MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Memberikan apersepsi dan Menanyakan kembali pengertian hidrologi.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN AREND

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN. di MAN Model Gorontalo tahun ajaran 2011/2012. Adapun kelas yang akan dikenai

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Dan Fungsinya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. and Satisfaction) ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Learning Tipe The Power Of Two Topik Lingkungan Hidup telah terlaksana dengan menggunakan dua

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

PROSIDING ISBN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sokaraja tahun ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

583 JURNAL ENTROPI, VOLUME VII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyajikan materi Kubus dan Balok dengan menggunakan pendekatan Realistic

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

TEORI BELAJAR VAN HIELE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV

Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 1 No. 1 Maret 2018 ISSN (p) (e)

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Novi Arrum Mustika SMP Negeri 2 Bungkal. Erika Eka Santi M.Si Universitas Muhammadiyah Ponorogo

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah...

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK Pembimbing I Oleh Haryaningsih Pendidikan Matematika NIM. 411 409 042 Pembimbing II Drs. Perry Zakaria, M.Pd Dra. Kartin Usman, M.Pd NIP. 19640817 198903 1 003 NIP. 19631021 199003 2 001 ABSTRAK Haryaningsih. 411409042. Skripsi. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Teori Belajar Van Hiele Pada Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teori belajar Van Hiele dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada pokok bahasan volume kubus dan balok. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo yang berjumlah 31 orang, usia rata-rata antara 13-14 tahun. Analisis data dilakukan melalui analisis terhadap hasil lembar pengamatan dan hasilnya digunakan untuk merefleksi diri apakah siswa sudah meningkat hasil belajarnya. Hasil analisis ini akan digunakan untuk merencanakan tindakan pada setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata presentase jumlah siswa yang memperlihatkan peningkatan hasil belajar yang diharapkan, seperti yang nampak pada siklus I 63,45 % siswa yang mempunyai hasil belajar yang baik, dan pada siklus II mencapai 79,48 %. Dengan demikian indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni minimal 75 % atau 24 orang siswa dari 31 siswa yang sudah mempunyai nilai diatas 70. Disamping itu hipotesis tindakan yang telah dirumuskan yakni Jika pembelajaran materi volume kubus dan balok menggunakan teori belajar Van Hiele, maka hasil belajar siswa akan meningkat" teruji kebenarannya. Kata Kunci : Penerapan teori belajar Van Hiele, hasil belajar siswa

I. PENDAHULUAN Pembelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan, merupakan suatu usaha yang bersifat sadar akan tujuan dengan sistematik dan terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan siswa. Perubahan yang dimaksud itu menunjukan pada suatu proses yang dilalui. Tanpa proses itu perubahan tidak mungkin terjadi sehingga tujuan tak dapat dicapai. Tujuan dalam proses pembelajaran memerlukan keterlibatan secara aktif siswa yang belajar. Namun dalam kenyataannya proses pembelajaran masih tampak adanya kecenderungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Pembelajaran merupakan proses pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan dan pengalaman, salah satunya adalah matematika. Matematika sebagai salah satu ilmu yang tidak kalah pentingnya dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan bangsa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh para siswa di jenjang apapun di Indonesia. Pada pelaksanaannya, matematika merupakan mata pelajaran yang sering membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar. Sementara itu, syarat yang terdapat dalam tujuan pengajaran matematika belum sepenuhnya mendapat perhatian siswa, ini dibuktikan banyak siswa yang kurang memahami materi pada pelajaran matematika, bahkan terkesan bagi siswa bahwa matematika merupakan pelajaran yang membosankan. Dipihak lain dapat bersumber dari guru misalnya cara penyampaian atau penerapan yang kurang memberikan tugas kepada siswa atau hal-hal lain yang menyebabkan kurang berhasilnya proses belajar mengajar matematika dan masalah lain yang terkait dengan matematika. Penerapan teori belajar pada pembelajaran yang sesuai di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas akan merangsang minat belajar sehingga hasil belajarnya meningkat. Salah satu teori belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika melalui teori belajar Van Hiele. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan guru kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo bahwa pengusaan siswa terhadap pelajaran matematika masih tergolong rendah. Menurut keterangan yang diperoleh dari guru tersebut rata-rata nilai matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada semester II tahun 2012 yaitu 65,7 menunjukkan bahwa prestasi siswa pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi volume kubus dan balok masih tergolong rendah karena dibawah standar minimal 70. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, rendahnya hasil belajar

siswa pada kegiatan pembelajaran matematika di sekolah ditemukan keragaman masalah sebagai berikut : (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran tidak tampak. Para siswa jarang sekali mengajukan idenya, walaupun guru berulang kali meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami; (2) Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep volume kubus dan balok. Siswa sering belajar dengan cara menghafal tanpa membentuk pengertian terhadap materi yang dipelajari, hal ini menyebabkan rendahnya aktivitas siswa dalam belajar untuk menemukan sendiri konsep materi sehingga akan lebih cepat lupa; (3) Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan menyangkut volume kubus dan balok. Dalam menyelesaikan soal matematika sering timbul kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Kesulitan tersebut meliputi kesalahan dalam memahami soal dan kesalahan dalam melakukan perhitungan. Kesalahan pemahaman tersebut merupakan kesalahan siswa yang disebabkan ketidakmampuan siswa dalam memahami isi soal tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya unit geometri melalui teori Van Hiele, sehingga siswa dapat menunjukkan kemampuannya dalam pembelajaran matematika, dan diharapkan siswa akan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya. Uraian diatas mendorong penulis untuk meneliti upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan teori belajar Van Hiele pada materi volume kubus dan balok. II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Hakekat Belajar Matematika Menurut Sadirman, (2011: 21) Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa belajar itu rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya. Menurut Uno dan Kudrat (2010: 109) Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsunya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis. B. Hasil Belajar Arifin (2011: 5) penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar, bukan hanya sebagai cara yang digunakan untuk menilai hasil belajar. Sedangkan menurut Uno (2011: 139) evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi atau indikator yang belum mencapai ketuntasan. Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. C. Teori Belajar Van Hiele Van Hiele menuntut bahwa tingkat yang lebih tinggi tidak langsung menurut pendapat guru, tetapi melalui pilihan-pilihan yang tepat. Lagi pula, anak-anak sendiri yang menentukan kapan saatnya untuk naik ketingkat yang lebih tinggi. Meskipun demikian, siswa tidak akan mencapai kemajuan tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, ditetapkan fasefase pembelajaran yang menunjukan tujuan belajar siswa dan peran guru dalam pembelajaran mencapai tujuan. Fase-fase pembelajaran tersebut adalah: 1) Fase Informasi 2) Fase orientasi 3) Fase penjelasan 4) Fese orientasi bebas 5) Fese integrasi. Fase 1. Informasi Pada awal tingkat ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang objek-objek yang dipelajari pada tahap berpikir siswa. Guru mengajukan pertanyan kepada siswa sambil melakukan observasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah; (1) guru mempelajari pengalaman awal yang dimiliki siswa tentang topik yang dibahas. (2) guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.

Fase 2. Orientasi Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan cermat telah disiapkan guru. Alat atau pun bahan dirancang menjadi tugas pendek sehingga dapat mendatangkan respon khusus. Fase 3. Penjelasan Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Di samping itu, untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat. Guru memberi bantuan sesedikit mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir mulai tampak nyata. Fase 4. Orientasi Bebas Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang memerlukan banyak langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas yang open-ended. Mereka memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi diantara para siswa dalam bidang investigasi, banyak hubungan antar objek menjadi jelas. Fase 5. Integrasi Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap apa yang telah di pelajari. Hal ini penting, tetapi kesimpulan ini tidak menunjukan sesuatu yang baru. Pada akhir fase kelima ini siswa mencapai tahap berpikir baru. Siswa siap untuk mengulangi fese-fase belajar pada tahap sebelumnya. D. Tinjauan Materi 1. Volume Kubus (a) (b) Gambar 2.4 Gambar 2.4 menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran berbeda. Kubus pada Gambar 2.4 (a) merupakan kubus satuan. Untuk membuat kubus satuan pada Gambar 2.4 (b), diperlukan 2 2 2 = 8 kubus satuan. Dengan demikian, volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali.

Sehingga volume kubus = panjang rusuk panjang rusuk panjang rusuk = s s s = s 3 Jadi, volume kubus dapat dinyatakan : Volume kubus = s 3 dengan s merupakan panjang rusuk kubus. 2. Volume Balok Proses penurunan rumus balok memiliki cara yang sama seperti pada kubus. Caranya adalah dengan menentukan satu balok satuan yang dijadikan acuan untuk balok yang lain. Proses ini digambarkan pada Gambar 2.9 Gambar 2.9 Gambar 2.9 menunjukkan pembentukan berbagai balok dari balok satuan. Gambar 2.9 (a) adalah balok satuan. Untuk membuat balok seperti pada Gambar 2.9 (b), diperlukan 2 2 2 = 8 balok satuan, sedangkan untuk membuat balok seperti pada Gambar 2.9 (c) diperlukan 3 2 3 = 12 balok satuan. Hal ini menunjukan bahwa volume suatu balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut. Volume balok = panjang lebar tinggi = p l t E. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : "Jika pembelajaran materi volume kubus dan balok menggunakan teori belajar van hiele, maka hasil belajar siswa akan meningkat". III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo yang bertempat di Jalan Achmad Najamudin Kelurahan Limba U 2 Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo pada mata pelajaran Matematika khususnya pada materi Kubus dan Balok. Subyek yang dikenakan tindakan adalah siswa kelas VIII c yang terdaftar pada tahun pelajaran 2012 / 2013. Jumlah siswa yang menjadi subyek tindakan sebanyak 31 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Memperhatikan hasil observasi awal, kelas

tersebut merupakan kelas yang berprestasi sedang dan minat belajarnya pada pelajaran matematika berbeda-beda. B. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini masuk pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah seperti pada skenario pembelajaran dibawah ini. Tabel 3.1 Skenario Pembelajaran Penerapan Teori Belajar Van Hiele Fase Aktifitas guru Aktifitas siswa Informasi Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyimak dan memperhatikan penjelasan Guru Orientasi Penjelasan Orientasi bebas Integrasi Dengan memakai gambar bermacam-macam bangun ruang siswa diinstruksikan untuk menunjuk dan memilih mana bangun ruang kubus dan balok Menjelaskan bagian-bagian dan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun Kubus dan Balok Membagi siswa dalam beberapa kelompok. Membagi LKS pada setiap kelompok Membimbing siswa menentukan rumus volume kubus dan balok Meminta perwakilan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok Menjelaskan kembali hal-hal yang belum dipahami Memberi kuis Membantu meringkas apa yang telah dipelajari. Memperhatikan dan mengerjakan yang diinstruksikan Guru Menyimak dan memperhatikan penjelasan Guru. Duduk sesuai kelompok Menerima LKS Memperhatikan Perwakilan kelompok memaparkan hasil kerja kelompok Memperhatikan penjelasan guru Menerima kuis Meringkas apa yang telah dipelajari. C. Indikator Kinerja Indikator kinerja atau kriteria keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang mengacu pada ketentuan kurikulum sebagai berikut : a. Tindakan dinyatakan berhasil jika kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran minimal 85 % dari semua aspek mencapai kriteria minimal baik. b. Minimal 75% siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 keatas

D. Siklus Lanjutan Siklus lanjutan dilaksanakan jika tindakan pada siklus I belum memberikan hasil yang diharapkan, sehingga dirumuskan strategi penyempurnaan tindakan yang meliputi : 1. Perencanaan tindakan, yaitu merumuskan strategi penyempurnaan pelaksanaan tindakan. 2. Melaksanakan strategi penyempurnaan pelaksanaan tindakan. 3. Pengamatan, yaitu melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran. 4. Refleksi, yaitu mengadakan refleksi lanjutan. IV. HASIL PENELITIAN A. Hasil Siklus I a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Acuan yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru adalah lembar pengamatan yang terdiri dari 20 aspek. Data hasil pengamatan kegiatan guru siklus I seperti ditunjukkan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Nilai Kriteria Aspek Skor Perolehan Presentase (%) 1. Sangat Baik 3 4 12 20,34 2. Baik 13 3 39 66,10 3. Cukup 4 2 8 13,56 4. Kurang - 1 - - Jumlah 59 100 Dari data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa untuk hasil pengamatan kegiatan guru telah mencapai kriteria yang diharapkan, hal ini ditunjukkan dengan presentase aspek yang diamati yaitu mencapai 86,44 %. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Dalam waktu yang bersamaan, selama pembelajaran berlangsung diadakan pula pengamatan terhadap kegiatan siswa oleh guru mitra. Data hasil pengamatan kegiatan siswa siklus I seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I No Kriteria Jumlah Nilai Kriteria Skor Persentase Aspek Aspek Aspek Perolehan (%) 1. Sangat Baik - 4 - - 2. Baik 4 3 12 50 3. Cukup 6 2 12 50

4. Kurang - 1 - - Jumlah 24 100 Dari data pada Tabel 4.2 tersebut dapat diketahui pula bahwa hasil pengamatan kegiatan siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan presentase yang diamati yaitu mencapai 50 %. c. Hasil Belajar Siswa Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam hal ini penguasaan siswa pada materi volume kubus dapat diketahui dengan mengadakan evaluasi atau penilaian berupa tes berbentuk essay. Tes tersebut terdiri atas 4 butir soal. Tiap butir soal mempunyai bobot yang bervariasi dengan jumlah skor total 100. Hasil belajar siswa siklus I seperti ditunjukkan pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I No Rentang Nilai Jumlah Capaian Persentase (%) Kriteria 1. 85 100 - - Sangat Baik 2. 70 84 17 54,84 Baik 3. 50 69 4 12,9 Cukup 4. 0 49 10 32,26 Kurang Jumlah 31 100 Dari data pada Tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa dari 31 orang siswa yang mengikuti tes, 17 orang siswa atau sekitar 54,84 % yang mendapat nilai 70 keatas, sedangkan 14 orang siswa atau sekitar 45,16 % mendapat nilai dibawah 70 dengan daya serap klasikal 63,45 %. Dari data yang diperoleh pada siklus I, maka dilakukanlah refleksi yang mendorong perbaikan pembelajaran. d. Refleksi Tindakan Siklus I Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran melalui penerapan teori belajar Van Hiele kemudian dievaluasi dengan pemberian tes, dan dihubungkan dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa. Selanjutnya, peneliti dan guru mitra yang berperan sebagai partisipan melakukan diskusi untuk pengambilan kesimpulan terhadap pelaksanaan kegiatan penelitian. Dari hasil diskusi tersebut diperoleh beberapa kekurangan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut : a. Pengorganisasian siswa ke dalam kelompok, cenderung kurang mempertimbangkan prestasi siswa sehingga ada kelompok yang kurang aktif dalam belajar. Selain itu, beberapa orang siswa merasa kurang nyaman dengan kelompok yang dibagikan oleh guru, sehingga interaksi antar siswa dengan siswa kurang tercipta.

b. Pemberian bimbingan dari guru terhadap kelompok yang mengalami kesulitan belajar belum optimal. c. Terdapat dua kelompok yang tidak dapat menjawab pertanyaan dilks sesuai waktu yang telah ditentukan. d. Ada 14 orang siswa dengan nilai dibawah 70 (tidak tuntas) belum dapat memahami konsep volume kubus. B. Hasil Siklus II Berdasarkan hasil diskusi diatas disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan karena belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Sehingga harus dilanjutkan ke siklus berikutnya. a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru 4.4 Data hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II seperti ditunjukkan pada Tabel Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Nilai Kriteria Aspek Skor Perolehan Presentase (%) 1. Sangat Baik 10 4 40 57,97 2. Baik 9 3 27 39,13 3. Cukup 1 2 2 2,9 4. Kurang - 1 - - Jumlah 69 100 Dari data pada Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II ini telah mencapai kriteria yang diharapkan, dalam hal ini ditunjukkan dengan presentase aspek yang diamati yaitu mencapai 97,1 %. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II kegiatan siswa dalam pembelajaran diamati pula oleh guru mitra. Data hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II No Kriteria Jumlah Nilai Kriteria Skor Persentase Aspek Aspek Aspek Perolehan (%) 1. Sangat Baik 1 4 4 13,33 2. Baik 8 3 24 80 3. Cukup 1 2 2 6,67 4. Kurang - 1 - - Jumlah 30 100

Dari data pada Tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II ini telah mencapai kriteria yang diharapkan, dalam hal ini ditunjukkan dengan presentase aspek yang diamati yaitu mencapai 93,33%. c. Hasil Belajar Siswa Setelah diberi tindakan pada siklus II ini, maka diadakan evaluasi dalam bentuk tes siklus II. Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam hal ini penguasaan siswa pada materi volume balok dapat diketahui dengan mengadakan evaluasi atau penilaian berupa tes berbentuk essay. Tes tersebut terdiri atas 4 butir soal. Data hasil belajar siswa siklus II seperti ditunjukkan pada Tabel 4.6 Tabel 4.6. Hasil Belajar Siswa Siklus II No Rentang Nilai Jumlah Capaian Persentase (%) Kriteria 1. 85 100 7 22,58 Sangat Baik 2. 70 84 19 61,29 Baik 3. 50 69 5 16,13 Cukup 4. 0 49 - - Kurang Jumlah 31 100 Dari data pada Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa dari 31 orang siswa yang mengikuti tes, 26 orang siswa atau sekitar 83,87% yang mendapat nilai 70 keatas, sedangkan 5 orang siswa atau sekitar 16,13% mendapat nilai dibawah 70 dengan daya serap klasikal 79,48 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa telah tercapai kriteria yang diharapkan. d. Refleksi Tindakan Siklus II Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran. Siklus I hanya mencapai 86,44 % meningkat menjadi 97,1 % pada siklus II. Meningkatnya kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran mengakibatkan keaktifan siswa ikut meningkat. Pada siklus I hanya 50 % dari 31 siswa yang keaktifannya dalam pembelajaran mencapai kategori baik, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 93,33 % yang keaktifannya mencapai kategori sangat baik dan hal ini berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa yang pada siklus I hanya 63,45 % dari 31 orang siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar, kemudian meningkat menjadi 79,48 % dari 31 orang siswa yang tuntas hasil belajarnya. Keberhasilan yang telah dicapai pada siklus II, baik dari segi pengolahan pembelajaran, kegiatan siswa, maupun hasil belajar siswa menunjukan bahwa untuk materi volume balok di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo sudah tuntas, sehingga dapat

Kegiatan Guru disimpulkan bahwa tindakan yang dilaksanakan telah berhasil. C. Pembahasan Pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang harus diperhatikan dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran. Yang termasuk dalam variabel kondisi adalah tujuan pembelajaran, karakteristik materi, dan karakteristik siswa. Yang termasuk dalam variabel metode adalah strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Sedangkan variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi tertentu. Ketiga variable tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil siklus yang dilakukan di Kelas VIIIc tentang meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan teori belajar Van Hiele pada materi volume kubus dan balok. Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus menggambarkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang baik oleh guru dalam menyajikan materi volume kubus dan balok melalui penerapan teori belajar Van Hiele, menciptakan keaktifan siswa belajar berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa terhadap materi volume kubus dan balok. Adapun hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah berikut ini. a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I dan II Hasil pengamatan oleh guru pengamat tentang aktivitas peneliti dalam membelajarkan materi volume kubus dan balok kepada siswa melalui penerapan teori belajar Van Hiele pada siklus I dan II dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 4.1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I dan II 80% 60% 40% 20% 0% Kurang Cukup Baik Sangat Baik Kategori Siklus I Siklus II Grafik sebelumnya menunjukkan bahwa pada siklus I, pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru telah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan, kegiatan guru

Kegiatan Siswa memperoleh skor 86,44 %, tetapi ada beberapa aspek yang belum optimal dilakukan oleh guru seperti berikut: pertama kurangnya pemberian motivasi kepada siswa, kedua adalah pengorganisasian siswa kedalam kelompok cenderung kurang memperhatikan prestasi siswa, sehingga ada kelompok yang kurang aktif dalam belajar, ketiga pemberian bimbingan dari guru terhadap kelompok yang mengalami kesulitan belajar, keempat terdapat dua kelompok tidak dapat menjawab soal yang terdapat pada LKS sesuai waktu yang ditentukan dan yang keempat adalah 14 orang siswa dengan nilai dibawah 70 (tidak tuntas). Aspek-aspek yang belum tuntas ini kemudian diperbaiki pada siklus II, dan menurut hasil pengamatan guru pengamat, aktivitas kegiatan guru mengalami peningkatan yaitu mencapai skor 97,1 %. b. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I dan II Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I dan II digambarkan dalam grafik. Gambar 4.2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Dan II 80% 60% 40% 20% 0% Kurang Cukup Baik Sangat Baik Kategori Siklus I Siklus II Rendahnya kegiatan siswa pada siklus I disebabkan oleh kurangnya keberanian siswa dalam menanyakan hal-hal yang belum dimengerti, sehingga siswa kurang mengerti dalam memecahkan masalah, belum berani memberikan tanggapan dan memberikan ide tentang apa yang diketahuinya, tidak berani tampil untuk memperesentasikan hasil kerjanya, kelemahan-kelemahan ini merupakan dampak dari pengelolaan pembelajaran yang kurang optimal. Pada siklus II setelah peneliti mengadakan perbaikan terhadap pengelolaan pembelajaran, kegiatan siswa meningkat karena kelemahan-kelemahan pada siklus I bisa diatasi, sehingga siklus I kegiatan siswa hanya 50 % dari 31 orang siswa yang mencapai nilai dengan kategori baik dan sangat baik, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 93,33 % siswa yang meraih kategori baik dan sangat baik, artinya kegiatan siswa memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

Hasil Belajar Siswa b. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II Hasil belajar merupakan tujuan akhir dari suatu pembelajaran. Hasil belajar siswa pada siklus I dan II ini merupakan cermin dari penguasaan siswa terhadap materi volume kubus dan balok. Berikut ini grafik yang menggambarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan II. Gambar 4.3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II 80% 60% 40% 20% 0% Kurang Cukup Baik Sangat Baik Kategori Siklus I Siklus II Rendahnya kegiatan siswa pada siklus I menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa seperti yang ditunjukkan oleh grafik 4.3. Diatas yaitu hanya 63,45 % dari 31 siswa yang tuntas hasil belajarnya. Selanjutnya diadakan perbaikan tindakan pada siklus II yang dimulai dari kegiatan guru yang kemudian memicu peningkatan kegiatan siswa dan akhirnya berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa sehingga 79,48 % dari 31 orang siswa tuntas hasil belajarnya yaitu mencapai nilai 70. Hasil yang dicapai dalam PTK ini, baik dari segi kegiatan guru, kegiatan siswa, maupun hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya yaitu Jika Dalam Pembelajaran Materi Volume Kubus Dan Balok Menggunakan Penerapan Teori Belajar Van Hiele Maka Hasil Belajar Siswa Akan Meningkat dapat diterima. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasakan hasil Penelitian Tindakan Kelas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Teori belajar Van hiele yang diterapkan pada penyajian materi volume kubus dan balok dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Peningkatan hasil belajar siswa dari 31 orang siswa yang dikenai tindakan yaitu 63,45 % pada siklus I dan 79,48 % pada siklus II.

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian telah terbukti bahwa penerapan teori belajar van hiele dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIIIc di SMP Negeri 7 Kota Gorontalo terhadap konsep volume kubus dan balok, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Penerapan teori belajar van hiele dalam pembelajaran diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternativ untuk meningkatkan kegiatan dan hasil belajar. 2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan terutama dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya.Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Ismail dan Muharti. 1998. Fase-fase Pembelajaran Geometri. (httpstaff.uny.ac.idsitesdefaultfilespengembanganpembelajaranmatematika_uni T_4_0.pdf), (diakses 22 April 2013). Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Uno, Hamzah B dan Masri Kuadrat. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Yeni, Ety Mukhlesi. 2011. Pemanfaatan Benda-Benda Manipulasitif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri Dan Kemampuan Tilikan Ruang Siswa Kelas V Sekolah Dasar. (httpjurnal.upi.edufile7-ety Mukhlesi Yeni.pdf), (diakses 11 April 2013).