FAKTOR-FAKTOR GAYA HIDUP YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS ANAK SEKOLAH DASAR SWASTA BERNARDUS DAN HJ ISRIATI KELAS 4-6 DI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN EBEN HAEZAR 2 MANADO

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO

FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK USIA 5-15 TAHUN. Sri Kartini. Program Studi Anafarma Universitas Abdurrab ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat. Memasuki era globalisasi, Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

Pengaruh Konsumsi Fastfood Terhadap Obesitas Anak Sekolah Dasar. The Influence of Fast Food Consumption on Obesity in Elementary School Children

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

BAB I PENDAHULUAN. dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di

Pengaruh Faktor Keturunan dan Gaya Hidup Terhadap Obesitas pada Murid SD Swasta di Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi terjadinya berat badan berlebih (overweight)

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN OBESITAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI SUDIRMAN I MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam,

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 6-14 TAHUN DI SD BUDI MULIA 2 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada BAB ini akan dijelaskan menengenai hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

Seseorang yang berat badannya 20% lebih tinggi berat badan normal dianggap mengalami obesitas. Metode yang paling berguna dan paling banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR GAYA HIDUP YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS ANAK SEKOLAH DASAR SWASTA BERNARDUS DAN HJ ISRIATI KELAS 4-6 DI SEMARANG Griska Erfiana Nilasari, Henry Setiawan, Arie Wuryanto Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro email : griska.erfiana@gmail.com Abstract: Obesity in children is a complex problem. Currently, excessive nutrients and obesity is an epidemic in Australia, New Zealand and Singapore and rapidly spread in the population of Pacific islands and in a certain Asian country. Obesity can result in varied chronic diseases. The purpose of this case control study is to find out the relation of pattern of heredity, consumption, and physical activity, to the incident of obesity in the students of elementary school Bernardus and Hj Isriati in Semarang. The samples for this study were (72 students for case group and 72 students for control group) from grades 4-6 from Bernardus and Hj Isriati elementary schools selected through quota sampling technique. The data obtained were analyzed by using univariate and bivariate. The results of study shows that there is a significant influence between IMT of parents (OR =8,13 ), exercise habits (OR =9,83 ), the habit of playing game (OR =4,28), the habit of eating fast food (=15,78), the habit of drinking soft drink (OR = 6,79), and the habit of eating fruits and vegetables (OR = 2,7 ) and the incident of obesity in the students of elementary students in Bernardus and Hj Isriati schools in Semarang. Key words : Obesity, Pattern of Consumption, Physical Activity, Heredity PENDAHULUAN Obesitas adalah penimbunan kelebihan lemak di dalam tubuh yang berlebihan pada seseorang. Kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak didefinisikan berada pada persentil ke-85 dan ke-95 indeks massa tubuh untuk usia dan jenis kelamin berdasarkan data survei nasional. Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas meningkat sangat tajam di seluruh dunia yang mencapai tingkatan yang membahayakan.faktor penyebab obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik baik kegiatan harian maupun latihan fisik terstruktur. Aktivitas fisik yang dilakukan sejak masa anak sampai lansia akan mempengaruhi kesehatan seumur hidup. Obesitas pada usia anak akan meningkatkan risiko obesitas pada saat dewasa. Penyebab obesitas dinilai sebagai multikausal dan sangat multidimensional karena tidak hanya terjadi pada golongan sosio-ekonomi tinggi, tetapi juga sering terdapat pada sosio-ekonomi menengah hingga menengah ke bawah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan case control. Subyek untuk penelitian ini adalah anak sekolah dasar Bernardus dan Hj Isriati. Jumlah subyek penelitian adalah sebanyak 72 anak kasus dan 72 anak kontrol. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan memberikan 70

angket dan pengukuran berat dan tinggi badan secara lansgung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengetahui pola makan dan aktifitas anak. HUBUNGAN OBESITASANAK DENGAN IMT AYAH DAN IBU Hasil uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang bermakna secara statistik kondisi IMT Ayah (p value=0,001). Selain itu didapatkan OR=8,13 yang berarti responden yang memiliki Ayah dan Ibu dengan IMT obesitas merupakan faktor resiko untuk kejadian obesitas pada anak. Perhitungan odds rasio sebesar 8,13 berarti responden yang memiliki Ayah dan Ibu dengan IMT obesitas beresiko terjadinya obesitas pada anak sebesar 8 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT Ayah dan Ibu normal. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa Parenteral fatness merupakan faktor genetik yang berperan besar, bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%. 1 KEBIASAAN OLAHRAGA kondisi kebiasaan olahrahraga (p value=0,001). Dan anak yang memiliki kebiasaan olahraga dengan kategori buruk memiliki resiko untuk terkena obesitas 9 kali lebih besar dibandingkan anak yang memiliki kebiasaan olahraga dengan kategori baik (OR=9,83). penelitian yang menunjukkan bahwa penurunan pengeluaran energi sehari-hari tanpa penurunan bersamaan dalam konsumsi energi total merupakan faktor yang mendasari dalam peningkatan obesitas.studi ini menyimpulkan bahwa memperbanyak kegiatan aktivitas fisik (olah raga) di sekolah sampai setidaknya lima jam per minggu dapat mengurangi 9,8-5,6% anak perempuan yang overweight. Saat ini, sekolah mengurangi jumlah bermain atau aktivitas fisik yang diterima anak selama jam sekolah. Hanya sekitar sepertiga anak-anak SD memiliki kegiatan aktivitas fisik (olah raga) harian, dan kurang dari seperlima memiliki program ekstrakurikuler olah raga di sekolah mereka. 2 KEBIASAAN BERMAIN GAME ELEKTRONIK kebiasaan bermain game komputer (p value=0,001). Dan anak dengan kebiasaan bermain komputer dengan kategori sering ini memiliki resiko untuk terkena obesitas 4kali lebih besar dibandingkan anak yang jarang bermain game komputer (OR=4,28). penelitian Popkin pada tahun 2007, yang menyatakan bahwa kebiasaan anak menonton televisi, bermain game, dan saat belajar adalah kegiatan yang merupakan aktivitas fisik yang sangat rendah. Sehingga terjadi tidak seimbangnya antara 71

konsumsi energi dengan aktivitas fisik yang dilakukan, dan ini adalah merupakan salah satu penyebab obesitas pada anak. 3 HUBUNGAN OBESITAS ANAK DENGAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI FASTFOOD kondisi kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak (p value=0,001). Anak yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan kategori sering memiliki resiko untuk terkena obesitas 15 kali lebih besar dibandingkan anak yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan kategori jarang (OR=15,78). Hasil penelitian diatas sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa Fast food atau ready-to-eatfood jadi pilihan utama orang tua yang sibuk atau konsumsi ketika menghabiskan waktu bersama keluarga pada masyarakat modern. Hal ini disebabkan karena pengolahannya yang cenderung cepat karena menggunakan tenaga mesin, terlihat bersih karena penjamahnya adalah mesin, restoran yang mudah ditemukan serta karena pelayanannya yang selalu sedia setiap saat, bagaimanapun cara pemesanannya. 4 HUBUNGAN OBESITAS ANAK DENGAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI SOFTDRINK kondisi kebiasaan minum soft drink (p value=0,001). Dan anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink dengan kategori sering memiliki resiko untuk terkena obesitas 6 kali lebih besar dibandingkan anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink dengan kategori jarang (OR=6,79) Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cornell University pada tahun 2003 yang menyatakan bahwa anakanak yang minum lebih dari 12 oz soft drink meningkat berat badannya secara signifikan dibandingkan dengan anak-anak dengan konsumsi kurang dari 6 ons per hari. Hal ini disebabkan karena anak-anak tidak mengurangi makanan utama yang dimakan dan ditambah dengan peningkatan kalori yang berasal dari minuman tersebut. Semakin banyak minuman yang dikonsumsi, maka semakin besar asupan kalori dan semakin tinggi pertambahan berat badannya. 5 KEBIASAAN MENGKONSUMSI SAYUR ATAU BUAH kebiasaan Mengkonsumsi Sayur atau Buahdengan kejadian obesitas pada anak (p value=0,001). Dan kebiasaan mengkonsumsi sayur atau buah dengan kategori seringmerupakan faktor resiko (OR=2,697) sehingga responden dengan kebiasaan kebiasaan mengkonsumsi sayur atau buah dengan kategori jarang memiliki faktor resiko terkena obesitas. penelitian yang dilakukan oleh RISKESDAS pada tahun 2007, yang menyatakan bahwa penduduk dikategorikan cukup konsumsi 72

sayur dan buah apabila makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu. Dikategorikan kurang apabila konsumsi sayur dan buah kurang dari ketentuan di atas. Secara keseluruhan, penduduk umur 10-14 tahun yang kurang mengonsumsi buah dan sayur sebesar 93,6% (<5 porsi per hari). Berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita, dengan meningkatnya strata juga tampak pengurangan prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur, dengan perkataan lain, semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita perbulan semakin tinggi konsumsi buah dan sayur. 6 KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara keturunan ( OR = 8,128 ) 2. Ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian obesitas anak ( OR = 9,828 ) 3. Ada hubungan antara kebiasaan bermain game dengan kejadian obesitas pada anak( OR = 4,283 ) 4. Ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi fastfood dengan kejadian obesitas pada anak( OR = 15,783 ) 5. Ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi softdrink dengan kejadian obesitas pada anak( OR = 6,786 ) 6. Ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur dengan kejadian obesitas pada anak( OR = 2,697 ) 7. Faktor kebiasaan mengkonsumsi fast food merupakan faktor resiko yang mempunyai nilai OR tertinggi (OR=15,783) terhadap kejadian obesitas pada anak. 8. Faktor yang merupakan faktor risiko dengan kejadian obesitas pada anak antara lain adalah kondisi IMT ayah, kondisi IMT ibu kebiasaan olahraga, kebiasaan main game elektronik, konsumsi fastfood, konsumsi softdrink, kebiasaan mengkonsumsi sayur atau buah. SARAN 1. Bagi dinas maupun instansi terkait Bekerjasama dengan fakultas kesehatan masyarakat untuk melakukan program program promotif dan preventif terhadap pencegahan obesitas pada anak sejak dini. 2. Dinas dan instansi terkait hendaknya dapat membuat kebijakan yang berupa kegiatan olahraga pagi (senam) sebelum mengawali kegiatan belajar mengajar didalam kelas yang bertujuan untuk membiasakan anak rutin berolaharaga di pagi hari. 3. Bagi para orang tua Diharapkan mampu menjadi panutan untuk anak baik dalam gaya hidup sehat, pola konsumsi, aktifitas dan pemberian uang jajan. 4. Bagi Peneliti Lain Dalam penelitian ini, karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti hanya mengumpulkan data dengan menggunakan angket penelitian. Oleh karena itu perlu direncanakan adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode pengambilan data dengan wawancara mendalam agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Ashurst, P.R. Chemistry and Technology of Soft Drinks and Fruit Juice, 2nd ed. USA : Blacwell publishing. 2005. 73

2. Mariana. Pengaruh Pola Konsumsi Makanan Modern terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja SLTP Kesatrian Bogor. Provinsi Jawa Barat. Tesis. FKM UI. Depok. 2003. 3. Darmono. Obesitas pada Anak bisa Turunkan Kecerdasan. 2004., (online), (http://www.litbang.depkes.co.id di akses 22 Juli 2014) 4. Musaiger, A.O. Overweight and Obesity in the Eastern Mediterranian Region : Can We Control It?. Eastern Mediterranian Health Journal. 2004. 5. Simatupang MR. Pengaruh Pola Konsumsi terhadap kejadian Obesitas pada siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Medan Baru. Tesis di publikasikan. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2008. 6. Intan, Melisa B Wijayanti. Obesitas dan Sindroma Metabolik. Forum Diagnostikum. Laboratorium Klinis Prodia. 2011. 74