BAB V PENUTUP. Di dalam melihat produk hukum dari maz hab terdahulu, seperti produk



dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang

Merupakan metodologi penafsiran Al Qur an Bertujuan untuk menghasilkan produk tafsir berkeadilan Gender Kerangka berpikir didasari oleh Pemikiran

BAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA. A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama

BAB IV PENUTUP. 1) Penafsiran QS. Al-Nisa :12 Imam Syafi i menafsirkan kata walad dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB IV PENUTUP. 1. Hak-hak suami dalam memperlakukan istri yang nusyuz adalah 1)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

Tanya Jawab Edisi 3: Warisan Anak Perempuan: Syari'at "Satu Banding Satu"?

KABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Perkawinan menurut Pasal 1 UU 1/1974 adalah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 9 Tahun 2011 Tentang PENSUCIAN ALAT PRODUKSI YANG TERKENA NAJIS MUTAWASSITHAH (NAJIS SEDANG) DENGAN SELAIN AIR

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENDAPAT MAŻHAB ANAK LUAR NIKAH

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

dari Ibnu Mas ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB LIMA: KESIMPULAN DAN PENUTUP. Bagi memanfaatkan hasil kajian ini, penulis dapat simpulkan beberapa perkara.

Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab

BAB III ANALISIS. Pada dasarnya hukum islam tidak memberatkan umatnya. Akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB V PENUTUP. Dari uraian yang telah penulis paparkan, setidaknya penulis mencatat

BAB IV ANALISIS DATA. Pengetahuan tentang peran wanita. Oleh karena perbedaan fisik dan psikis, maka

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :

BAB IV. A. Persamaan antara Ketentuan Batas Usia Anak Dalam Hak H{ad}a>nah Pasca

BAB I PENDAHULUAN. turun dengan nama Allah. Kita sekarang memulai membaca al-qur an dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. poligami dalam bentuknya yang beragam telah ada dalam tahap-tahap awal dari

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB I PENDAHULUAN. Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian masyarakat Indonesia. Namun demikian, perkawinan di bawah

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV TAFSIR QUR AN SURAT AL-NISÂ AYAT 34 PERSPEKTIF ASGHAR ALI ENGINEER. A. Konsep Kesetaraan Gender Perspektif Asghar Ali Engineer

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEWAJIBAN SUAMI KEPADA ISTRI DALAM KELUARGA JAMAAH TABLIGH

Kiprah Edisi 17: Menggalang Solidaritas Melalui Forum Selapanan. Ditulis oleh Titik Rahmawati & Ulfah Mutia Hizma Jumat, 03 Juli :12 -

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

Hak Cipta Terpelihara :

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pendapat Imam Al-Sarkhasi (mazhab Hanafiyyah) tentang Istibdal harta

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

BAB VII PENUTUP. 1. Konstruksi pemahaman aktivis organisasi keagamaan Muhammadiyah,

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, harus menguasai huruf Hijaiyyah beserta perubahannya. Kedua,

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah suatu perjanjian perikatan antara laki-laki dan

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Transkripsi:

105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Di dalam melihat produk hukum dari maz hab terdahulu, seperti produk hukum fiqh Ima>m Sya>fi i> tentang masalah kesaksian wanita dalam nikah dan melihat hila>l, yang mengemukakan bahwa wanita tidak boleh menjadi saksi dalam nikah dan hila>l, diharuskan bisa memperlakukannya dengan benar. Pertama, produk hukum fiqh Ima>m Sya>fi i> tersebut harus dihargai sebagai khazanah klasik yang berharga dan bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Kedua, produk hukum fiqh Ima>m Sya>fi i> sebagai khazanah klasik yang berharga bukan berarti suatu hal yang sakral dan suci sehingga tidak boleh kita perbaharui, akan tetapi produk hukum fiqh Ima>m Sya>fi i> adalah merupakan hasil dari pemikiran sebuah zaman yang mana dengan perkembangan zaman harus dibarengi dengan perubahan produk hukum fiqh tersebut, supaya terjadi kesesuaian antara hukum fiqh dan realitas. Dengan menggunakan metode analisis gender, penulis menemukan hal yang menarik dalam pola pemikiran yang digunakan oleh Ima>m Sya>fi i> dalam mengeluarkan pendapat. Ada beberapa karakteristik yang membedakan antara pemikiran Ima>m Sya>fi i> dengan ulama -ulama sezamannya, yaitu kemampuan beliau dalam memadukan antara nas} dan budaya masyarakat setempat, dibuktikan dengan adanya produk hukum fiqh Ima>m Sya>fi i> yang berbeda ketika Ima>m Sya>fi i>

106 di Bagdad dan di Mesir. Begitu juga dalam masalah kesaksian wanita, Ima>m Sya>fi i> juga memadukan antara nas} dan budaya serta kondisi masyarakat pada waktu itu. Ima>m Sya>fi i> yang selama ini digambarkan sebagai ulama yang sangat kuat dalam memegang nas}, penulis melihat ada sisi penting yang belum tersentuh oleh penulispenulis lain, yaitu fleksibilitas beliau dalam menentukan produk hukum fiqh yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang ada, justru memudarkan anggapan bahwa Ima>m Sya>fi i> dalam memposisikan nas} (teks) di atas rasio. Dalam menyikapi persoalan di atas, dengan menggunakan analisis gender, penulis menyimpulkan bahwa corak pemikiran Ima>m Sya>fi i> Kedua, secara historis, pada dasarnya larangan perempuan memberikan kesaksian itu tidak bias gender, hal ini dikarenakan pada masa Ima>m Sya>fi i> perempuan tidak mempunyai keahlian dalam bidang nikah dan hila>l, sehingga ketika perempuan dijadikan saksi dalam nikah dan hila>l, dikhawatirkan akan mengalami kesalahan dan berdampak fatal. B. Saran-saran Terlepas dari pendapat sebagian kalangan yang menganggap bahwa apa yang dikemukakan oleh Ima>m Sya>fi i> dalam masalah hukum persaksian perempuan dalam nikah dan melihat hila>l yang tidak diperbolehkan dengan alasan bahwa syarat untuk menjadi saksi haruslah laki-laki (z uku>rah), merupakan produk hukum yang bias gender, namun apa yang dikemukakan oleh Ima>m Sya>fi i> diakui ataupun tidak telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam upaya realisasi fiqh dalam sebuah masyarakat.

107 Tidak seperti ulama -ulama semasanya seperti Ima>m Ma>lik dan Ima>m Hanbal, pemikiran Ima>m Sya>fi i> cenderung lebih moderat, karena pemikiran Ima>m Sya>fi i> tersebut merupakan hasil dari dialog antara nas} dan kultur serta kondisi masyarakat pada waktu itu. Hal itu mugkin salah satunya disebabkan oleh sosok Ima>m Sya>fi i> yang mampu mengkomparasikan antara maz hab sebelumnya yaitu maz hab Ima>m Hanafi yang berhaluan rasional (ahl ar-ra y) dan maz hab Ima>m Ma>lik yang berhaluan Fundamental (ahl al-h}adi>s ). Oleh karena itu, upaya penggalian secara lebih dalam mengenai sosok Ima>m Sya>fi i> dan juga pemikiran-pemikiran serta fatwa-fatwanya yang banyak mengundang respon baik positif maupun negatif di kalangan umat Islam sangat dibutuhkan sebagai bahan perbandingan. Berkaitan dengan masalah gender, penulis berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama manusia sempurna. Tak ada yang lebih unggul. Sama-sama memiliki dua belas tulang rusuk dan diciptakan dari tanah, sari pati air mani serta ditiupkan ruh, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Sha>d ayat 71 yang berbunyi: & ÏÛ ÏiΒ#Z ³o07,Î= yz ÎoΤÎ) Ïπs3Í n=yϑù=ï9y7 /u tα$s% øœî) (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah" [Q.S. 38: 71] (Depag, 1982: 741). Dan juga dalam Q.S. as-sajadah ayat 7-9 yang berbunyi:

( 4 ( 108 ΟèO & ÏÛ ÏΒ Ç ΣM}$# t,ù=yz r&y t/uρ çµs)n=yz > ó x«ä. z ômr& ü Ï%!$# ϵÏmρ ÏΒ ÏµŠÏùy xtρuρçµ1 θy ΟèO & Îγ Β&!$ Β ÏiΒ7's# n=ß ÏΒ ã&s#ó nσÿ yèy_ šχρãà6ô±n@ $ Β Wξ Î=s% nοy Ï øùf{$#uρt Áö/F{$#uρyìôϑ 9$# ãνä3s9ÿ yèy_uρ Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. [Q.S. 32: 7-9] (Depag, 1982: 661). Perbedaan fisiologis antara keduanya hanya dimaksudkan untuk melestarikan manusia itu sendiri, bukan karena salah satu lebih unggul. Selanjutnya, untuk mengatasi atau setidak-tidaknya mengurangi problematika perempuan tersebut di atas perlu melakukan langkah-langkah strategis dan konkret. Di antara langkah-langkah yang diharapkan efektif adalah membina kesadaran bersama antara perempuan dan laki-laki tentang kedudukan dan relasi antara mereka masing-masing. Untuk menumbuhkan kesadaran tersebut perlu mengadakan reinterpretasi terhadap doktrin agama dan tradisi/adat/budaya yang melingkupi kehidupan komunitas perempuan. Langkah ini dapat efektif apabila dilakukan secara bersamaan dengan upaya memperbaiki kualitas intelektual masyarakat (laki-laki dan perempuan). Dengan intelektual yang berkualitas diharapkan kekeliruan dalam memahami berbagai ide atau ajaran dapat diminimalisir sampai sedemikian rendahnya. Namun, yang tidak

109 kalah pentingnya adalah menyamakan bahasa dan sikap terhadap perempuan, menyamakan langkah dan upaya, menggemakan sosialisasi oleh semua pihak. Sehingga, dengan kesadaran bersama itu dimungkinkan untuk mengurangi tindakan diskriminatif terhadap perempuan yang sesungguhnya tidak pernah kita inginkan. Semoga perempuan tetap jaya, tidak diperbudak di rumah tangga dan tidak pula diperhamba di rumah usaha.