KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF MENUJU MASYARAKAT MADANI. Oleh: Joko Rizkie Widokarti Dosen Fekon dpk. UPBJJ-UT Batam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon

Modul ke: ETIK UMB. Kepemimpinan dan Kerjasama Tim. Fakultas TEKNIK. Prayogo Hadi Sulistio, M.Pd. Program Studi Teknik Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini, kemajuan dunia semakin pesat dalam

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Interpersonal Skills Communications

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan

KEPEMIMPINAN Seri Kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan ekonomi global pada era ini telah menjadi lebih dinamis dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

IMPLEMENTASI MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Yohanes Hendro Pranyoto 1

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. performa organisasi. Menurut Mangkuprawira (2007), kinerja adalah hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB 8 KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

PENDEKATAN DALAM STUDI KEPEMIMPINAN

MAKALAH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecil, menengah, maupun besar, menjadi semakin ketat dan telah memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN. responsif agar tetap bertahan. Dalam perubahan organisasi/perusahaan baik yang

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi

BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. proses peningkatan sumber daya manusia, agar diperoleh manusia yang. bangsa dan negara saat ini dan di masa mendatang.

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

PERAN PARTAI POLITIK DALAM MEWUJUDKAN DEMOKRASI YANG SANTUN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Oleh I Gde Made Metera 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SBY Boediono: Paduan Kehatian-Hatian dan Kecermatan yang Menonjol Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

Interpersonal Communication Skill

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

Adang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari

KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan Transformasional

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

Jusuf Kalla dan Wiranto: Perpaduan progresitas dan loyalitas. Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan manajemen proyek konstruksi menjadi sangat penting. Berikut disajikan. beberapa definisi manajemen proyek antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik, profesional dan komitmen yang tinggi, sebab pada era

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 2. Kepemimpinan. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

Transkripsi:

KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF MENUJU MASYARAKAT MADANI Oleh: Joko Rizkie Widokarti Dosen Fekon dpk. UPBJJ-UT Batam jokorw@ut.ac.id Gelombang perubahan yang terus menerus melanda hampir semua sisi kehidupan, pada akhirnya berkembang menjadi perubahan yang berlangsung lama dan memaksa semua negara untuk selalu siap menerima, memahami, mengatisipasi mengelola dan menyesuaikan diri pada perubahan itu sendiri serta harus selalu siap untuk melakukan perubahan. Dalam situasi seperti ini, tantangan dan tuntutan yang dihadapi sebuah negara menjadi semakin berat dan kompleks. Peran dari pemimpin ( leader) serta faktor kepemimpinan ( leadership) di dalam sebuah negara dirasakan semakin penting. Pengelolaan sebuah negara tidak lagi dilakukan dengan hanya didasarkan pada keharusan untuk dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari semua sumber daya yang dimiliki, tetapi juga didasarkan pada keharusan untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan kegiatan, memenangkan persaingan, serta mempertahankan keberadaan Negara, yang kesemuanya memerlukan kehadiran dan peranan seorang pemimpin. Meski telah banyak mendapat ulasan, namun wacana kepemimpinan tak akan pernah habis untuk diperbincangkan, hal ini menunjukkan bahwa topik kepemimpinan memang menarik dan selalu memperoleh perhatian khusus dari berbagai kalangan dan ahli. Meskipun dalam banyak pendapat, teori maupun tinjauan dari para ahli memiliki cara pandang yang beragam mengenai kepemimpinan, tetapi secara substansi sebetulnya tak terlalu banyak perbedaan pandangan yang tajam mengenai kepemimpinan itu. Tulisan ini akan mencoba membahas tentang implementasi dari kepemimpinan dalam berbagai role dan model terutama dalam konteks kepemimpinan Bangsa Indonesia dalam usaha menuju Masyarakat Madani atau masyarakat yang mandiri dan sejahtera serta sebagaimana yang menjadi tujuan masyarakat madani Indonesia, yaitu menjadi masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju. Kata Kunci: Kepemimpinan, Transformasional, Madani I. Pendahuluan Meski telah banyak diulas, namun wacana kepemimpinan tak akan pernah habis untuk diperbincangkan. Hal ini menunjukkan bahwa wacana kepemimpinan memang menarik dan selalu memperoleh perhatian khusus berbagai kalangan dan ahli, dan meskipun dalam banyak pendapat, teori maupun pandangan dari tiap ahli memiliki cara pandang yang beragam mengenai kepemimpinan, tetapi secara substansi sebetulnya tak terlalu ada gesekan pandangan yang tajam mengenai kepemimpinan tersebut. Rhenald Khasali, misalnya mengungkapkan bahwa kepemimpinan itu bersifat unik, abstrak namun dinamis tergantung dari visi dan misi pribadi, pola interaksi serta kepribadian yang bersangkutan. Itulah sebabnya kepemimpinan tidak dapat diukur secara kuantitatif, menurutnya, jumlah pemimpin cukup banyak, namun yang membedakan satu dengan lainnya adalah tipe, sebab untuk menjadi pemimpin dibutuhkan lebih dari sekedar aturan, melainkan juga terobosan dan respek. Sebuah organisasi bisa saja tertib dan teratur, tetapi bisa juga mati karena peraturan terlambat merespons perubahan, dan peraturan yang ada bukan lagi diadakan untuk manusia, melainkan manusia diadakan untuk peraturan. Lama-lama pemimpin ini akan menjadi 1

tampak seperti orang-orang parisi yang membuat seakan-akan agama diadakan untuk Tuhan, bukan untuk manusia 1. Dalam penerapannya, kepemimpinan yang baik justru tidak dihasilkan oleh satu macam tipe kepemimpinan tertentu melainkan oleh kemampuan untuk tahu kapan menggunakan tipe kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang diperlukan Tulisan ini akan mencoba membahas tentang implementasi dari kepemimpinan dalam berbagai role dan model terutama dalam konteks kepemimpinan Bangsa Indonesia dalam usaha menuju masyarakat madani atau masyarakat yang mandiri dan sejahtera serta sebagaimana yang menjadi tujuan masyarakat madani Indonesia, yaitu menjadi masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju II. Beberapa Definisi Kepemimpinan James Macgregor Burns (1978) 2, pemenang Penghargaan Pulitzer lewat bukunya Leadership menyatakan, kepemimpinan adalah fenomena yang paling banyak dicermati dan paling jarang dimengerti. Meski begitu banyak kajian tentangnya, tetap saja kepemimpinan tampil sebagai konsep yang taksa, multi-tafsir, tak jelas bentuk dan banyak salah dipahami. Beragamnya definisi kepemimpinan bisa menjadi indikasi dari kekaburan konsep ini. Suatu hal yang memiliki begitu banyak definisi biasanya merupakan hal yang sulit dipahami. Definisi sebagai penjelasan yang berfungsi membedakan satu hal dari hal lainnya, dapat diberikan secara lengkap dan tepat jika hal yang didefinisikan dapat dikenali batas-batasnya dan dapat dipisahkan secara jelas serta terpilah dari hal-hal yang lain. Ide kepemimpinan merujuk pada sekumpulan atribut yang muncul pada kondisi interaksi dua orang atau lebih dalam upaya memanfaatkan sumberdaya untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi perlu dipahami bahwa atribut-atribut yang muncul dalam kondisi itu bukan hanya kepemimpinan dan lebih perlu dicermati lagi bahwa atribut-atribut itu bukan hal yang dapat dilepaskan dari kondisi itu. Kepemimpinan tidak dapat dipilah dan dikeluarkan dari kondisi itu, tidak dapat ditentukan secara jelas dan tegas batas-batasnya, serta tak dapat pula dipilah secara jernih keberadaannya dari kondisi yang 1 Diakses dari http://sirod.blogspot.com/2006/11/artikel-manajemen-rhenald-kasali.html, tanggal 17 September 2013, pukul 14.50 WIB. 2 J.M. Burns, Leadership, Harper Row, New York, 1978. 2

melingkupinya, juga dari atribut lain yang muncul bersamaan dengannya. Inilah yang menjadi sebab utama dari kesulitan mendefinisikan kepemimpinan 3. Pemahaman manusia tentang kepemimpinan adalah hasil abstraksi bukan intuisi atau sensasi. Penalaran kita memberikan petunjuk bahwa ada kepemimpinan dalam kondisi interaksi manusia. Seperti kemanusiaan atau keadilan yang tak dapat dilihat langsung bendanya, kepemimpinan adalah benda abstrak yang dihasilkan manusia dalam proses interaksinya dengan lingkungan. Itulah mengapa sebuah pembahasan tentang kepemimpinan seperti yang disajikan oleh J. Thomas Wren (editor) dalam The Leader s Companion; Insight on Leadership Through the Ages (1995), menyertakan juga kajiankajian filsafat (termasuk filsafat moral), psikologi, sastra, sosiologi, administrasi, manajemen, politik, bahkan kebudayaan. Secara lebih mendasar, kepemimpinan bukan hanya bicara tentang bagaimana menjadi pemimpin tetapi lebih jauh lagi bagaimana menjadi manusia 4. Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu, pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya. Dalam konteks ini, Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut, namun demikian semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama. Selanjutnya, Sarros dan Butchatsky (1996) yang menyatakan kepemimpinan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance" 5. 3 Bagus Takwin, Akar-akar Kepemimpinan dan Bagaimana Menumbuhkannya, makalah Diakses dari http://www.academia.edu/1819433/akar-akar_kepemimpinan_dan_bagaimana_menumbuhkannya, tanggal 17 September 2013, pukul 14.00 WIB, hal. 2. 4 Ibid. 5 B.M., Bass, and Avolio, B.J., Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks, 1994 3

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain: Pertama, kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Kedua, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh par a pemimpin dapat bersumber dari 6 : a. Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya. b. Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya. c. Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya. d. Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya. e. Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya. Ketiga, kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri ( integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan ( commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain ( confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain ( communication) dalam membangun organisasi. III. Kebutuhan Model Kepemimpinan Bangsa Plato, filsuf besar Yunani Kuno dalam Republic menggambarkan pemimpin yang baik adalah orang yang mengerti tentang kebenaran dan dapat membantu pengikutnya memahami apa itu kebenaran. Sejalan dengan gurunya, Aristoteles -murid Platomenekankan pentingnya keseimbangan rasional, moral dan sosial pada manusia untuk 6 Nursya bani Purnama, Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep dan Strategi Keefektifan, Jurnal Siasat Bisnis, edisi No.5, Vol.1, Tahun 2000. Hal. 7 4

dapat mencapai kebahagiaan. Pemimpin dengan rasionalitas dan moralitas membantu pengikutnya untuk menempatkan diri dalam kehidupan sosial dengan fungsi yang produktif. Di Cina, Lao-tzu dalam kitab Tao Te Ching menunjukkan bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu meniadakan kediriannya, melepaskan egonya demi kepentingan pengikutnya. Seperti langit dan bumi yang tidak mewakili diri sendiri tetapi mewakili keseluruhan alam, seorang pemimpin adalah orang yang mewakili para pengikutnya, lebih jauh lagi mewakili harmoni semesta 7. Jenis kepemimpinan apa yang ideal di tengah situasi Indonesia saat ini, kita akan coba uraikan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses di mana para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi seperti keserakahan, kecemburuan atau kebencian. Kepemimpinan transformasional berkaitan dengan nilai-nilai yang relevan bagi proses pertukaran (perubahan), seperti kejujuran, keadilan dan tanggung jawab, yang justru nilai seperti ini hal yang sulit ditemui di Indonesia. Dalam pendapat lain, kepemimpinan transformatif didefinisikan sebagai kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan kharisma mereka untuk melakukan transformasi dan merevitalisasi organisasinya. Para pemimpin yang transformatif lebih mementingkan revitalisasi para pengikut dan organisasinya secara menyeluruh ketimbang memberikan instruksi-intruksi yang bersifat top down. Pemimpin yang transformatif lebih memposisikan diri mereka sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya. Pemimpin yang transformatif lebih menekankan pada bagaimana merevitalisasi institusinya, baik dalam level organisasi maupun negara. Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan 7 Iwan Fridolin, Cendekiawan dan Sejarah Tradisi Kesusastraan Cina. Jakarta: Fakultas Sastra UI, Jakarta, 1998. 5

mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya 8. Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar 9. Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990), bahwa keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu. Pemimpin-pemimpin di Indonesia sekarang lebih banyak sebagai pemimpin transaksional saja, dimana jenis kepemimpinan ini memotivasi para pengikut dengan mengarahkannya pada kepentingan diri pemimpin itu sendiri, misalnya para pemimpin politik melakukan upaya-upaya untuk memperoleh suara. Jenis pemimpin transaksional ini sangat banyak di Indonesia saat ini, hal ini bisa kita lihat pada saat menjelang Pemilu misalnya, dimana rakyat dicekoki dengan berbagai janji setinggi langit agar pemimpin tersebut dipilih oleh rakyat, bahkan ada yang disertai dengan imbalan tertentu ( money politic). Namun sungguh disayangkan ketika pemimpin tersebut terpilih, ternyata banyak janji -ketika pemilu- tidak bisa direalisasikan. Seorang pemimpin transformasional dapat diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut terhadap para pengikutnya. Para pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan hormat terhadap pemimpin tersebut dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan terhadap mereka 10. 8 Burn, ibid. 9 B.M., Bass and Avolio, B.J., ibid. 10 Diakses dari http://mansud.wordpress.com/2009/07/07/menggali-pemimpin-transformatif-2014/, tanggal 17 September 2013, pukul 15.35 WIB. 6

Seorang pemimpin transformasional memotivasi para pengikut dengan membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil pekerjaan, mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau negara daripada kepentingan diri sendiri dan mengaktifkan (menstimulus) kebutuhan-kebutuhan mereka yang lebih tinggi. Kepemimpinan transformasional mencakup tiga komponen, yaitu kharisma, stimulasi intelektual, dan perhatian yang diindividualisasi. 11. Pemimpin transformasional dianggap sebagai model pemimpin yang tepat dan mampu secara terus-menerus meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi guna meningkatkan daya saing dalam persaingan global. 2. Kepemimpinan yang Efektif Bangsa Indonesia membutuhkan seorang yang berkarakter negarawan dan visioner untuk memimpin bangsa ke depan, yang siap mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok, berani ambil risiko, serta mau bekerja nyata untuk memajukan dan mensejahterakan kehidupan bangsa. Selain itu juga, kepemimpinan di dalam memimpin sebuah negara ataupun organisasi haruslah seseorang yang memiliki kompetensi kepemimpinan yang efektif. Sebab, diyakini bahwa organisasi masa depan menghadapi perubahan-perubahan yang akan mempengaruhi kehidupan organisasi. Apapun gaya kepemimpinan yang akan dipilih, dalam kondisi seperti itu organisasi membutuhkan kepemimpinan yang efektif sehingga bisa mengantar organisasi mencapai tujuannya Keefektifan kepemimpinan merupakan sesuatu yang sulit diukur karena sifatnya yang multi dimensional dan kualitatif. Sebagai bahan rujukan, Tannenbaum and Schmidt (1958) dalam Sofiati (1995) menyatakan bahwa suatu studi telah dilakukan terhadap 161orang manajer yang merupakan peserta Program Pendidikan Manajemen pada Sekolah Bisnis Harvard untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang efektif. Hasil yang diperoleh menunjukkan karakteristik-karakteristik pemimpin yang efektif meliputi: 1) mengembangkan, melatih, dan mengayomi bawahan; 2) berkomunikasi secara efektif dengan bawahan; 3) memberi informasi kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan perusahaan dari mereka; 4) menetapkan standar hasil kerja yang tinggi; 5) mengenali bawahan beserta kemampuannya; 6) memberi peranan kepada para bawahan dalam proses pengambilan 11 Diakses dari http://ayobangkitindonesiaku.wordpress.com/2007/11/28/kepemimpinan-transformasionaldan-visioner/, tanggal 17 September 2013, pukul 15.20 WIB. 7

keputusan; 7) selalu memberi informasi kepada bawahan mengenai kondisi perusahaan; 8) waspada terhadap kondisi moral perusahaan dan selalu berusaha untuk meningkatkannya; 9) bersedia melakukan perubahan dalam melakukan sesuatu, dan 10) menghargai prestasi bawahan 12. Jika melihat karakteristik pemimpin yang efektif tersebut di atas, tampak jelas bahwa keefektifan suatu kepemimpinan dapat tercapai jika seorang pemimpin mampu menjalin komunikasi yang baik dengan para bawahan, karena dipahami bahwa bersama para bawahan seorang pemimpin bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Kepemimpinan yang Demokratis Dinamika kehidupan sosial dan politik bangsa saat ini cukup menegangkan, hal ini disebabkan oleh penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aturan dan tatanan kenegaraan yang ada. Konstelasi sosial politik yang dilahirkan selama ini, setidaknya sejak didengungkannya reformasi dalam semua aspek kehidupan, belum membawa perubahan yang sangat berarti bagi masyarakat secara luas. Malah sebaliknya, masyarakat dihadapkan pada suatu kondisi yang sulit. Infrastruktur dan regulasi yang semrawut, degradasi moralitas, sosial politik yang tidak stabil adalah kondisi yang dihadapi masyarakat saat ini. Maka sangat wajar apabila kemudian masyarakat menuntut perlunya perbaikan dan perubahan yang lebih mendasar. Konsepsi dan logika kepemimpinan dalam transisi masyarakat Indonesia sekarang mungkin sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh konstruksi pemikiran tentang pemimpin yang dibangun selama ini juga bervariasi antara satu dengan lainnya. Hal tersebut juga tidak terlepas dari pengaruh budaya dari masyarakat atas model kepemimpinan yang mereka pandang. Konsepsi model kepemimpinan demokrasi yang mensyaratkan adanya sirkulasi kepemimpinan, yaitu setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin. Dalam konsepsi kepemimpinan demokrasi, logika yang dipakai sebagian besar adalah pengetahuan dan keluasan wawasan (pola pikir), dan bukan berdasarkan keturunan dan hubungan keluarga. Salah satu pondasi dasar dari pandangan dan pemikiran demokrasi adalah kemajemukan dan menghargai perbedaan. Selain itu, Demokrasi juga dipandang sebagai nilai bersama suatu bangsa dalam membangun sistem pemerintahan negara yang bersumber dari rakyat. Keberhasilan suatu bangsa dan suatu negara tidak hanya diukur dari neraca perekonomian, tingkat 12 Nursya bani Purnama, op.cit,. Hal. 12 8

kesejahteraan dan pendidikan, akan tetapi juga diukur melalui seberapa jauh suatu bangsa dan negara melaksanakan demokrasi yang ideal. IV. Kepemimpinan dan Ikhtiar Menuju Masyarakat Madani Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju. Dalam masyarakat madani, setiap warganya menyadari dan mengerti akan hak-haknya serta kewajibannya terhadap negara, bangsa dan agama. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan masyarakat madani adalah masyarakat bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan inisiatif individual 13. Masyarakat madani merupakan suatu masyarakat ideal yang didalamnya hidup manusia-manusia partisipan yang masing-masing diakui sebagai warga dengan kedudukan yang serba setara serta dan sama dalam soal pembagian hak dan kewajiban. Pada intinya pengertian masyarakat madani adalah masyarakat yang memiliki kehidupan ideal, baik dalam hak dan kewajiban warga dapat terlaksana secara seimbang serta mampu berkembang dengan dunia luar demi majunya kehidupan 14. Pada dasarnya masyarakat Indonesia masih kesulitan dalam mencapai masyarakat madani, hal ini dikarenakan masih rendahnya pendidikan politik dan kewarganegaraan pada masyarakat. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi bangsa sendiri. Maka dari faktor-faktor penghambat tersebut seharusnya seluruh lapisan masyarakat terus bergerak dan maju dalam membentuk masyarakat yang cerdas, demokratis, beradab dan memiliki nasionalisme yang tinggi. Seluruh warga masyarakat dituntut harus mampu berpikir kritis dan cerdas berdasarkan pada Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika sehingga terbentuk masyarakat yang mampu mengatasi masalah-masalah yang menimpa bangsanya serta mampu membentuk kekuatan dalam membangun pemerintahan yang kokoh, jujur dan adil. Dalam upaya mencapai masyarakat yang madani, maka sangat penting arti dan peran dari seorang pemimpin. Kepemimpinan yang diperlukan bangsa ini bukan hanya dari sektor pemerintahan baik nasional maupun lokal, tetapi juga dari semua sektor termasuk juga sektor bisnis. 13 Diakses dari http://vexillum-nsr.blogspot.com/2012/02/masyarakat-madani.html, tanggal 18 Mei 2013, pukul 14.00 WIB. 14 Ibid. 9

V. Penutup Gelombang perubahan yang terus menerus melanda hampir semua sisi kehidupan, pada akhirnya berkembang menjadi perubahan yang berlangsung lama dan memaksa semua negara untuk selalu siap menerima, memahami, mengantisipasi, mengelola dan menyesuaikan diri pada perubahan itu sendiri serta harus selalu siap untuk melakukan perubahan. Dalam situasi seperti ini, tantangan dan tuntutan yang dihadapi sebuah negara menjadi semakin berat dan kompleks. Peran dari pemimpin (leader) serta faktor kepemimpinan ( leadership) di dalam sebuah negara dirasakan semakin penting. Pengelolaan sebuah negara tidak lagi dilakukan dengan hanya didasarkan pada keharusan untuk dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari semua sumber daya yang dimiliki, tetapi juga didasarkan pada keharusan untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan kegiatan, memenangkan persaingan serta mempertahankan keberadaan negara yang kesemuanya bukan hanya memerlukan kehadiran tapi juga peranan seorang pemimpin. Leadership dan Leader kemudian memperoleh perhatian yang sangat besar serta menjadi objek kajian yang terus menerus dikembangkan. Semua pihak berlomba-lomba mencari untuk menemukan formula yang tepat dan cara terbaik untuk menjadi leader yang baik dan leadership yang handal. Semua kajian dan bahasan tentang leadership dan semangat untuk meningkatkan kualitas leadership selama ini biasanya selalu dilihat dari satu sisi atau satu sudut pandang, yakni sisi atau sudut pandang leader. Selama ini seolah-olah terdapat sebuah pemahaman bahwa hanya leader yang harus membuat para follower menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Padahal, pada kenyataannya banyak sekali kasus dan situasi yang memberikan gambaran betapa penting peran dari para follower untuk keberhasilan kepemimpinan sebuah negara. Banyak kita jumpai dalam berbagai negara maju adanya kenyataan bahwa keberhasilan seorang leader diten tukan tidak hanya oleh keunggulan leadershipnya, tetapi juga oleh kualitas followership yang tinggi dari para followernya. Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di negara Indonesia juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam sebuah negara, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya sebuah negara dan kelangsungan hidup negara tersebut. 10

Terdapat dua gaya kepemimpinan dalam organisasi, yakni gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional. Bentuk kepemimpinan yang diyakini dapat mengimbangi pola pikir dan refleksi paradigma-paradigma baru dalam arus globalisasi dirumuskan sebagai kepemimpinan transformasional. Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang transformasional guna mencapai masyarakat Indonesia yang madani, yang mampu membawa perubahan lebih baik dan mendasar bagi bangsa ini. Pemimpin yang memberikan seluruh pengabdian untuk kepentingan rakyat. Daftar Pustaka dan Referensi Bass, B.M. and Avolio, B.J., Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks, 1994 Bass, B.M., Leadership, Psychology and Organizational Behavior, Harper and Brothers, New York, 1960. Burns, J.M., Leadership, Harper Row, New York, 1978. Fridolin, Iwan. 1998. Cendekiawan dan Sejarah Tradisi Kesusastraan Cina. Jakarta: Fakultas Sastra UI, Jakarta, 1998. Haris, Ahmad, Kepemimpinan Madani, Jurnal Innovatio, Vol.5, No.10, Edisi Juli Desember, 2006. Mar at, Pemimpin dan kepemimpinan, Bandung : Ghalia Indonesia, Bandung, 1980 Purnama, Nursya bani, Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep dan Strategi Keefektifan, Jurnal Siasat Bisnis, edisi No.5, Vol.1, Tahun 2000. Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1986 http://www.shnews.co/kolom/periskop/detile-6-kepemimpinan-yang-memberimotivasi.html http://www.academia.edu/1819433/akarakar_kepemimpinan_dan_bagaimana_menumbuhkannya, http://agungborn91.wordpress.com/2011/05/22/pengertian-dan-karakteristik-masyarakatmadani/ http://ayobangkitindonesiaku.wordpress.com/2007/11/28/kepemimpinantransformasional-dan-visioner/ http://mansud.wordpress.com/2009/07/07/menggali-pemimpin-transformatif-2014/ http://sirod.blogspot.com/2006/11/artikel-manajemen-rhenald-kasali.html http://www.waspada.co.id. 11