PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN



dokumen-dokumen yang mirip
1. CHAPTER PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La

Inisiatif Accountability Framework

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Catatan informasi klien

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

2013, No BAB I PENDAHULUAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.03/2016 TENTANG LEMBAGA PEMERINGKAT DAN PERINGKAT YANG DIAKUI OTORITAS JASA KEUANGAN

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

STANDAR PERIKATAN AUDIT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Panduan dan Format untuk Mempersiapkan Rencana Bisnis Sebagai Bagian dari Aplikasi Sebagai Agregator Pasar pada Aliansi Tungku Indonesia

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK PEMASOK KODE ETIK PEMASOK

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholders Theory)

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pendekatan Berbasis Sumber Daya(Resources Based Theory/Resources

Pedoman Perilaku Valmet

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Indorama Ventures Public Company Limited

PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

Transkripsi:

PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

DAFTAR ISI PENGANTAR 3 1. TUJUAN PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN GRI 5 2. CARA MENGGUNAKAN PEDOMAN 2.1 Pedoman 7 2.2 Menggunakan Pedoman untuk Menyusun Laporan Keberlanjutan: Langkah-langkah yang Harus Diikuti 7 2.3 Permintaan untuk Pernyataan Pemakaian 9 3. KRITERIA YANG HARUS DITERAPKAN OLEH ORGANISASI UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEBERLANJUTANNYA SESUAI DENGAN PEDOMAN 3.1 Kriteria 11 3.2 Melaporkan Pengungkapan Standar Wajib dengan Menggunakan Referensi 13 3.3 Catatan mengenai Laporan yang Disusun Sesuai dengan Pedoman 13 3.4 Catatan mengenai Laporan yang Tidak Disusun Sesuai dengan Pedoman 14 3.5 Transisi ke Pedoman G4 14 4. PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN 16 4.1 Prinsip-prinsip Untuk Menentukan Isi Laporan 16 4.2 Prinsip-prinsip Untuk Menentukan Kualitas Laporan 17 5. PENGUNGKAPAN STANDAR 20 5.1 Pengungkapan Standar Umum 24 Strategi dan Analisis 24 Profil Organisasi 25 Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi 28 Keterlibatan Pemangku Kepentingan 29 Profil Laporan 30 Tata Kelola 36 Etika dan Integritas 41 5.2 Pengungkapan Standar Khusus 43 Pengungkapan Pendekatan Manajemen 45 Indikator-indikator 47 Kategori: Ekonomi 48 Kategori: Lingkungan 52 Kategori: Sosial 64 Sub-Kategori: Praktik Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak 64 Sub-Kategori: Hak Asasi Manusia 70 Sub-Kategori: Masyarakat 76 Sub-Kategori: Tanggung Jawab Produk 80 6. TAUTAN 6.1 Hubungan antara Pelaporan Terintegrasi dan Pelaporan Keberlanjutan 85 6.2 Esurans (Assurance) Eksternal 85 6.3 Pengungkapan Standar terkait Rantai Pasokan 86 6.4 Pengungkapan Standar terkait dengan Strategi, Risiko, dan Peluang 86 6.5 Pengungkapan Sektor 87 6.6 Tautan dengan Sepuluh Prinsip Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2000 87 6.7 Tautan dengan Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional, 2011 88 6.8 Tautan dengan Prinsip-prinsip Panduan Bisnis dan Hak Asasi Manusia PBB, 2011 89 6.9 Proses untuk Menentukan Isi Laporan Ringkasan 90 7. DEFINISI ISTILAH PENTING 92

3 PENGANTAR Semakin banyak perusahaan dan organisasi lain yang ingin membuat operasional mereka berkelanjutan. Selain itu, harapan bahwa keuntungan yang diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan melindungi lingkungan menjadi semakin penting. Harapan-harapan ini semakin meningkat dan intensif sejalan dengan kebutuhan untuk mencapai ekonomi yang benar-benar berkelanjutan dipahami oleh perusahaan serta para pemodal, pelanggan dan pemangku kepentingan organisasi. Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan. Sebuah laporan keberlanjutan menyampaikan pengungkapan tentang dampak organisasi baik itu positif atau negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Dalam upaya mewujudkannya, pelaporan keberlanjutan membuat yang abstrak menjadi nyata dan konkret, sehingga membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi. Pengungkapan dan metrik yang disepakati secara internasional memungkinkan informasi yang terkandung dalam laporan keberlanjutan dapat diakses dan diperbandingkan, sehingga memberikan tambahan informasi kepada pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan. Dalam konteks inilah G4 direncanakan dan dikembangkan. Pedoman Pelaporan Keberkelanjutan GRI secara berkala ditinjau untuk memberikan panduan yang terbaik dan termutakhir bagi pelaporan keberlanjutan yang efektif. Tujuan G4pembaruan yang keempat adalah sederhana: membantu pelapor menyusun laporan keberlanjutan atas hal-hal yang penting, berisikan informasi berharga tentang isu-isu organisasi yang paling kritikal terkait kebelanjutan, dan menjadikan pelaporan keberlanjutan yang seperti demikian sebagai praktik standar. Adalah krusial bagi masyarakat dan pasar untuk mengetahui bahwa pelaporan keberlanjutan berkembang dalam hal konten, serta menjadikan kegiatan yang luar biasa yang dilakukan oleh sebagian kecil perusahaan terkemuka sebagai praktik standar. Bersamaan dengan supaya jadi lebih ramah pengguna dibandingkan versi Pedoman sebelumnya, G4 memberikan penekanan lebih besar atas kebutuhan organisasi tentang fokus dalam proses pelaporan dan laporan final, yang berisi topik-topik yang bersifat material bagi bisnis dan pemangku kepentingan utama mereka. Fokus terhadap materialitas ini akan menjadikan laporan tersebut lebih relevan, lebih kredibel, dan lebih ramah pengguna. Pada gilirannya, hal ini akan memungkinkan organisasi memberikan informasi secara lebih baik kepada pasar dan masyarakat mengenai masalah-masalah keberlanjutannya. Meskipun organisasi bisa saja memantau dan mengelola topik yang lebih beragam terkait dengan keberlanjutan dalam kegiatan sehari-hari mereka, fokus pada hal yang material memberikan arti bahwa laporan keberlanjutan akan dipusatkan pada hal-hal yang benar-benar kritikal dalam rangka mencapai sasaran organisasi dan mengelola dampak pada masyarakat. Pedoman ini telah dikembangkan melalui sebuah proses panjang yang melibatkan ratusan pelapor, pengguna laporan, dan pelaku profesional dari seluruh dunia. Oleh karena itu, G4 menyediakan rerangka kerja yang relevan secara global untuk mendukung pendekatan yang terstandardisasi dalam pelaporan, yang mendorong tingkat transparansi dan konsistensi yang diperlukan untuk membuat informasi yang disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat. G4 dirancang agar dapat diterapkan secara universal untuk semua organisasi, besar dan kecil, di seluruh dunia. Fitur yang ada di G4 menjadikan Pedoman ini lebih mudah digunakan, baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang baru dalam pelaporan keberlanjutan dari sektor apapun didukung oleh bahan-bahan dan layanan GRI lainnya. Seperti pada semua Pedoman GRI, G4 menyertakan referensi ke dokumen pelaporan untuk masalah tertentuyang telah diterima umum dan digunakan secara luas, dan telah dirancang menjadi rerangka kerja terkonsolidasi untuk melaporkan kinerja berbagai koda dan norma keberlanjutan. G4 juga menyediakan panduan mengenai bagaimana menyajikan pengungkapan keberlanjutan dalam format yang berbeda: baik itu laporan keberlanjutan mandiri, laporan terpadu, laporan tahunan, laporan yang membahas norma-norma internasional tertentu, atau pelaporan online. Ide yang muncul dari pengintegrasian informasi terkait keberlanjutan strategis dengan informasi keuangan material lainnya adalah pengembangan yang positif dan signifikan. Keberkelanjutan kini adalah, dan seterusnya akan berkembang menjadi, pusat bagi perubahan yang akan dilalui oleh perusahaan, pasar, dan masyarakat. Oleh karena itu, informasi keberlanjutan yang relevan atau material bagi prospek nilai perusahaan harus menjadi inti dari laporan terintegrasi. GRI mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap pengembangan G4. Keahlian dan pengalaman dari semua yang terlibat sangatlah bernilai, dan kami menyambut masukan dari para pelapor dan pengguna seiring dengan pemantauan yang kami lakukan tentang bagaimana kinerja G4 dalam praktiknya.

BAGIAN 1 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

5 1 TUJUAN PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN GRI Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI (Pedoman) menyediakan Prinsip-prinsip Pelaporan, Pengungkapan Standar, dan Panduan Penerapan untuk penyusunan laporan keberlanjutan oleh organisasi, apa pun ukuran, sektor, atau lokasinya. Pedoman ini juga menyediakan referensi internasional untuk semua pihak yang terlibat dengan pengungkapan pendekatan tata kelola serta kinerja dan dampak I lingkungan, sosial, dan ekonomi II organisasi. Pedoman ini berguna untuk menyiapkan berbagai jenis dokumen yang memerlukan pengungkapan tersebut. Pedoman ini dikembangkan melalui proses yang melibatkan pemangku kepentingan global dari perwakilan dari bisnis, tenaga kerja, masyarakat sipil, dan pasar keuangan, serta auditor dan pakar di berbagai bidang, dan melalui dialog erat bersama regulator dan lembaga pemerintah di beberapa negara. Pedoman ini dikembangkan bersesuaian dengan dokumen yang terkait pelaporan yang telah diakui secara internasional, yang direferensikan di seluruh Pedoman ini. I Dalam Pedoman ini, kecuali dinyatakan sebaliknya, istilah dampak merujuk pada dampak terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan yang bersifat: positif, negatif, aktual, potensial, langsung, tidak langsung, jangka pendek, jangka panjang, direncanakan, tidak direncanakan. II Dimensi keberlanjutan ekonomi terkait dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi dari para pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Hal ini tidak berfokus pada kondisi keuangan organisasi.

BAGIAN 2 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

7 2 CARA MENGGUNAKAN PEDOMAN 2.1 PEDOMAN Pedoman ini disajikan dalam dua bagian: Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar Panduan Penerapan Bagian pertama Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar berisi Prinsip-prinsip Pelaporan, Pengungkapan Standar, dan kriteria yang akan diterapkan oleh organisasi untuk menyiapkan laporan keberlanjutannya sesuai dengan Pedoman ini. Definisi istilah-istilah penting juga disertakan. Bagian kedua Panduan Penerapan berisi penjelasan tentang cara menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan, cara menyiapkan informasi yang akan diungkapkan, dan cara menginterpretasikan berbagai konsep dalam Pedoman. Referensi ke sumber lain, daftar istilah, dan catatan pelaporan umum juga disertakan. Untuk Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar GRI, Pedomannya dapat ditemukan di Panduan Penerapan yang ditunjukkan pada margin halaman dengan simbol di bawah ini: hlm. XYZ-XYZ Organisasi harus mengikuti Panduan Penerapan saat menyiapkan laporan keberlanjutan. 2.2 PENGGUNAAN PEDOMAN UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEBERLANJUTAN: LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIIKUTI Penyusunan laporan keberlanjutan menggunakan Pedoman merupakan proses iteratif. Langkah-langkah berikut ini menjelaskan bagaimana cara menggunakan Pedoman dalam proses pelaporan keberlanjutan. Uraian ini bertujuan memandu pembaca melalui bagian utama Pedoman, dan tidak selalu berupa proses yang linear untuk menyusun laporan keberlanjutan. Inti dari penyusunan sebuah laporan keberlanjutan adalah fokus pada proses mengidentifikasi Aspek Material berdasarkan, di antara faktor lainnya, pada Prinsip Materialitas. Aspek Material adalah aspek-aspek yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi tersebut; atau dapat memengaruhi secara substantif asesmen dan keputusan pemangku kepentingan. 1. DAPATKAN GAMBARAN MENYELURUH Baca Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar Baca Definisi Istilah-istilah Penting (hlm. 92)

BAGIAN 2 8 2. TENTUKAN OPSI PILIHAN UNTUK SESUAI Pedoman ini menawarkan dua opsi bagi suatu organisasi untuk menyusun laporan keberlanjutan yang sesuai dengan Pedoman. Dua opsi tersebut adalah Inti dan Komprehensif. Opsi ini menunjukkan bahwa konten yang akan disajikan dalam laporan yang akan disusun adalah sesuai dengan Pedoman. Lihat hlm. 11-14 Kedua opsi tersebut dapat diterapkan untuk organisasi dari berbagai ukuran, jenis, sektor, atau lokasi 3. SIAPKAN UNTUK MENYAJIKAN PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM Identifikasi Pengungkapan Standar Umum yang dibutuhkan untuk opsi sesuai yang dipilih Pastikan apakah terdapat Pengungkapan Standar Umum yang berlaku untuk sektor organisasi. Data Sektor GRI dapat diperoleh di www.globalreporting.org/reporting/sector-guidance Baca Prinsip-prinsip Penentuan Kualitas Laporan Rencanakan proses untuk mengungkapkan Pengungkapan Standar Umum Lihat informasi yang disajikan dalam Panduan Penerapan untuk penjelasan tentang cara menyajikan Pengungkapan Standar Umum Curahkan waktu dan perhatian yang memadai untuk menyelesaikan Pengungkapan Standar Umum pada bagian Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi (hlm. 28-29). Pengungkapan Standar Umum ini merupakan elemen utama dari kedua opsi sesuai, dan harus diungkapkan di keduanya. Untuk melakukan hal ini: Baca Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan (hlm. 16-17) Baca tiga langkah untuk menentukan Aspek Material dan Boundary, yang disajikan dalam Panduan Penerapan (hlm. 31-40), dan gunakan sajian visual untuk langkah-langkah ini (hlm. 90) 4. SIAPKAN UNTUK MENYAJIKAN PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS Pengungkapan Standar Khusus adalah Pengungkapan mengenai Pendekatan Manajemen (Disclosure on Management Approach - DMA) dan Indikator-indikator. Data tersebut disajikan dalam Kategori dan Aspek, seperti yang ditampilkan di Tabel 1 pada halaman berikutnya Identifikasi DMA dan Indikator yang terkait dengan Aspek Material Periksa apakah terdapat Aspek dan Pengungkapan Standar Khusus yang berlaku untuk sektor organisasi tertentu. Pengungkapan Sektor dapat diperoleh di www.globalreporting.org/reporting/sector-guidance Baca Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan (hlm. 17-18) Rencanakan proses yang dibutuhkan untuk menyajikan Pengungkapan Standar Khusus. Laporan harus mencakup DMA dan Indikator untuk Aspek Material yang teridentifikasi (hlm. 62-235 dalam Panduan Penerapan). Aspek-aspek yang tidak diidentifikasi sebagai material tidak perlu dicakup dalam laporan Lihat informasi yang disajikan dalam Panduan Penerapan untuk penjelasan tentang cara menyajikan Pengungkapan Standar Khusus Informasi tentang topik yang dianggap sebagai material oleh organisasi namun tidak dicakup oleh daftar Aspek GRI juga dapat disertakan 5. SUSUN LAPORAN KEBERLANJUTAN Sajikan informasi yang telah dipersiapkan Pelaporan elektronik atau berbasis web dan cetakan merupakan media yang sesuai untuk pelaporan. Organisasi dapat memilih untuk menggunakan kombinasi laporan berbasis web dan cetakan atau hanya menggunakan salah satu media saja. Misalnya, organisasi dapat memilih untuk menyediakan laporan yang terperinci di situs web sedangkan ringkasan eksekutif, termasuk strategi serta informasi analisis dan kinerja, diberikan dalam bentuk cetakan. Pemilihannya akan bergantung pada keputusan organisasi terkait dengan periode pelaporan, cara untuk memperbarui konten laporan, pengguna laporan umumnya, dan faktor praktis lainnya, seperti strategi distribusi Setidaknya satu media (web atau cetakan) harus dapat memberikan akses bagi pengguna kepada kumpulan informasi yang lengkap untuk periode pelaporan tersebut Bila terjadi perbedaan yang tidak disengaja antara bagian pertama Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar dengan bagian kedua Panduan Penerapan, bagian pertama memuat teks otoritatif dan harus diterapkan.

BAGIAN 2 9 TABEL 1: KATEGORI DAN ASPEK DALAM PEDOMAN Kategori Ekonomi Lingkungan Aspek III Kinerja Ekonomi Keberadaan di Pasar Dampak Ekonomi Tidak Langsung Praktik Pengadaan Bahan Energi Air Keanekaragaman hayati Emisi Efluen dan Limbah Produk dan Jasa Kepatuhan Transportasi Lain-lain Asesmen Pemasok atas Lingkungan Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan Kategori Sosial Sub-Kategori Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja Hak Asasi Manusia Masyarakat Tanggung Jawab atas Produk Aspek III Kepegawaian Hubungan Industrial Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pelatihan dan Pendidikan Keberagamaan dan Kesetaraan Peluang Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Lakilaki Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan Investasi Non-diskriminasi Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pekerja Anak Pekerja Paksa atau Wajib Kerja Praktik Pengamanan Hak Adat Asesmen Asesmen pemasok atas Hak Asasi Manusia Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia Masyarakat Lokal Anti-korupsi Kebijakan Publik Anti-persaingan Kepatuhan Asesmen Pemasok atas Dampak terhadap Masyarakat Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan Pelabelan Produk dan Jasa Komunikasi Pemasaran Privasi Pelanggan Kepatuhan 2.3 PERMINTAAN UNTUK PERNYATAAN PEMAKAIAN Organisasi yang telah menyusun laporan keberlanjutan diminta untuk memberitahukan GRI setelah menerbitkan laporannya, jika: Laporan sesuai dengan Pedoman baik itu opsi Inti atau Komprehensif Laporan berisi Pengungkapan Standar dari Pedoman namun belum memenuhi semua persyaratan dalam opsi sesuai When notifying GRI, organizations can choose either or both of the following options: Memberitahukan GRI tentang laporan tersebut dan memberikan naskah asli dan/atau salinan lunaknya Mendaftarkan laporan tersebut dalam Basis Data Pengungkapan Berkelanjutan GRI: database.globalreporting.org III Kata topik digunakan dalam Pedoman untuk mengacu pada semua kemungkinan subjek keberlanjutan. Kata Aspek digunakan dalam Pedoman untuk merujuk pada daftar subjek yang tercakup dalam Pedoman.

BAGIAN 3 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

11 3 KRITERIA SESUAI KRITERIA YANG HARUS DITERAPKAN OLEH ORGANISASI UNTUK MENYUSUN LAPORAN KEBERLANJUTANNYA SESUAI DENGAN PEDOMAN 3.1 KRITERIA Pedoman ini menawarkan dua opsi bagi organisasi untuk menyusun laporan keberlanjutannya sesuai dengan Pedoman: Opsi Inti dan opsi Komprehensif. Setiap opsi dapat diterapkan oleh semua organisasi, terlepas dari ukuran, sektor, ataupun lokasi. Fokus dari kedua opsi tersebut berada pada proses identifikasi Aspek Material. Aspek Material adalah aspek-aspek yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau dapat memengaruhi secara substantif asesmen dan keputusan pemangku kepentingan. Opsi Inti berisi elemen esensial dari laporan keberlanjutan. Opsi Inti berisi latar belakang yang melandasi pengungkapan organisasi mengenai dampak ekonomi, lingkungan, serta sosial dan kinerja tata kelola. Opsi Komprehensif didasarkan pada opsi Inti dengan mewajibkan Pengungkapan Standar tambahan mengenai strategi dan analisis, tata kelola, serta etika dan integritas organisasi. Selain itu, organisasi diminta untuk menyampaikan kinerjanya secara lebih luas dengan melaporkan semua Indikator yang terkait dengan Aspek Material yang teridentifikasi. Sebuah organisasi, baik merupakan pelapor baru atau berpengalaman, harus memilih opsi yang paling sesuai dengan kebutuhan pelaporannya dan, pada akhirnya, memungkinkan organisasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan. Opsi tidak terkait dengan kualitas laporan atau terhadap kinerja organisasi. Opsi mencerminkan kepatuhan laporan keberlanjutan organisasi terhadap Pedoman. TABEL 2: IKHTISAR OPSI SESUAI Sesuai Inti Sesuai Komprehensif Pengungkapan Standar Umum Lihat Tabel 3 Lihat Tabel 3 Pengungkapan Standar Khusus (DMA dan Indikator) Lihat Tabel 4 Lihat Tabel 4

BAGIAN 3 12 Pengungkapan Standar yang diwajibkan untuk setiap opsi yang disajikan dalam Tabel 3 dan 4: TABEL 3: DATA STANDAR UMUM WAJIB Pengungkapan Standar Umum Sesuai Inti (Informasi ini harus diungkapkan pada semua kasus) Sesuai Komprehensif (Informasi ini harus diungkapkan pada semua kasus) Strategi dan Analisis G4-1 G4-1, G4-2 Profil Organisasi G4-3 sampai G4-16 G4-3 sampai G4-16 Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi Hubungan dengan Pemangku Kepentingan G4-17 sampai G4-23 G4-17 sampai G4-23 G4-24 sampai G4-27 G4-24 sampai G4-27 Profil Laporan G4-28 sampai G4-33 G4-28 sampai G4-33 Tata Kelola G4-34 G4-34 G4-35 sampai G4-55(*) Etika dan Integritas G4-56 G4-56 G4-57 sampai G4-58(*) Pengungkapan Standar Umum untuk Sektor Wajib, jika tersedia untuk sektor organisasi(*) Wajib, jika tersedia untuk sektor organisasi(*) Tabel 3 menyajikan Pengungkapan Standar Umum yang diwajibkan untuk opsi Inti dan Komprehensif: Kolom pertama menunjukkan nama bagian tempat Pengungkapan Standar Umum disajikan Kolom kedua menyajikan Pengungkapan Standar Umum yang harus dilaporkan untuk opsi Inti. Informasi ini harus diungkapkan pada semua kasus Kolom ketiga menyajikan Pengungkapan Standar Umum yang harus dilaporkan untuk opsi Komprehensif. Informasi ini harus diungkapkan pada semua kasus Untuk kedua opsi, mungkin terdapat Pengungkapan Standar Umum untuk sektor organisasi. Data Sektor GRI dapat diperoleh di www.globalreporting.org/reporting/sector-guidance TABEL 4: PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS WAJIB (DMADAN INDIKATOR) Pengungkapan Standar Khusus Sesuai Inti Sesuai Komprehensif Pengungkapan Pendekatan Manajemen Generik Khusus untuk Aspek Material (*) Khusus untuk Aspek Material (*) Indikator Pengungkapan Standar Khusus untuk Sektor Setidaknya satu Indikator yang terkait dengan Aspek Material yang teridentikasi(*) Wajib, jika tersedia untuk sektor organisasi dan jika material(*) Semua Indikator yang terkait dengan setiap Aspek Material (*) Wajib, jika tersedia untuk sektor organisasi dan jika material(*) Tabel 4 menyajikan Pengungkapan Standar Khusus yang diwajibkan untuk opsi Inti dan Komprehensif: Kolom pertama menunjukkan nama bagian tempat Pengungkapan Standar Khusus disajikan. (Pengungkapan Standar yang akan dilaporkan ditentukan setelah organisasi mengindentifikasi Aspek Material) Untuk kedua opsi tersebut, hanya Pengungkapan Standar Khusus yang terkait dengan Aspek Material teridentifikasi yang harus diungkapkan Kolom kedua menyajikan Pengungkapan Standar Khusus yang harus diungkapkan untuk opsi Inti. Data tersebut mencakup DMAdan Indikator. Untuk setiap Aspek Material yang teridentifikasi, organisasi harus mengungkapkan DMA Generik dan setidaknya satu Indikator Kolom ketiga menyajikan Pengungkapan Standar Khusus yang harus diungkapkan untuk opsi Komprehensif. Data tersebut mencakup DMA dan Indikator. Untuk setiap Aspek Material yang teridentifikasi, organisasi harus mengungkapkan DMA Generik dan semua Indikator yang terkait dengan Aspek Material

BAGIAN 3 13 Untuk kedua opsi, mungkin ada Pengungkapan Standar Khusus untuk sektor organisasi. Data tersebut mungkin terkait dengan Aspek yang terdapat dalam Pedoman atau terkait dengan Aspek khusus sektor yang terdapat dalam Data Sektor GRI. Data Sektor GRI dapat diperoleh di www.globalreporting.org/reporting/sector-guidance Aspek khusus sektor (serta DMA dan Indikator yang terkait) harus dipertimbangkan untuk kedua opsi ketika memilih Aspek Material yang akan dilaporkan. Untuk setiap Aspek Material teridentifikasi dari Data Sektor GRI, organisasi harus mengungkapkan DMA Generik dan Pengungkapan Standar tersedia lainnya yang terkait dengan Aspek Material khusus sektor (*) ALASAN TIDAK MENCANTUMKAN Untuk Pengungkapan Standar dengan tanda (*), alasan penghilangan mungkin berlaku dalam kasus tertentu. Dalam kasus tertentu, jika tidak memungkinkan untuk mengungkapkan informasi wajib tertentu, laporan harus dengan jelas: a) Mengidentifikasi informasi yang tidak dicantumkan. b) Menjelaskan alasan mengapa informasi tersebut tidak dicantumkan. Selain itu, harus menyajikan penjelasan alasan yang tepat untuk tidak mencantumkan, berdasarkan daftar berikut: Pengungkapan Standar, bagian dari Pengungkapan Standar, atau Indikator tersebut tidak berlaku; alasan mengapa dinilai tidak berlaku harus diungkapkan Informasi tersebut harus merupakan informasi terbatas yang dirahasiakan; pembatasan tersebut harus dijelaskan oleh organisasi Adanya larangan hukum tertentu; referensi peraturan hukum yang melarang harus dijelaskan Informasi untuk sementara tidak tersedia. Dalam kasus informasi tidak tersedia, organisasi harus menjelaskan langkahlangkah yang diambil untuk memperoleh data tersebut dan jangka waktu yang diperkirakan untuk mendapatkannya Bagaimanapun, organisasi harus mengetahui bahwa Pengungkapan Standar yang tidak dicantumkan dalam jumlah besar dapat membatalkan klaim bahwa laporan keberlanjutannya telah disusun sesuai dengan opsi Inti atau Komprehensif dari Pedoman ini. 3.2 PELAPORAN PENGUNGKAPAN STANDAR WAJIB DENGAN MENGGUNAKAN REFERENSI Informasi yang terkait dengan Pengungkapan Standar yang diwajibkan oleh opsi sesuai bisa saja sudah disajikan dalam laporan lain yang dibuat oleh organisasi, misalnya laporan tahunan untuk pemegang saham atau laporan wajib maupun sukarela lainnya. Dalam kondisi demikian, organisasi dapat memilih untuk tidak mengulang informasi tersebut dalam laporan keberlanjutannya, dan alih-alih menambahkan rujukan di mana informasi yang relevan dapat ditemui. Penyajian ini dapat diterima selama referensinya spesifik (misalnya, referensi bersifat umum berupa laporan tahunan untuk para pemegang saham saja tidak dapat diterima, kecuali mencantumkan bagian, tabel, dll.) dan informasi tersebut tersedia secara umum dan dapat diakses dengan mudah. Hal ini dapat terjadi bila laporan keberlanjutan disajikan dalam format elektronik atau berbasis web dan tautan disediakan ke laporan elektronik atau berbasis web lainnya. MEDIA PELAPORAN Pelaporan elektronik atau berbasis web dan laporan cetakan adalah media yang tepat untuk pelaporan. Organisasi dapat memilih untuk menggunakan kombinasi laporan berbasis web dan laporan cetakan atau hanya menggunakan salah satu media saja. Misalnya, organisasi dapat memilih untuk memberikan laporan yang terperinci dalam situs web, sedangkan ringkasan eksekutif, termasuk informasi strategi dan analisis serta kinerja, disajikan dalam bentuk cetakan. Pemilihan media bergantung pada keputusan organisasi terkait dengan periode pelaporan, cara untuk memperbarui konten laporan, pengguna laporan umumnya, dan faktor praktis lainnya, misalnya strategi distribusi. Setidaknya satu media (web atau cetakan) harus dapat memberikan akses bagi pengguna kepada kumpulan informasi yang lengkap untuk periode pelaporan tersebut. 3.3 CATATAN MENGENAI LAPORAN YANG DISUSUN SESUAI DENGAN PEDOMAN Setiap laporan yang berisi pernyataan bahwa laporan tersebut dibuat sesuai dengan Pedoman harus disusun sesuai dengan kriteria yang disajikan dalam bagian ini, dan harus menyajikan Indeks Konten GRI (G4-32, hlm. 31-35).

BAGIAN 3 14 Dalam Indeks Konten GRI, referensi ke Laporan Assurance Eksternal harus disertakan, jika laporan telah dijamin secara eksternal. GRI merekomendasikan penggunaan assurance eksternal, namun hal itu bukanlah persyaratan agar dapat sesuai dengan Pedoman. 3.4 CATATAN MENGENAI LAPORAN YANG TIDAK DISUSUN SESUAI DENGAN PEDOMAN Jika organisasi melaporkan Pengungkapan Standar dari Pedoman namun belum memenuhi semua persyaratan dalam opsi sesuai, laporan tersebut harus berisi pernyataan berikut: Laporan ini berisi Pengungkapan Standar dari Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI. Sebuah daftar Pengungkapan Standar dan lokasinya dalam laporan tersebut harus disajikan bersama-sama pernyataan ini. 3.5 TRANSISI KE PEDOMAN G4 Organisasi pelapor yang menggunakan Pedoman G3 atau G3.1 dapat memutuskan sendiri kapan akan beralih ke Pedoman G4. Karena alasan ini, GRI akan tetap mengakui laporan yang berdasarkan Pedoman G3 dan G3.1 sampai dua siklus lengkap pelaporan. Namun, laporan yang diterbitkan setelah 31 Desember 2015 harus disusun sesuai dengan Pedoman G4. GRI merekomendasikan agar organisasi yang melaporkan untuk kali pertama menggunakan Pedoman G4, meskipun mereka tidak memenuhi persyaratan opsi sesuai dalam siklus pelaporan pertama (lihat bagian 3.4 Catatan mengenai Laporan yang tidak disusun Sesuai dengan Pedoman ).

BAGIAN 4 PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

16 4 PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN Prinsip Pelaporan berperan penting untuk mencapai transparansi pelaporan keberlanjutan dan oleh karenanya harus diterapkan oleh semua organisasi ketika menyusun laporan keberlanjutan. Panduan Penerapan menjelaskan proses wajib yang harus diikuti oleh sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan agar sesuai dengan Prinsip-prinsip Pelaporan. Prinsip-prinsip tersebut dibagi menjadi dua kelompok: Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan dan Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan menjelaskan proses yang harus diterapkan untuk mengidentifikasi apa konten laporan yang harus dibahas dengan mempertimbangkan aktivitas, dampak, dan harapan serta kepentingan yang substantif dari para pemangku kepentingannya. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk penyajian yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal serta mengambil tindakan yang tepat. 4.1 PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KONTEN LAPORAN Prinsip-prinsip ini dirancang untuk digunakan secara bersamaan guna menentukan konten laporan. Penerapan semua prinsip-prinsip tersebut secara bersama-sama dijelaskan dalam Panduan G4-18 di hlm. 31-40 pada Panduan Penerapan. Pelibatan Pemangku Kepentingan Prinsip: Organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka. Pemangku kepentingan dapat mencakup mereka yang berinvestasi di organisasi serta mereka yang memiliki hubungan dalam bentuk lain dengan organisasi. Harapan dan kepentingan yang wajar dari pemangku kepentingan merupakan acuan utama dalam banyak pengambilan keputusan dalam menyiapkan laporan. hlm. 9-10

BAGIAN 4 17 Konteks Keberlanjutan Prinsip: Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas. Informasi mengenai kinerja harus disertakan sesuai konteks. Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah bagaimana sebuah organisasi berkontribusi, atau bertujuan untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap peningkatan atau penurunan kondisi, pengembangan, dan tren ekonomi, lingkungan, serta sosial di tingkat lokal, regional, atau global. Hanya melaporkan tentang kecenderungan dalam kinerja individual (atau efisiensi organisasi) tidak dapat menjawab pertanyaan mendasar ini. Oleh karena itu, laporan harus berupaya untuk menyajikan kinerja dalam kaitannya dengan konsep keberlanjutan yang lebih luas. Hal ini termasuk mengenai pembahasan kinerja organisasi dalam konteks keterbatasan-keterbatasan dan permintaan yang terletak pada sumber daya lingkungan atau sosial di tingkat sektor, lokal, regional, maupun global. hlm. 10-11 Materialitas Prinsip: Laporan harus mencakup Aspek yang: Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau Secara substansial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan Organisasi dihadapkan dengan beragam topik yang dapat mereka laporkan. Topik-topik yang relevan adalah yang secara wajar dapat dianggap penting untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial organisasi atau memengaruhi keputusan pemangku kepentingan, dan oleh karena itu sudah seharusnya berpotensi pantas disertakan dalam laporan. Materialitas adalah ambang batas di mana Aspek menjadi cukup penting untuk dilaporkan. hlm. 11-12 Kelengkapan Prinsip: Laporan harus berisi cakupan Aspek Material dan Boundary, cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode pelaporan. Kelengkapan terutama mencakup dimensi cakupan, batasan, dan waktu. Konsep kelengkapan juga dapat digunakan untuk merujuk pada praktik pengumpulan informasi dan apakah penyajian informasi tersebut wajar dan sesuai. hlm. 12-13 4.2 PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KUALITAS LAPORAN Kumpulan Prinsip ini memandu pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk penyajian yang tepat. Keputusan yang berkaitan dengan proses persiapan informasi dalam laporan harus konsisten dengan Prinsip-prinsip ini. Semua Prinsip-prinsip tersebut merupakan hal yang mendasar untuk mencapai transparansi. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang logis dan masuk akal, serta mengambil tindakan yang tepat. Keseimbangan Prinsip: Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan. Keseluruhan penyajian konten laporan harus memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja organisasi. Laporan harus menghindari format pemilihan, penghilangan, atau penyajian yang terlalu berlebihan atau tidak tepat dalam memengaruhi keputusan atau asesmen dari pembaca laporan. hlm. 13

BAGIAN 4 18 Komparabilitas Prinsip: Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain. Komparabilitas diperlukan untuk mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat membandingkan informasi yang dilaporkan mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap kinerja organisasi di masa lalu, terhadap tujuan organisasi, dan pada tingkat yang memungkinkan, terhadap kinerja organisasi lain. hlm. 14 Akurasi Prinsip: Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi. Respon atas DMA dan Indikator ekonomi, lingkungan, dan sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif yang detail. Karakteristik yang menentukan keakuratan bervariasi sesuai dengan sifat informasi dan pengguna informasi tersebut. hlm. 14-15 Ketepatan Waktu Prinsip: Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat. Manfaat informasi terkait erat dengan kapan informasi tersebut disajikan kepada para pemangku kepentingan sehingga mereka dapat mengintegrasikannya secara efektif dalam pengambilan keputusan. Waktu penerbitan mengacu pada keteraturan pelaporan serta kedekatannya dengan peristiwa aktual yang dijelaskan dalam laporan. hlm. 15 Kejelasan Prinsip: Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan. Informasi harus disajikan dengan cara yang dapat dipahami oleh para pemangku kepentingan yang memiliki pemahaman yang wajar mengenai organisasi dan aktivitasnya. hlm. 15-16 Keandalan Prinsip: Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi. Para pemangku kepentingan harus memiliki keyakinan bahwa laporan dapat diuji untuk dapat menetapkan kebenaran isinya dan sejauh mana Prinsip-prinsip Pelaporan telah diterapkan dengan benar. hlm. 16

PEDOMAN PELAPORAN KEBERLANJUTAN

20 5 PENGUNGKAPAN STANDAR Terdapat dua jenis Pengungkapan Standar yang berbeda: Pengungkapan Standar Umum dan Pengungkapan Standar Khusus. 5.1 PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM Strategi dan Analisis Profil Organisasi Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi Hubungan dengan Pemangku Kepentingan Profil Laporan Tata Kelola Etika dan Integritas 5.2 PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS Pengungkapan Pendekatan Manajemen Indikator Pengungkapan Standar disajikan secara lebih terperinci di bagian berikut.