PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH



dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPAT! KONAWE SELATAN

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BANGLI TAHUN 2018

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 23 SERI E

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 21

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG KODEFIKASI BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI BANGKA BARAT,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36TAHUN 2010 TENTANG KODEFIKASI LOKASI DAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA SURABAYA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 27 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Siregar (2004 : 559) dalam pengertian yang terbatas pemerintah memberikan

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 87 TAHUN No. 87, 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

INDIKATOR DAN TOLAK UKUR KINERJA BELANJA LANGSUNG

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5.B 2016 SERI : E

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset sebagai perangkat

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Evaluasi proses..., Wasis Supriyadi, FE UI., L A M P I R A N

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Sejak otonomi daerah berjalan, terdapat 3 (tiga) periode pengelolaan barang daerah di

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 19 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

SURAT EDARAN NOMOR : 900/449/Sekr-BPKBMD TENTANG KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH TAHUN 2013

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATISIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERTIBAN BARANG MILIK DAERAH

RINGKASAN EKSEKUTIF. Pengelolaan barang milik daerah merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SENSUS BARANG DAERAH DI KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR. 35 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 90 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENELITIAN TERHADAP INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

PENGENDALIAN INTERNAL BARANG MILIK DAERAH (BMD) PADA DINAS PPKAD KABUPATEN TEGAL

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini akan disajikan dalam tiga bagian, yaitu bagian simpulan, keterbatasan

BAB II LANDASAN TEORI. manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut. Manfaat ekonomi masa depan

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 611 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Grand Design Muatan Teknis Materi Rancangan Permendagri Penatausahaan Barang Milik Daerah

KECAMATAN SANDUBAYA : LURAH SELAGALAS

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. provinsi jawa barat. Pelaksanaan kerja praktek dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI BARANG MILIK ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

URAIAN TUGAS/JABATAN (JOB DESCRIPTION) DAN PROFIL TUGAS/JABATAN (JOB PROFILE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1),

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~fakwta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

SALINAN -10- LAMPIRAN I : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 66 Tahun 2014 TANGGAL : 1 Desember 2014

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT TAHUN 2013

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN BARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS SENSUS BMD KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Barang Milik Daerah (BMD) merupakan salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu pengelolaannya perlu dilakukan secara baik, tertib dan sistematis untuk mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan tingkat efektifitas yang memadai. Salah satu bagian yang sangat penting dalam siklus pengelolaan BMD adalah penatausahaan yang terdiri dari kegiatan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan.inti kegiatan penatausahaan adalah inventarisasi yakni kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.kegiatan Inventarisasi disamping dilakukan secara rutin bersamaan dengan pencatatan langsung atas mutasi barang daerah juga perlu dilakukan setiap lima tahun dalam bentuk sensus barang daerah untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan up to date. Untuk kelancaran pelaksanaan sensus barang daerah maka perlu disusun petunjuk teknis yang dapat dijadikan sebagai pegangan bagi para pelaksana sensus barang daerah sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. 1.2. Pengertian a. Barang daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya b. Sensus barang daerah adalah kegiatan inventarisasi yang dilaksanakan secara khusus dan menyeluruh untuk mengakuratkan pelaksanaan pencatatan semua barang milik daerah Kabupaten dan barang Provinsi serta barang Inventaris milik Negara yang digunakan/dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten dengan cara 2 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

pencocokan data yang tersedia dengan kondisi lapangan dan pencatatan langsung terhadap barang barang yang belum tercatat, serta melakukan Verifikasi sehingga diperoleh data yang lengkap dan terinci sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. c. Pengelola barang daerah adalah Sekretaris Daerah sebagai pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah. d. Pembantu pengelola barang daerah adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagai pejabat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan kerja perangkat daerah. e. Pengguna barang daerah adalah Kepala SKPD sebagai pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang daerah. f. Kuasa penggunaan barang daerah adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna untuk menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya. g. Pengurus barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah/unit kerja. 1.3. Tujuan a. Tersedianya data mutakhir secara rinci tentang barang milik daerah Kabupaten Seram Bagian Barat meliputi volume/jumlah fisik, spesifikasi, kondisi (baik/rusak ringan/rusak berat) dan sebagainya yang didokumentasikan dalam Buku Induk Inventaris Barang Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat yang dapat mendukung validitas nilai aset tetap dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; b. Tersedianya data mutakhir tentang barang milik Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Pusat serta pihak lainnya yang dikuasai dan dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat; c. Tersedianya informasi akurat yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan, penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran, pemeliharaan, penghapusan, pengendalian, pemberdayaan/ pemanfaatan dan pengamanan barang milik daerah; d. Terlaksananya pemutakhiran dan legalisasi status penggunaan barang milik daerah pada setiap SKPD/BUMD/Unit Kerja. 3 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

1.4. Azas a. Azas Komprehensifitas, yaitu adanya kesatuan kegiatan yang sama pada seluruh SKPD/BUMD/UnitKerja/SubUnitKerja se-kabupaten Seram Bagian Barat untuk melaksanakan pendataan selengkap-lengkapnya terhadap seluruh aset yang dikuasainya baik digunakan langsung oleh SKPD maupun dimanfaatkan oleh pihak lain; b. Azas Fleksibilitas, yaitu bahwa pendataan dilaksanakan secara sederhana, mudah dan tidak rumit namun dapat menyajikan semua data barang yang diperlukan; c. Azas efisiensi, yaitu bahwa data yang diperlukan dapat diperoleh secara lengkap serta dapat mencapai sasaran yang diharapkan dengan memanfaatkan bahan, peralatan, waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia; d. Azas Kontinuitas, yaitu bahwa data yang diperoleh cukup memadai untuk dijadikan sebagai dasar manajemen aset dan dapat dipergunakan secara berkelanjutan dalam perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran, pemeliharaan, penghapusan, pengendalian, pemberdayaan/pemanfaatan dan pengamanan barang milik daerah. 1.5. Sasaran Sensus Barang Daerah Sasaran sensus adalah seluruh barang daerah, meliputi : a. Barang milik daerah Kabupaten Seram Bagian Barat, termasuk barang yang dibeli atas beban dana tugas pembantuan, dana dekonsentrasi dan barang yang dipisahkan pada Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah; b. Barang milik/kekayaan Pemerintah Provinsi Maluku yang dipergunakan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat; c. Barang milik/kekayaan negara atau pemerintah pusat yang dipergunakan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat. Barang milik daerah yang dipisahkan adalah barang daerah yang pengelolaannya berada pada perusahaan daerah atau badan usaha milik daerah lainnya yang anggarannya dibebankan pada anggaran perusahaan daerah atau badan usaha milik daerah lainnya. 1.6. Penyelenggara Sensus Barang Daerah ini dilaksanakan oleh Tim Teknis Sensus Barang Daerah Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat, yang keanggotaannya terdiri dari unsur 4 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

Dinas PPKAD, Pengurus Barang pada setiap Unit/Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat serta unsur terkait lainnya. Hasil sensus diverifikasi oleh Tim Verifikasi Sensus Barang Daerah yang terdiri atas unsur Inspektorat dan Dinas PPKAD Kabupaten Seram Bagian Barat. Tim Teknis Sensus Barang Daerah dan Tim Verifikasi Sensus Barang Daerah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Seram Bagian Barat. 2. KODEFIKASI BARANG DAERAH Kodefikasi adalah pemberian pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik pemerintah daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. Tujuan pemberian kodefikasi adalah untuk mengamankan dan memberikan kejelasan status kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing-masing pengguna.kodefikasi kepemilikan untuk masing-masing tingkatan pemerintahan sebagai berikut: Barang milik pemerintah kabupaten/kota (12). Barang milik pemerintah provinsi (11). Barang milik pemerintah pusat (kalau ada 00). Dalam rangka kegiatan sensus barang daerah, setiap barang daerah harus diberi nomor kode sebagai berikut: a. Nomor Kode Lokasi 1) Nomor Kode Lokasi menggambarkan/menjelaskan status kepemilikan barang, Provinsi, Kabupaten/Kota, bidang, SKPD dan unit kerja serta tahun pembelian barang. 2) Nomor Kode Lokasi terdiri 14 digit atau lebih sesuai kebutuhan daerah. 3) Nomor Kode urutan Provinsi Maluku adalah 17. 4) Nomor Kode urutan Kabupaten Seram Bagian Barat adalah 07. 5) Nomor Kode SKPD dikelompokkan dalam 22 bidang, yaitu: (1) Sekwan/DPRD (2) Gubernur/Bupati/Walikota (3) Wakil Gubernur/Bupati/Walikota (4) Sekretariat Daerah (5) Bidang Kimpraswil/PU (6) Bidang Perhubungan 5 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

(7) Bidang Kesehatan (8) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (9) Bidang Sosial (10) Bidang Kependudukan (11) Bidang Pertanian (12) Bidang Perindustrian (13) Bidang Pendapatan (14) Bidang Pengawasan (15) Bidang Perencanaan (16) Bidang Lingkungan Hidup (17) Bidang Pariwisata (18) Bidang Kesatuan Bangsa (19) Bidang Kepegawaian (20) Bidang Penghubung (21) Bidang Komunikasi, Informasi dan Dokumentasi (22) Bidang BUMD Nomor kode masing-masing SKPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran I 6) Format kode lokasi (1) angka atau digit nomor kode lokasi ditulis secara berurutan dalam suatu garis datar. (2) digit 1 dan 2, Kode komponen kepemilikan barang Penulisan kode komponen kepemilikan barang sebagai berikut: 6 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

a. Barang milik Pemerintah Pusat dengan Nomor Kode 00 b. Barang milik Pemerintah Daerah Provinsi dengan Nomor Kode 11 c. Barang Milik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan Nomor Kode 12. (3) digit 3 dan 4, Kode ProvinsiMaluku (4) digit 5 dan 6, Kode Kabupaten Seram Bagian Barat (5) digit 7 dan 8, kode bidang Kode bidang ini merupakan pengelompokan Bidang Tugas yang terdiri dari 22 bidang. (6) Digit 9 dan 10, kode SKPD. Kode Unit merupakan penjabaran dari Bidang Tugas kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat. (7) Digit 11 dan 12, Tahun Pembelian/Pengadaan/Pembangunan. Nomor Kode Tahun pembelian/pengadaan barang dituliskan 2 angka terakhir (misalnya tahun pembelian/perolehan 1997, maka ditulis Nomor Kodenya 97, tahun pembelian/perolehan tahun 2009 ditulis 09 tahun 2010 ditulis 10 dan seterusnya.barang yang tidak diketahui Tahun Pembelian/Perolehannya, supaya dibandingkan dengan barang yang sama, sejenis, type, merk, bahan, cc dan sebagainya dan penetapan prakiraan tahun tersebut ditetapkan oleh Pengurus barang. (8) Digit 13 dan 14, Kode Unit Kerja/Sub Unit Kerja. Satuan Kerja untuk masing-masing SKPD diberi Nomor urut Kode sub unit sesuai struktur organisasi perangkat daerah mulai dari Nomor 01 dan seterusnya sampai sejumlah Satuan Kerja dalam SKPD tersebut. b. Nomor Kode Barang a) Nomor Kode barang diklasifikasikan ke dalam 6 (golongan) yaitu: (1) Tanah (2) Mesin dan Peralatan (3) Gedung dan Bangunan (4) Jalan,Irigasi dan Jaringan (5) Aset Tetap Lainnya (6) Konstruksi dalam Pengerjaan. 7 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

b) Penggolongan barang terbagi atas Bidang, Kelompok, Sub Kelompok dan subsub Kelompok/Jenis Barang. c) Nomor Kode golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan Sub-Sub Kelompok/jenis barang sebagaimana tercantum dalam Lampiran II d) Nomor kode barang terdiri atas 14 (empat belas) digit Yang tersusun berurutan ke belakang dibawah suatu garis lurus sebagai berikut: (1) digit 1 dan 2, Kode Golongan Barang (2) digit 3 dan 4, Kode Bidang (3) digit 5 dan 6, Kode Kelompok (4) digit 7 dan 8, Kode Sub Kelompok (5) Digit 9 dan 10, Kode Sub Sub Kelompok/Jenis Barang (6) Digit 11, 12, 13 dan 14, Kode Nomor Register, yang menunjukkan monor urut barang sejenis. c. Nomor Register Nomor register merupakan nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan terhadap barang yang sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi jumlahnya 150, maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format pencatatan dalam lajur register, ditulis: 0001 s/d 0150. Nomor urut pencatatan untuk setiap barang yang spesifikasi, type, merk, jenis berbeda, maka nomor registernya dicatat tersendiri untuk masing-masing barang. 8 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

d. Lain-lain. a) Cara pencatatan dan pemberian Nomor Kode bagi barang yang belum ada Nomor Kode jenis barangnya, supaya mempergunakan Nomor Kode jenis barang "Lain-lain" dari Sub kelompok barang yang dimaksud atau dibakukan oleh Kepala Daerah masing-masing dengan mengikuti nomor urut jenis barang lain-lain. b) Barang milik Daerah yang dipisahkan (Perusahaan Daerah) tetap menjadi milik pemerintah daerah, oleh karena itu semua barang inventaris yang dipisahkan, diperlakukan sama dengan barang inventaris milik Pemerintah Daerah. c) Tidak termasuk barang milik daerah tersebut di atas yaitu barang usaha/barang yang diperdagangkan sesuai dengan bidang usaha dari perusahaan daerah tersebut. 3. MEKANISME PELAKSANAAN SENSUS 3.1. Persiapan Untuk kelancaran pelaksanaan sensus maka Dinas PPKAD Kabupaten Seram Bagian Barat menyiapkan hal-hal sebagai berikut : a. Keputusan Bupati tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang Daerah; b. Keputusan Bupati tentang Tim Pelaksana Teknis dan Tim Verifikasi Sensus Barang Daerah; c. Penyusunan Petunjuk teknis tentang pelaksanaan sensus barang milik; d. Data awal barang milik daerah per SKPD/Unit Kerja yang bersumber dari data awal aset tetap tahun 2012 ditambah mutasi aset tetap selama 2013; e. Melaksanakan sosialisasi Petunjuk Teknis Sensus Barang Daerah kepada Tim Sensus Barang Milik Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat dan Pengurus Barang SKPD/BUMD/Unit Kerja/Sub Unit Kerja. 3.2. Pelaksanaan Pendataan a. Langkah pendataan Pengurus barang SKPD/BUMD/Unit Kerja/Sub Unit Kerja selaku bagian dari Tim Teknis Sensus Barang Daerah mengisi Format KIB masing-masing : 1) KIB A : Tanah 2) KIB B : Mesin dan Peralatan 9 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

3) KIB C : Gedung dan Bangunan 4) KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan 5) KIB E : Aset Tetap Lainnya 6) KIB F : Konstruksi dalam Pengerjaan. Pengisian format KIB dilakukan dengan memasukkan data barang dari data awal kedalam aplikasi SIMDA BMD. b. Tahapan pendataan Tahap pelaksanaan sensus barang milik daerah dimulai dari satuan kerja terendah secara berjenjang sebagai berikut : 1) Lingkup SKPD Kecamatan a) Setiap kecamatan mengisikan data barang daerah yang dikuasai/digunakan oleh pemerintah kecamatan termasuk barang daerah yang dikuasai/digunakan oleh pemerintah desa; b) Format yang sudah diisi dicetak 1 rangkap kemudian bersama softcopynya disampaikan ke Dinas PPKAD. 2) Lingkup SKPD Dinas Pendidikan a) Pengurus barang pada Dinas Pendidikan Kabupaten Seram Bagian Barat mengisi format dengan data barang yang dikuasai dan dimanfaatkan oleh Dinas Pendidikan, UPTD Dinas Pendidikan, SMA/SMK, SMP, SD dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB); b) Format yang sudah diisi dicetak 1 rangkap kemudian bersama softcopynya disampaikan ke Dinas PPKAD. 3) Lingkup SKPD Dinas Kesehatan a) Pengurus barang pada Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat mengisi format dengan data barang yang dikuasai dan dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Pustu; b) Format yang sudah diisi dicetak 1 rangkap kemudian bersama softcopynya disampaikan ke Dinas PPKAD. 4) Lingkup SKPD Sekretariat Daerah a) Pengurus Barang pada setiap Bagian mengisi format dengan data barang yang dikuasai dan dimanfaatkan Bagian yang bersangkutan; b) Format yang sudah diisi dicetak 1 rangkap kemudian bersama softcopynya disampaikan ke Dinas PPKAD. 10 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

5) Lingkup SKPDLainnya dan BUMD a) Setiap SKPD dan BUMD mengisi format dengan data barang yang dikuasai dan dimanfaatkan SKPD/BUMD; b) Format yang sudah diisi dicetak 1 rangkap kemudian bersama softcopynya disampaikan ke Dinas PPKAD Kabupaten Seram Bagian Barat. 6) Lingkup Kabupaten Seram Bagian Barat a) Dinas PPKAD (Tim Teknis Tingkat Kabupaten) menerima Format dalam bentuk cetak maupun softcopy dari seluruh SKPD (termasuk Satuan Kerjanya) dan BUMD; b) Tim Teknis Tingkat Kabupaten mengkompilasi KIB, RHS dan daftar barang barang yang diusulkan untuk diproses lebih lanjut seluruh SKPD/BUMD/Unit Kerja/Sub Unit Kerja untuk diserahkan kepada Tim Verifikasi Sensus Barang Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat. 3.3. Pelaksanaan Sensus BMD Langkah selanjutnya adalah melakukan verifikasi BMD berdasarkan data yang telah di input dalam aplikasi SIMDA BMD terhadap fisik BMD di lapangan dengan tahapan sebagai berikut: a. Pembagian tim sensus BMD beserta SKPD yang disensus; b. Menyiapkan kertas kerja sensus BMD; c. Sosialisasi tata cara sensus BMD terhadap fisik BMD di lapangan pada masingmasing UPB; d. Melakukan pengecekan/verifikasi antara data BMD dengan fisik barang dilapangan; e. Melakukan perekaman/pemutakhiran data atas permasalahan kondisi BMD yang ditemukan pada saat sensus. Hasil dari pengecekan fisik atas barang yang bermasalah dikelompokan menjadi 8 jenis yaitu : 1) Fisik barang tidak ditemukan/hilang; 2) Fisik barang ada tetapi dalam kondisi rusak berat; 3) Fisik barang ada tetapi masih dalam sengketa; 4) Fisik barang tidak ditemukan karena dikuasai oleh pihak ketiga; 5) Fisik barang tidak ada karena telah dimutasikan ke UPB lain; 6) Fisik barang tidak ada karena barang sudah dihibahkan; 7) Fisik barang ada tetapi bukan merupakan golongan aset tetap; 8) Lain-lain 11 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

f. Untuk kepentingan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan sensus, verifikasi dapat dilakukan dalam waktu yang relative bersamaan dengan kegiatan pendataan; g. Pelaksanaan verifikasi bertujuan untuk melakukan koreksi terhadap pengklasifikasian/pengkodean barang milik daerah, pengecekan kebenaran fisik barang dan penuntutan ganti rugi; h. Hasil verifikasi format KIB, RHS dan Daftar Usulan Barang yang Akan Dihapus diserahkan kepada Tim Teknis Tingkat Kabupaten; i. Hasil verifikasi atas Daftar Usulan Barang yang akan dilakukan Tuntutan Ganti Rugi disampaikan kepada TPT-GR Kabupaten Seram Bagian Barat. 3.4. Pelaporan dan Pemeliharaan Data Hasil Sensus a. Tim Teknis Tingkat Kabupaten 1) Tim Teknis Tingkat Kabupaten menerima data format KIB Hasil Sensus pada seluruh SKPD dan BUMD yang telah diverifikasi oleh tim verifikasi selanjutnya melakukan kompilasi data tersebut menjadi Buku Inventaris (BI ) dan Rekapitulasi Buku Inventaris (RBI). 2) Untuk mempermudah proses pembuatan BI, RBI dan penatausahaan barang daerah pada umummnya maka tim teknis tingkat kabupaten dapat menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Barang Daerah dibantu oleh tim teknis tingkat SKPD/BUMD/Unit Kerja; 3) Tim teknis tingkat kabupaten meneruskan copy data format KIB Hasil Sensus yang telah diverifikasi oleh tim verifikasi kepada tim teknis tingkat SKPD/BUMD/Unit Kerja; 4) Tim teknis tingkat kabupaten menyerahkan BI dan RBI kepada pengelola/pembantu pengelola untuk diteruskan sebagai laporan secara berjenjang; 5) Pengelola/pembantu pengelola mengusulkan penetapan status penggunaan barang daerah kepada Bupati berdasarkan lokasi dan penggunaan barang sesuai hasil sensus; 6) Pengelola/pembantu pengelola memproses penghapusan barang sesuai Daftar Usulan Barang yang Akan Dihapus berdasarkan ketentuan yang berlaku; 7) Dinas PPKAD selaku pembantu pengelola barang milik daerah mengkoordinir pemeliharaan/pemutakhiran data sesuai mutasi barang daerah pada SKPD serta penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah pada umumnya. 12 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

b. Tim Teknis Tingkat SKPD/BUMD/Unit Kerja 1) Tim teknis pada tingkat SKPD/BUMD/Unit Kerja/Sub Unit Kerja menyesuaikan KIB sesuai dengan hasil verifikasi tim; 2) Berdasarkan KIB hasil verifikasi, tim teknis pada tingkat SKPD/BUMD/Unit Kerja/Sub Unit Kerja membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR ), Buku Inventaris (BI) dan Rekapitulasi Buku Inventaris (RBI) berdasarkan pemilik barang yakni : - Barang Milik Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat; - Barang Milik Daerah Provinsi Maluku (kalau ada); - Barang Milik/Kekayaan Negara (kalau ada). 3) Cakupan data SKPD/Unit Kerja/BUMD meliputi akumulasi organisasi kerja dibawahnya secara berjenjang; 4) Untuk mempermudah proses pembuatan KIR (Lampiran III), KIB (Lampiran IV), BI (Lampiran V), RBI (Lampiran VI) dan penatausahaan Barang Daerah pada umummnya maka Tim Teknis pada tingkat SKPD/BUMD/Unit Kerja/Sub Unit Kerja dapat menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Barang Daerah dibawah koordinasi Bidang Aset Dinas PPKAD. 5) Tim teknis SKPD/BUMD/Unit Kerja/Sub UnitKerja menyerahkan KIB, KIR, BI, RBI kepada pimpinan masing-masing selaku Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang. 6) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang mengkoordinir pemeliharaan/pemutakhiran data sesuai mutasi barang daerah serta penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah pada umumnya yang ada pada masing-masing SKPD/Unit kerja. 3.5. Jadwal Pelaksanaan NO. KEGIATAN OKT 2013 NOV 2013 DES 2013 I II III IV I II III IV I II 1. Persiapan X X 2. Sosialiasi Kegiatan X 3. Pengisian Format oleh Tim Teknis Tingkat SKPD/Unit X X 13 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D

NO. KEGIATAN Kerja/BUMD/ Kelurahan/Sekolah 4. Verifikasi oleh Tim Verifikasi Sensus Barang Daerah 5. Revisi formulir sesuai hasil verifikasi 6. Pengentrian data ke dalam Sistem Informasi Barang Daerah OKT 2013 NOV 2013 DES 2013 I II III IV I II III IV I II X X X X X X X 7. Pencetakan BII dan RBII X 8. Penyampaian Laporan Hasil Sensus X 4. PENUTUP Demikian Petunjuk teknis ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaannya. Piru, 15 Nopember 2013 Bupati Seram Bagian Barat, JACOBUS PUTTILAEHALAT, S.sos 14 P e t u n j u k T e k n i s S e n s u s B M D