Penyaringan Ketahanan Plasma Nutfah Ubi Jalar terhadap Hama Lanas



dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Tanaman terhadap Hama (Wereng Coklat pada Padi dan Hama Lanas pada Ubi Jalar)

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Tanaman terhadap Hama (Wereng Coklat pada Padi dan Hama Lanas pada Ubi Jalar)

PENDAHULUAN. Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas. L) merupakan salah satu tanaman. bagian timur Indonesia dijadikan sebagai makanan pokok masyarakat.

PELUANG DAN PENGEMBANGAN PERAKITAN VARIETAS UBIJALAR TAHAN HAMA BOLENG

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

Karakterisasi Ukuran dan Bentuk Umbi Plasma Nutfah Ubi Jalar

Identifikasi Ketahanan Sumber Daya Genetik Kedelai terhadap Hama Pengisap Polong

PENGARUH DOSIS PUPUK HAYATI TERHADAP TINGKAT SERANGAN HAMA BOLENG UBI PADA TIGA VARIETAS KETELA RAMBAT (Ipomoea batatas L)

TINGKAT KETAHANAN KLON POTENSIAL UBI JALAR LOKAL ASAL NTT TERHADAP HAMA LANAS (CYLAS FORMICARIUS FAB.)

UBI JALAR. 32 Laporan Tahun 2011 Penelitian Aneka Kacang dan Umbi PERBAIKAN GENETIK

Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST. Sumber Keragaman db KT

Karakterisasi Morfologi dan Kandungan Gula Beberapa Plasma Nutfah Ubi Jalar Lokal Lampung

commit to users I. PENDAHULUAN

Karakterisasi dan Seleksi 139 Galur Kentang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

AKSESI PLASMA NUTFAH UBI JALAR BERKANDUNGAN BETA-KAROTEN TINGGI

Materi 06 Pemuliaan Tanaman untuk Masa Depan Pertanian. Benyamin Lakitan

Pembentukan dan Evaluasi Inbrida Jagung Tahan Penyakit Bulai

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Tanaman Pangan terhadap Cekaman Beberapa Faktor Biotik (Hama dan Penyakit)

IDENTIFIKASI GALUR-GALUR PADI GOGO TOLERAN TERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM

PERAKITAN KEDELAI UNGGUL BARU BERDAYA HASIL TINGGI, BERUMUR GENJAH, DAN TAHAN HAMA UTAMA KEDELAI (ULAT GRAYAK)

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

Karakteristik Umbi Plasma Nutfah Tanaman Talas (Colocasia esculenta)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

ISSN:

Evaluasi Deteriorasi Karakter Plasma Nutfah Ubi Kayu

Keragaman genetik klon Ubi Jalar (Ipomoea batatas [L.] Lam) pada beberapa sentra produksi Di Sumatera Barat

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI

Mekanisme Ketahanan, Pola Pewarisan Genetik Dan Screening Pada Varietas Unggul Tahan Hama

Studi Pewarisan Antosianin Ubi Jalar pada Populasi F1 dari Tiga Kombinasi Persilangan Ayamurasaki

POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

Karakterisasi Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.)

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)

KELIMPAHAN POPULASI KUTU KEBUL PADA GENOTIPE KEDELAI

SELEKSI KLON-KLON UBIJALAR BERKADAR BETA KAROTIN DAN BAHAN KERING TINGGI

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

Perbanyakan Bibit Stek Umbi dan Uji Adaptabilitas Plasma Nutfah Garut (Marantha arundinaceae L.)

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Identifikasi Plasma Nutfah Kedelai Berumur Genjah dan Berdaya Hasil Tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

SPESIES, PERBANDINGAN KELAMIN, DAN CIRI MORFOLOGI PENGGEREK POLONG KEDELAI Etiella sp., DI KEBUN PERCOBAAN NGALE

III. BAHAN DAN METODE

KEMAMPUAN PEMBENTUKAN BUAH DAN BIJI PADA PERSILANGAN UBIJALAR

KONSERVASI KOLEKSI PLASMA NUTFAH UBIJALAR

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI Rejuvenasi SDG Kedelai Evaluasi Ketahanan SDG Kedelai terhadap Cekaman Salinitas

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Karakterisasi dan Deskripsi Plasma Nutfah Tomat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia (Deptan,

BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE)

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

Analisis Kandungan β-karoten Beberapa Varietas Lokal Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Asal Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNIK PENDUKUNG DITEMUKANNYA PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) SEBAGAI INANG ALTERNATIF BAGI HAMA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (SCIRPOPHAGA INNOTATA)

Keywords: Sweet potato (Ipomoea batatas), Attack Cylas formicarius F. (Coleoptera curculionidae),

PENGARUH FREKUENSI DAN CARA APLIKASI CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria Bassiana TERHADAP TINGKAT SERANGAN HAMA BOLENG PADA UBI JALAR

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

IDENTIFIKASI PLASMA NUTFAH KACANG HIJAU ASAL INTRODUKSI BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMIK

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

SELEKSI KETAHANAN GALUR

Penemuan Klon Kakao Tahan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Resistance of Five Cultivars Local Rice (Oryza sativa L.) against Brown Planthopper (Nilaparvata lugens Stål, Hemiptera)

PENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN. Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

POLA FLUKTUASI POPULASI Plutella xylostella (L.) (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA PADA BUDIDAYA BROKOLI DENGAN PENERAPAN PHT DAN ORGANIK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN PRAKATA v

PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Muhammad Ridla, M.Agr.

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI

EFEKTIVITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Sitophilus oryzae L. PADA SIMPANAN BERAS

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan

Hajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

POTENSI GENETIK UBIJALAR UNGGULAN HASIL PEMULIAAN TANAMAN BERDASARKAN KARAKTER MORFO-AGRONOMI

EFIKASI CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana UNTUK MENGENDALIKAN HAMA BOLENG Cylas formicarius PADA UBI JALAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Seluruh Provinsi Tahun 2009

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UBI JALAR ( Ipomoea batatas (L) Lam) OIeh EDI KUSMIADI A.IS 0700 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

Karakterisasi 88 Aksesi Pepaya Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah

Transkripsi:

Penyaringan Ketahanan Plasma Nutfah Ubi Jalar terhadap Hama Lanas Nani Zuraida, Minantyorini, dan Dodin Koswanudin Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor ABSTRACT Screening of sweetpotato germplasm resistant to weevil was done in Indonesian Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research Institute Bank Gene Laboratory during October-November 2002. Fifty accessions of tuber root were evaluated. Three tuber roots were infested by five pairs of Cylas formicarius Fabr. for each accession with three replications. Three days after infestation (dai), the insects were move out from its container and 30 dai the resistance was scored. The results showed that only one accession Yoban (2%) resistant and nine accessions (18%) were moderately resistant, 24 accession were moderate susceptible (48%), and 16 accessions were susceptible (32%). Yoban variety has potential to be used as parent material in breeding of sweet potato for resistant to weevil. Key words: Sweetpotato, germplasm, resistant, weevil. ABSTRAK Penelitian dilakukan di Laboratorium Bank Gen, Balitbio pada Oktober-November 2002. Sebanyak 50 aksesi ubi jalar yang diuji/disaring ketahanannya diinfestasi dengan lima pasang serangga Cylas formicarius dalam kotak plastik tertutup kain kasa. Tiga hari kemudian serangga dikeluarkan dan setelah 30 hari infestasi diamati ketahanannya. Dari 50 aksesi diperoleh satu aksesi yang bereaksi tahan terhadap hama lanas, yaitu Yoban (2%), sembilan aksesi agak tahan (18%), 24 aksesi agak peka (48%), dan 16 aksesi peka (32%). Varietas Yoban mempunyai potensi untuk dijadikan tetua persilangan dalam perakitan varietas unggul yang tahan/toleran terhadap hama lanas. Kata kunci: Ubi jalar, plasma nutfah, ketahanan, lanas. PENDAHULUAN Lanas merupakan hama utama tanaman ubi jalar, terutama yang ditanam di lahan kering, dan dapat menurunkan hasil 10-80%, bergantung dari lokasi dan musim (Widodo et al. 1994). Hama lanas atau hama boleng disebabkan oleh Cylas formicarius. Hama ini merusak umbi di pertanaman, dapat juga menyerang umbi yang telah disimpan di gudang (Kalshoven 1981). Pada umumnya, larva, pupa, dan imago tinggal di dalam umbi, sehingga kerusakan di bagian dalam umbi sangat merugikan. Kotoran hama yang terdapat pada bagian-bagian umbi yang telah rusak menyebabkan rasa pahit. Serangan hama ini dapat mengakibatkan kerusakan ubi jalar hingga 50% (Bahagiawati 1989). Untuk pengendalian hama ini, petani pada umumnya menggunakan insektisida, namun menurut Oka (1995), minimal ada sembilan dampak negatif dari penggunaan insektisida, yaitu mengakibatkan resistensi hama, resurjensi, terbunuhnya organisme yang menguntungkan, terbunuhnya predator dan parasitoid, menimbulkan ledakan hama baru, meninggalkan residu racun pada hasil, mencemari lingkungan, menimbulkan pembesaran biologik, dan sering menimbulkan kecelakaan bagi pengguna. Penggunaan varietas tahan merupakan salah satu cara pengendalian yang mudah, murah, dan ramah lingkungan. Untuk merakit varietas unggul berproduktivitas tinggi dan tahan hama melalui pemuliaan tanaman diperlukan sumber gen (Allard 1960). Sumber gen tersebut terdapat dalam plasma nutfah tanaman. Plasma nutfah merupakan kumpulan genotipe yang mengandung gen-gen yang dibutuhkan dalam perakitan suatu varietas tanaman, antara lain gen ketahanan terhadap hama. Untuk memperoleh sumber ketahanan terhadap hama diperlukan evaluasi ketahanan plasma nutfah terhadap hama tersebut, seperti evaluasi ketahanan plasma nutfah ubi jalar terhadap hama lanas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan plasma nutfah ubi jalar terhadap hama lanas. BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di Laboratorium Bank Gen, pada Oktober-November 2002 dengan menggunakan 50 aksesi ubi jalar. Dari setiap aksesi Buletin Plasma Nutfah Vol.11 No.1 Th.2005 11

diambil tiga umbi dan diletakkan pada satu kotak plastik bertutup kain kasa, satu kotak untuk satu aksesi. Kemudian umbi diinfestasi dengan lima pasang serangga C. formicarius. Perlakuan untuk setiap aksesi diulang tiga kali. Setelah 3 hari, serangga dikeluarkan. Selanjutnya umbi dibiarkan selama 30 hari, kemudian diamati tingkat serangan hama pada umbi. Penilaian skor ketahanan disajikan pada Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 50 aksesi plasma nutfah yang diuji ketahanannya terhadap hama lanas, diperoleh satu aksesi tahan, yaitu varietas Yoban dengan skor ratarata 1,3. Sembilan aksesi mempunyai reaksi agak tahan dengan skor 2,0-2,3 (rata-rata 2,2), 24 aksesi bereaksi agak peka dengan skor 2,5-3,3 (rata-rata 3,0), dan 16 aksesi mempunyai reaksi peka dengan skor 3,5-4,3 (rata-rata 4,0) (Tabel 2). Plasma nutfah ubi jalar yang agak tahan mempunyai skor rata-rata 2,0-2,3, antara lain Mantang Biru, Retok, dan Ubi Gendola (Tabel 3). Sifat morfologi aksesi yang tahan dan agak tahan terhadap hama lanas disajikan pada Tabel 4. Warna daging umbinya bervariasi dari putih ungu, krem tua, krem ungu, kuning, kuning tua, hingga kuning ungu, sedangkan warna kulit umbi bervariasi dari putih kusam, pink, krem, merah, ungu tua, hingga oranye kecoklatan. Ubi jalar yang mempunyai daging umbi berwarna kuning jingga dengan kandungan beta karotin tinggi kurang disukai oleh hama lanas (Dwidjosewodjo 1976). Tabel 1. Penilaian skor ketahanan terhadap hama lanas. Skor Kerusakan daging umbi 1 <1% 2 1-25% 3 26-50% 4 51-75% 5 76-100% Sumber: Amalin (1994). Tabel 2. Distribusi ketahanan plasma nutfah ubi jalar terhadap hama lanas. Ketahanan terhadap hama lanas Jumlah aksesi Persentase (%) Skor rata-rata Tahan 1 2 1,3 Agak tahan 9 18 2,2 Agak peka 24 48 3,0 Peka 16 32 4,0 Varietas Tabel 3. Plasma nutfah ubi jalar yang tahan dan agak tahan terhadap hama lanas. Skor rata-rata Ketahanan Yoban 1,3 Tahan Mantang Biru 2,0 Agak tahan Retok 2,0 Agak tahan Ubi Gendola 2,0 Agak tahan Prambanan-28 2,0 Agak tahan Unknown 2,3 Agak tahan Kuning 2,3 Agak tahan Wortel 2,3 Agak tahan L. Garut 2,3 Agak tahan W.29 2,3 Agak tahan 12 Buletin Plasma Nutfah Vol.11 No.1 Th.2005

Varietas Tabel 4. Karakter morfologi plasma nutfah ubi jalar yang tahan dan agak tahan terhadap hama lanas. Warna Daging umbi Kulit umbi Yoban Kuning Merah muda Mantang Biru Krem ungu Putih kusam Retok Kuning tua Ungu tua Ubi Gendola Putih ungu Krem Prambanan-28 Krem tua Oranye kecoklatan No. 624 Kuning ungu Krem Kuning Kuning Merah muda Wortel Kuning tua Merah muda L. Garut Kuning Merah W.29 Kuning ungu Putih kusam Tabel 5. Jumlah larva, pupa, dan imago pada umbi. Ketahanan terhadap hama lanas Jumlah larva rata-rata Jumlah pupa rata-rata Jumlah imago rata-rata/skor* Tahan 0,2 2,5 0,2/1 Agak tahan 0,3 4,0 1,8/3 Agak peka 0,9 4,5 2,9/3 Peka 3,0 5,2 4,6/5 *Sumber: Amalin (1994). Kandungan beta karotin pada umbi dicirikan oleh warna daging umbi. Semakin tinggi kandungan beta karotin pada umbi, maka warna umbi makin mengarah ke kuning jingga/oranye yang lebih tua. Tidak semua aksesi yang berwarna kuning sampai kuning tua yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap hama ini (Lampiran 1). Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan ubi jalar terhadap hama lanas tidak hanya dipengaruhi oleh kadar karotin pada umbi, namun faktor lain seperti kadar air dan senyawa kimia lain yang terdapat dalam umbi juga dapat mempengaruhi ketahanan terhadap hama ini (antibiosis) (Waluyo dan Prasadja 1996) Bila dilihat dari jumlah larva, pupa, dan imago yang terdapat pada umbi (Tabel 5), ternyata pada varietas paling sedikit ditemukan larva, pupa, dan imago. Pada varietas agak tahan, jumlah larva, pupa, imago yang lebih sedikit dari varietas agak peka. Jumlah imago pada varietas tahan rata-rata 0,2 (skor 1), pada varietas agak tahan dan agak peka masing-masing 1,8 dan 2,9 (skor 3), sedangkan pada varietas peka rata-rata 4,6 (skor 5). KESIMPULAN Dari 50 aksesi plasma nutfah ubi jalar yang diuji ketahanannya terhadap hama lanas, terdapat satu aksesi yang tahan, yaitu varietas Yoban (2%), sembilan aksesi agak tahan (18%), 24 aksesi agak peka (48%), dan 16 aksesi peka (32%). Varietas Yoban berpeluang sebagai tetua dalam perakitan varietas unggul hama lanas. DAFTAR PUSTAKA Allard, R.W. 1960. Principles of plant breeding. John Wiley & Son, New York. 450 p. Amalin, D.M. 1994. Arthropod pest damage evaluation in relation to varietal resistance evaluation in sweetpotato. In Rasco, Jr. E.T. and V.D.R. Amante (Eds.). Sweetpotato Variety Evaluation. SAPPRAD 1:56-59. Bahagiawati, A.H. 1989. Pengaruh perangkap pheromone terhadap serangan Cylas formicarius. Laporan Kemajuan Penelitian 1988/1989. Bogor. 6 hlm. Dwidjosewodjo, R.S. 1976. Resistance of sweet potato (Ipomoea batatas Lamb.) cultivars to the sweet Buletin Plasma Nutfah Vol.11 No.1 Th.2005 13

potato weevil (Cylas puncticollis Boh.). M. Phil Dissertation University of Ibadan, Nigeria. 178 p. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of crops in Indonesia. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. Oka, I.N. 1995. Pengendalian hama terpadu dan implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada University Press. 255 hal. Waluyo dan Prasadja. 1996. Pengendalian hama lanas pada ubi jalar. Dalam Syam, M., Hermanto, dan A. Musaddad (Eds.). Kinerja Penelitian Tanaman Pangan. Buku 4:1258-1269. Widodo, Y., Supriyatin, and A.R. Braun. 1994. Rapid assessment of IPM needs for sweetpotato in some commercial production areas of Indonesia. International Potato Center, South East Asia and The Pacific Region, Bogor and MARIF, Malang, Indonesia. 19 p. 14 Buletin Plasma Nutfah Vol.11 No.1 Th.2005

Lampiran 1. Skor ketahanan, jumlah Cylas (larva, pupa, imago), dan karakter umbi 50 aksesi plasma nutfah ubi jalar. Ketahanan Jumlah larva Jumlah pupa Jumlah imago Warna umbi No. Varietas (skor rata-rata) rata-rata rata-rata rata-rata Daging Kulit Tahan 1. Yoban 1,3 0,2 2,5 0,2 Kuning Merah muda Agak tahan 2. Retok 2,0 0,2 4,0 0,7 Kuning tua Ungu tua 3. Pramb-28 2,0 0,2 3,5 4,0 Krem tua Oranye kecoklatan 4. Ubi Gandola 2,0 0,3 1,8 2,0 Putih ungu Krem 5. Mantang Biru 2,0 0,8 3,3 0 Krem ungu Putih kusam 6. Kuning 2,2 0,6 5,3 0,8 Kuning Merah muda 7. L. Garut 2,3 0 2,7 1,3 Kuning Merah 8. W-29 2,3 0,3 2,0 0,5 Kuning ungu Putih kusam 9. Unknown No. 624 2,3 0,3 2,7 2,7 Kuning ungu Krem 10. Wortel 2,3 0 8,3 4,0 Kuning tua Merah muda Agak peka 11. No. 157 A 2,5 0 2,2 3,0 Krem Oranye kecoklatan 12. Koja 2,7 0,7 7,2 0,7 Oranye Ungu 13. A 247 2,7 1,5 2,3 4,5 Kuning tua Putih kusam 14. Gowi Siali 2,7 3,7 2,2 10,8 Kuning muda Merah ungu 15. Karubaka 2,8 2,0 3,3 2,5 Ungu Merah muda 16. Elakmbi 2,8 0 5,2 3,3 Putih kusam Oranye kecoklatan 17. Selo Jongkok 2,8 0 6,2 1,5 Kuning muda Krem 18. Ceprok 2,8 0,3 6,2 1,8 Kuning muda Merah tua 19. L. Purbolinggo 2,9 0,3 3,5 2,2 Kuning tua Merah 20. Soltaki 2,9 0,3 3,0 1,0 Putih Putih 21. Rorojonggrang 3,0 0,7 2,8 2,7 Krem Merah ungu 22. Selo Klemen 3,0 0,7 1,8 3,5 Kuning muda Krem 23. L 289 3,0 0,2 5,2 2,5 Kuning tua Merah ungu 24. Mis 159-3 3,1 0 10,3 1,2 Oranye Merah muda 25. Kefelate Baru 3,1 0,5 3,0 0 Kuning Merah ungu 26. Taiwan 3,1 0,5 2,8 7,8 Kuning muda Krem muda 27. Mantang Racik No. 825 3,2 0,5 4,3 1,7 Putih kusam Krem 28. KN No. 564 3,2 0,7 2,8 3,3 Kuning muda Merah ungu 29. A 006 3,2 1,3 3,5 3,3 Putih kusam Putih 30. Gowi Doma 3,3 0 9,3 0,2 Kuning tua Merah ungu 31. Jahe 3,3 2,7 1,7 2,8 Krem Merah muda 32. NN No. 584 3,3 4,2 6,6 10,8 Kuning Kuning tua 33. Penet 3,3 0 6,7 1,5 Krem Krem 34. Cangkuang 3,3 0,2 5,3 0,8 Kuning muda Merah tua Peka 35. Ubi Cina 3,5 0 4,8 4,5 Krem Krem 36. Mebah 3,5 0,2 6,2 8,5 Kuning tua Merah 37. Mantang Cubung 3,7 0,2 7,3 7,3 Putih Krem 38. Wenawe 3,7 0,3 5,3 1,7 Oranye Kuning 39. BIS-29 3,8 0,7 5,2 1,3 Kuning muda Merah ungu 40. A275 3,8 4,5 3,0 8,2 Oranye Ungu 41. St 48 4,0 5,7 5,0 2,5 Krem Krem 42. Unknown No. 472 4,0 0,7 5,2 1,3 Kuning tua Krem 43. Abelia Jantan 4,1 1,8 4,2 1,3 Putih Merah muda 44. Mantang Sinden 4,1 6,0 9,3 3,7 Kuning Kuning muda 45. Mantang Racik No. 817 4,1 0,3 0,3 1,7 Putih Krem 46. Malembi 4,2 6,5 5,2 2,7 Putih Merah ungu 47. Selo Bun 4,2 10,6 4,2 2,7 Oranye muda Merah muda 48. Selo Bojog 4,3 4,5 7,7 6,8 Kuning tua Oranye kecoklatan 49. No. 309 4,3 3,7 6,7 10,6 Putih Putih kusam 50. MIS 146-1 4,3 2,2 4,3 6,7 Kuning tua Merah ungu Buletin Plasma Nutfah Vol.11 No.1 Th.2005 15