BAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif. Hal ini disebabkan banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal segmentasi, targeting dan Positioning lebih

BAB II Landasan Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

Entrepreneurship and Inovation Management

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemuas kebutuhan yang tidak berwujud tetapi dapat dirasakan dan dapat. adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada umumnya dalam motif dan perilaku maupun kebiasaan pembelian

MENSEGMENTASI, MEMBIDIK DAN MELAKUKAN POSITIONING DI PASAR GUNA MENDAPATKAN KEUNGGULAN BERSAING. Meet-5 By.Hariyatno

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

Pemasaran Internasional

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Strategi pemasaran merupakan salah satu awal dalam rangka

BAB II LANDASAN TEORI

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

Yishak G.G. Wowiling 1 Altje Tumbel 2 Rudy S. Wenas 3. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MATERI 3 PASAR DAN PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

I. PENDAHULUAN. sektor perbankan, maka kondisi persaingan bank semakin ketat. Selain kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. 1. Segmentasi pasar yang dimiliki BMT Ar-Rahman Tulungagung. penelitian yang dilakukan di BMT Ar-Rahman Tulungagung, bahwasannya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

2. Aspek pasar & pemasaran. Definisi Pasar:

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan,

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

TUGAS E- BISNIS. Di susun oleh: Nama : Nur Rokhayati NIM : Kelas : S1 TI 6A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era persaingan sekarang ini perusahaan-perusahaan pada suatu industri bersaing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERUMUSAN MASALAH

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB l PENDAHULUAN. Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya. berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha

Segmentasi Global dan Positioning

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB II. LANDASAN TEORI

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN JASA PEMASARAN JASA JENJANG D-3 SEMESTER GENAP 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB II URAIAN TEORETIS

TINJAUAN PUSTAKA. inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, persaingan bisnis dalam bidang perawatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan yang sangat kompetitif. Hal ini disebabkan banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia baik yang beroperasi secara lokal maupun yang beroperasi berskala internasional. Sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam memberikan sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dewasa ini, bank-bank yang mampu bertahan melewati masa krisis moneter maupun bank-bank yang baru beroperasi mulai berlomba-lomba untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabahnya melalui berbagai macam produk perbankan seperti produk dana, produk pinjaman atau produk jasa lainnya. Pada pasar kredit perbankan, bank memiliki beberapa jenis kredit yang umum ditawarkan kepada nasabah antara lain kredit: korporasi, kredit modal kerja, investasi, kredit konsumtif, dan kredit mikro. Para investor di kawasan regional ataupun dunia melihat besarnya potensi pasar kredit terutama pada jenis kredit konsumtif di Indonesia yang dikarenakan oleh besarnya jumlah penduduk di Indonesia. Ini dapat dilihat dari banyaknya bank asing yang masuk ke pasar Indonesia dengan membuka kantor cabang ataupun yang mengakuisisi bank-bank lokal untuk menambah jaringan bisnisnya seperti Citibank, Commonwealth Bank, CIMB Niaga, UOB Buana dan lain-lain. Bank-bank BUMN di Indonesia tentunya tidak mau ketinggalan di dalam pasar kredit konsumtif seperti

2 Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Bank asing yang membuka kantor di Indonesia umumnya menyasar pada jenis kredit konsumtif yaitu kredit tanpa agunan dan kartu kredit. Kredit konsumtif dinilai sangat strategis bagi pelaku perbankan karena menjanjikan keuntungan yang tinggi dan selalu dibutuhkan oleh segala profesi serta semua lapisan masyarakat. Supaya bank tetap berkembang, kredit harus tetap mengalir lancar. Dengan menyalurkan kredit, bank bisa meraih pendapatan bunga (interest income). Macam-macam kredit yang umum dipasarkan untuk kredit konsumtif dari bank-bank yang beroperasi di Indonesia antara lain kredit tanpa agunan (KTA), kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kepemilikan mobil (KPM), kredit multiguna, dan kartu kredit. Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri (Kasali, 2001). Segmentasi pasar menurut Kotler (2002:59) merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Dasar segmentasi pasar konsumen adalah segmentasi geografis, demografis, psikografis dan prilaku. Segmentasi dapat menjadi faktor kunci untuk memenangkan persaingan dengan melihat pasar dari sudut yang unik dengan cara yang berbeda dari pesaing (Kartajaya, 2004:103). Segmentasi pasar secara demografi merupakan dasar yang paling populer untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah keinginan, preferensi, dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan

3 dengan variabel-variabel demografis. Karakteristik demografis dibutuhkan untuk mengetahui ukuran pasar sasaran dan media yang harus digunakan untuk menjangkaunya secara efisien (Kotler, 2008: 303). Bank dalam menjual produknya ke nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Pembagian pasar ini akan memudahkan bank dalam menentukan nasabah atau konsumen sasarannya. Segmentasi perlu dilakukan karena di dalam pasar perbankan terdapat banyak pembeli yang berbeda akan keinginan dan kebutuhannya. Mengidentifikasi segmen pada institusi keuangan yang berdasarkan pentingnya persepsi konsumen pada dimensi kualitas layanan dan penawaran produk lainnya. Temuan penelitian menunjukkan terdapat dua buah segmen yang terbentuk yaitu segmen pertama, segmen kinerja,mencari hasil, sebuah lembaga keuangan yang benar untuk pertama kalinya. Segmen kedua yaitu segmen kenyamanan mencari lembaga keuangan yang mudah dijangkau. Implikasi dari menelitian ini yaitu untuk melayani segmen kinerja, lembaga keuangan harus fokus pada penyediaan pelatihan dan dukungan sistem yang memungkinkan penyedia layanan untuk menawarkan jasa yang bebas dari kesalahan transaksi. Sedangkan pada segmen permasalahan dapat diatasi dengan melakukan delivery system yang cepat dan tepat serta penempatan lokasi ATM di tempat-tempat yang strategis (Gordon dan Terrence, 1994). Selain bauran produk KPR dan beberapa unsur-unsur biaya (tingkat bunga, denda) ada pengaruh faktor penting lainnya muncul, seperti berbagai penawawaran produk perbankan, reputasi bank, kerjasama yang sudah berjalan, serta pelayanan dari

4 staf bank. Terbukti jumlah cabang bank merupakan suatu saluran distribusi utama untuk produk dan penyaluran kredit (Mylonakis, 2007). Dalam mensegmentasi produk, pemasar dapat melakukan pendekatan terhadap perilaku berdasarkan manfaat yang dimiliki oleh produk tersebut (Kasali, 2000:358) menyatakan bahwa pendekatan manfaat memang agak unik dan karena itulah sering digunakan sebagai basis untuk merumuskan pernyataan positionig. Dalam strategi positioning itu, manfaat yang sangat istimewa menurut konsumen dapat ditonjolkan atau dijadikan jendela untuk membangun citra produk secara keseluruhan. Selesai melakukan segmentasi pasar, maka diperoleh beberapa segmen yang diinginkan. Pertimbangan untuk memilih segmen adalah besarnya segmen yang akan dipilih luasnya segmen dan kemampuan perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Setelah teridentifikasi jumlah serta ukuran dan luasnya segmen yang ada, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan pasar sasaran yang diinginkan (targeting). Menetapkan pasar sasaran artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk diyakini. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan. Penentuan posisi pasar bagi produk ataupun jasa suatu perusahaan sangat penting. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk dan suatu pasar. Produk atau jasa diposisikan pada posisi yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan

5 dimasuki dengan dengan cara menentukan segmen mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Salah satu produk pada jenis Kredit Konsumtif yang utama adalah fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Rumah pada saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia. Bagi sebagian orang, rumah juga bisa menjadi suatu peluang bisnis karena mereka bisa menjualnya kembali yang tentunya dengan harga yang lebih tinggi dari harga perolehan sebelumnya. Karena itu, banyak bank di Indonesia, baik itu bank umum maupun BPR memiliki fasilitas KPR pada unit bisnisnya. Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali yang mayoritas penduduknya adalah pendatang, peluang bisnis properti ini tentunya menjadi incaran bagi para pelaku bisnis properti. Sehingga tak heran jika banyak terlihat disetiap daerah di Kota Denpasar menjamur proyek-proyek perumahan. Tipe rumah yang ditawarkan beraneka ragam, mulai dari type rumah yang sederhana hingga rumah yang memiliki konsep town house atau residence. Untuk itu, hampir semua bank umum nasional maupun BPR yang beroperasi di Denpasar memiliki fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR) sebagai penyandang dana bagi masyarakat Denpasar yang ingin memiliki rumah dengan mencicilnya melalui fasilitas kredit bank. Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia tentunya tidak ingin ketinggalan dalam bisnis properti di Bali yang dalam hal ini berperan sebagai penyandang dana bagi end user, pengembang atau developer. Produk yang digunakan oleh end user tersebut yaitu mandiri KPR. Dengan Mandiri KPR, nasabah dapat

6 mencicil rumah yang akan dibeli dengan jangka waktu yang disesuaikan dengan kemampuan penghasilan yang dimilikinya. Saat ini Bank Mandiri telah melakukan kerjasama dengan beberapa pengembang yang ada di Bali. Pemasaran produk KPR Bank Mandiri di Denpasar, dilaksanakan oleh unit kerja Sales Centre Consumer Loan Denpasar telah dihadapkan pada ketatnya persaingan pemasaran produk KPR di Denpasar. Bank BTN, sebagai pionir untuk bank yang menyediakan jasa kredit perumahan di Indonesia serta memiliki brand image di masyarakat sebagai bank BUMN yang khusus melayani kredit perumahan merupakan kompetitor bagi Bank Mandiri. Bank BTN juga melayani pembiayaan untuk perumahan tipe rumah sangat sederhana, dimana untuk pembiayaan tipe rumah tersebut Bank Mandiri tidak melayaninya. Selain itu terdapat juga bank BUMN lain yang ikut berkompetisi di pasar KPR yaitu bank BNI. Bank BNI aktif melakukan program-program kerjasama yang bersifat lokal dengan developer-developer di Denpasar untuk pembiayaan KPR. Selain itu, Bank BNI sering melakukan promo bunga yang dilakukan pada hari-hari tertentu seperti penawaran bunga khusus pada peringatan Imlek dan hari Kartini. Bank swasta nasional juga tidak ketinggalan untuk masuk ke pasar KPR di Denpasar seperti Bank Permata. Didalam melakukan proses KPR, Bank Permata, mengandalkan kecepatan didalam proses persetujuan kredit yang bisa memakan waktu kurang dari satu minggu. Persyaratan dokumen kredit yang sederhana serta adanya inovasi dari produk KPR mereka yang membedakan dengan produk KPR yang ditawarkan bank lain. Selain dihadapkan dengan ketatnya persaingan pemasaran produk KPR, Sales Centre Consumer Loan Bank Mandiri

7 Denpasar juga dihadapkan dengan penurunan pencapaian kinerja pencairan produk KPR tahun 2009 yang dibanding pencapaian kinerja pencairan produk KPR pada tahun 2008 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Kinerja Pencairan KPR Mandiri Bulan Januari-Desember tahun 2008 dan 2009 di Denpasar (dalam satuan Rp.) Tahun 2008 Tahun 2009 Perubahan (Rp) (Rp) (%) Januari 2.453.000 5.484.178 38,18 Februari 4.256.350 11.012.363 44,24 Maret 6.871.859 12.005.684 27,19 April 8.740.080 7.653.133 (6,63) Mei 21.017.365 9.513.447 (37,67) Juni 14.631.783 9.874.201 (19,41) Juli 16.234.907 17.625.593 4,10 Agustus 11.536.366 11.228.467 (1,35) September 13.861.092 7.323.620 (30,85) Oktober 10.039.217 10.291.562 1,24 November 12.486.172 13.455.967 3,73 Desember 16.293.500 20.311.126 10,97 Total 138.421.695 135.779.34 (0.96) Sumber: Data internal Sales Centre Consumer Loan Bank Mandiri Denpasar, 2010 Persaingan yang semakin ketat antar bank yang menawarkan produk KPR di Denpasar mengharuskan Sales Centre Consumer Loan Denpasar lebih jeli dalam menentukan strategi pemasaran terutama dalam hal menentukan segmen pasar, target pasar dan memposisikan produk Berdasarkan data kinerja Sales Centre Consumer Loan Bank Mandiri, dapat diketahui bahwa pada bulan Februari telah terjadi peningkatan kinerja pencairan KPR Mandiri sebesar 44,24%, akan tetapi pada bulan Maret turun sebesar 27,19%. Pada bulan Mei, Juni, dan September 2009 terjadi penurunan kinerja yang drastis sebesar 37,67% di bulan Mei, 19,41%, dan di bulan Juni sebesar 30,85% dibanding hasil kinerja pada tahun 2008. Ini disebabkan, pada periode bulan Mei, Juni, dan September 2009 bank-bank pesaing gencar melakukan promosi produk baik itu dari segi

8 pelayanan, bunga serta proses kredit untuk menarik minat calon nasabah menggunakan produk KPR mereka. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah karakteristik segmentasi pasar dari produk KPR Mandiri di Denpasar berdasarkan demografi dan perilaku yang didasarkan pada manfaat? 2) Segmen mana yang diprioritaskan sebagai target pasar KPR Mandiri di Denpasar? 3) Bagaimana positioning KPR Mandiri dalam pasar konsumen di Denpasar dan implikasinya terhadap strategi pemasaran selanjutnya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi karakteristik segmen pasar KPR Mandiri di Denpasar berdasarkan demografi dan perilaku yang didasarkan pada manfaat. 2) Menentukan segmen yang diprioritaskan sebagai target pasar KPR Mandiri di Denpasar. 3) Mengetahui positioning produk KPR Mandiri di Denpasar dan menentukan implikasi strategi terhadap strategi pemasaran selanjutnya. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut :

9 1) Manfaat teoritis a. Mengaplikasikan teori Segmenting, Targeting, dan Positioning pada produk Perbankan. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama. 2) Manfaat praktis Sebagai masukan dan bahan informasi bagi lembaga perbankan dalam pengambilan keputusan khusus mengenai strategi pemasaran.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Housing Loan atau yang lebih dikenal dengan istilah KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) adalah pinjaman non-revolving yang bertujuan untuk membeli rumah (Jusuf, 2004). Jangka waktu pinjaman bervariasi dari pinjaman jangka pendek sampai pinjaman jangka panjang hingga 15-20 tahun. Pengembangan dari KPR adalah: a. Kredit pemilikan apartemen untuk pembelian apartemen. Kredit ini muncul di Kota-Kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. b. Kredit pemilikan tanah untuk pembelian tanah tanpa bangunan. c. Kredit pemilikan ruko (rumah toko) dan rukan (rumah kantor). d. Kredit renovasi rumah. e. Kredit pembangunan rumah. Produk KPR Bank Mandiri KPR Mandiri adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri kepada perorangan untuk keperluan pembelian rumah tinggal/ apartemen/ ruko/ rukan/ kios. KPR Mandiri memiliki beragam fitur yang dapat dipilih sesuai kebutuhan nasabah antara lain :

11 1) KPR Mandiri Duo adalah fasilitas KPR Mandiri yang dipergunakan untuk pembelian rumah baru berupa rumah tinggal/ruko/rukan/rumah susun hunian (apartemen) sekaligus pembelian mobil/motor yang relatif baru. 2) KPR Mandiri Take Over adalah fasilitas KPR Mandiri yang dipergunakan untuk pengambilalihan fasilitas kredit dari bank lain yang sejenis dengan produk KPR dan sekaligus untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. 3) KPR Mandiri Top Up adalah penambahan limit atas fasilitas KPR Mandiri yang sudah berjalan (existing). 4) KPR Mandiri Flexible adalah fasilitas KPR Mandiri yang dipergunakan untuk keperluan pembelian rumah dengan sistem pembayaran angsuran yang fleksibel yaitu tersedianya rekening flexible selama jangka waktu tertentu atas sebagian tertentu dari limit kredit yang diperoleh. 5) KPR Mandiri Angsuran Berjenjang adalah fasilitas KPR Mandiri yang memberikan keringanan pembayaran cicilan s.d tahun ke-3. 2.2 Jasa Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (Tjiptono, 2002: 84). Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler et,al 2005: 9). Jasa memiliki empat karakteristik utama yang mempengaruhi rancangan program pemasaran antara lain: 1) Tidak berwujud (Intangibility). Tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia sebelum jasa itu dibeli. Bagi pelanggan yang membeli jasa, maka ia hanya

12 menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian pelanggan memperhatikan tanda-tanda atau bukti dari kualitas jasa tersebut. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai kualitas jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol dan harga yang mereka amati. Oleh karena hal tersebut maka, tugas penyedia jasa adalah mengelola bukti untuk mewujudkan yang tidak berwujud. Dalam sebuah bank, dapat dibuat suatu strategi penentuan posisi supaya berwujud melalui beberapa alat pemasaran seperti tempat, karyawan, peralatan, materi komunikasi, simbul dan harga. Dengan peralatan tersebut dapat diwujudkan suatu posisi yang ingin ditampilkan oleh suatu bank. 2) Tidak terpisahkan (Inseparability). Jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan efektifitas individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur penting. Jadi kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses recruitment, kompensasi pelatihan, dan pengembangan karyawan. 3) Bervariasi (variability). Jasa bersifat sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu dihasilkan. Para pembeli jasa sangat perduli terhadap variabilitas yang sangat tinggi ini dan mereka membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih seorang penyedia jasa. Perusahaan jasa dapat mengambil tiga langkah kearah pengendalian kualitas yaitu: 1) Investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan dengan baik. 2) Menstandarisasi proses pelaksanaan jasa

13 3) Memantau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan, survey pelanggan, sehingga pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki. 4) Mudah lenyap (perishability). Jasa merupakan suatu komoditas yang tidak tahan lama karena tidak dapat disimpan. Penciptaannya bersamaan dengan dikonsumsinya. Mudah lenyapnya jasa, tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap karena mudah mengatur staf untuk melakukan jasa tersebut, tetapi kenyataannya permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi. 2.3 Pasar, Pemasaran, dan Bauran Pemasaran Dalam managemen pemasaran yang disebut pasar adalah sebuah potensi daya beli, yaitu jumlah calon konsumen potensial yang memiliki kebutuhan dan daya beli. Setiap produk dan merek suatu produk memiliki pasar yang berbeda-beda. Menurut Kotler dan Keller (2008: 12), pasar adalah tempat fisik di mana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi pemasaran terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan. Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi formal tentang pemasaran yaitu merupakan satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler dan Keller, 2008: 6). Pemasaran sering dipandang sebagai salah satu fungsi bisnis yang dibutuhkan

14 untuk merangsang permintaan terhadap produk dan jasa suatu perusahaan. Selain itu, pemasaran merupakan pusat bagi tujuan perusahaan, karena tujuan setiap perusahaan adalah menciptakan pertukaran yang memberikan nilai kepada konsumennya. Pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen sehingga apa yang diproduksi oleh perusahaan dapat terserap oleh pasar atau konsumen. Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemiliki sahamnya (Kotler dan Keller, 2008: 6). Berdasarkan defenisi di atas dapat digambarkan bahwa kegiatan pemasaran itu sangat luas. Tidak saja menjual barang dan jasa melainkan segala aktivitas yang berhubungan dengan arus barang dan jasa dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Dengan demikian, kegiatan pemasaran itu dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukarannya ditujukan untuk memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun pembeli. Jangkauan pemasaran ini sangat luas, berbagai tahapan kegiatan harus dilalui oleh jasa sebelum sampai ke tangan konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu disederhanakan menjadi tujuh kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix) atau 7P, yang terdiri dari tujuh komponen, yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, process. (Tjiptono, 2007: 31). Bauran pemasaran jasa dipaparkan sebagai berikut :

15 1) Product Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. 2) Price Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga berbagai kelompok pelanggan. Pada umumnya, aspek-aspek ini mirip dengan yang biasa dijumpai pemasar barang. Akan tetapi, ada pula perbedaanya, yaitu karakteristik intangible jasa menyebabkan harga menjadi indikator signifikan atas kualitas. 3) Promotion Meskipun secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa. Selain itu, dalam kasus pemasaran jasa, personel produksi juga menjadi bagian penting dalam bauran promosi 4) Place Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau restoran didirikan). Selain itu,

16 keputusan mengeni penggunaan perantara untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi para pelanggannya. 5) People Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Dalam industri jasa, setiap orang merupakan part time marketer yang tindakan dan perilakunya memiliki dampak langsung terhadap output yang diterima pelanggan. 6) Physical Evidence Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini meyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah mengurangi tingkat risiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. 7) Process Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen high contact service yang seringkali berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan. Dalam bisnis jasa, manajemen pemasaran dan manajemen operasi terkai era dan sulit dibedakan dengan tegas. 2.4 Konsep Segmenting, Targeting, dan Positioning Sebuah perusahaan harus dapat melakukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat melayani seluruh pelanggan yang jumlahnya tidak sedikit serta memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan perusahaan harus

17 dapat mengidentifikasi pasar yang dapat dilayani secara efektif melalui segmensegmen pasar, lalu membuat target pasar yang jelas dan memposisikan perusahaan terhadap pesaingnya (Kartajaya, 2007: 10). Setiap perusahaan selalu menggunakan strategi pemasaran untuk meningkatkan dan memperluas pasarnya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh menurut Kartajaya (2007: 10) adalah : 1) Mengidentifikasi dan memilah-milah kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk dan bauran pemasaran tersendiri. 2) Memilih satu atau lebih segmen pasar untuk memasuki pasar (membidik pasar sasaran). 3) Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk perusahaan dengan produk lainnya di pasar (penetapan posisi pasar). Keterampilan dan pengetahuan yang digunakan dalam segmentasi pasar merupakan keunggulan bersaing, dengan cara mengidentifikasikan kelompok pembeli yang memberikan tanggapan menguntungkan bagi semua usaha pemasaran perusahaan. Segmentasi yang salah akan mengurangi efektivitas pengambilan keputusan dalam penentuan pasar sasaran dan penentuan posisi (Kartajaya, 2007: 11). Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 351) proses pensegmentasian sampai dengan pemosisian pasar disajikan pada Gambar 2.1.

18 6. Pengembangan bauran pemasaran untuk setiap segmen 5. Mengembangkan pemosisian untuk setiap segmen pasar 4. Pemilihan segmen sasaran 3. Mengembangkan ukuran kemenarikan segmen Pemosisian Pasar Penargetan pasar 2. Mengembangkan profil dari segmentasi yang diperoleh 1. Mengidentifikasi dasar segmentasi pasar Segmentasi pasar Gambar 2.1 Tahapan dalam Pensegmentasian, Penargetan, dan Pemosisian Pasar Sumber: Kotler dan Amstrong (2001: 351) 2.4.1 Segmentasi pasar (segmenting) Para ahli mendefinisikan pengertian segmentasi dengan bermacam-macam defenisi yang serupa. Kasali (2001: 119) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau mengkelompok-kelompokkan pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok potential customer, yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Kartajaya (2007: 53) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu cara untuk melihat pasar secara kreatif. Selain itu Kertajaya juga mendefinisikan

19 segmentasi sebagai ilmu untuk memandang pasar berdasarkan variabel-variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Menurut Boyd & Larreche (2000: 194) segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengarahkan mereka untuk merespon tawaran produk/ jasa dan program pemasaran strategi tertentu dalam cara yang sama. 2.4.1.1 Tujuan dan manfaat segmentasi pasar Tujuan utama dari penggunaan studi segmentasi adalah untuk menyediakan landasan pengenalan konsumen yang sangat dibutuhkan produsen agar produk diterima konsumen. Segmentasi pasar mempunyai tujuan utama, yaitu : to improve your company s competitive position and batter serve the needs of your costumers yaitu melayani konsumen lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan anda (Kasali, 2001: 124). Kasali (2001: 125), mengemukakan secara terperinci tentang empat manfaat segmentasi, yaitu : 1) Mendesain suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing, yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendesain dan menyeleksi produk untuk kepuasan konsumennya. 2) Menentukan strategi promosi yang efektif dan efisien. Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisis yang berharga untuk

20 mengembangkan communication mix sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai dan menargetkan pada media yang tepat. 3) Mengevaluasi kompetisi pasar khususnya pada posisi pasar perusahaan. Riset segmentasi menyediakan a competitive intellegence mechanism untuk mengakses bagaimana membandingkan perusahaan agar sesuai dengan standar. 4) Memberikan pandangan-pandangan terhadap strategi pemasaran yang terbaru. Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi secara periodik terhadap marketing srategi perusahaan saat ini dengan cara menggunakan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman. Dalam menentukan variabel segmentasi dapat disesuaikan dengan kondisi yang paling relevan. Sebagaimana diketahui bahwa konsumen berada dalam banyak hal dan masing-masing berpotensi membentuk segmen, namun kenyataannya tidak semua variabel ini akan bermanfaat untuk semua situasi. Sebagai contoh untuk consumer markets variables yang sesuai adalah demographic, geographic, socioeconomic, dan psichographic (Kasali, 2001: 349). Boyd (2002: 197) membagi descriptor segmentasi menjadi empat kategori pasar konsumen, yaitu deskriptor fisik, deskriptor perilaku umum, deskriptor perilaku yang berkaitan dengan produk, dan deskriptor kebutuhan konsumen. 1) Deskriptor fisik Terutama digunakan untuk menggambarkan konsumen berdasarkan faktor-faktor demografi.

21 2) Deskriptor perilaku umum Mencoba menghasilkan pemahaman yang lebih baik mengenai mengapa dan bagaimana konsumen berperilaku di pasar. Deskriptor perilaku yang paling umum adalah gaya hidup (psikografi) dan kelas sosial (social class). Segmentasi gaya hidup mengelompokkkan konsumen atas dasar kegiatan, minat, dan opini mereka. Kelas sosial mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan dalam penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan. 3) Deskriptor perilaku berkaitan dengan produk Mencerminkan perilaku pelanggan terhadap produk tertentu, penggunaan produk, kesetiaan, pradisposisi pembelian, pengaruh pembelian, dan keinovatifan. 4) Deskriptor kebutuhan konsumen Diekspresikan dalam manfaat yang dicari (benefit sought) dari produk atau jasa tertentu. Pemakaian segmentasi berdasarkan demografi dapat terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh Power dan Sterling (2005) yang berjudul Segmenting Businessto-Business Market : A Micro Macro Linking Methology adalah memiliki tujuan untuk melaporkan suatu metodologi penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen usaha pembeli dengan indikator demografi yang berkaitan dengan kebutuhan berbagai segmen pasar. Pasar segmen diidentifikasi dan dikategorikan menggunakan data demografis dan berdasarkan kebutuhan. Analisis diskriminan mampu membedakan antara segmen pasar demografis dan untuk mengidentifikasi segmen ini berdasarkan kebutuhan pasar. Implikasinya penelitian ini yaitu menunjukkan sebuah

22 metodologi untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan berdasarkan data demografi, menurunkan biaya mengidentifikasi produk dan jasa kebutuhan segmen pasar yang berbeda. 2.4.1.2 Persyaratan segmentasi yang efektif Menurut Tjiptono (2002: 74), agar dapat bermanfaat secara maksimal, maka segmen-segmen pasar harus memenuhi lima karakteristik berikut : 1) Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli dan profil segmen harus diukur. 2) Besar (substantial), segmen harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. 3) Dapat dijangkau (accessible), segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. 4) Dapat dibedakan (defferentiable), segmen dapat dipisah-pisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur-unsur dan program-program bauran pemasaran yang berlainan. 5) Dapat diambil tindakan (actionable), program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. 2.4.2 Target pasar (targeting) Targeting dalam konteks STP (segmenting, targeting dan positioning) berhubungan erat dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau kelompok atau segmen baru. Targeting mempunyai dua fungsi sekaligus yaitu menyeleksi pasar sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu (selecting) dan menjangkau pasar sasaran tersebut (reaching) untuk mengkomunikasikan nilai (Kasali, 2001: 371). Sutojo (2009: 24) menyatakan bahwa targeting merupakan proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar dalam