BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Kurungan tunggal

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA. Rizka Yudha Aryata A

STUDI PALATABILITAS UMPAN PENDETEKSI TIKUS PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L) DI LABORATORIUM FAJAR ANALIS A

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KEMAMPUAN MAKAN PADA BURUNG GEREJA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Tingkat Kejeraan Tikus Sawah (R. argentiventer) dan Tikus Rumah (R. rattus diardii) terhadap Rodentisida Seng Fosfida

KEMAMPUAN MAKAN, PREFERENSI PAKAN, DAN PENGUJIAN UMPAN BERACUN PADA BONDOL PEKING

UJI BENTUK UMPAN DAN RODENTISIDA RACUN AKUT TERHADAP TIGA SPESIES TIKUS NURIHIDAYATI

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)

HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KETERTARIKAN WIROK KECIL (Bandicota bengalensis. Gray & Hardwicke) TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA SYARIF SYUKRI HARAHAP A

TINJAUAN PUSTAKA Hama Burung

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 2013 ISSN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

TINGKAT KEJERAAN RACUN DAN UMPAN PADA TIKUS SAWAH

TINJAUAN PUSTAKA Burung Pemakan Biji-bijian

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

PREFERENSI MAKAN TIKUS RIUL (Rattus norvegicus Berk.) TERHADAP JENIS DAN VARIASI PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA SERTA PENGUJIAN RODENTISIDA

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Green House

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Hewan Percobaan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP HAMA PERMUKIMAN SERTA PENGENDALIAN TIKUS DI BOGOR DAN TANGERANG ANIEF NUGROHO

UJI BENTUK UMPAN DAN RODENTISIDA RACUN AKUT TERHADAP TIGA SPESIES TIKUS NURIHIDAYATI

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

PENYEDIAAN PROTEIN HEWANI UNTUK MENINGKATKAN KONSUMSI TIKUS POHON DAN TIKUS SAWAH TERHADAP RODENTISIDA ARIEF YANA FUJILESTARI

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang penangkaran lovebird Jl. Pulau Senopati Desa

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur

Lampiran 1. Prosedur Pemeliharaan Kelinci Lokal Koloni dan Individu. 1. Pembuatan kandang untuk 2 perlakuan, yaitu koloni dan individu.

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

RANCANG BANGUN PERANGKAP UNTUK PENGENDALIAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) PADA HABITAT PERMUKIMAN ADE DARMAWANSYAH

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE. Gambar 2 Mikroskop video Nikon SMZ-10A (a), dan Alat perekam Sony BLV ED100 VHS (b)

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Waktu pelaksanaan bulan Maret sampai

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA. Rizka Yudha Aryata A

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

5 KINERJA REPRODUKSI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... INTISARI... ABSTRACT...

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

RANCANG BANGUN PERANGKAP UNTUK PENGENDALIAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) PADA HABITAT PERMUKIMAN ADE DARMAWANSYAH

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Transkripsi:

15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan September sampai Desember 2010. Bahan dan Alat Hewan Uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah bondol peking (Lonchura punctulata) dan bondol jawa (Lonchura leucogastroides) yang diperoleh dari penjual burung di Pasar Bogor, di simpangan Bogor Trade Mall, dan di Ciampea. Burung yang digunakan sebanyak 195 ekor, dengan berat antara 8-14 gram. Kandang Percobaan Kandang yang digunakan dalam pengujian terdiri dari kandang individu dan kandang populasi (Gambar 4). Kandang individu terbuat dari aluminium berukuran 50 cm x 34,5 cm x 33 cm (p x l x t). Setiap kandang dilengkapi peralatan tambahan yaitu tempat minum, tempat makan, kayu untuk bertengger, dan penampung kotoran. A B C Gambar 4 Kandang individu (A dan B) dan kandang populasi (C) Kandang populasi berbentuk balok dan dibuat dari kayu dengan lapisan seng pada bagian dalam, dan ditutup dengan ram kawat. Kandang berukuran 400

16 cm x 100 cm x 50 cm (p x l x t). Setiap kandang memiliki tiga pintu yaitu pada bagian kanan, tengah, dan kiri. Pakan Pakan yang digunakan pada pengujian kemampuan makan adalah gabah dan beras merah pada perlakuan individu, sedangkan pada perlakuan populasi hanya menggunakan gabah. Untuk pengujian preferensi pakan baik perlakuan individu maupun populasi, pakan yang digunakan adalah gabah, milet, jewawut, pelet, jagung pipil, dan beras merah (Gambar 5). Pada pengujian racun digunakan gabah sebagai bahan dasar pakan. A B C D E F Gambar 5 Jenis pakan pada preferensi pakan, A. Milet, B. Jagung pipil, C. Jewawut, D. Pelet, E. Beras merah, dan F. Gabah. Timbangan Alat yang digunakan untuk menghitung bobot bahan dalam pengujian adalah timbangan elektronik (electronic top-loading balance for animal) (Gambar 6). Timbangan digunakan untuk mendapatkan bobot burung sebelum dan sesudah perlakuan serta mendapatkan besar pakan sebelum dan sesudah konsumsi pakan hewan uji. Gambar 6 Timbangan elektronik (electronic top-loading balance for animal) Racun Racun yang digunakan dalam pengujian bersifat racun akut dan racun kronis. Racun akut yang digunakan berbahan aktif seng fosfida, racun kronis yang

17 digunakan berbahan aktif bromadiolon dan kumatetralil (Gambar 7). Ketiga jenis racun yang digunakan berbentuk serbuk yang akan dicampur dengan bahan dasar gabah pada pengujian (Gambar 8). A B C Gambar 7 Jenis racun yang digunakan dalam pengujian, kumatetralil 0,75% (A), seng fosfida 80% (B), dan bromadiolon 0,25% (C). Gambar 8 A B C D Umpan pengujian racun, gabah tanpa racun (A), gabah dengan racun b.a seng fosfida (B), gabah dengan racun b.a kumatetralil (C), gabah dengan racun b.a bromadiolon (D). Metode Penelitian Persiapan Kandang Sebelum digunakan seluruh bagian kandang diperiksa dan dibersihkan terlebih dahulu. Setelah kandang pengujian layak digunakan, kemudian diletakkan mangkuk tempat minum dan makan burung. Persiapan Hewan Uji Burung yang diperoleh dari pedagang diadaptasikan terlebih dahulu dalam kurungan pemeliharaan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman selama 2-3 hari dengan diberi pakan gabah dan air setiap hari.

18 Penentuan bobot burung dilakukan dengan cara memasukkan seekor burung ke dalam kantong plastik kecil kemudian plastik diikat dan ditimbang. Bobot burung yang telah ditimbang kemudian dicatat dan dikurangi dengan berat plastik sebelum menimbang burung dengan jenis timbangan yang sama. Pengujian Konsumsi Makan Pengujian konsumsi makan dilakukan untuk mengetahui besar konsumsi burung bondol. Pengujian dilakukan terhadap individu dan populasi. Pada perlakuan individu, pakan yang digunakan adalah gabah dan beras merah. Pengamatan terhadap gabah dilakukan selama enam hari berturut-turut. Burung ditimbang sebelum dimasukkan dalam kandang individu. Setiap hari konsumsi burung terhadap gabah dihitung dan gabah diganti dengan yang baru. Pemberian gabah setiap hari sekitar 15 gram. Pada akhir pengamatan, burung ditimbang kembali dan dikembalikan ke kandang pemeliharaan. Pada perlakuan individu dengan menggunakan beras merah pengamatan dilakukan selama lima hari berturut-turut. Pada pengamatan ini masing-masing kandang individu disediakan pakan sekitar 200 gram. Penimbangan sisa umpan dilakukan pada akhir pengamatan. Pengujian populasi dilakukan selama lima hari berturut-turut menggunakan pakan gabah. Sepuluh ekor burung bondol dimasukkan dalam kandang populasi. Rasio perbandingan antara jantan dan betina yaitu 5:5 atau 4:6. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang pengujian burung terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui bobot awal. Konsumsi makan burung terhadap gabah diketahui dari penimbangan gabah pada akhir pengamatan. Pada akhir pengamatan konsumsi makan, burung yang berada dalam kandang populasi dilanjutkan untuk pengujian preferensi makan dan selanjutnya pengujian racun. Pengujian Preferensi Pakan Pengujian dilakukan dengan metode pilihan (choice test) selama enam hari berturut-turut untuk setiap hewan uji. Penempatan pakan dipisahkan dalam tempat umpan (mangkuk) yang berbeda untuk masing-masing pakan. Pakan yang diberikan ditimbang setiap hari dan diganti dengan yang baru. Perhitungan konsumsi pakan burung dengan cara menghitung selisih pakan sebelum dan

19 sesudah perlakuan. Konsumsi pakan yang diperoleh kemudian dikonversi ke 10 gram bobot tubuh. Pengujian populasi dilakukan selama lima hari pengamatan menggunakan enam jenis pakan yang sama seperti perlakuan individu yaitu gabah, beras merah, milet, jewawut, pelet, dan jagung pipil. Besar konsumsi makan burung terhadap berbagai jenis pakan ditimbang pada akhir pengamatan. Pengujian Racun Pengujian racun dilakukan untuk mengetahui jenis racun yang lebih disukai dan menarik bagi burung. dengan bahan dasar gabah. Dalam aplikasi, racun yang digunakan dicampur Metode yang digunakan adalah metode pilihan (choice test) dengan menggunakan gabah tanpa racun, gabah dengan racun b.a bromadiolon, gabah dengan racun b.a kumatetralil, dan gabah dengan racun b.a seng fosfida. Pencampuran racun dengan bahan dasar gabah dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut: b.a bromadiolon = jumlah umpan x b.a kumatetralil = jumlah umpan x b.a seng fosfida = jumlah umpan x 1 40 1 20 1 100 Pengamatan dilakukan terhadap konsumsi setiap jenis umpan perlakuan (gabah tanpa racun dan gabah dengan racun) dengan cara perhitungan selisih jumlah awal dan akhir racun yang diberikan. Perlakuan populasi dilakukan selama lima hari pengamatan menggunakan empat jenis umpan yang sama seperti perlakuan individu. Besar konsumsi makan burung terhadap gabah diketahui dari penimbangan pada akhir pengamatan. Konversi Umpan Semua data yang diperoleh dari pengujian bondol peking dan bondol jawa, dikonversi terlebih dahilu terhadap 10 g bobot burung, dengan rumus sebagai berikut:

20 Bobot umpan/racun yang dikonsumsi (g) Konversi umpan/racun (g = x 10% Rerata bobot burung (g) Rerata bobot tubuh burung (g) = Bobot awal (g) + bobot akhir (g) 2 Analisis Data Penelitian ini digunakan dua pengujian yaitu individu dan populasi. Pada masing-masing pengujian dilakukan dengan tiga perlakuan. Pada pengujian individu perlakuan pertama menggunakan pakan gabah, sebanyak 16 ulangan untuk bondol peking dan 15 ulangan untuk bondol jawa, sedangkan perlakuan menggunakan beras merah masing-masing dilakukan sebanyak 12 ulangan. Perlakuan kedua sebanyak 10 ulangan untuk bondol peking dan 12 ulangan untuk bondol jawa. Pada perlakuan ketiga sebanyak 13 ulangan pada masing-masing perlakuan. Pada pengujian populasi bondol peking dilakukan sebanyak 4 ulangan dan bondol jawa sebanyak 5 ulangan. Data hasil penelitian diolah dengan program Statistical Analysis System (SAS) for Windows ver.9.1. Apabila hasil yang diperoleh berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji selang ganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf α= 5%.