Online Jurnal of Natural Science Vol 4(1) :84-88 ISSN: Maret 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Ind. J. Chem. Res, 2015, 3, INTERCALATION OF CLAY BY SURFACTANT AND ITS APPLICATION AS ADSORBENT OF LEAD ION (Pb 2+ )

Ind. J. Chem. Res, 2015, 3, INTERCALATION OF CLAY BY SURFACTANT AND ITS APPLICATION AS ADSORBENT OF LEAD ION (Pb 2+ )

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Campuran Lempung dan Batu Cadas Teraktivasi Asam Sulfat Sebagai Adsorben Kalsium Pada Air Tanah

BAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

I. A. Gede Widihati. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

PENGOLAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS MENGGUNAKAN METODE ACID CLAY TREATMENT

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

Bab III Metodologi Penelitian

PENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG CURAH MENGGUNAKAN ADSORBEN LEMPUNG DESA GEMA TERAKTIVASI

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

KARAKTERISASI LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

3. Metodologi Penelitian

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

BAB III METODE PENELITIAN

MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI BENTONIT ALAM JAMBI YANG DIINTERKALASI ALANIN, SERTA APLIKASINYA SEBAGAI ADSORPSI LOGAM CADMIUM DAN TIMBAL

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODA PENELITIAN

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB III. METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI ADSORBEN KOMPOSIT ALUMINIUM OKSIDA PADA LEMPUNG TERAKTIVASI ASAM. P. Suarya. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

3 Metodologi Penelitian

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PREPARASI DAN APLIKASI SILIKA GEL YANG BERSUMBER DARI BIOMASSA UNTUK ADSORPSI LOGAM BERAT

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

BAB IV METODE PENELITIAN

MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM SULFAT DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B SKRIPSI

Emmy Sahara. Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK ABSTRACT

KARAKTERISASI MORFOLOGI CLAY DENGAN FILLER KULIT KAKAO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Interkalasi Lempung Dengan Surfaktan Garam Ammonium Kuarterner Dan (Intercalation Clay With Surfactant Quarternary Ammonium Salt And Aplication For Adsorption Metal Hg) Rahma Wati 1*), Ni Ketut Sumarni 2), Ahmad Ridhay 3) 1*) Lab. Penelitian, Jurusan Kimia Fakultas MIPA, UniversitasTadulako 2) Lab. Kimia Fisik&Anorganik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA, UniversitasTadulako 3) lab. Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako ABSTRACT This study aimed to determine the characteristics of Beka village clay that include functional groups and mineral structures as well as the influence of clays weight variations intercalated surfactant quaternary ammonium salts on the absorption of metallic mercury. This study was conducted using a completely randomized design (CRD) ratio surfactant weight with clay is 0:10, 1:10, 2:10, 3:10, 4:10, and 5:10. Each treatment was done twice. From the results obtained indicate that the clay from Beka village contains minerals such as : pyrophyllite, quartz, albite, and clinchlore. For the percentage of clay absorption without intercalated is 96.33 % and 9.63 mg / g absorption capacity, whereas for clay intercalated surfactant increased along with the amount of surfactant that being added from 1 g to 5 g. From the 97.26 % percentage of absorption and 9.73 mg / g adsorption capacity is becoming 98.98 % percentage of absorption and 9, 90 mg/g adsorption capacity. Keywords :Characteristics clay, Weight ratio, Adsorption capacity ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik lempung dari desa Beka yang meliputi gugus fungsi dan struktur mineral serta pengaruh variasi berat lempung terinterkalasi surfaktan garam ammonium kuarterner terhadap penyerapan logam merkuri. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan rasio berat surfaktan terhadap lempungyaitu 0:10, 1:10, 2:10, 3:10, 4:10, dan5:10 (b/b). Setiap perlakuan dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa lempung asal desa Beka mengandung mineral: pyrophyllite, kuarsa, albit, dan clinochlore. Untuk persentase penyerapan lempung tanpa terinterkalasi sebesar 96,33 % dan kapasitas penyerapannya sebesar 9,63 mg/g, sedangkan untuk lempung terinterkalasi surfaktan mengalami peningkatan seiring dengan tingkat rasio berat surfaktan yang ditambahkan yaitu dari 1 g ke 5 g persentase penyerapan 97,26 % dan kapasitas adsorpsi 9,73 mg/g menjadi persen penyerapan 98,98 % dan kapasitas adsorpsi 9,90 mg/g. Kata Kunci : Karakteristik lempung, Rasio berat, kapasitas adsorpsi. Corresponding Author : rahmawati2303@yahoo.com 84

I. LATAR BELAKANG Lempung merupakan mineral yang ada di permukaantanah yang tersusundari mineral alumina silikat yang mempunyai struktur Kristal berlapis dan berpori. Beberapa mineral lempung yang biasa terdapat adalah kaolinit, haloisit, illit, vermikulit, kuarsa dan montmorilonit. Mineral-mineral lempung ini memiliki satuan-satuan struktur yang berbeda tergantung pada proses pelapukan batuan (Joseph E. Bowles, 1984). Lempung mempunyai kemampuan mengembang (swellability) karena ruang antar lapis (interlayer) yang dimilikinya, dan dapat mengadsorpsi ion-ion atau molekul dengan ukuran tertentu (Sunarso, 2007). Oleh karena itu lempung dapat dimodifikasi dengan cara menyisipi bahan lain kedalam antarlapis lempung dengan metode interkalasi (Sekarini, 2005). Adanya interkalasi surfaktan yang mengisi ruanga ntarlapisan lempung akan mengakibatkan perubahan sifat mendasar dari struktur lempung yang sebelumnya bersifat suka air (hidrofilik) menjadi tidaksuka air (hidrofobik) pada permukaanya dan jarak antar lapisan lempung akan semakin besar. Salah satunya yaitu melalui interkalasi lempung menggunakan surfaktan garam ammonium kuarterner untuk mengadsorpsi logam timbal (Widihati, 2009). Kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi pada lempung interkalasi tersebut dapat diaplikasikan untuk adsorpsi logam berat. Salah satu contoh logam berat adalah logam merkuri Merkuri merupakan logam berat yang banyak ditemukan dialam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismawati (2011), menunjukkan bahwa udara di Kota Palu sudah tercemar merkuri dengan kisaran 20 hingga 5.900 nanogram/m 3 sementara di Negara Jepang, standarmerkurihanya 400 nanogram/m 3. Mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh logam merkuri pada makhluk hidup dan lingkungan, maka keberadaan logam tersebut di lingkungan harus dikurangi, salah satunya dengan cara adsorpsi menggunakan lempung. Pengolahan lempung untuk dimodifikasi menjadi produk lempung yang lebih bermanfaat khususnya sebagai adsorben belum banyak dilakukan khususnya di Sulawesi Tengah. Oleh karenaitu, dengan kekayaan lempung yang tersedia khususnya Sulawesi Tengah, makaperlu diadakan studi mengenai daya adsorpsi lempung asal desa Beka terinterkalasi surfaktan terhadap logam Hg. 85

. II. BAHAN DAN METODE Bahandan Peralatan Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lempung berwarna coklat yang diperoleh dari desa Beka, Larutan baku HgCl 2 1000 ppm, garam amonium kuarterner jenis N cetyl-n,n, Ntrimetil amonium Bromida, akuades, H 2 SO 4 10%, SnCl 2 10%,H 2 SO 4 pekat, akuades dan kertas saring. Peralatan yang digunakan terdiri dari ayakan 120 mesh, oven, neraca analitik, kertassaring Whatman No.41, magnetic stirrert, lumpang dan alu, ph meter, Atomic Absorption Flame Emission Spectrophotometer tipe Shimadzu AA-6200, XRD (Philips PW1710), Fourier Transform Infrared Spectrophoto metritipe Prestige 21 Shimadzu, hot plate dan alat-alat gelas yang umum di gunakan dalam Laboratorium kimia. Metode Penelitian Sebanyak 10 gram lempung yang lolos ayakan 120 mesh dilarutkan dalam 1000 ml akuades dan diaduk selama 5 jam untuk membuat suspense lempung. Ditambahkan 0,5 ml H 2 SO 4 pekat diaduk selama 24 jam. Campuran disaring dan dicuci dengan menggunakan Aquadest hingga netral. Di oven selama 3 jam pada suhu 60 o C.(Widihati, 2009). 10 gram lempung teraktivasi asam diambil kemudian dicampurkan dengan1000 ml akuades Campuran diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet selama 5 jam. Suspensi lempung ditambahkan masing-masing 1g, 2g, 3g, 4g, dan 5g garam ammonium kuarterner jenis N-cetyl-N,N,N trimetilamonium Bromida dan diaduk selama 24 jam. Campuran disaring dan dikeringkan di oven selama 3 jam pada suhu 60 o C. Lempung terinterkalasi yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan instrumen XRD dan FTIR serta keasaman permukaan diukur dengan ph meter (Widihati, 2009). Masing-masing sebanyak 0,2 g lempung tanpa terinter kalasi dan terinter kalasi pada berbagai rasio berat surfaktan ditambahkan 20 ml logam HgCl 2 100 ppm dan diaduk selama 50 menit. Campuran disaring menggunakan whatman no. 41 dan mengukur filtrate dengan spektrofoto meter serapan atom (SSA) (Widihati, 2009). Jumlah Hg yang teradsorpsi (mg/g) ditentukan berdasarkan banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi oleh setiap gram adsorben. Perhitungan jumlah Hg yang teradsorpsi (mg/g) dilakukan dengan rumus: A =...(1) 86

3429.43 3427.51 2920.23 2850.79 1631.78 1625.99 1479.40 1427.32 1012.63 1014.56 Multipoint Baselinecorrection Multipoint Baselinecorrection 783.10 783.10 758.02 758.02 648.08 528.50 528.50 464.84 464.84 432.05 428.20 Kapasitas Adsorpsi (mg/g) Online Jurnal of Natural Science Vol 4(1) :84-88 ISSN: 2338-0950 Dimana A adalah jumlah Hg yang teradsorpsi oleh lempung (mg/g), C 1 adalah konsentrasi Hg awal (ppm), C 2 konsentrasi Hg yang tersisa dalam filtrat (ppm), V adalah volume HgCl 2 yang digunakan (L) dan B adalah berat lempung yang digunakan (g). III. HASIL Hasil analisis menggunakan XRD menunjukkan bahwa jenis mineral yang terkandung pada lempung adalah mineral pyrophyllite (Al 2 Si 4 O 10 (OH) 2 ), kuarsa (SiO 2 ), albit ((Na,Ca)(Si,Al) 4 O 8 ), dan clinochlore (Mg,Fe) 6 (Si,Al) 4 O 10 (OH). Hasil analisis lempung menggunakan FTIR menunjukkan adanya inversi gugus N-cetyl-N,N,N trimetilamonium Bromida (CTAB) kedalam struktur lempung. Gambar1 memberikan informasi serapan gugus fungsi pada lempung tanpa terinter kalasi dan lempung terinterkalasi surfaktan 1 g dengan menggunakan FTIR. 105 %T 90 75 60 45 30 15 0 Dari tabel 1 dapat terlihat intensitas serapan gugus fungsi lempung sebelum dan sesudah terinterkala sidapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Spektrum FTIR sebelum dan sesudah interkalasi Range (cm -1 ) Intensitas GugusFungsi 3427-3549 Stretching OH 1625-1635 Bending N-H 1012-1014 Stretching Si-O-Si 783 Bending O-H 528-530 Bending Al-Si-O 2918-2850 Stretching C-H Untuk mengetahui pengaruh berat surfaktan terhadap jumlah Hg (II) yang terserap, diterapkan berbagai rasio berat surfaktanya itu mulai dari 0/10, 1/10, 2/10, 3/10, 4/10, dan 5/10 (b/b), sehingga diperoleh nilai adsorpsi tertinggi dari rasio berat surfaktan dalam menyerap logam Hg (II) 100 ppm. Adapun grafik hubungan antara rasio berat surfaktan dengan kapasitas adsorpsi disajikan pada gambar 2 dibawah ini. 9.95 9.9 9.85 9.8 9.75 9.7 9.65 9.6 9.63 9.72 9.74 9.81 9.87 9.89 0 0.2 0.4 0.6 Rasio Berat Surfaktan 4500 ter 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 Ket :Lempung untuk tidak terinterkalasi Lempung untuk terinterkalasi 1 g Gambar 1. Spektrum FTIR lempung tanpa terinterkalasi dan lempung terinterkalasi 1 g. 1250 1000 750 500 1/cm Gambar2. Grafik Hubungan Antara Rasio Berat Surfaktan dengan Kapasitas Adsorpsi (mg/g). Gambar 2 menunjukkan bahwa untuk lempung tanpa terinterkalasi sudah 87

menunjukkan tingkat kapasitas adsorpsi yang tinggi dengan persentase penyerapan yaitu 96,33 %. Lempung asal desa Beka memiliki tingkat penyerapan yang tinggi dalam penurunan kadar ammonium, nitrat dan nitrit (Aksan, 2013). Sedangkan untuk lempung terinterkalasi menunjukkan semakin banyak surfaktan yang ditambahkan maka semakin banyak pula logam merkuri yang teradsorpsi. Interkalasi lempung dengan surfaktan akan meningkatkan adsorpsi ion Pb 2+, adsorpsi ion Pb 2+ akan terus meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi Pb hingga permukaan adsorben telah jenuh dengan ion Pb 2+ (Widihati, 2009). Keasaman permukaan lempung ditentukan dengan menggunakan ph meter, hasilnya menunjukkan bahwa keasaman permukaan lempung meningkat seiring dengan banyaknya surfaktan yang ditambahkan dengan rasio berat surfaktan 0/10, 1/10, 2/10, 3/10, 4/10, dan 5/10 secara berurutan yaitu 0,74x10-8, 1,86x10-8 ; 2,6x10-8, 0,5x10-5 ; 1,35x10-5 ; dan 3,03x10-5 mol/l. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses aktivasi dengan asam dan penambahan surfaktan pada lempung dapat mempengaruhi peningkatan nilai keasaman permukaan lempung. penelitian jurusan kimia FMIPA UNTAD atas kontribusinya dalam kelancaran penelitian ini. V. DAFTAR PUSTAKA Aksan. 2013. Kajian Penggunaan Berbagai Sumber Lempung Teraktivasi Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kadar Amonia, Nitrat, dan Nitrit Limbah Industri. MIPA UNTAD. Palu Gede, I. A. 2009. Adsorpsi Ion Pb 2+ Oleh Lempung Terinterkalasi Surfaktan. J. Kimia 3(1) : 27 32. Bowles, J. E. 1984. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta. Ismawati,dkk. 2011. Kadar Merkuri pada Rambut Masyarakat di Sekitar Penambangan Emas Tanpa Ijin, ejurnal :MMI, Volume 45 Issue 3. Sekarini, N.W. 2005. Studi Interkalasi Lenpung Bentonit dengan Garam Ammonium Kuarterner dan Pemanfaatannya sebagai Pengikat Ion Pb2+. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. Bukit Jimbar IV. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih disampaikan pada seluruh staff laboran di laboratorium 88