APLIKASI MODEL TAM TERHADAP PENGGUNA LAYANAN INTERNET BANKING DI KOTA DENPASAR



dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari

I. PENDAHULUAN. Persaingan industri perbankan saat ini semakin ketat,sehingga diperlukan berbagai

III. METODE PENELITIAN. mendapatkan bukti sebab akibat antara variabel-variabel penelitian yang terdiri atas

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM E-LEARNING MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL. Sri Lestari Universitas Widyatama Bandung

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

Aplikasi Technology Acceptance Model Terhadap Pengguna Layanan Internet Banking

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking)

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan bagi segala aktivitas manusia. Salah satunya perkembangan teknologi

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, dan persepsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. commerce yang awalnya beralamat di yang didirikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi yang sudah di modernisasi dan juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB I PENDAHULUAN. fisik atau menggunakan komputer untuk internet banking (Gu et al. 2009;

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, sebagian masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Maraknya bisnis di Indonesia akhir-akhir ini via Internet diyakini memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. kuisioner. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah pengguna e-banking baik m-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa seperti usaha jasa sewa mobil, pariwisata, transportasi, jasa pihak ketiga dan

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan konsumen lama. Perusahaan harus mampu membaca peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A-PDF Manual Split Demo. Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. house) dalam berbagai kegiatan e-business, e-commerce dan usaha teknologi

APLIKASI MODEL TAM TERHADAP PENGGUNA LAYANAN INTERNET BANKING DI KANTOR BANK JATIM CABANG SITUBONDO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian Electronic Banking

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ini didukung dengan berkembangnya jaringan internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penilitian yang menjadi acuan adalah hasil penelitian Chahal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS... ABSTRACT... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. cara maupun arah proses transaksi finansial. Pengguna internet telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce. Menurut Asosiasi. Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2013), jumlah pengguna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu oleh peneliti sebelumnya. Berikut ini akan menguraikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah mempengaruhi industri perbankan, seperti hal nya Mobile Banking

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsumen telah dikenalkan dengan sistem perbankan berbasis internet untuk

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diakses langsung oleh nasabah pengguna mobile banking melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dunia usaha termasuk perbankan dengan menempatkan teknologi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II LANDASAN TEORI. TAM (Technology Acceptance Model) model 1 merupakan model

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Persepsi Nasabah terhadap Niat Penggunaan Cash Deposit Machine (CDM) menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. nyaman bertansaksi dengan secara fisik, uang cash atau kartu. Society: Indonesia Chapter, yang berlangsung di Jakarta pada Kamis

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perkembangan

PENGARUH PERCEIVED SOCIAL PRESENCE

Transkripsi:

TESIS APLIKASI MODEL TAM TERHADAP PENGGUNA LAYANAN INTERNET BANKING DI KOTA DENPASAR LUH PUTU RARA AYU RATNANINGRUM NIM : 0990662008 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 1

ABSTRAK APLIKASI MODEL TAM TERHADAP PENGGUNA LAYANAN INTERNET BANKING DI KOTA DENPASAR Dengan pertumbuhan teknologi informasi, bank mencoba mengubah metode tradisional dan mengadopsi teknologi baru. Nasabah menginginkan layanan yang lebih personal, serta layanan yang dapat diakses kapanpun dan di manapun mereka berada. Internet banking merupakan salah satu kemajuan teknologi informasi yang dapat digunakan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi nasabah, di mana teknologi ini menghubungkan transaksi perbankan dan internet. Menurut pandangan bank, penggunaan internet banking membutuhkan biaya transaksi paling rendah dibandingkan cara lainnya, serta memperbaiki efisiensi dan keefektifan proses bisnis karena menghemat biaya kertas. Salah satu keuntungan internet banking adalah nasabah dapat menggunakan layanan perbankan selama 24 jam sehari dari seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh persepsi nasabah perbankan di Denpasar terhadap sikap dan adopsi layanan internet banking. Responden dalam penelitian ini adalah 115 pengguna internet banking dari berbagai kalangan yang merupakan nasabah dari 5 bank umum di Denpasar, dengan syarat purposive sampling yaitu menggunakan internet banking minimal 2 kali dalam sebulan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan Structural positif dan Equation Model (SEM) dengan program software AMOS serta SPSS. Berdasarkan review literatur, model penelitian menggunakan dasar Technology Acceptance Model (TAM) dengan variabel aslinya yaitu perceived ease of use, perceived usefulness, attitude toward using, dan actual usage. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel perceived ease of use dan perceived usefulness memiliki hubungan positif dan signifikan secara langsung terhadap attitude toward using. Perceived ease of use dan perceived usefulness juga memiliki pengaruh positif dan secara langsung terhadap actual usage. Attitude toward using memiliki hubungan positif dan signifikan secara langsung terhadap actual usage. Penelitian ini juga menemukan bagaimana actual usage dapat terbentuk dari pengaruh langsung perceived ease of use dan perceived usefulness tanpa melalui attitude toward using. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti dengan objek dan lokasi berbeda, serta meneliti variabel yang mempengaruhi perceived ease of use dan perceived usefulness. Manfaat teoritis dan implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan mampu disempurnakan kembali dan menjadi bahan rujukan pada penelitian selanjutnya. Kata kunci : internet banking, Tehnology Acceptance Model (TAM), Nasabah, Structural Equation Model (SEM), adopsi.

ABSTRACT TAM APPLICATION OF INTERNET BANKING USER IN DENPASAR CITY By the rapid growth of information technology, banks are trying to change their traditional methods and adopt in to new technology. Customers today require more personalized services, and access to such services at any time, and any place. Internet banking is one of advanced information technologies they can employ to achieve a high level of customer services, and emerging technology that permits conduct of banking transaction through the internet. From the bank s point of view, it require the lowest transaction cost among various channels, it also can improve the efficiency and effectiveness of corporate business processess through elimination of paper work. One of the many benefit of internet banking is customer can use banks services 24 hours a day from anywhere in the world. The purpose of this study is to explain and analyze the issues that influence Denpasar bank customer s perception, toward attitude and internet banking adoption. A diverse 115 respondent of internet banking customer from five commercial banks in Denpasar, who has using internet banking twice a month for a purposive sampling methode categorty. Questionnaires was used to collect the data. Data analyses were done in accordance with Structural Equation Model (SEM) by AMOS software and SPSS. Based on detailed literature review, research model on the basis of an extended Technology Acceptance Model (TAM) with original variables perceived ease of use, perceived usefulness, attitude toward using, and actual usage was employed. The result reveal that both perceived ease of use and perceived usefulness has significant positive effect on attitude toward using internet banking directly. Both of perceived ease of use and perceived usefulness also has significant positive effect on actual usage internet banking directly. Attitute toward using has significant positie effect on actual usage directly. This study also finding that actual usage formed directly from perceived ease of use and perceived usefulness without an attitute toward using influence. It is suggested that further research to examine in different object and location, and also to examine variables that influense perceived ease of use and perceived usefulness. Theoretical contribution and practical implications of the finding are discussed and suggestions for future research are presented. Keywords : Internet Banking, Technology Acceptance Model (TAM), Customer, Structural Equation Model (SEM), Adoption 3

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI... v PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9 2.1 Internet Banking... 9 2.2 Technology Acceptance Model (TAM)... 11 2.3 Perceived Ease of Use.... 12 2.4 Perceived Usefulness... 13 2.5 Attitude Toward Using... 14 2.6 Actual Usage... 14 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN.........16 3.1 Kerangka Berpikir... 16 3.2 Kerangka Konseptual... 18 3.3 Hipotesis Penelitian... 19 BAB IV METODE PENELITIAN... 24 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian... 24 4.2 Variabel Penelitian... 25 4.3 Prosedur Pengumpulan Data... 30

4.4 Instrumen Penelitian... 32 4.5 Metode Analisis Data... 36 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 49 5.1 Hasil Penelitian... 49 5.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian... 49 5.1.2 Karakteristik Responden... 50 5.1.3 Deskriptif Variabel Penelitian... 53 5.1.4 Hasil Pengujian Asumsi SEM... 60 5.1.5 Hasil Pengujian Model Pengukuran... 61 5.1.6 Hasil Pengujian Model... 65 5.1.7 Hasil Pengujian Hipotesis... 71 5.2 Pembahasan... 72 5.3 Implikasi Penelitian... 77 5.4 Keterbatasan Penelitian... 79 BAB VI METODE PENELITIAN... 80 6.1 Simpulan... 80 6.2 Saran... 81 DAFTAR PUSTAKA... 83 LAMPIRAN... 88 5

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1 Klasifikasi Konstruk dan Indikator Konstruk... 48 5.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 49 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 50 5.3 Karakteristik Responden Menurut Variabel Demografis... 52 5.4 Dasar Interpretasi Indikator dan Variabel Penelitian... 53 5.5 Persepsi Responden terhadap Indikator Perceived Ease of Use... 54 5.6 Persepsi Responden terhadap Indikator Perceived Usefulness... 56 5.7 Persepsi Responden terhadap Indikator Attitude Toward Using... 57 5.8 Persepsi Responden terhadap Indikator Actual Usage... 59 5.9 Hasil Uji Goodness of Fit Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, dan Actual Usage... 63 5.10 Regression Weight (Factor Loading) Model Pengukuran Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, dan Actual Usage... 65 5.11 Hasil Uji Goodness of Fit model SEM... 67 5.12 Estimasi Parameter Regression Weight Model Struktural... 69 5.13 Ringkasan Koefisien Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh Total Aplikasi Model TAM terhadap Pengguna Layanan Internet Banking di Kota Denpasar... 70

5.14 Estimasi Regression Weight Model Analisis Aplikasi Model TAM terhadap Pengguna Layanan Internet Banking di Kota Denpasar... 71 7

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.1 Konsep Penelitian Hubungan Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, dan Actual Usage... 19 5.1 Model Persamaan Struktural Aplikasi Model TAM terhadap Pengguna Layanan Internet Banking di Kota Denpasar... 66

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Daftar Bank Umum Dengan Layanan Internet Banking di Denpasar... 89 Survei 10 Bank Dengan Penghargaan di Tahun 2012... 90 2 Kuesioner Penelitian... 91 3 Karakteristik Responden... 97 Tabulasi Jawaban Responden... 98 4 Deskriptif Data Responden...102 5 Hasil Pengujian Normalitas Data...117 6 Hasil Uji Model SEM...149 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi yang berkembang pesat, pelayanan perbankan dituntut lebih cepat, mudah, dan flexibel. Pesatnya pertumbuhan internet merubah cara perusahaan terhubung dengan konsumennya, tidak terkecuali bisnis perbankan (Jun dan Cai, 2001). Sejak penggunaan internet sebagai media belanja masih menjadi hal utama, penyedia layanan perbankan juga perlu untuk memprediksi penerimaan internet oleh konsumen, dan mengerti mengapa penggunaan tersebut masih dilakukan (Manzano et al., 2009). Konsumen lebih memilih layanan internet karena mereka tidak perlu bertemu langsung dengan penyedia layanan secara personal dan berhadapan dengan perilaku dari konsumen lainnya (Walker dan Johnson, 2006 ; Mitic dan Kapuolas, 2012). Perubahan mendasar dari industri perbankan adalah perpindahan dari bank tradisional menjadi electronic banking (Yahyapour, 2008). Dengan naiknya pamor penggunaan internet dan telepon genggam, pengembangan jaringan electronic banking (e-channel) menjadi sangat penting bagi bisnis perseroan untuk menjaga kesetiaan nasabah (Yoga, 2012). Internet banking menjawab tuntutan nasabah yang menginginkan service cepat, aman, nyaman, murah, tersedia 24 jam serta dapat diakses dari mana saja, baik telepon seluler, komputer, maupun laptop. Internet banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet (Tampubolon, 2004). Internet banking dapat diartikan sebagai pengaturan pada halaman web oleh bank untuk memberikan informasi tentang produk dan jasa, namun pada tingkat lanjut akan melibatkan

penyediaan fasilitas untuk mengakses rekening, transfer dana dan membeli produk-produk finansial atau layanan online, yang disebut sebagai transaksional online banking (Sathye, 1999). Internet banking membantu bank untuk memotong biaya transaksi, memperbaiki image di pasar, dan memberikan respon yang lebih baik dalam permintaan pasar (Kerem, 2003). Respon dan kesadaran konsumen untuk menggunakan internet banking merupakan faktor kunci bagi bank untuk menyediakan layanan internet banking (Cheung, 2001 ; Juwaheer et al., 2012 ; Giovanis et al., 2012 ; Sathye, 1999 ; Malhotra dan Singh, 2007 ; Polasik dan Wishiewski, 2009 ; Ndubisi dan Sinti, 2006). Fenomena perilaku penggunaan e- banking juga dilakukan oleh Jaruwachirathanakul dan Fink, 2005 ; Zhao et al., 2010 ; serta Kesharwani dan Bisht, 2011. Dalam studi yang dilakukan Kaleem dan Ahmad (2008), di Pakistan disebutkan e- banking sebagai sarana untuk meminimalisir ketidaknyamanan, mengurangi biaya transaksi dan menghemat waktu. Internet banking menawarkan kemudahan dalam melakukan pengecekan saldo rekening terakhir (account in quiry), pembukaan rekening baru (account opening), pengiriman uang (transfer), pembayaran tagihan (payment), informasi suku bunga dan nilai tukar mata uang, mengubah nomor PIN dan simulasi perhitungan kredit (Prihiyani, 2012). Kemudahan dalam memperoleh informasi dan banyaknya manfaat yang diperoleh meningkatkan penggunaan sistem informasi (Rigopoulos dan Askounis, 2007 ; Islam dan Chick, 2011 ; Lech, 2012 ; Choi et al., 2011). Keuntungan dari menyediakan layanan internet banking bisa menjadi solusi murah pengembangan infrastruktur dibanding membuka outlet ATM (Sutadi, 2001). Bank tidak harus memiliki kantor cabang, menghemat biaya operasi dan biaya tetap dengan menggantikan fungsi karyawan dan fasilitas fisik dengan informasi teknologi (Jun dan Cai, 2001 ; Rahardjo, 2001 ; Zhao et al., 2008 ; Laukanen et al., 2008 ; dan Manzano et al., 2009). 11

Yoga (2012) menyebutkan, sebagai perbandingan untuk pembayaran kartu kredit di kantor cabang memerlukan investasi sebesar 1 miliar, investasi untuk ATM sebesar 70 juta, EDC (Electronic Data Capture) sebesar 30 juta, tetapi dengan menggunakan internet banking menjadi lebih efisien karena tidak memerlukan alat. Biaya operasional untuk pelayanan per transaksi internet banking yang harus dikeluarkan bank akan mengalami reduksi sekitar 24 kali bila dibandingkan dengan nasabah melakukan transaksi perbankan di cabang suatu bank. Biaya satu kali tarik dana di ATM sebesar 4000-5000 Rupiah, sedangkan dengan internet banking hanya memerlukan biaya 400 Rupiah (Meryana, 2012). Sejak dirintis tahun 1998 oleh Bank International Indonesia (BII), pengguna internet banking terus meningkat karena nasabah mulai mengenal dan terbiasa dengan layanan ini (www.wikipedia.com). PT Bank CIMB Niaga Tbk (Niaga) mencatatkan pertumbuhan pengguna layanan internet banking, pertumbuhan pengguna layanan internet banking CIMB Clicks (www.cimbcliks.co.id) sejak Januari 2011 hingga akhir Juni 2012 meningkat lebih dari 90 persen menjadi lebih dari 600.000 nasabah, dengan jumlah transaksi yang dilakukan juga meningkat hampir 80 persen mencapai lebih dari 6 juta transaksi dalam periode Juni 2011 hingga Juni 2012 (Purwanto, 2012). Antusiasme nasabah Indonesia menggunakan layanan internet banking juga terlihat pada situs BCA, Mandiri, dan BNI. Ketiga situs tersebut masuk dalam peringkat 100 top website Indonesia versi alexa.com (layanan pemeringkat situs). Catatan Alexa per 26 Agustus 2012, layanan internet banking BCA (www.klikbca.com) menduduki peringkat 12, Mandiri (www.bankmandiri.co.id) peringkat 24, dan BNI (www.bni.co.id) peringkat 69 (Purwanto, 2012). Jumlah transaksi rata-rata per bulan untuk internet banking BCA mencapai 65 juta transaksi dengan nilai Rp 264 triliun, sedangkan untuk internet banking Mandiri rata-rata per bulannya 1,9 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp 8 triliun per posisi April 2012 (Sujatmiko, 2012). Pengguna BNI internet banking hingga bulan Agustus 2012 mencapai 618.000

penggguna dengan total transaksi sebesar Rp 15,26 triliun (Purnomo, 2012). Salah satu bank asing yang memasuki pasar perbankan Indonesia adalah OCBC NISP. Bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh OCBC yaitu perusahaan penyedia jasa perbankan dan asuransi di Singapura juga mengadopsi internet banking untuk menambah minat nasabah. Bank ini mendapat perhatian karena perkembangan internet banking yang baru diadopsi sejak Februari 2010, sudah menjaring 1.200 nasabah baru hanya dalam waktu kurang lebih 1 bulan (Kurniasih, 2010). Internet banking telah memenuhi syarat suatu teknologi dapat diadopsi, yaitu: pertama, layanan yang ditawarkan harus mendukung ; dan kedua, layanan tersebut bisa diakses serta menawarkan pasar yang relevan, memiliki manfaat yang mendukung, dan mudah diperoleh (Walker dan Johnson, 2007). Penggunaan teknologi informasi (internet banking) dan pemanfaatannya dalam pekerjaan masih menjadi perhatian penting dalam penelitian. Walaupun terdapat kemajuan yang cukup berarti dalam kemampuan hardware dan software, masalah yang muncul dalam penggunaan suatu teknologi adalah pemanfaatan yang rendah terhadap sistem informasi yang ada, terbukti dengan tidak seimbangnya pengguna internet banking dengan jumlah nasabah bank di Indonesia sampai dengan periode Juni 2011 (www.infobanknews.com) yang mencapai angka 9,7 juta (BCA), 1,3 juta (Mandiri), mendekati angka 12 ribu (BNI), dan 2,6 juta (CIMB Niaga). Technology Acceptance Model (TAM) menawarkan suatu penjelasan yang kuat dan sederhana untuk penerimaan teknologi dan perilaku para penggunanya (Davis, 1989). Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang dirancang untuk memprediksi penerimaan aplikasi komputer dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya (Widyarini, 2005). Technology Acceptance Model dalam Davis (1993), didefinisikan sebagai salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan 13

memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan dan perilaku, tujuan/keperluan, serta penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi. Menurut Davis (1989), ada dua konsep utama yang dipercaya dalam user acceptance yaitu perceived ease of use dan perceived usefulness. Perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa penggunaan teknologi sistem informasi akan mudah dan tidak membutuhkan usaha yang keras. Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa penggunaan sistem informasi meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya. Penggunaan internet banking ditentukan oleh persepsi individu dan sikap yang pada akhirnya akan membentuk perilaku seseorang dalam penggunaan suatu teknologi informasi (internet banking). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis (1993). Perceived ease of use dan perceived usefulness keduanya mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using serta mempengaruhi actual usage. Pemakai teknologi akan menentukan sikap menggunakan teknologi jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan, serta menggunakannya secara kontinu. Perceived ease of use dan perceived usefulness dan juga mempengaruhi actual usage secara langsung tanpa didahului oleh attitude toward using. Di Indonesia, terdapat beberapa penelitian yang menggunakan konsep TAM dalam adopsi internet banking yaitu penelitian yang dilakukan oleh Medyawati et al. (2011) di Bekasi, Kusuma dan Susilowati (2007) di Yogyakarta, serta Widyarini (2005) di Surabaya. Oleh karena itu, perlu dibuktikan apakah ease of use dan usefulness dapat mempengaruhi attitude dan actual usage internet banking di Kota Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah Dengan mengacu pada uraian diatas, berikut rumusan masalah pada penelitian ini. 1) Bagaimana pengaruh perceived ease of use terhadap attitude toward using internet banking? 2) Bagaimana pengaruh perceived usefulness terhadap attitude toward using internet banking? 3) Bagaimana pengaruh perceived ease of use terhadap actual usage internet banking? 4) Bagaimana pengaruh perceived usefulness terhadap actual usage internet banking? 5) Bagaimana pengaruh attitude toward using terhadap actual usage internet banking? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan : 1) Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap attitude toward using internet banking. 2) Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap attitude toward using internet banking. 3) Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap actual usage internet banking. 4) Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap actual usage internet banking. 5) Untuk mengetahui pengaruh attitude toward using terhadap actual usage internet banking. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Manfaat teoritis 15

a) Mendapatkan gambaran menyeluruh tentang keterkaitan variabel perceived usefulness, perceived ease of use terhadap attitude toward using dan actual usage internet banking. b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi menambah khazanah ilmu pengetahuan manajemen pemasaran yang berhubungan dengan masalah peningkatan mutu, dan dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut. 2) Manfaat praktis. a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi industri perbankan untuk mengetahui alasan nasabah menggunakan fasilitas internet banking. b) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu gambaran tentang layanan internet banking, serta memberikan masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penggunaan layanan tersebut, sesuai dengan kebutuhan nasabah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Internet Banking Internet banking memberikan jangkauan yang luas bagi nasabah untuk melakukan transaksi elektronik melalui website bank. Pada awal perkenalannya, internet banking sebagai pemberi informasi bagi bank untuk memasarkan produk dan layanannya (Tan dan Teo, 2000). Menurut Maharsi dan Fenny (2006), internet banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet dan bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet. Disebutkan dalam Kusuma dan Susilowati (2007), internet (online) banking merupakan salah satu bentuk electronic banking yang ditawarkan melalui internet dimana nasabah dapat melakukan dan bertransaksi jasa keuangan dalam suatu lingkungan semu (virtual environment). Dengan kata lain, suatu bank yang memiliki website tetapi tidak dapat digunakan untuk bertransaksi tidak termasuk dalam internet banking. Dalam Tong et al. (2011) disebutkan bahwa bank yang menggunakan internet banking menyediakan layanan yang rendah biaya untuk nasabah. Internet banking memangkas biaya operasi, memperbaiki efisiensi, mengurangi biaya kertas untuk keperluan transaksi serta memberikan kesempatan pada bank untuk menjaga hubungannya dengan nasabah dan mencari nasabah baru. Internet banking berkembang menjadi one stop service and information unit yang menjanjikan keuntungan sekaligus untuk bank dan nasabahnya (Tan dan Teo, 2000). Internet banking memberikan beberapa keuntungan dibandingkan bank dengan sistem tradisional. Beberapa keuntungannya antara lain (Hoppe et al., 2001) : 1) Hemat waktu nasabah tidak perlu mengunjungi bank. 17

2) Kenyamanan rekening dapat digunakan untuk pembayaran dan transfer rekening tanpa mengantri. 3) Akses pelayanan tersedia dalam 7 hari seminggu, 24 jam sehari. 4) Konfirmasi transaksi dan terlaksana dan terkonfirmasi dengan segera. 5) Jarak nasabah dapat melakukan apa saja dari mengecek rekening hingga mengisi aplikasi kredit. 6) Keamanan nasabah memilih sendiri PIN, dan mencegah akses tidak resmi pada akun mereka. 7) Keselamatan tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar. Internet banking juga memberikan kerugian, antara lain : 1) Biaya internet banking memiliki sistem standar seperti akses komputer, tipe komputer, kapasitas data, resolusi layar dan browser, yang mana dapat menambah biaya untuk nasabah jika dibandingkan dengan bank dengan sistem tradisional atau dengan layanan perbankan lain seperti ATM. 2) Ketersediaan nasabah tidak bisa membuka dan menutup rekening menggunakan internet banking. 3) Keamanan serangan hacker dan penipuan. 2.2 Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Davis (1989) dan Davis et al. (1989) disebutkan beberapa model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, di antaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset dibidang teknologi informasi adalah seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM).

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi. Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (user). Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu : 1. kemudahan penggunaan (ease of use) 2. kemanfaatan (usefulness) Kedua variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna. Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Penelitian ini menggunakan 4 (empat) konstruk dari model penelitian TAM yaitu: Perceived Ease Of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, dan Actual Usage. 19

2.3 Perceived Ease of Use Dalam Davis (1989), perceived ease of use sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Definisi tersebut juga didukung oleh Wibowo (2006) yang menyatakan bahwa persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi tersebut dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Davis et al. (1989), Davis (1993) dan Shun Wang et al. (2003) mendefinisikan persepsi kemudahan penggunaan sebagai ukuran dimana pengguna di masa yang akan datang mengganggap suatu sistem adalah bebas hambatan. Davis (1989) menyebutkan indikator yang digunakan untuk mengukur perceived ease of use yaitu mudah dipelajari, fleksibel, dapat mengontrol pekerjaan, serta mudah digunakan. Menurut Rigopoulos dan Askounis (2007), Gefen et al. (2003), serta Yahyapour (2008) perceived ease of use juga dapat diukur melalui indikator jelas dan mudah dimengerti, serta mudah dikuasai. 2.4 Perceived Usefulness Perceived usefulness didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya (Davis, 1989 ; Davis, 1993). Disebutkan pula pada Davis et al. (1989) persepsi terhadap kemanfaatan sebagai kemampuan subjektif pengguna di masa yang akan datang di mana dengan menggunakan sistem aplikasi yang spesifik akan meningkatkan kinerja dalam konteks organisasi. Hal serupa juga diungkapkan Shun Wang et al. (2003) bahwa persepsi kemanfaatan merupakan definisi dimana seseorang percaya dengan menggunakan suatu sistem dapat meningkatkan kinerja mereka. Davis (1989) mengkonsepkan bahwa perceived usefulness diukur melalui indikator seperti meningkatkan kinerja pekerjaan, menjadikan pekerjaan lebih mudah serta secara keseluruhan teknologi yang digunakan dirasakan

bermanfaat. Dalam Gefen et al. (2003) dan Yahyapour (2008) ditambahkan bahwa perceived usefulness dapat diukur dengan indikator meningkatkan produktivitas, menjadikan kerja lebih efektif, dan pekerjaan menjadi lebih cepat. 2.5 Attitude Toward Using Attitude toward using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya (Davis, 1993). Sikap menjelaskan penerimaan seseorang terhadap teknologi informasi (Hoppe et al. (2001). Dalam Widyarini (2005) disebutkan sikap menyatakan apa yang kita sukai dan tidak. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components). Sikap dalam Yahyapour (2008) didefinisikan sebagai salah satu bentuk evaluasi terhadap konsekuensi telah melaksanakan suatu perilaku. Menurut Kusuma dan Susilowati (2007) serta Yahyapour (2008), attitude toward using internet banking diukur dengan indikator teknologi internet banking menyenangkan untuk digunakan, menggunakan internet banking merupakan ide yang bagus, penggunaan internet banking dinilai perlu, menghimbau semua bank menggunakan internet, serta menggunakan internet banking merupakan ide yang bijaksana. 2.6 Actual Use Actual system usage merupakan perilaku nyata dalam mengadopsi suatu sistem. Dalam Davis (1989), actual system usage didefinisikan sebagai bentuk respon psikomotor eksternal yang diukur oleh seseorang dengan penggunaan nyata. Actual system usage dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi (Wibowo, 2006). Sedangkan Kusuma dan Susilowati (2007) menyatakan bahwa penggunaan 21

online banking dapat menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan sistem yang diukur berdasarkan frekuensi penggunaan dan diversitas transaksi yang dilakukan. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktivitas, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan. Dalam penelitian ini penggunaan online banking didefinisikan sebagai kondisi nyata nasabah yang menggunakan online banking yang dikonsepkan dalam bentuk pengukuran frekuensi penggunaan dan diversitas transaksi yang dilakukan oleh nasabah dalam bertransaksi melalui online banking. Menurut Rigopoulos dan Askounis (2007), actual usage diukur berdasarkan penggunaan yang berulang-ulang dan penggunaan yang lebih sering, dalam hal ini penggunaan internet banking. Ditambahkan oleh Eriksson (2005) bahwa actual usage internet banking dapat pula diukur dengan indikator penggunaan nyata untuk transaksi bisnis, untuk transaksi pribadi, untuk transaksi tertentu, dan penggunaan untuk seluruh transaksi perbankan.