E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

dokumen-dokumen yang mirip
E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI BERMAIN PANCING ANGKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Penjumlahan pada Anak Tunagrahita Ringan

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas ( classroom action research). Hal ini sesuai dengan defenisi

MENINGKATKAN KETAHANAN DUDUK BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS I MELALUI PLANNED HUMOR MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN (SSR di SLB Negeri 1 Padang)

EFEKTIVITAS PERMAINAN PUZZLE TANGKAI UNTUK MENGENALKAN BANGUN DATAR SEDERHANA BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS II B

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

BAB III METODE PENELITIAN. berkaitan dengan penggunaan media permainan smart monopoly untuk

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI CIKUYA 01 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU. Suparman

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BACA TULIS DENGAN METODE CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 04 TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan tindakan (action research), karena penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan melalui empat tahap dan masing-masing tahapan terdiri dari 4

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2002: 12)

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGANKEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN PUZZLE

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah upaya membantu peserta. didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

PENGGUNAAN MEDIA MOBIL MAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA ABAKUS PADA SISWA KELAS III SDN 02 KARANG KARANGPANDAN TAHUN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TRISULA PERWARI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BINA DIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II SEMESTER 2 DI SLB

EFEKTIFITAS MERONCE BALOK HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan pada

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PROGRANI STUDI PGSD EAI(JUIAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDII(AhJ UNTWRS ITAS MUT{AMIVIADTYAH S UW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Oleh: Eni Musrifah SLB Setya Darma Surakarta ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PROJECT BASED LEARNING

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIFITAS PERMAINAN BONEKA JARI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT BAGI ANAK TUNAGRAHITA X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL BILANGAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU DOREMI PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research melalui praktik

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang

BAB I PENDAHULUAN. menangani anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk anak tunagrahita ringan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Flannel Es Krim. Rahma Daniati

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

olume 1 Nomor 3 MENINGKATKAN PENGENALAN BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI MEDIA PUZZLE BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN Oleh : Elfawati Abstract Latar belakang penelitian ini berawal dari anak tunagrahita ringan kelas D/C yang mengalami kesulitan dalam mengenal bentuk dan nama bangun datar. Tujuan dari penilitian ini adalah mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika dan peningkatan kemampuan mengenal bangun datar bagi anak tunagrahita ringan di kelas D/C SLB Fan Redha Padang. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dilakukan kepada dua orang anak yang menjadi subjek penelitian. Hasil penelitian siklus I yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran mengenal bangun datar menggunakan media puzzle. Dengan nilai rata-rata yang diperoleh anak nilai 50% dan 60% tanpa bantuan. Hasil kemampuan anak pada siklus II, menunjukkan peningkatan nilai 80%. Dari hasil penyajian dan analisis data disimpulkan bahwa media puzzle dapat meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar pada anak tunagrahita ringan kelas D/C. Kata kunci : Bangun Datar; Media Puzzle; Anak Tunagrahita Ringan. PENDAHULUAN Penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa termasuk anak berkebutuhan khusus. Anak tunagrahita ringan merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan perlu layanan khusus serta penidikan, juga rendahnya dalam intelegensi, dan gangguan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari lainnya. Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil ( Sutjihati Soemantri 1996:86), yang memiliki IQ antara 68-52, menurut Binet, menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Djaja Raharja (2006:52) menyatakan tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka fisik tampak seperti anak normal pada umumnya. Menurut Djaja Raharja (2006:1) Anak tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh dibawah dibawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, sosial, dan oleh karenanya memerlukan pelayanan khusus.dengan intelegensi yang dimilikinya, anak tunagrahita ringan seringkali mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Kurikulum Elfawati Jurusan PLB FIP UNP198

olume 1 Nomor 3 Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, pada pelajaran matematika tentang bangun datar dipelajari pada kelas semester II, dengan standar kompetensi mengenal bangun datar dan kompetensi dasar mengelompokkan bangun datar sederhana persegi, persegi panjang, segitiga dan lingkaran. Dengan kompetensi dasar tersebut anak dituntut untuk mengenal bangun datar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada dua orang anak tunagrahita ringan dan wawancara dengan guru kelas di dapat informasi anak mengalami kesulitan dalam mengenal bangun datar. Pada assesmen awal diberi contoh bangun datar di papan tulis, kemudian disuruh anak menyebutkan nama-nama dari bangun datar tersebut. Hasil jawaban yang diberikan anak lebih sering salah dari pada benarnya. Guru membuat gambar persegi diucapkan petak, persegi panjang, diucapkan petak lingkaran diucapkan bulat, segi tiga diucapkan segi tiga. Ketika belajar anak mudah bosan dan sering keluar masuk kelas, dan suka mengganggu teman lain yang sedang belajar. Dari hasil assesmen diketahui bahwa anak mengalami kesulitan dalam mengenal bangun datar, terutama nama bangun datar, jenis bangun datar, dan ciri-ciri bangun datar.. Mengingat keberhasilan anak dalam belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya penggunaan media, kegunaan media sangat perlu diberikan pada anak untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran. Media merupakan suatu alat yang esensial untuk siswa agar dapat belajar memahami konsep, meningkatkan kreatifitas, melatih kosentrasi, melatih memecahkan masalah, meningkatkan ketekunan, meningkatkan rasa percaya diri dan mengembangkan keterampilan fisik. Pentingnya media tidak untuk anak-anak yang pada umumnya saja, juga bagi anakanak yang memiliki kebutuhan khusus seperti anak tunagrahita ringan.. Kesulitan tersebut merupakan suatu masalah yang perlu dicarikan jalan keluarnya agar anak bisa mengenal bangun datar, tindakan penelitian dilakukan bersama guru kelas D/C sebagai kolaborator dan memfokuskan pada pengenalan nama bangun datar dengan menggunakan media puzzle. Hasil Assesmen menunjukan kedua orang anak tunagrahita ringan kurang menguasai materi terlihat pada table berikut; Elfawati Jurusan PLB FIP UNP199

olume 1 Nomor 3 Hasil tes awal kemampuan kedua anak No. I Aspek yang dinilai Menyebutkan nama bangun datar sederhana yang sesuai dengan gambar bangun datar a. Persegi b. Persegi panjang c. Segitiga d. Lingkaran Alat Pengumpul Data ZF MI Benar Salah Benar Salah II Mencocokkan nama bangun datar sederhana dengan yang dipapan tulis a. Persegi panjang b. Segitiga c. Persegi d. Lingkaran III I Menggambar bangun datar sederhana yang sesuai dengan contoh dipapan tulis Mengelompokkan bangun datar sederhana berdasarkan gambar yang ada pada soal menurut bentuknya Jumlah 1 9 2 8 Keterangan B = Benar (1), jika anak mampu menyebutkan ciri-ciri, mengelompokan, menyusun dan mencocokkan bangun datar tanpa bantuan dari guru. S = Salah (0), jika anak tidak mampu menyebutkan ciri-ciri, mengelompokan, menyusun dan mencocokkan bangun datar. Elfawati Jurusan PLB FIP UNP200

olume 1 Nomor 3 Penilaian : 1. ZF = 1 x 100 = 10% (kurang). 10 2. MI = 2 x 100 = 20% (kurang) 10 Media Puzzle Media puzzle adalah media visual dua dimensi yang mempunyai kemampuan untuk menyampaikan informasi secara visual yang dapat mengembangkan kemampuan belajar anak. Nanik (2010: 80) menyebutkan puzzle termasuk salah satu alat permainan edukatif yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan anak belajar sejumlah keterampilan dan memahami konsep seperti mengenal warna, bentuk, ukuran dan jumlah. Penggunaan media puzzle digunakan untuk mempermudah pembelajaran mengenal bangun datar. Media puzzle terbuat dari bahan-bahan yang mudah dibongkar pasang (karton tebal atau kayu tipis). Serta mempunyai gerigi atau potongan yang memiliki pasangan satu sama lain dan akan menghasilkan gambar ataupun bentuk tertentu. Melalui media puzzle diharapkan dapat membantu anak tunagrahita ringan dalam meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar. Bangun datar merupakan salah satu materi pelajran yang harus dipelajari anak, karena bangun datar merupakan salah satu ilmu yang mendasar yang harus dipelajari anak dan banyak dijumpai anak dalam lingkungan. Karena mereka sulit berpikir abstak, terbatas dalam kosa kata dan memerlukan benda konkrit atau nyata dalam pembelajaran maka peneliti memberikan materi dengan menggunakan media puzzle., media puzzle bermanfaat bagi perkembangan motorik anak, kemudian dapat merangsang minat dan motivasi anak dalam belajar, karena dapat melatih daya imajinasi dan kreatifitas untuk membentuk sebuah gambar utuh dari potongan puzzle yang telah ditentukan atau yang telah dirancang sebelumnya. Bangun datar adalah ilmu yang berhubungan dengan pengenalan bentuk dan pengukuran. Menurut Piaget (dalam Ruseffendi, 1992: 15), tahap pertama anak belajar bangun datar adalah topologis. Firmawati Sutan (2003: 7) menjelasakan bangun datar adalah bentuk bangun atau bidang yang datar yang mempunyai panjang dan lebar.. Bangun datar terdiri dari persegi, persegi panjang, segi tiga (segitiga sembarangan, segi tiga sama kaki, segi tiga sama sisi), lingkaran, trapesium, jajaran genjang, dan belah ketupat. Penelitian yang Elfawati Jurusan PLB FIP UNP201

olume 1 Nomor 3 dilakukan adalah persegi dan persegi panjang yaitu mengenalkan nama, jenis dan menggambar bangun datar. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research). Ebbutt dalam Hopkins (Rochiati Wiriatmaja, 2007:12) mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Kemmis (Nurul Zuriah, 2003:54) mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu upaya menguji cobakan suatu ide-ide ke dalam praktek untuk memperbaiki atau mengubah agar memperoleh dampak nyata. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan langsung di dunia kerja atau dunia faktual lainnya. Tipe penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Suharsimi Arikunto (2007:3) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah : suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau diarahkan oleh guru yang dilakukan oleh siswa. Sesuai dengan permasalahan yang diuraikan pada bab terdahulu, maka peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu cara atau prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidikan dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa. Berdasarkan defenisi tindakan kelas di atas, dapat dimaknai bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti di kelas maupun di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada peningkatan proses pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari dua variabe, variabel bebas yakni tentang bangun datar dan variabel terikatnya tentang media puzzle. Subjek penelitian ini adalah anak tunagrahita kelas D C di SLB Fan Redha Padang terdiri dua orang dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berinisial ZF (laki- laki), berumur 12 tahun beralamat di jalan raya Padang Indarung, dan MI (perempuan) Elfawati Jurusan PLB FIP UNP202

olume 1 Nomor 3 berumur 10 tahun yang beralamat di belakang Hol ONE dekat lapangan golf gadut padang, kedua subjek dalam penelitan ini pernah tinggal kelas di sekolah, dan sekarang kemampuan anak masih tetap. Dalam permasalahan ini anak mengalami kesulitan dalam mengenal nama, jenis-jenis, ciri-ciri dan menggambarkan bangun datar. Penelitian ini menggunakan siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan, yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Anak tunagrahita ringan kesulitan dalam mengenal bangun datar, terlihat saat anak menyebutkan nama, jenis-jenis, dan ciri-ciri, Teknik analisis data yang penulis lakukan bersifat kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil Berdasarkan hasil evaluasi dan kemampuan awal anak terlihat hasil belajar sangat rendah. Maka dilakukan suatu upaya yaitu dengan penggunaan media Siklus I dilaksanakan mulai tanggal 17 April sampai 1 Mei 2012 sebanyak lima kali pertemuan dengan durasi 2 x 35 menit setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan diawali dari perencanaan I, tindakan I, observasi I, analisis I dan refleksi I. MI juga dapat mengelompokkan 6 bangun datar persegi dan persegi panjang tanpa bantuan peneliti dan mendapat nilai 60.Dari hasil tes siklus I menunjukan kedua anak cukup. ZF nilai 50 dan MI nilai 60. Data tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut : Elfawati Jurusan PLB FIP UNP203

olume 1 Nomor 3 Dari hasil yang diperoleh dari lima pertemuan di atas dapat diketahui bahwa secara nilai semua siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah proses pembelajaran mengenal bangun datar diberikan menggunakan media puzzle. Pada akhir pertemuan kelima diadakan tes dengan memberikan latihan menyusun puzzle dan mengelompokkan bangun datar persegi dan persegi panjang berdasarkan bentuk. Hasil tes menunjukkan ZF dapat mengelompokkan 5 bangun datar persegi panjang dan persegi dengan benar tanpa bantuan dan mendapat nilai 50, sementara Siklus II dilkasanakan mulai tanggal 2Mei sampai 16 Mei 2012 sebanyak lima kali pertemuan dengan durasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan, sesuai dengan jadwal pelajaran matematika di SLB Fan Redha Padang yaitu: Selasa dan Rabu. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini diawali dari permasalahan, perencanaan II, tindakan II, observasi II, dan refleksi I. Pada pertemuan kelima pada siklus II, kedua anak sudah menunjukkan hasil belajar yang memuaskan, ZF nilai 80 dan MI nilai 80. Data tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut : Berdasarkan grafik di atas maka dapat dilihat bahwa pada siklus II ini terjadi peningkatan yang signifikan. Dimana ZF pada pertemuan I mendapatkan nilai 50 (kurang) dari jumlah soal yang diberikan, lalu pada pertemuan II naik menjadi 60 (cukup), pada pertemuan III tetap dengan nilai 60 (cukup), pada pertemuan I naik menjadi 70 (baik), pada Elfawati Jurusan PLB FIP UNP204

olume 1 Nomor 3 akhir pertemuan di siklus II yaitu pada pertemuan mendapat nilai 80 (baik) dari jumlah soal yang diberikan. Sementara MI pada pertemuan I mendapatkan nilai 60 (cukup) dari jumlah soal yang diberikan, lalu pada pertemuan II turun dengan nilai 50 (cukup), pada pertemuan III naik dengan nilai 60 (baik), pada pertemuan I naik kembali dengan nilai 70 (baik), dan pada akhir pertemuan di siklus II yaitu pada pertemuan mendapat nilai yaitu 80 (baik) dari jumlah soal yang diberikan. Pembahasan Peneliti meneliti kemampuan mengenal bangun datar mengunakan media puzzle pada dua orang siswa tunagrahita ringan kelas D/C di SLB Fan Redha Padang. Tunagrahita ringan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang mempunyai intelegensi 70-85. Berdasarkan tujuan penelitian ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1) mengetahui bagaimana proses pembelajaran mengenal bangun datar menggunakan media puzzle bagi anak tunagrahita ringan di kelas D/C SLB Fan Redha Padang. 2) membuktikan peningkatkan kemampuan mengenal bangun datar setelah menggunakan media puzzle di kelas D/C SLB Fan Redha Padang. Hasil dari penelitian tersebut, yaitu: 1. Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media puzzle dalam pembelajaran mengenal bangun datar bagi anak tunagrahita ringan kelas D/C di SLB Fan Redha Padang. Pada pelaksanaan pembelajaran bangun datar melalui media puzzle, sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan bersama, yaitu; mengenalkan media, mengelompokkan bangun datar bedasarkan warna, bentuk, dan ukuran, menjelaskan cirri-ciri bangun datar persegi dan persegi panjang dan menyusun media puzzle. Hasilnya sangat bagus sekali dimana berdasarkan analisis tentang kualitas tindakan diketahui bahwa selalu ada peningkatan kualitas tindakan dan hasil belajar dari siklus I dan silkus II. 2) Efektifitas penggunaan media puzzle dalam pembelajaran dalam pembelajaran mengenal bangun datar bagi anak tunagrahita ringan kelas D/C di SLB Fan Redha Padang. Berdasarkan hasil penelitian selama sepuluh kali pertemuan menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan mengenal bangun datar bagi anak tunagrahita ringan kelas D/C di SLB Fan Redha Padang melalui media puzzle. Terlihat anak sudah mampu mengenal nama bangun datar, membedakan bentuk dan ukurannya, dan ciri-ciri bangun datar. Untuk Lebih jelas peningkatan kemampuan siswa dari kemampuan awal sebelum diberi tindakan sampai Elfawati Jurusan PLB FIP UNP205

olume 1 Nomor 3 ke siklus I,. Lalu dari siklus I ke siklus II sesudah diberi tindakan dapat dilihat pada grafik berikut: 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 ZF MI Kemampuan Awal Siklus I Siklus II Penutup Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: pada pelaksanaan pembelajaran mengenal bangun datar melalui media puzzle sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan bersama, yaitu; mengenalkan media, menjelaskan cara penggunaan media, mengelompokkan bangun datar, menjelaskan ciri-ciri bangun datar, dan menyusun puzzle. Berdasarkan analisis tentang kualitas tindakan diketahui bahwa selalu ada peningkatan kualitas tindakan dan hasil belajar dari siklus I ke silkus II, ZF mencapai 30 % dan MI mencapai 20 % peningkatannya. Berdasarkan hasil penelitian selama delapan kali pertemuan menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan mengenal bangun datar bagi anak tunagrahita ringan kelas D/C di SLB Fan Redha Padang melalui media puzzle. Untuk meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar persegi dan persegi panjang bagi anak tunagrahita ringan, maka pada pembelajaran bangun datar dapat digunakan media puzzle. Saran Guru hendaknya dapat menindaklanjuti pemanfaatan penggunaan media puzzle bagi anak tunagrahita ringan kelas D/C SLB Fan Redha Padang dalam meningkatkan Elfawati Jurusan PLB FIP UNP206

olume 1 Nomor 3 kemampuan mengenal bangun datar. Orangtua dapat menyediakan alat penunjang pembelajaran seperti media puzzle untuk pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Azhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Djaja Raharja. ((2006). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Cried: University Tsukuba Firmanawaty Sutan. (2003). Mahir matematika melalui permainan. Jakarta: Puspa Swara Zainal abidin. (2002). Membuat mainan edukatif dari limbah kayu. Jakarta: Agro Media Pustaka Ruseffendi. (1992). Pendidikan matematika 3. (modul 1-9) jakarta: Depdikbud Sutjihati Soemantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama Nurul zuriah. (2003). Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan dan sosial. Malang: Bayu Media Elfawati Jurusan PLB FIP UNP207