Undang-Undang dan Pengaturan Perbankan Syariah

dokumen-dokumen yang mirip
REGULASI ENTITAS SYARIAH

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

Ikhtisar Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Perbankam. BI. Prinsip Syariah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94)

No. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Seluk Beluk PERBANKAN SYARIAH Kelembagaan, Produk, Pengawasan & Peraturan Perundang-Undangan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

- 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 15 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa K

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS KOMPARASI UKURAN BANK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP KINERJA BPRS DI INDONESIA Oleh : Ridwansyah

STIE DEWANTARA Lembaga Keuangan Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

WORKSHOP NASIONAL KURIKULUM AKUNTANSI SYARIAH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 6 Mei 2015

-1- QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

serta sejalan dengan perkembangan peraturan c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

SEKILAS ULASAN UU PERBANKAN SYARIAH Oleh: Arief R. Permana, S.H., M.H. 1 dan Anton Purba, S.H., LL.M 2

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

Materi 4 Perkembangan Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

OPERASIONAL BANK SYARIAH

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN LAYANAN SYARIAH (OFFICE CHANNELING) PADA BTN UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

No. 14/ 33 /DPbS Jakarta, 27 November Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan dari Ban

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

BAB I. KETENTUAN UMUM

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/10/PBI/2009 TENTANG UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

Liabilitas dan Modal. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2016

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/14/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/10/PBI/2009 TENTANG UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesi

Transkripsi:

Undang-Undang dan Pengaturan Perbankan Syariah

Cakupan Diskusi Pendahuluan Undang-Undang Perbankan Syariah Pokok-Pokok Pengaturan Perbankan Syariah PCS-OJK Angkatan 1 2

Landasan Filosofis Pengembangan Perbankan Syariah 3 Islamic Economics Values Falah National Heritage Adil Seimbang Maslahat Syariah Ukhuwah Tauhid Akhlak Etika, Moral yang Luhur dan memenuhi prinsip syariah Good Governance Real Sector Development Limitation of Bubble Economic Inclusion of the Society in the Economic Growth Ekonomi partisipatif berlandaskan keadilan dan kesetaraan Masyarakat berketuhanan YME Adab dan moral yang tinggi Persatuan dan gotong-royong Musyawarah untuk mufakat Kesejahteraan bersama a. Akses sumber daya ekonomi yang merata. b. Dorongan implementasi konsep profit and loss sharing c. Sinkronisasi sektor keuangan dan riil d. Sustainable and Responsible Investment e. Prudential practices f. Shariah compliance Masyarakat Indonesia yang Sejahtera

Operasional Perbankan Syariah 4

5 Hirarki Peraturan Perundangan-undangan terkait Perbankan Syariah UUD 1945 UU BI UU PERBANKAN SYARIAH UU OJK PB I PDG POJK PDK SE Ekstern SE Intern SE OJK SEDK OJK Ketentuan BI Ketentuan OJK

6 Cakupan Diskusi Pendahuluan Undang-Undang Perbankan Syariah Pokok-Pokok Peraturan Perbankan Syariah

Evolusi Undang-Undang Dasar Hukum Pengaturan Perbankan Syariah Nasional UU No.7/1992 ttg Perbankan Usaha bank umum meliputi Boleh konversi dan bank.. menyediakan sistem berganda (UUS) pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (pasal 6 huruf m) Dasar hukum eksistensi awal bank syariah Hanya boleh full-pledged UU No.10/1998 ttg Perbankan (perubahan) Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Pasal 1 angka 3) UU No.21/2008 ttg Perbankan Syariah Bank Umum Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Unit Usaha Syariah 7

8 Struktur Isi UU No. 21 tahun 2008 ttg Perbankan Syariah Terdiri dari: 13 Bab dan 70 Pasal, meliputi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 Ketentuan Umum Asas, Tujuan dan Fungsi Perizinan, Bentuk Badan Hukum, Anggaran Dasar, dan Kepemilikan Jenis dan Kegiatan Usaha, Kelayakan Penyaluran Dana, dan Larangan Bagi Bank Syariah dan UUS Pemegang Saham Pengendali, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Direksi, dan TKA Tata Kelola, Prinsip Kehati-hatian, dan Pengelolaan Risiko Perbankan Syariah Rahasia Bank Pembinaan dan Pengawasan Penyelesaian Sengketa Sanksi Administratif Ketentuan Pidana Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup

9 Cakupan Perbankan Syariah Bank BANK SYARIAH Bank Konvensional Bank Umum Syariah (BUS) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bank Umum Konvensional (BUK) UUS Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

10 Gambaran Umum Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Asas Perbankan Syariah Pasal 2 Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian Yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan Yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian adalah pedoman pengelolaan Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang sehat, kuat dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan 11

Asas Perbankan Syariah Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur: a. riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi ah); b. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan; c. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah; d. haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau e. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya. 12

13 Fungsi Sosial Bank Syariah Pasal 4 Bank Syariah & UUS dapat menjalankan fungsi sosial sebagai lembaga baitul maal yaitu menerima zakat, infaq, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya (a.l. denda terhadap nasabah/ta zir) dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat [Ayat (1)] Bank Syariah & UUS dapat menghimpun dana sosial dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif) [Ayat (2)]

Perizinan Pasal 5 Setiap pihak yg akan melakukan kegiatan usaha BS/UUS wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai BS/UUS dari BI. [ayat (1)] Bank Syariah yang telah mendapat izin usaha wajib mencantumkan dengan jelas kata syariah pada penulisan nama banknya. [ayat (4)] Bank Umum Konvensional yang telah mendapat izin usaha UUS wajib mencantumkan dengan jelas frase Unit Usaha Syariah setelah nama Bank pada kantor UUS yang bersangkutan. [ayat (5)] 14

15 Perizinan Bank Konvensional hanya dapat mengubah kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah (Konversi) dengan izin Bank Indonesia. [ayat (6)] Bank Umum Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Umum Konvensional. [ayat (7)] Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Perkreditan Rakyat. [ayat (8)] Pembukaan Unit Usaha Syariah di kantor pusat Bank Umum Konvensional wajib mendapat Izin BI [ayat (9)]

Pendirian dan Kepemilikan Pasal 9 Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh: a. WNI dan/atau badan hukum Indonesia; b. Huruf a dengan WNA dan/ badan hukum asing secara kemitraan; atau c. Pemerintah daerah (Pemda). BPRS hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh: a. WNI dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya WNI; b. Pemda; atau c. gabungan dua pihak atau lebih dari WNI, badan hukum Indonesia dan Pemda. 16

17 Pemisahan (Spin Off) UUS dapat menjadi BUS tersendiri setelah mendapat izin dari BI. (Pasal 16, ayat (1)) Dalam hal BUK memiliki UUS yang nilai asetnya telah mencapai paling sedikit 50% dari total nilai aset bank induknya atau 15 tahun sejak berlakunya UU ini, maka BUK dimaksud wajib melakukan pemisahan UUS tersebut menjadi BUS. (Pasal Peralihan - Pasal 68, ayat (1))

Kegiatan Usaha Perbankan Syariah Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21, antara lain: a. Giro (wadiah) b. Tabungan (wadiah, mudharabah) c. Deposito (mudharabah) d. Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna, qardh, ijarah, ijarah muntahiya bittamlik 18

20 Larangan bagi BUS dan UUS Pasal 24 Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah Melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal Melakukan penyertaan modal, kecuali pada Bank Syariah atau lembaga keuangan syariah (untuk UUS tidak boleh) atau untuk kepentingan restrukturisasi pembiayaan melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah.

Larangan bagi BPRS Pasal 25 Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah Menerima Simpanan berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran; Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia; melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah; melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 20

Komite Perbankan Syariah Pasal 26, ayat (4) dan (5) Dalam rangka penyusunan Peraturan Bank Indonesia (PBI), BI membentuk Komite Perbankan Syariah (KPS). Dengan adanya pengalihan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan dari Bank Indonesia kepada OJK per 31 Desember 2013 sebagai amanat Pasal 55 UU No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka KPS berubah menjadi Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah (KPJKS) dengan cakupan tidak hanya untuk perbankan syariah 21

Dewan Pengawas Syariah Pasal 32 1) Dewan Pengawas Syariah (DPS) wajib dibentuk di BS dan BUK 2) yang memiliki UUS; 3) DPS diangkat oleh RUPS atas rekomendasi MUI; 4) DPS bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah; 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan DPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan PBI. Penjelasan : yang diatur dalam PBI sekurang-kurangnya meliputi (a) ruang lingkup, tugas dan fungsi DPS; (b) jumlah anggota DPS; (c) masa kerja; (d) komposisi keahlian; (e) maksimal jabatan rangkap; dan (f) pelaporan DPS. 22

Penyelesaian Sengketa Pasal 55 1) Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama; 2) Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain Peradilan Agama, penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad. Penjelasan Yang dimaksud dengan penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad adalah upaya sebagai berikut: a. Musyawarah; b. mediasi perbankan; c. Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) atau lembaga arbitrase lain; d. Melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum. 23

24 Penyelesaian Sengketa Pasal 55 1) Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama; 2) Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain Peradilan Agama, penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad. Penjelasan Yang dimaksud dengan penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad adalah upaya sebagai berikut: a. Musyawarah; b. mediasi perbankan; Putusan MK tanggal 29 Agustus 2013 c. Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) atau lembaga arbitrase lain; d. Melalui pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.

30 Cakupan Diskusi Pendahuluan Undang-Undang Perbankan Syariah Pokok-Pokok Peraturan Perbankan Syariah

26 Prinsip Pengaturan Perbankan Syariah: Kerangka dasar pengaturan yang dibuat harus dapat mengadopsi keunikan karakteristik transaksi serta kaidah kesyariahan yang merupakan faktor kunci kesinambungan operasi perbankan syariah dalam jangka panjang. Untuk regulasi yang belum ditetapkan mengacu kepada regulasi perbankan konvensional, Pada prinsipnya penyempurnaan regulasi diprioritaskan pada hal-hal yang unik dan khusus bagi perbankan syariah seperti ketentuan kelembagaan, penilaian aktiva produktif, sistem pelaporan bank, pasar keuangan antar bank dan fasilitas pembiayaan darurat BI.

27 Pengaturan dan Pengawasan Bank Syariah Keunikan dan Aspek Penting dalam Pengaturan & Pengawasan Fungsi dasar BS secara umum sama dengan bank konvensional, sehingga prinsip pokok pengaturan dan pengawasan yg dikembangkan bagi perbankan sebagian besar berlaku pula pada BS. Namun adanya sejumlah perbedaan yang mendasar dalam filosofi dan prinsip operasional BS mengakibatkan ada perbedaan pengaturan & pengawasan BS. Karakteristik khusus BS yang mengakibatkan adanya perbedaan dalam pengaturan dan pengawasan BS terutama adalah: 1) Perlunya jaminan ketaatan pada prinsip syariah dalam seluruh aktivitas bank 2) Perbedaan karakteristik operasional khususnya akibat dari pelarangan bunga yang digantikan dengan skema bagi hasil dan berbagai ragam akad keuangan yang unik dan berbeda dengan produk bank konvensional.

28 Pengaturan dan Pengawasan Bank Syariah Langkah penting dalam menciptakan jaminan pemenuhan prinsip syariah Menciptakan regulasi dan sistem pengawasan yang sesuai dengan karakteristik bank syariah Menetapkan aturan tentang mekanisme pengeluaran setiap produk bank syariah yang memerlukan pengesahan (endorsement) dari DSN-MUI tentang kehalalan/fatwa kesesuaian produk dan jasa keuangan bank dengan prinsip syariah, Menerapkan sistem pengawasan baik untuk penilaian aspek kehatian-hatian dan kesesuaian operasional bank dengan ketentuan syariah dengan melibatkan Dewan Pengawas Syariah dan unsur pengawasan syariah lainnya

34 Tatakelola untuk Jaminan Pemenuhan Prinsip Syariah Fatwa Produk dan Jasa Keuangan Syariah Konsultasi timbal balik dalam proses penyusunan fatwa dan regulasi keuangan syariah Dewan Syariah Nasional MUI 1. Harmonisasi regulasi dan fatwa 2. Implementasi fatwa kedalam Ketentuan/ Peraturan Jasa Keu. Syariah Dewan Pengawas Syariah DPBS / DPMS/ DIKNBS Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah Regulasi & Pengawasan LJKS

30 Regulasi dan Standard Perbankan Syariah Kelembagaan Kelembagaan BUS Kelembagaan UUS Kelembagaan BPRS Fit and Proper Test Kehati-hatian (Prudential) Kualitas Aktiva KPMM TKS RBBR BMPD Produk dan Jasa Pasar Keuangan & Moneter GWM PUAS SBIS FTV (Financing to Value) dan Uang Muka Standar Akuntansi & Pelaporan PSAK dan PAPSI Pelaporan BUS, UUS, dan BPRS

Akhir Presentasi terima kasih 31