distilasi adsorbs dengan Adsorben Zeolit. J. Teknologi Kimia dan Industri. Vol.1 no.1, h. xx - xx. http:// ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/jtki Dwi Karsa, AR. 2007. Pemanfaatan Zeolit Alam Sebagai Adsorben Jakarta. Universitas Indonesia. Ferdinan Delesev Ginting. 2008. Pengujian Alat Pendingin. Jakarta. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. 6