Belajar dari Sistem Pendidikan di Finlandia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

MEMBANDINGKAN PENDIDIKAN DI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa memegang peranan penting

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

PROGRAM BEASISWA PENUH SMA VICTORY PLUS Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Literasi Matematika merupakan aspek kemampuan matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan sikap atau nilai (Toharudin, dkk., 2011:179). pemecahan masalah belajar dan kesulitan dalam belajar.

diselenggarakan secara internasional dapat dijadikan acuan guna mengetahui sejauh mana daya saing siswa Indonesia secara global (Fatmawati dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model

2014 KONTRIBUSI LITERASI SAINS DAN KORELASINYA TERHADAP PERILAKU SEHAT SISWA SEKOLAH LANJUTAN ATAS KELAS X

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

yang identik dengan berhitung, dan membutuhkan kosentrasi lebih, serta menuntut begitu banyak pencapaian konsep sehingga terkesan sangat sulit, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. sendiri dan alam sekitar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Terhadap Objek Studi Penelitian English First (EF)

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGI DAN PROFESIONAL GURU DENGAN KEPUASAN SISWA KELAS X SMK NASIONAL BERBAH JURUSAN TEKNIK PEMESINAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

Materi Bilangan Bulat dan Pecahan untuk Siswa SMP/MTs dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

BAB I PENDAHULUAN A. Peningkatan Mutu Pendidikan

PROFESIONALISME GURU: BELAJAR SEUMUR HIDUP UNTUK MENGAJAR SEUMUR HIDUP

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

PERANAN KURIKULUM DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN AKUNTANSI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS DAN KOMPETENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (Fa turrahman dkk,

Mengapa Finlandia Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia? Ada apa dengan sistem pendidikan di Finlandia??

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. akan maju. Indonesia adalah salah satu negara yang terus berupaya menjadi negara

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi dan sulit. Oleh karena itu sekolah harus mengimbanginya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan

MENEROPONG PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Hari Pendidikan Nasional*

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam menghadapi tantangan di masa depan. Menurut Hayat dan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

2014 ANALISIS KESIAPAN UJIAN NASIONAL SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

Program Admisi Beasiswa Sarjana ASEAN Universitas Sun Yat-sen Tahun 2017

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hella Jusra, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga

B. SYARAT MENDAFTAR DAN PILIHAN MAPEL

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nur Annisa, 2013

Joyful Learning Journal

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

LAMPIRAN. terjadi didalam organisasi maupun budaya yang ada didalam organisasi maka dilakukan

Unnes Physics Education Journal

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Henita Septiyani Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang tanpa henti. Pendidikan akan terus berjalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. siswa Indonesia mampu hidup menapak di buminya sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

Transkripsi:

Belajar dari Sistem Pendidikan di Finlandia Oleh: Hafidhah Kausar, ST Saat ini, pendidikan di Indonesia masih di tingkat yang memprihatinkan dan mutu pendidikan yang masih rendah. Berdasarkan hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment) yang dilakukan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation & Development), Indonesia berada di urutan bawah dari 65 negara yang mengikuti tes PISA untuk kategori math, sains dan reading. Lalu, negara manakah yang menduduki rangking pertama? Adalah Finlandia, negara yang mendominasi peringkat satu sejak pertama kali tes PISA dilakukan pada tahun 2000 dan berhasil mempertahankan posisi sebagai nomor satu hingga tahun 2009. Hasil tes 2009 menunjukkan Finlandia menduduki rangking kedua untuk reading, rangking kedua untuk matematika dan rangking pertama untuk sains. Secara keseluruhan, newsweek melaporkan bahwa Finlandia #1 di dunia di bidang pendidikan, kewarganegaraan dan kualitas masyarakat. Tes seperti apakah PISA itu sehingga masyarakat dunia sekarang memperhatikan Finlandia karena menduduki peringkat satu terutama di bidang pendidikan? Programme for International Student Assessment (PISA) adalah survey internasional tiga tahunan yang bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan di dunia dengan melakukan tes kemampuan dan pengetahuan siswa usia 15 tahun. PISA pertama kali dilakukan pada tahun 2000. Dengan demikian, PISA telah dilakukan sebanyak empat kali, yang kesemuanya rangking pertama secara umum dimenangkan oleh Finlandia. Dan hasil tes 2012 akan dikeluarkan pada 3 Desember 2013. Menurut Pasi Sahlberg, seorang ahli pendidikan di Finlandia, keberhasilan Finlandia memang bertolak belakang dengan arah Global Education Reform Movement (GERM), yang menekankan pada kompetisi, standarisasi, akuntabilitas berdasar nilai tes dan kebebasan memilih sekolah pemerintah atau swasta. Sebenarnya, apa sih yang dilakukan Finlandia untuk sistem pendidikan mereka? Tulisan ini akan membahasnya satu per satu. 1. Di Finlandia, profesi guru dipandang sangat populer bukan karena gajinya yang tinggi melainkan karena status sosial yang sangat terhormat di masyarakat. 2. Seleksi untuk jadi guru sangat kompetitif. Hanya siswa-siswa terbaik yang melamar ke program pendidikan guru, dan yang diterima hanya 10%. Pelamar dinilai berdasarkan nilai rapor SMA, aktifitas ekstra kurikuler dan skor Matriculation Exam (kalau di Indonesia namanya UN). Setelah lulus tes, kemudian mereka diobservasi

dalam hal teaching-like activity dan wawancara, karena syarat utama menjadi tenaga pendidik di Finlandia adalah memiliki jiwa mendidik atau pedagogi. 3. Setiap guru di Finlandia minimal harus bergelar master alias S2. Hanya 11 universitas yang memiliki program pendidikan guru, jadi memudahkan dalam mengontrol kualitas dan standar konsistensi program pendidikan. Untuk mendapat gelar master, mahasiswa harus menyelesaikan 5 tahun pendidikan research-based yang menekankan pengetahuan tentang pedagogic. Sebelum lulus mahasiswa juga harus mengikuti magang selama satu tahun penuh mengajar di sekolah yang bekerja sama dengan universitas tempat mereka kuliah. Sekolah-sekolah ini adalah sekolah model, dimana para guru dan peneliti mengembangkan metode-metode baru dan menyelesaikan penelitian mengenai belajar mengajar. 4. Gaji guru bukanlah profesi yang bergaji paling tinggi, namun besarannya tidak begitu jauh berbeda dengan penghasilan dokter, pengacara, atau tenaga professional lainnya. Guru sekolah lanjutan tahun pertama gaji minimal $34,707; dan gaji paling tinggi sebesar $54,181. Rata-rata OECD untuk guru sekolah lanjutan tahun pertama bergaji $31,687; dan gaji tertinggi sebesar $51,317. Dan jumlah gaji tersebut lebih rendah daripada gaji-gaji tenaga professional di Finlandia. Ratio of Lower Secondary Education Teachers Salary to GDP per Capita (2008) 5. Dalam hal kurikulum, pemerintah hanya membuat panduan umum berupa target (goals). Dan guru diberi kebebasan bagaimana caranya untuk mencapai target tersebut. Guru bebas memakai metode mengajar maupun buku teks apa pun. 6. Guru mengajar kelompok siswa yang sama sampai beberapa tahun. Dengan demikian, guru dapat lebih mengenal siswa-siswanya sekaligus dapat memantau perkembangan akademik, sosial dan emosionalnya. Dan setiap guru wajib membuat

evaluasi mengenai perkembangan belajar setiap siswanya. Dan satu kelas maksimal jumlah siswa hanya 12 orang sehingga guru dapat lebih mudah memantau seluruh siswanya. 7. Tidak ada standarisasi pendidikan di Finlandia karena berlawanan dengan kreatifitas. Mereka percaya semakin standarisasi ditekankan, semakin sempit ruang kreatifitas. Menurut guru di Finlandia, mata pelajaran terpopuler di kalangan siswa adalah art & craft terutama kerajinan kayu (woodwork). Selain itu, guru di Finlandia menekankan pentingnya waktu bermain, yang dipercaya dapat meningkatkan performa akademik siswa, membantu perkembangan kognitif, afektif dan sosial. Prinsipnya dalam 1 jam pelajaran, 45 menit dialokasikan untuk belajar dan 15 menit untuk bermain bebas sesuai kehendak siswa. Karenanya, waktu istirahat sangat banyak di sekolah-sekolah Finlandia bahkan hingga sekolah lanjutan atas. Guru mengurangi mengajar dengan metode ceramah dengan persentase 40% guru dan 60% siswa. 8. Waktu mengajar guru di Finlandia 4 jam sehari dan 2 jam per minggu untuk professional development. Hasil PISA menunjukkan waktu mengajar guru di Finlandia lebih rendah daripada guru-guru di negara lain pada umumnya. 9. Wajib belajar adalah 9 tahun. Tidak memberlakukan pemisahan pendidikan dasar dan lanjutan sehingga tidak perlu berganti sekolah di usia 13 tahun. Kebijakan ini dilakukan untuk menghindari masa transisi yang perlu dialami oleh siswa, yang dianggap dapat mengganggu pendidikan mereka. Pasi Sahlberg said "The first six years of education are not about academic success. We don t measure children at all. It s about being ready to learn and finding your passion." (Selama enam tahun pertama, anak-anak Finlandia tidak dituntut untuk pintar secara akademik (menguasai pelajaran atau menjadi pintar dalam suatu bidang). Sama sekali tidak ada tes. Masa itu adalah masa-masa penting bagi mereka untuk belajar apa pun dan menentukan sendiri apa yang ingin mereka lakukan.) 10. Di sekolah tidak ada PR dan tes. PR dan tes hanya diberikan pada remaja dan itu pun jarang sekali. Terlalu banyak tes membuat guru cenderung mengajar siswa hanya untuk lulus ujian, padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur hanya dengan ujian. Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan nilai siswa lainnya.

11. Finlandia menganut automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap memberi perhatian lebih untuk membantu siswa yang tertinggal, berupa les privat, sehingga semua naik kelas. 12. Di sekolah Finlandia tidak ada rapor maupun rangking karena dipandang hanya membuat guru berfokus pada murid-murid terbaik saja, bukan seluruh murid. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. 13. Tidak ada pengkotak-kotakkan siswa dalam kelas yang berbeda (kelas inti, kelas regular, kelas berbahasa Indonesia, kelas bilingual), juga tidak ada pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional). Bahkan sekolah swasta pun mendapat besaran dana yang sama dengan sekolah negeri. Dengan demikian, tidak ada kesenjangan. 14. Di Finlandia tidak ada standarisasi tes karena kemampuan tiap siswa tidak sama. Melakukan tes baku untuk semua siswa sama sekali tidak menghasilkan mutu pendidikan yang baik. 15. Pemerintah membuat kebijakan untuk menumbuhkan minat baca dengan menjadikannya sebagai kultur. Cara-cara yang ditempuh oleh pemerintah antara lain dengan membuka perpustakaan menyatu dengan pusat perbelanjaan dan pustaka keliling bagi daerah yang sulit dijangkau serta menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finnish di stasiun TV sehingga anak-anak bahkan membaca saat menonton TV. Selain itu, untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah dan bayi itu sendiri. 16. Pendidikan di Finlandia murni public good, yang berarti bahwa investasi berasal dari publik melalui pajak, dan manfaat hasil pendidikan dinikmati oleh publik juga. Pendidikan di Finlandia gratis dari sekolah dasar hingga program doktoral. Hanya 4% dari keseluruhan institusi pendidikan di Finlandia yang tidak didanai oleh pemerintah melalui pajak. Walaupun gratis, pemerintah Finlandia juga berkomitmen untuk menjamin kualitas tinggi pada semua sekolah tanpa kecuali. Ini berlaku bagi siswa dari keluarga miskin atau kaya, di desa maupun di kota, di daerah jarang penduduknya atau yang rapat penduduknya. Sekolah-sekolah di Finlandia tidak menjual nama karena mutu semua sekolah adalah sama. Orang tua dapat dengan mudah memilih sekolah mana saja untuk anaknya tanpa harus ragu akan kualitas sekolah tersebut. Yang membedakan hanya 2 hal, yaitu setiap sekolah memiliki pelajaran bahasa asing yang berbeda dan olahraga khusus.

17. Kurikulum pendidikan di Finlandia tidak pernah berubah. Komitmen untuk terus melaksanakan sistem pendidikan berkualitas tinggi ini dijaga dengan baik walaupun sudah lebih dari 20 menteri pendidikan berganti sejak reformasi pendidikan Finlandia diluncurkan sejak 1970. Finlandia adalah negara yang tidak mempunyai sumber daya alam yang cukup dan kondisi geografis yang kurang menguntungkan. Namun mereka menyadari bahwa sumber daya sesungguhnya adalah brain, yaitu anak manusia. Semua lapisan masyarakat dengan segala macam profesi apakah itu guru, kepala sekolah, politisi, dokter, pengacara, setuju untuk membuat dan konsisten akan suatu standar pendidikan yang tinggi. Dari poin-poin yang diuraikan terlihat bahwa pendidikan di Finlandia menjadi bagus mutunya karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah, sistem pendidikan yang fleksibel dan tidak memberatkan siswa serta tenaga pendidik yang handal (baik dalam mengembangkan kurikulum maupun sebagai peneliti). Daftar referensi: - http://www.oecd.org/pisa/ - Teacher and Principal Quality. http://www.ncee.org/programs-affiliates/center-oninternational-education-benchmarking/top-performing-countries/finlandoverview/finland-teacher-and-principal-quality/ - Buku Sistem Pendidikan Finlandia, Oleh-oleh Dubes Finlandia Untuk Ahok. http://ahok.org/berita/news/buku-tentang-sistem-pendidikan-finlandia-oleh-olehdari-dubes-finlandia-untuk-ahok/ - 12 Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia & Finlandia. http://www.nabawia.com/read/1322/12-perbedaan-sistem-pendidikan-indonesiafinlandia - Mengapa Dunia Mengakui Finlandia Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Di Dunia? http://ayahkita.blogspot.com/2013/10/mengapa-dunia-mengakui-finlandia.html