Dinamika Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor

dokumen-dokumen yang mirip
INDONESIA NEW URBAN ACTION

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

Perencanaan Partisipatif di Kawasan Jatinangor: Advokasi bersama Warga. Teti A Argo Kamis, 17 Maret 2016 ITB Kampus Jatinangor

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

BAB V VISI DAN MISI 5.1. Pokok-Pokok Pikiran RPJPD Tahap Pertama dan Tahap Kedua

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

JUDUL KAJIAN (PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN) BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Refleksi Forum Jatinangor (Catatan warga Pegiat di ForJat)

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Sub Tema: KRISIS ATAU DARURAT PERUMAHAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

Bambang P.S Brodjonegoro FEUI & KPPOD

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

Sosialisasi Permen PUPR NO.5/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

Abstrak Pembicara Utama

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

KKPP Perumahan & PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK REHABILITASI PERMUKIMAN PASKA-BENCANA DENGAN PENDEKATAN BERTUMPU MASYARAKAT

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWRINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

Dinamika Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor Oleh: Dr. H. Ery Supriyadi R., Ir., MT. Kapus PUSAT PENELITIAN IKOPIN Institut Manajemen Koperasi Indonesia

Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor Pengeluaran dari mahasiswa dan pegawai Sumber pendapatan Hunian dan perumahan Status kependudukan/domisili Pola pengeluaran Kunjungan terhadap Peristiwa lokal Jumlah pengunjung Lama tinggal Pengeluaran selama kunjungan Pembelian langsung universitas dari bisnis lokal Nilai transaksi pembelian langsung dari bisnis eceran, manufaktur, jasa

Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor Sosial Ekonomi Disparitas Broadband Infrastruktur Aplikasi dari Data Adaptasi Iklim Mitigasi Bencana Energi Bangunan Hijau Kesehatan Masyarakat Keselamatan Publik Ruang Terbuka hijau Pusat Informasi Transportasi Rantai Pasok

Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor Dekonsentrasi Planologis Pendekatan pembangunan dari atas yang mencoba mengembangkan daerah sekitar pusat pertumbuhan wilayah/penyangga Pendekatan pembangunan dari atas dengan memasukkan komponen perguruan tinggi sebagai pemicu pertumbuhan wilayah Pendekatan pembangunan yang berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja melalui mekanisme multiplier efffect dari injeksi keberadaan perguruan tinggi di Jatinangor

Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor Penetapan Kawasan Jatinangor oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat 1987 Adanya rencana pengembangan wilayah Bandung Metropolitan Area (BMA) Penetapan Kawasan andalan dengan core business pendidikan Adanya potensi pemerintah, swasta, industri, masyarakat di Jatinangor bekerja sama dalam mengembangkan kawasan sebagai pusat pendidikan, rekreasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Potensi perguruan tinggi menjadi potensi iptek, dimana masyarakat berhak mengetahui, menikmati inovasi dan teknologi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi

Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor Pengembangan kawasan pinggiran menjadi penyangga dan mendudukkan kota sebagai pusat atau wilayah inti. Perkembangan kegiatan pembangunan kawasan Jatinangor mengalami perubahan fungsi dan pola kegiatan di Jatinangor. Ketiadaan rencana yang terintegrasi di Kawasan Pendidikan Tinggi Jatingangor menimbulkan ketidakefisienan perkembangan kegiatan dan ketersediaan fasilitas lingkungannya. Rencana Tata Ruang Kawasan Jatinangor yang sudah beberapa kali disusun yang cenderung bersifat blue print (physical approach) belum bisa dijadikan collective agreement antar berbagai stakeholder (perguruan tinggi, industri, Pemda Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat). Penyusunan RUTRK Jatinangor oleh Pemda Propinsi Jawa Barat (1997, 1999), Pemda Kabupaten Sumedang (2003), juga telah disusun RTBL Jatinangor (2002), KSP (2010), Zonasi (2013), sebagai produk perencanaan masih sebatas produk dokumen perencanaan dengan pendekatan rasional instrumental, teknokratis dan birokratis, perkembangan kegiatan sosial ekonomi terus berkembang yang mulai mengarah pada pendekatan rasional komunikatif.

Isyu Kawasan Jatinangor Kemacetan Tata Ruang tidak terkendali Kecemburuan sosial Degradasi lingkungan kawasan, antara lain Genangan, Banjir Sampah RTH Garis Sempadan (Jalan, Sungai) Keamanan Pengembangan kawasan perkotaan yang cenderung sprawl. Memperkecil scientific gap Membangun kemitraan Membangun budaya ilmiah Memberdayakan Pemangku Kepentingan Mendorong dan mempercepat alih teknologi

Jatinangor Mau Kemana? Realitas dan Ekspektasi Isyu yang belum tersentuh Kesempatan yang harus terwujudkan Bentuk lembaga yang harus ada dan peran masing-masing stakeholder Pengumpulan data yang menyeluruh Siapa yang berkepentingan Keputusan lokasi agar kawasan dapat berfungsi

Jatinangor, 2004 Jatinangor, 2008

Jatinangor, 1987

Jatinangor, 2012 Institut Teknologi Bandung Institut Pemerintahan (IKOPIN)

Relevansi Kerjasama antar Perguruan Tinggi di Kawasan Jatinangor Mencoba kembali kerjasama Saling berkontribusi sesama perguruan tinggi, pemerintah, industri, dan masyarakat Mensinergikan kebutuhan dan keinginan komunitas kawasan Optimalisasi kerjasama secara terpadu Menyeimbangkan pembangunan Mengeliminasi pembiaran eksternalitas pembangunan Komunikasi antar lembga yang efektif (REACH) Aktivitas perguruan tinggi dapat memberi arah pembangunan daerah

Universitas dapat memperkuat kapabilitas inovasi lokal universitas berkontribusi pada proses inovasi lokal secara langsung membantu mengadaptasi pengetahuan dari mana pun asalnya kepada kondisi lokal universitas berkontribusi terhadap keberadaan industri lokal secara tidak langsung universitas mendukung pemecahan masalah industri lokal Pendidikan non formal dan in formal keterlibatan para praktisi industri lokal mengenai arah teknologi pasar dan pengembangan industri pertemuan, konferensi, program hubungan kerjasama, forum standarisasi, forum investor, forum wirausaha, diskusi antara universitas dan industri pengkondisian, pempraktekan, dan penyikapan penyerapan dan aplikasi teknologi pada industri lokal sesuai dengan karakteristik spesifik dari industri dan jalur pembangunannya universitas melakukan pendekatan transfer teknologi yang lebih komprehensif di dalam proses inovasi lokal secara strategis pendekatan strategik terhadap peran pengembangan ekonomi lokal yang kompatibel dengan keahlian kontribusi yang efektif dalam inovasi kontribusi yang efektif dalam pertumbuhan ekonomi lokal

Pengembangan Sumber Daya Manusia oleh Universitas bagi Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Merespon lingkungan ekonomi baru Pengembangan kewirausahaan Menginternasionalisasikan kampus Mempromosikan Kesempatan Penduduk Pusat Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat Membangun kerjasama antara universitas dengan dunia usaha, pemerintah, dan pengembangan ekonomi maupun inisiatif masyarakat. Pusat pelayanan diskusi keterlibatan pendidikan tinggi dalam kegiatan maupun program pengembangan ekonomi dan masyarakat Mendorong eksplorasi keterkaitan pengembangan ekonomi internasional Kemitraan pendidikan tinggi-pengembangan ekonomi Menginisiasi upaya kolaboratif universitas dengan organisasi bisnis, agen pemerintah, dan para profesional pengembangan ekonomi Adanya komitmen lembaga universitas bagi pengembangan ekonomi dan masyarakat Kepedulian terhadap atmosfir yang mempromosikan keterlibatan universitas pada kegiatan pengembangan ekonomi Kebijakan bagi layanan publik atau komitmen terhadap pengembangan ekonomi. Insentif atau disinsentif fiskal bagi kegiatan pengembangan ekonomi Pengakuan dan kontribusi pada inisiatif pengembangan ekonomi dan masyarakat Kewirausahaan Dialog pengembangan ekonomi

Transformasi industri yang dapat diperankan universitas di Kawasan Jatinangor Kreasi indigenus Menciptakan industri baru berbasis sains (TBIT) Berupaya menjadi perantara antara peneliti dan wirausaha lokal Mengedepankan penelitian engineering dan sains. Mempromosikan kewirausahaan Transplantasi relokasi industri ke dalam wilayah kegiatan universitas merespon kebutuhan tenaga kerja lokal Pengabdian pada masyarakat program pendidikan yang kontinu penyediaan asistensi teknis Diversifikasi menjembatani jejaring teknologi antar aktor memperkuat forum kampus, diskusi penerapan teknologi industri lokal membangun identitas industri baru secara lokal Peningkatan keberadaan industri konsultasi program pendidikan lanjut menciptakan magang (internship) mahasiswa forum diskusi pengembangan industri Penyelarasan praktek global dengan para praktisi industri lokal

Target Forum Perguruan Tinggi Jatinangor Penguatan kelembagaan lokal Merumuskan persoalan-persoalan kolektif berdasarkan peran-peran aktif, partisipatif dari berbagai kelembagaan. Peningkatan kemampuan forum komunitas dalam mempengaruhi kebijakan publik Membangun jaringan yang kondusif dan positif baik kepada dan dengan pihak pemerintah, swasta, universitas, dan masyarakat lokal