Rencana Strategis PROGAM LINGKUNGA SEHAT



dokumen-dokumen yang mirip
Rencana Strategis Bidang Kesehatan Berkaitan dengan Program Lintas Sektor

Oleh Direktur Jenderal PP-PL Depkes

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

STATUS GIZI. Website:

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

CEDERA. Website:

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

Kesehatan Lingkungan. Website:

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

KESEHATAN ANAK. Website:

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014)

INDONESIA Percentage below / above median

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

PMT-AS dan Peningkatan Kualitas SDM dalam Perspektif IPM

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU

LAPORAN SINGKAT PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS INDONESIA 2010

Buku Indikator Kesehatan

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

Disabilitas. Website:

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BALI

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BANTEN

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULAWESI SELATAN

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

KESEHATAN REPRODUKSI. Website:

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

PENYAKIT MENULAR. Website:

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN ,11 GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

C UN MURNI Tahun

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

Transkripsi:

Rencana Strategis PROGAM LINGKUNGA SEHAT Direktur Kesehatan Dan Gizi Masyarakat BAPPENAS Disampaikan pada Penyusunan Rencana 2007 Proyek CWSH, Cisarua, 30 Agustus 2006 1

RPJM 2005-2009 Bidang Kesehatan 2

Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang antara lain ditandai: Meningkatnya UHH dari 66,2 tahun menjadi 67,9 tahun Menurunnya AKB dari 35 menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup Menurunnya AKI dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup Menurunnya prevalensi gizi-kurang pada anak balita dari 25,8% menjadi 20%. 3

Arah Kebijakan: Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, dilaksanakan melalui 1. Peningkatan jumlah jaringan dan kualitas Puskesmas, 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis, 3. Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin 4. Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat 5. Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini, 6. Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar 4

Program Pembangunan Kesehatan 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Program Lingkungan Sehat* 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 4. Program Upaya Kesehatan Perorangan 5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit* 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat* 7. Program Sumber Daya Kesehatan* 8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 9. Program Pengawasan Obat dan Makanan 10.Program Pengembangan Obat Asli Indonesia 11.Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 12.Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan *) Program yang memerlukan pendekatan lintas sektor yang kuat 5

Program Lingkungan Sehat Tujuan: mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat Kegiatan pokok: 1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar 2. Pengawasan kualitas lingkungan; 3. Pengendalian dampak resiko lingkungan 6

Komitmen dan Dukungan 7

Komitmen MDG:Menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar Menyediakan akses kepada lebih dari 50 juta penduduk Indonesia Sehat 2010: Cakupan air bersih perkotaan: 100%, perdesaan 85% 8

Komitmen World Summit for Childern (WSC) Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih Persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sehat Target WSC tahun 2000 100% 100% Pencapaian tahun 2000 76,2% 62,1% 9

menuju MDG AIR MINUM INDONESIA: ON TRACK 10

Persentase penduduk perdesaan dg akses terhadap sanitasi yang memadai 120 100 98 100 80 60 40 20 38 61 0 Indonesia Malaysia Filipina Thailand WHO, 2002 11

menuju MDG - Sanitasi INDONESIA: TIDAK ON TRACK 12

IKM di lokasi CWSH Indeks Kemiskinan Manusia 2002 40 Kalbar IKM 30 20 NAD Sumsel Sumut Riau Sumbar Babel Lampung Jambi Bengkulu Jabar Jateng Jatim DIY Banten Bali NTB NTT Kalteng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Gorontalo Papua Malut Sultra Sulsel Maluku Indonesia 10 0 DKI IKM merupakan komposit dari: - Persen penduduk yang tidak dapat bertahan hidup hingga 40 tahun - Persen Buta huruf - Persen Penduduk tanpa akses ke air bersih - Persen Penduduk tanpa akses ke fasilitas kesehatan - Prevalensi kurang gizi pada balita 13

Trend Bantuan Luar Negeri terhadap Anggaran Pembangunan di Sektor Kesehatan 60 52,46 50 44,08 45,84 40 32,16 Persen 30 20 10 11,05 18,33 26,33 21,72 24,28 0 97/98 98/99 99/00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun Anggaran Catatan: Tahun 2005 masih berupa usulan 14

Trend Anggaran Depkes Anggaran Departemen Kesehatan Milyar Rupiah 20,000 15,000 10,000 5,000 0 15,930 11,652 6,635 7,129 2407 375 456 620 2003 2004 2005 2006 Tahun Total Anggaran (tmsk DAK) DAK 15

Persentase Anggaran Depkes terhadap APBN 4 3 2.93 2.55 Persen 2 1.76 1.92 1 0 2003 2004 2005 2006 Tahun 16

Kesehatan memerlukan pendekatan Lintas Sektor 17

Determinan Kesehatan Sebagian besar masalah kesehatan berada di luar sektor kesehatan Oleh karenanya dalam pembangunan kesehatan, perlu upaya untuk: Meminimalkan underlying causes, yaitu berbagai penyebab tak langsung (pendidikan, perumahan, dan lain-lain) Menangani cause of the the causes, yaitu penyebab fundamental (masalah sosial ekonomi, budaya dan lingkungan) 18

Ruang Lingkup Lingkungan Sehat (WHO) Lingkungan (rumah, sekolah, tempat kerja dan komunitas) dimana penduduk memperoleh akses terhadap pangan dan air yang aman, akses sanitasi yang layak dan telindung dari resiko polusi, kimia, kerusakan lingkungan dan bencana. 19

Lingkungan merupakan determinan kesehatan Yaitu: Faktor-faktor (determinan) di luar sektor kesehatan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung genetik individu, perilaku, serta gaya hidup. Sebagian besar penyebab masalah kesehatan berada di luar sektor kesehatan 20

LINGKUNGAN Fisik, Biologik, Sosek PERILAKU STATUS KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN GENETIK 21

Air dan sanitasi merupakn faktor yang terkait dengan perilaku/gaya hidup yang menentukan stastus kesehatan Pertanian, industri pangan Pendidikan Lingkungan kerja Kondisi tempat tinggal dan tempat kerja Pekerjaan Air bersih dan sanitasi Pelayanan Kesehatan Perumahan Faktor genetik, umur, jenis kelamin 22

Kaitan Faktor Lingkungan dan penyakit Malaria TB Schistoso miasis Influensa Diare ISPA Kolera Dengue Penggundulan hutan + Perubahan iklim Sanitasi&hygiene buruk Kelaparan /kurang gizi + + Perumahan tdk layak + + + migrasi + + + + Tdk ada akses ke sarana kes + + Kecil, tidak langusng, bukan faktor Faktor penting Faktor sangat penting Sumber: Report on Infectious Diseases, WHO 23

Investasi pada kesehatan anak Kematian bayi akan menurun sebesar: 0,8%-1,5% jika anggaran kesehatan naik 10% 2-3% jika pendapatan per kapita naik 10% 3% jika lama sekolah perempuan naik 10% 3-4% jika akses pada air minum naik 10% WHO, 2004 24

PROYEK CSWH 25

TUJUAN CWSH: Meningkatkan status kesehatan masyarakat perdesaan terutama golongan berpendapatan rendah melalui: peningkatan perilaku hygiene akses kepada air minum yang berkelanjutan, dan akses pada fasilitas sanitasi yang layak Tujuan ini cukup ideal tapi penuh tantangan karena: - Pemberdayaan masyarakat - Dua mekanisme loan (CWSH) dan grant (CWSH/ETESP) - Skema KMK 35 sharing daerah & fund chanelling - Termasuk Rekonstruksi Aceh & Nias Karenanya perlu upaya yang lebih keras dibanding proyek-proyek sejenis (WSLIC2, WSLIC3, Pamsimas) 26

HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN Capacity Building Perilaku sanitasi dan higine Pemberdayaan Masyarakat Fasilitas Air Bersih dan Sanitasi PHBS 27

Peningkatan Hidup Bersih dan Sehat Merupakan bagian yang sulit karena menyangkut perilaku yang dipengaruhi oleh: Ketersediaan sarana (faktor sosial ekonomi) Legal Pressure dari pemerintah Social pressure (pemberdayaan masyarakat) Motivasi (pendidikan, pengetahuan) Kondisi sosial ekonomi Perubahan perilaku itu sendiri memerlukan pendekatan lintas sektor 28

TAHAP PROYEK CWSH 2004 Technical Assistance Appraisal IDENTIFIKASI PERSIAPAN PENILAIAN Kita di sini Monitoring Readiness Criteria PELAKSANAAN LOAN EFEKTIF 2006 NEGOSIASI 2005 FINISH Evaluasi REPLIKASI Exit Strategy CWSH telah melalui proses yang cukup panjang, tetapi masih belum memasuki tahap pelaksanaan Diupayakan agar dapat berjalan lebih baik lagi dengan perencanaan 29 dan montoring yang kuat

Potensi kendala: Manajemen Koordinasi (termasuk antara BRR dan Satker) Perhatian lebih ke Nias: agar tidak tertinggal Consultant deployment Finalisasi Guideline yang diperlukan Update Implementing schedule Agar diperhatikan bila dalam satu wilayah ada proyek serupa, tapi pendekatan berbeda 30

Potensi kendala: Teknis Assesment kemampuan fasilitator Identifikasi sumber air dengan tepat (apa sumber air berkesinambungan) Pemberdayaan masyarakat Jangan lupakan PHBS dan sanitasi Perhatian: pendekatan multi desa/ komunitas (jika ada) 31

Potensi Kendala: Finansial Hati-hati dengan misprocurement Kesiapan dana pendamping Pengumpulan in cash 4% dari masyarakat Kendala komunikasi CPMU Depkeu ADB (harus pro aktif untuk menghindari backlog, replenishment delay, dll) Prasyarat yang menyebabkan keterlambatan disbursement 32

Dr LEE Jong-wook, Director-General, World Health Organization "Water and Sanitation is one of the primary drivers of public health. I often refer to it as Health 101, which means that once we can secure access to clean water and to adequate sanitation facilities for all people, irrespective of the difference in their living conditions, a huge battle against all kinds of diseases will be won." Air dan Sanitasi adalah salah satu pendorong (kunci) kesehatan masyarakat. Saya sering menyebutnya Kesehatan 101. Artinya sekali kita bisa menjamin akses kepada air bersih dan kepada fasilitas sanitasi kepada masyarakat, apapun kondisi hidup mereka, perang besar terhadap segala jenis penyakit akan kita menangkan 33

Terima Kasih 34