kultur murni 5 ml SDA miring, (+) 5 ml SDB suspensi Aspergillus niger inkubasi suhu kamar steril Aspergillus niger pada cawan petri selama 4 hari

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

PENDAHULUAN. Uji nyata yang digunakan dalam menggunakan dan mengendalikan suatu reaksi

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

Koloni bakteri endofit

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB 3 METODE PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN Masalah Tujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

AKTIVITAS ANTIFUNGI SARI DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Candida albicans. Siska Nuryanti

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR (+)-KATEKIN DAN GAMBIR (Uncaria gambir, Roxb) TERHADAP BEBERAPA JENIS JAMUR DAN MEKANISMENYA. Muh.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR. adanya perlakuan yang diberikan pada objek yang diteliti serta adanya kontrol

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET ANTIMIKROBA. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1. Struktur turunan oksazolidin. N-[3-{N-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

2011, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republ

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KERING DAUN Ocimum americanum L. SEBAGAI ANTIFUNGI Candida albicans

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

Transkripsi:

Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Fungi * 1. Pembuatan Suspensi Aspergillus niger 1 ose kultur murni 5 ml SDA miring, (+) 5 ml SDB suspensi Aspergillus niger inkubasi suhu kamar steril Aspergillus niger pada cawan petri selama 4 hari 2. Pembuatan Suspensi Candida albicans 1 ose 1 ml kultur murni 1 ose 5 ml SDB Candida albicans 48 jam dalam 5 ml SDB 48 jam ½ Mc Farland I pada SDA miring (peremajaan khamir) (± 1,7 x 10 6 mo/ml) 129

Lampiran 2 Penentuan Pengaruh Dimetilsulfoksida dengan Metode Dilusi Padat 1, ml 0,7 ml 0,5 ml 0,3ml 0,1 ml DMSO 100 % @ (+)10 ml SDA 50 C 9,09 % 6,54 % 4,76 % 2,91% 0,99 % dihomogenkan, dituang dalam cawan petri dihomogenkan, dibiarkan memadat inokulasi fungi * inkubasi amati ada/tidak ada KHM Keterangan lampiran: * fungi: Aspergillus niger, inkubasi suhu kamar selama 4 hari. * fungi: Candida albicans, inkubasi suhu kamar selama 2 hari. 130

Lampiran 3 Penentuan Daya Antifungi N-benzoil-N -feniltiourea, N-(4-metilbenzoil)-N - feniltiourea, N-(4-klorobenzoil)-N -feniltiourea, N-benzoil-N -(4-metilfenil)tiourea, dan N-(4-klorobenzoil)-N -(4-metilfenil)tiourea dengan Metode Difusi Cakram terhadap Aspergillus niger 1,75 ml 1,50 ml 1,25 ml 1,0 ml 0,75ml 0,50ml 0,25ml 0,05ml 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 1000 @ (+) DMSO ad 2 ml @ pipet 20 µl/cakram Letakkan cakram dalam cawan petri yang berisi SDA 30 ml yang telah diinokulasi Aspergillus niger Inkubasi suhu kamar selama 4 hari, kemudiian diamati ada/tidak ada DHP disekitar cakram 131

Lampiran 4 Penentuan Daya Antifungi N-benzoil-N -feniltiourea, N-(4-metilbenzoil)-N - feniltiourea, N-(4-klorobenzoil)-N -feniltiourea, N-benzoil-N -(4-metilfenil)tiourea, dan N-(4-klorobenzoil)-N -(4-metilfenil)-tiourea dengan Metode Difusi Cakram terhadap Candida albicans Base layer Seed layar SDA 30 ml 50ºC 10 menit Cawan Petri diameter 15 cm Suspensi fungi yang ½ Mc. Farland I pipet 0,1 ml Biarkan padat 10 ml SDA 50 C, 10 menit Tuang Seed layer diatas base layer (rotasi sampai homogen) Ratakan dan lakukan pra pengeraman sekitar 1,5-2 jam Difusi Cakram 132

1,75 ml 1,50ml 1,25ml 1,0ml 0,75ml 0,50ml 0,25ml 0,05ml 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 1000 @ (+) DMSO ad 2 ml @ pipet 20 µl/cakram Letakkan cakram dipermukaan media yang berisi base layer dan seed layer yang telah diberi suspensi Candida albicans Inkubasi suhu kamar selama 2 hari Amati ada/tidak ada DHP disekitar cakram 133

Lampiran 5 Penentuan Daya Antifungi N-benzoil-N -feniltiourea, N-(4-metilbenzoil)-N - feniltiourea, N-(4-klorobenzoil)-N -feniltiourea, N-benzoil-N -(4-metilfenil)tiourea, dan N-(4-klorobenzoil)-N -(4-metilfenil)-tiourea dengan Metode Dilusi Padat 1,75 ml 1,50ml 1,25ml 1,0ml 0,75ml 0,50ml 0,25ml 0,05ml 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 1000 @ (+) DMSO ad 2 ml @ dipipet 0,3 ml @ (+)10 ml SDA 50 C 1200 1050 900 750 600 450 300 150 30 dituang dalam cawan petri, dihomogenkan dan dibiarkan memadat inokulasi fungi * inkubasi Amati ada/tidak ada KHM Keterangan lampiran *Fungi Aspergillus niger: inkubasi suhu kamar selama 4 hari *Fungi Candida albicans: inkubasi suhu kamar selama 2 hari 134

Lampiran 6 Penentuan Daya Antifungi Ketokonazol dengan Metode Dilusi Padat Terhadap Aspergillus niger 1,75 ml 1,50ml 1,25ml 1,0ml 0,75ml 0,50ml 0,25ml 0,05ml 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 100 @ (+) DMSO ad 2 ml @ dipipet 0,3 ml @ (+)10 ml SDA 50 C 120 105 90 75 60 45 30 15 3 dihomogenkan, dituang dalam cawan petri dihomogenkan, dibiarkan memadat inokulasi Aspergillus niger inkubasi suhu kamar selama 4 hari amati ada/tidak ada KHM 135

Lampiran 7 Penentuan Daya Antifungi Ketokonazol dengan Metode Dilusi Padat Terhadap Candida albicans 1,75 ml 1,50ml 1,25ml 1,0ml 0,75ml 0,50ml 0,25ml 0,05ml 2000 1750 1500 1250 1000 750 500 250 50 @ (+) DMSO ad 2 ml @ dipipet 0,3 ml @ (+)10 ml SDA 50 C 60,0 52,5 45,0 37,5 30,0 22,5 15,0 7,5 1,5 dihomogenkan, dituang dalam cawan petri dihomogenkan, dibiarkan memadat inokulasi Candida albicans ½ Mc Farland I inkubasi suhu kamar selama 2 hari amati ada/tidak ada KHM 136

137 Lampiran 8

138

Mikroskopis Gambar (Pada pembesaran 15x40) 6 5 1: hifa vegetatif bersekat 2: sel kaki 3: konidiofor 4: vesikel 5: sterigma 6. konidiospora 2: sel kaki 3: konidiofor 4: vesikel 5: sterigma 6. konidiospora 4 1 2 3 (sel kaki tidak teramati pada Gambar ) (sel vegetatif bersekat tidak teramati) 139