ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI PROVINSI BALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

Kapang pada Beras yang Berasal dari Beberapa Varietas Padi

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB II METODE PENELITIAN

KEBERADAAN KAPANG PENGKONTAMINASI KEMIRI (Aleurites moluccana Willd.) YANG DIJUAL DI PASAR RAYA PADANG. Oleh : ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. KULTIVASI MIKROBA

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

CEMARAN ASPERGILLUS FLAVUS PENGHASIL AFLATOKSIN B 1 PADA JAGUNG MANIS(ZEA MAYS SACCHARATA) SELAMA PENYIMPANAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

UJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

METODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

KONTAMINASI FUNGI Aspergillus sp. PADA BIJI JAGUNG DITEMPAT PENYIMPANAN DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana untuk

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

Teknik Isolasi Bakteri

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu, tidak adanya perlakuan terhadap variabel (Nazir, 2003).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

II. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

KEBERADAAN KAPANG PENGKONTAMINASI KULIT MANIS (Cinnamomum burmanii. Bl) YANG DIJUAL DI PASAR RAYA KOTA PADANG ABSTRACT

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI PROVINSI BALI I Made Kartana 1, Ni Wayan Wisaniyasa 2, Agus Selamet Duniaji 2 ABSTRACT The aims of this study are to determine the contamination of fungi in peanuts, to find out what kinds of fungi that contaminated of peanuts, and to know the populations of each kind of fungi in peanuts are sold in some traditional markets in the province of Bali. This research used descriptive analysis where displaying the results of the study in the form of images and tables. The sampling was Quota Sampling method by taking samples at several largest traditional markets in the province of Bali. The number of samples required 36 samples of local varieties peanut and 36 samples of rabbit varieties peanut which taken from some of traditional markets in the province of Bali. Samples were isolated using a PDA (Potato Dextro Agar). The incubation period of 5 days (120 hour s) at room temperature (29 C). The identification and the purification were done until get the pure result with PDA (Potato Dextro Agar). The result showed that rabbit varieties peanut 80.56% were contaminated by fungi, while, 19.44% of rabbit varieties peanut were not contaminated. Whereas, the result of local varieties peanut 66.67% were contaminated and 33.33% were not contaminated by fungi. Each of rabbit varieties peanut and local varieties peanut was contaminated by four kinds of fungi such as: Aspergillus Niger, Aspergillus flavus, Aspergillus parasiticus, Penicillium sp. Keywords: Rabbit and Local varieties peanuts, Contamination of Fungi PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang tanah merupakan salah satu bahan pangan yang dikonsumsi secara masal dalam jumlah yang besar. Umumnya kacang tanah disimpan terlebih dahulu sebelum dipasarkan dan dikonsumsi. Selama penyimpanan kacang tanah dapat terserang oleh tikus, serangga, tungau dan mikroorganisme. Kapang merupakan mikroorganisme utama yang menyerang kacang tanah. Kapang yang menyerang kacang tanah selama penyimpanan merupakan kapang pascapanen yang berasal dari genus Aspergillus, Eurotium dan Penicillium. Serangan kapang pada kacang tanah dapat menyebabkan penurunan kualitas fisik biji, perubahan warna, penurunan kandungan nutrisi, dan kontaminasi mikotoksin (Sauer et al., 1992). Sartini (2008) menyatakan bahwa, terdapat tujuh jenis kapang yang merusak kacang tanah, yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Aspergillus parasiticus, Cladosporium sp., Fusarium sp., Penicillium sp., dan Mucor sp. Kontaminasi kapang dapat menyebabkan zat karsiogenik yang merupakan salah satu zat yang dihasilkan dari kacang tanah yang sudah terkontaminasi, jika kacang tanah yang tekontaminasi kapang dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan gangguan kesehatan (Bahri, 2001). Dengan latar belakang seperti yang disebutkan di atas, maka penelitian tentang isolasi dan identifikasi kapang pada kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang dijual di beberapa pasar tradisional 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud 2 Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud

di Provinsi Bali sangat perlu dilakukan agar mendapatkan data tentang ada atau tidaknya kontaminasi kapang pada kacang tanah yang dijual di beberapa pasar tradisional di Provinsi Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontaminasi kapang pada kacang tanah, untuk mengetahui jenis kapang apa saja yang mengkontaminasi kacang tanah dan untuk mengetahui populasi dari masing-masing jenis kapang pada kacang tanah yang dijual di beberapa pasar tradisional di Provinsi Bali. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana, yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah : piring petri, tabung reaksi, pisau, gelas ukur, lampu bunsen, autoclave, vortex, pipet mikro, jarum ose, mikroskop, timbangan analitik, laminar flow, kompor, waskom, aluminium foil, tissue, kertas label, kantong plastik. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah kacang tanah varietas kelinci dan lokal yang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Provinsi Bali, media Potato dextrose-agar (PDA), alkohol, air steril, levloploksasin (anti bakteri) Rancangan Penelitian Pengambilan sampel kacang tanah dilakukan dengan menggunakan metode Sampel Quota (Quota Sampling) secara acak atau Random yaitu pengambilan sampel dengan jumlah dan tempat pengambilan sampel sudah ditentukan dari awal penelitian (Sedarmayanti dan Hidayat, 2011). Dengan menggunakan kacang tanah varietas lokal dan kacang tanah varietas kelinci yang diambil dari beberapa pasar tradisional terbesar di seluruh kabupaten di provinsi Bali yang berjumlah 72 sampel. Tempat pengambilan sampel kacang tanah vatietas kelinci dan lokal di beberapa pasar tradisional di provinsi Bali dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Tempat pengambilan sampel kacang tanah vatietas kelinci dan lokal di beberapa pasar tradisional. No Pasar No Pasar 1 Sembung 19 Melaya 2 Jimbaran 20 Gilimanuk 3 Mengwi 21 Perean 4 Badung 22 Baturiti 5 Sanglah 23 Kediri 6 Sesetan 24 Silemadeg 7 Panjer 25 Belah batuh 8 Kreneng 26 Bitra 9 Banjarangkan 27 Payangan 10 Sampalan 28 Gianyar 11 Klungkung 29 Sangsit 12 Dawan 30 Buleleng

13 Kayuambua 31 Sukasada 14 Tembuku 32 Pancasari 15 Bangli 33 Rendang 16 Kintamani 34 Selat 17 Negara 35 Bebandem 18 Jembrana 36 Karangasem Penelitian ini menggunakan analisis diskriptif yaitu dengan menampilkan data hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan grafik. Isolasi dan Identifikasi kapang Metode yang digunakan untuk isolasi kapang menggunakan metode isolasi tuang (Dwidjoseputro, 1998). Kacang tanah dibersihkan terlebih dahulu dengan air steril, selanjutnya dihancurkan dengan blender. Sebanyak 10 gram sampel diambil dan dimasukan ke dalam air steril 90 ml dalam wadah erlenmeyer. Selanjutnya sebanyak 1 ml diinokulasikan pada cawan petri yang telah diisi dengan media PDA. Kultur diinkubasi dalam suhu kamar (29 C) selama 5 hari (120 jam) kemudian dilakukan pengamatan dan identifikasi untuk selanjutnya dilakukan proses pemurnian. Pemurnian dilakukan sebanyak tiga kali pada media PDA (Patato Dextro Agar) dan selanjutnya diinkubasi selama lima hari (120 jam) dalam suhu kamar (29 C). Isolasi dan pemurnian dilakukan hingga diperoleh isolat kapang dengan warna koloni tunggal. Isolat kapang yang diperoleh disimpan pada media PDA miring dalam tabung reaksi. Pengamatan dan identifikasi dilakukan menggunakan mikroskop dengan melihat berdasar warna koloni kapang. Populasi dari masing-masing kapang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Jumlah koloni = x jumlah koloni. Isolasi Kapang HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil isolasi kapang yang telah dilakukan terhadap 36 sampel kacang tanah varietas kelinci dan 36 sampel kacang tanah varietas lokal dari beberapa pasar tradisional di Provinsi Bali menunjukkan bahwa terdapat kapang yang mengkontaminasi. Kontaminasi kapang pada kacang tanah varietas kelinci dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan kontaminasi kapang pada kacang tanah varietas lokal dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 2. Kontaminasi kapang pada kacang tanah varietas kelinci Pasar Kontaminasi (+,-) Pasar Kontaminasi (+,-) Sembung + Melaya + Jimbaran + Gilimanuk - Mengwi + Perean - Badung + Baturiti + Sanglah + Kediri + Sesetan + Silemadeg + Panjer + Belahbatuh +

Kreneng + Bitra + Banjarangkan + Payangan + Sampalan - Gianyar + Klungkung - Sangsit + Dawan + Buleleng + Kayuambua + Sukasada - Tembuku + Pancasari + Bangli + Rendang + Kintamani + Selat - Negara - Bebandem + Jembrana + Karangasem + Keterangan: (+) = Terkontaminasi oleh kapang. (-) = Tidak terkontaminasi oleh kapang. Dari tabel 2 terlihat bahwa kacang tanah varietas kelinci yang dijual di beberapa pasar tradisional di provinsi Bali positif terkontaminasi kapang. Pasar yang dimaksud adalah pasar Sembung, Jimbaran, Mengwi, Badung, Sanglah, Sesetan, Panjer, Kreneng, Banjarangkan, Dawan, Kayuambua, Tembuku, Bangli, Kintamani, Jimbaran, Melaya, Baturiti, Kediri, Silemadeg, Blahbatuh, Bitra, Payangan, Gianyar, Sangsit, Buleleng, Pancasari, Rendang, Bebandem, Karangasem. Tabel 3. Kontaminasi kapang pada kacang tanah varietas lokal Sampel Pasar Kontaminasi (+,-) Sampel Pasar Kontaminasi (+,-) Sembung - Melaya - Jimbaran + Gilimanuk + Mengwi - Perean - Badung + Baturiti + Sanglah - Kediri + Sesetan - Silemadeg + Panjer + Belahbatuh - Kreneng + Bitra + Banjarangkan - Payangan + Sampalan + Gianyar + Klungkung + Sangsit + Dawan - Buleleng + Kayuambua + Sukasada + Tembuku + Pancasari + Bangli - Rendang + Kintamani - Selat + Negara + Bebandem + Jembrana - Karangasem + Keterangan: (+) = Terkontaminasi oleh kapang. (-) = Tidak terkontaminasi oleh kapang. Dari tabel 3 terlihat bahwa kacang tanah varietas lokal yang dijual di beberapa pasar tradisional di provinsi Bali positif terkontaminasi kapang. Pasar yang dimaksud adalah pasar Jimbaran, Badung, Panjer, Kreneng, Sampalan, Klungkung, Kayuambua, Tembuku, Negara, Gilimanuk, Baturiti, Kediri,

Silemadeg, Bitra, Payangan, Gianyar, Sangsit, Buleleng, SukasadaPancasari, Rendang, Selat, Bebandem, Karangasem. Sebanyak 80,56% sampel kacang tanah varietas kelinci terkontaminasi kapang sedangkan kacang tanah varietas lokal terkontaminasi kapang sebesar 66,67%. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang di beberapa pasar tradisional ini kurang memperhatikan kondisi penyimpanan kacang tanah tersebut, karena pada umumnya pedagang kurang memahami tentang kontaminasi kapang dan begitu juga akibat yang akan ditimbulkan, sedangkan kontaminasi kapang akan terjadi karena waktu penyimpana dari pedagang yang tidak menentu, suhu penyimpanan yang sesuai dengan pertumbuhan kapang dan pedagang juga jarang memperhatikan kelembaban waktu penyimpanan, dengan kondisi demikian maka kontaminasi kapang terhadap kacang tanah tidak dapat terhindarkan. Sebesar 19,44% kacang tanah varietas kelinci dan 33,33% kacang tanah varietas lokal tidak terkontaminasi oleh kapang. Kontaminasi kapang dapat terhidarkan disebabkan waktu penyimpanan yang tidak terlalu lama dan kelembaban yang masih dapat dikendalikan sehingga kontaminasi kapang pada sampel tersebut dapat dihindari. Kapang membutuhkan aw 14-15%, kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30 0 C tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37 0 C atau lebih tinggi. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik dan termofilik. Semua kapang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kapang dapat tumbuh pada kisaran ph yang luas, yaitu 2-8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau ph rendah (Pitt dan Hocking,1997). Tarigan (1988) menyatakan bahwa suhu di tempat penyimpanan di pasar berkisar antara 26,3 0 C - 28,3 0 C. Identifikasi Dari identifikasi yang dilakukan menujukkan adanya 4 (empat) jenis kapang yang mengkontaminasi kacang tanah varietas kelinci dan kacang tanah varietas lokal yang dipasarkan di beberapa pasar tradisional di provinsi Bali. Kontaminasi kapang pada kacang tanah varietas kelinci dan kacang tanah varietas lokal dapat dilihat pada gambar di bawah ini. A.Niger A.flavus A.parasiticus Penicillium sp Gambar 1. Morfologi kapang dilihat dengan mikroskop pada pembesaran 400x. Kapang merupakan mikroorganisme utama yang menyerang kacang tanah. Serangan kapang pada kacang tanah dapat menyebabkan penurunan kualitas fisik biji, perubahan warna, penurunan kandungan nutrisi, dan kontaminasi mikotoksin (Sauer et al., 1992). Sartini (2008) menyatakan

bahwa, terdapat tujuh jenis kapang yang merusak kacang tanah, yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Aspergillus parasiticus, Cladosporium sp., Fusarium sp., Penicillium sp., dan Mucor sp. Kapang yang mengkontaminasi kacang tanah yang dipasarkan dibeberapa pasar tradisional di provinsi Bali yaitu A.Niger, A.flavus, A.parasiticus dan Penicillium sp. Kapang jenis ini merupakan kapang yang umum menyerang biji-bijian diantaranya kacang tanah. Cara penyimpanan yang kurang tepat dan waktu yang lama akan mengakibatkan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan kapang tersebut, sehingga kacang tanah yang dijual di beberapa pasar tradisional di provinsi Bali mengalami kontaminasi oleh keempat jenis kapang ini. Populasi kapang Hasil tabulasi populasi tiap spesies kapang kontaminan dalam biji kacang tanah varietas kelinci dan lokal di pasar tradisional di provinsi Bali dapat dilihat pada Table 4 dan 5 di bawah ini. Tabel 4. Populasi masing-masing jenis kapang yang mengkontaminan kacang tanah varietas kelinci (CFU/gran). Sampel Aspergillus Niger Aspergillus flavus Aspergillus Penicilium. sp parasiticus Sembung 1 x 10 3-8.6 x 10 4 - Jimbaran 1 x 10 3 - - 1 x 10 3 Mengwi - - 1 x 10 3 2.4 x 10 4 Badung 1 x 10 3 2.1x 10 5 - Sanglah - 1.5 x 10 4-1 x 10 3 Sesetan - 1 x 10 3-1 x 10 3 Panjer - 3 x 10 3 - - Kreneng - 3 x 10 3-2 x 10 3 Banjarangkan - 1 x 10 3 - - Sampalan - - - - Klungkung - - - - Dawan - 5 x 10 3 - - Kayuambua 3 x 10 3 - - - Tembuku 2 x 10 3 - - - Bangli 1 x 10 3 - - 1 x 10 3 Kintamani - 2 x 10 3-3 x 10 3 Negara - - - - Jembrana - - - 5 x 10 3 Melaya - - 5 x 10 3 2 x 10 3 Gilimanuk - - - - Perean - - - - Baturiti - - - 1 x 10 3 Kediri 3 x 10 3 2.7 x 10 5 2 x 10 4 - Silemadeg 1 x 10 3 2 x 10 3-1 x 10 3 Belahbatuh - - - 1.8 x 10 4 Bitra - - 9.9 x 10 4 - Payangan - - 9.9 x 10 4 - Gianyar - - - 1.2 x 10 5 Sangsit - - 7 x 10 3 5 x 10 3 Buleleng - - - - Sukasada - - 2 x 10 3 3 x 10 3 Pancasari - - 3 x 10 3 1 x 10 3 Rendang - - - - Selat - - - 3 x 10 3

Bebandem - - - 3 x 10 3 Karangasem - - - 2 x 10 3 Tabel 5. Populasi masing-masing jenis kapang yang mengkontaminan kacang tanah varietas lokal (CFU/gran). Sampel Aspergillus Niger Aspergillus flavus Aspergillus Penicilium. sp parasiticus Sembung - - - - Jimbaran - - 1 x 10 3 - Mengwi - - - - Badung - - - 1 x 10 3 Sanglah - 4.8 x 10 4 4 x 10 3 2 x 10 3 Sesetan - - - - Panjer - - - - Kreneng - - - 1 x 10 3 Banjarangkan - - - 1 x 10 3 Sampalan - - - - Klungkung 1 x 10 3 - - - Dawan - - - - Kayuambua - 1 x 10 3-3 x 10 3 Tembuku - 1 x 10 3 - - Bangli - - - - Kintamani 2 x 10 3 1 x 10 3-1.1 x 10 4 Negara - - - 1 x 10 3 Jembrana - - - - Melaya - - - - Gilimanuk - - - 1 x 10 3 Perean - - - - Baturiti - - - - Kediri - - 1 x 10 3 - Silemadeg - 1 x 10 3-1.9 x 10 4 Belahbatuh - - - 1 x 10 3 Bitra - - 1 x 10 3 3 x 10 3 Payangan - - - 1 x 10 3 Gianyar - - - 1 x 10 3 Sangsit - 2.4 x 10 4 2.4 x 10 4 8 x 10 4 Buleleng - - - 6 x 10 3 Sukasada 2 x 10 3-2 x 10 3 3 x 10 3 Pancasari - - - - Rendang 1 x 10 3 3 x 10 3 1 x 10 3 - Selat 2 x 10 3 - - 2 x 10 3 Bebandem - - - 6 x 10 3 Karangasem - 5 x -10 3-8 x 10 3 Dari Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa populasi kapang yang mengkontaminasi kacnag tanah varietas lokal dan kacang tanah varietas kelinci menunjukkan jumlah yang berbeda. Tingkat populasi kapang yang rendah kemungkinan disebabkan waktu penyimpanan di pasar tradisional tersebut yang singkat sehingga proses perkembangbiakan kapang tersebut belum mencapai populasi yang tinggi, sedangkan dari beberapa pasar ditemukan kontaminasi keempat jenis kapang dengan populasi yang cukup tinggi. Populasi kapang dengan jumlah yang tinggi tersebut disebabkan oleh perkembangbiakan

yang baik, hal ini didukung oleh kondisi penyimpanan yang lembab dari kacang tanah dan waktu penyimpanan yang cukup lama. Kapang merupakan mikroba dalam kelompok fungi yang berbentuk filamen, yaitu strukturnya terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan dari banyak hifa membentuk kumpulan massa yang disebut miselium dan lebih mudah dilihat oleh mata tanpa menggunakan mikroskop (Anon., 2012). Kapang juga mempunyai struktur yang disebut spora yang pada umumnya terletak pada ujungujung dari hifa, dan merupakan struktur yang sangat ringan dan mudah menyebar. Spora merupakan alat perkembangbiakan kapang, karena pada kondisi substrat dan lingkungan yang baik akan tumbuh menjadi struktur kapang yang lengkap. Jika dilihat dibawah mikroskop, berbagai jenis kapang mempunyai struktur hifa dan spora yang berbeda-beda, dan karakteristik struktur tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kapang. Spora kapang pada umumnya mempunyai warna tertentu tergantung dari jenis kapangnya. Oleh karena itu pertumbuhan kapang pada pangan mudah dilihat dengan mata, yaitu ditandai dengan perubahan warna yang menunjukkan adanya spora kapang (Anon., 2012). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1) Biji kacang tanah varietas kelinci dan biji kacang tanah varietas lokal yang dijual di beberapa pasar tradisional di provinsi Bali terkontaminasi empat jenis kapang kontaminan yaitu A. niger, A.flavus, A.parasiticus dan Penicillium sp. 2) Populasi empat jenis kapang yang mengkontaminasi biji kacang tanah varietas kelinci di Bali yaitu Aspergillus Niger berkisar antara 1 x 10 3 CFU/g - 3 x 10 3 CFU/g. Aspergillus flavus antara 1 x 10 3 CFU/g - 2.7 x 10 5 CFU/g. Aspergillus parasiticus antara 1 x 10 3 CFU/g - 2.1 x 10 5 CFU/g dan Penicilium sp antara 1 x 10 3 CFU/g - 1.2 x 10 5 CFU/g. Sedangkan kacang tanah varietas lokal yaitu Aspergillus Niger berkisar antara 1 x 10 3 CFU/g - 2 x 10 3 CFU/g. Aspergillus flavus antara 1 x 10 3 CFU/g - 4.8 x 10 4 CFU/g. Aspergillus parasiticus antara 1 x 10 3 CFU/g - 2.4 x 10 4 CFU/g. dan penicilium sp antara 1 x 10 3 CFU/g - 1.9 x 10 4 CFU/g. Saran Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang isolasi kapang terhadap bahan pangan lain. DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 2012. Kapang dalam bahan panganhttp://www.kerjatop.com/jamur-atau-kapang-yangmenyerang-roti-dan-dodol.html. Diakses pada tanggal 28 April 2012. Bahri, S. 2001. Mewaspadai cemaran mikotoksin pada pakan dan produk peternakan di Indonesia. Balai Penelitian Veteriner, Bogor. 15 hlm. Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang

Pitt J.I.; Hocking AD, 1997, Funggi and Food Spoilage. London; Blackie Academic and Professional. Sartini. 2008. Isolasi, Enumarasi, Identifikasi, dan Uji Proteolitik Kapang Perusak Pasca Panen Biji Kacang Tanah Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Medan. Lembaga Penelitian UMA. Medan. Sedarmayanti dan S. Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, Indonesia. Sauer, D.B., R.A. Meronuck, and C.M. Christensen. 1992. Storage of Cereal Grain and Their Product. Association of Cereal Chemists. America. Tarigan, J. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta. LPTK