SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen

Kertas dan karton - Cara uji kilap Sudut 75 derajat (75 )

Kertas Cara uji ketahanan sobek Metode Elmendorf

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

Mulai. Pembersihan batang pisang. Pencacahan batang pisang. Penimbangan. pemasakan serat batang pisang. Penambahan NaOH 10%

PEDOMAN PENGGUNAAN KERTAS UNTUK ARSIP BERNILAIGUNA TINGGI

Baja tulangan beton dalam bentuk gulungan

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

KATA PENGANTAR. Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

SNI Standar Nasional Indonesia. Semen portland putih

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

Kulit masohi SNI 7941:2013

Baja profil siku sama kaki proses canai panas (Bj P Siku sama kaki)

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Bambu lamina penggunaan umum

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

KEMASAN TRANSPOR 31 October

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Semen portland pozolan

Baja profil kanal U proses canai panas (Bj P kanal U)

Pulp - Cara uji bilangan kappa

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Semen portland komposit

Semen portland campur

KARDUS BOX ARSIP STANDAR KARDUS ARSIP. SPESIFIKASI Bahan Kardus Arsip terbuat dari

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Pengemasan sidat atau belut hidup melalui sarana angkutan udara

Pengemasan ular hidup melalui sarana angkutan udara

Semen portland komposit

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Jahe untuk bahan baku obat

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji

Berat serpihan DN (Wo.d) : air suling = 1 : gr : air suling = 1 : 8 Air suling yang diperlukan = 1600 ml

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Air demineral SNI 6241:2015

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Cara uji daktilitas aspal

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

SNI Standar Nasional Indonesia. Biji kopi

Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Tuna dalam kemasan kaleng

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Cape Buton Seal (CBS)

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Pengemasan kepiting hidup melalui sarana angkutan udara

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR BOKS ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Katup tabung baja LPG

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Tapioka T0 T2.5. rata-rata K rata-rata K5

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Pupuk kalium klorida

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

Selang karet untuk kompor gas LPG

Pf NGARUW PROSES PELAQlSAN ( PIGMENT COATING )

Air mineral SNI 3553:2015

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Karton dupleks ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol dan singkatan istilah... 2 5 Persyaratan mutu... 3 6 Pemercontohan... 3 7 Cara uji... 3 8 Penandaan, pelabelan dan pengemasan... 4 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Karton dupleks ini merupakan revisi dari SNI 14-0123- 1998. Standar ini disusun untuk keperluan standarisasi mutu karton dupleks. Karton dupleks adalah karton yang terdiri dari dua lapisan atau lebih, dimana lapisan atas berwarna putih, disalut atau tidak, dan mempunyai sifat cetak yang baik. Beberapa perubahan spesifikasi karton dupleks yang dipersyaratkan dilakukan untuk mengantisipasi kemajuan dan perkembangan baru dibidang industri kertas dan karton serta untuk memenuhi berbagai tuntutan dari konsumen. Spesifikasi karton dupleks ini dibuat berdasarkan hasil studi literatur, pengujian contoh karton dupleks yang ada di pasaran, spesifikasi yang diusulkan oleh pabrik kertas, dan keinginan pengguna karton dupleks. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Perumus SNI 85 01, Teknologi Kertas dan telah dibahas dalam pra rapat konsensus lingkup Panitia Teknis pada tanggal 11 Oktober 200613 November 2006 di Jakarta yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, tenaga ahli, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia dan institusi terkait lainnya. SNI ini juga telah melalui konsensus nasional yaitu jajak pendapat pada tanggal 10 Juli 2007 s.d 10 September 2007. ii

Karton dupleks 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pemercontohan, cara uji, penandaan, pelabelan dan pengemasan karton dupleks. 2 Acuan normatif Untuk acuan tidak bertanggal, sebaiknya digunakan dokumen normatif edisi terakhir. SNI 1764, Cara pengambilan contoh kertas dan karton. SNI 0441, Cara analisa serat, pulp, kertas dan karton. SNI 0439, Cara uji gramatur kertas dan karton. SNI 0935, Cara uji kekakuan kertas dan karton (Metode Taber). SNI 0435, Cara uji tebal lembaran pulp, kertas dan karton. SNI 4733, Cara uji derajat putih (d/0 ) lembaran pulp, kertas dan karton. SNI 0587, Cara uji cabut lembaran kertas dan karton (Metode IGT). SNI 0584, Cara uji penetrasi minyak pada kertas dan karton (Metode IGT). SNI 0499, Kertas dan karton - Cara uji daya serap air Metode Cobb. SNI 0496, Cara uji kadar air kayu pulp, kertas dan karton. 3 Istilah dan definisi 3.1 karton dupleks karton yang terdiri dari dua lapisan atau lebih, dimana lapisan atas berwarna putih, disalut atau tidak, dan mempunyai sifat cetak yang baik 3.2 daya serap air (cobb) jumlah gram air yang diserap oleh satu meter persegi lembaran karton dalam waktu 60 detik, diukur pada kondisi standar 3.3 derajat putih (d/0 ) faktor pantul yang diukur pada panjang gelombang 457 nm dengan pencahayaan baur dan sudut pengamatan nol derajat, diukur pada kondisi standar 3.4 gramatur massa lembaran kertas dalam gram dibagi dengan satuan luas kertas dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar 1 dari 5

3.5 kekakuan momen lengkung dalam gram-gaya sentimeter (gf.cm) yang diperlukan untuk melengkungkan lembaran karton dengan ukuran tertentu pada sudut lengkungan 15, diukur pada kondisi standar 3.6 ketahanan cabut (IGT) besaran yang menyatakan ketahanan permukaan kertas dan karton terhadap proses cetak, dilihat dari terjadinya awal cabutan, dihitung sebagai hasil kali viskositas tinta dengan kecepatan cabut, dinyatakan dalam Poise meter per detik, diukur pada kondisi standar 3.7 penetrasi minyak (IGT) besaran yang menyatakan sifat penyerapan kertas atau karton terhadap zat cair standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil cetakan pada jalur uji, diukur pada kondisi standar menggunakan alat uji cetak IGT 3.8 rapat massa massa lembaran karton dalam kilogram dibagi dengan satuan volume karton dalam meter kubik, dihitung dari besarnya gramatur dibagi tebal karton, diukur pada kondisi standar 3.9 sifat pelipatan kemampuan lapisan atas lembaran karton untuk tidak retak atau patah pada saat dilipat baik sebelum maupun sesudah proses percetakan 3.10 kondisi standar kondisi ruang untuk pengujian lembaran pulp, kertas dan karton dengan suhu 23 C ± 1 C dan RH 50 % ± 2 % CATATAN Apabila kondisi ruang seperti diatas tidak dapat atau sulit dicapai, maka diperkenankan menggunakan kondisi ruang pengujian dengan suhu 27 C ± 1 C dan RH 65 % ± 2%. 3.11 kelembaban relatif (RH) perbandingan antara kandungan uap air dalam udara pada suhu dan tekanan tertentu dengan kandungan uap air jenuh pada suhu dan tekanan tertentu, dinyatakan dalam persen 4 Simbol dan singkatan istilah 4.1 RH adalah Relative Humidity (kelembaban relatif) 4.2 IGTadalah Instituut voor Grafische Techniek 2 dari 5

5 Persyaratan mutu Persyaratan mutu karton dupleks sesuai Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Persyaratan mutu karton dupleks No Parameter Satuan Persyaratan 1 Komposisi lembaran - Terdiri dari dua lapisan atau lebih, lapisan atas dari pulp kimia putih 2 Gramatur *) g/m 2 225 250 270 300 350 400 450 500 3 Kekakuan AM, minimal gf.cm 68 75 90 114 169 250 300 350 4 Rapat massa kg/m 3 min. 700 5 Derajat putih lapisan atas (d/0 ) % ISO min. 76 6 Ketahanan cabut lapisan atas (IGT) P.m/s min. 300 7 Penetrasi minyak lapisan atas (IGT) 1000/mm 7 15 8 Daya serap air (Cobb) lapisan atas g/m 2 20 40 9 Sifat pelipatan (creasing) - tidak patah 10 Kadar air % maks. 10 CATATAN *) Toleransi untuk nilai gramatur adalah ± 4% 6 Pemercontohan Contoh karton yang akan diuji diambil sesuai dengan SNI 1764, Cara pengambilan contoh kertas dan karton. 7 Cara uji 7.1 Komposisi lembaran Dilakukan sesuai dengan SNI 0441, Cara analisa serat, pulp, kertas dan karton. 7.2 Gramatur Dilakukan sesuai dengan SNI 0439, Cara uji gramatur kertas dan karton. 7.3 Kekakuan (metode Taber) Dilakukan sesuai dengan SNI 0935, Cara uji kekakuan kertas dan karton (metode Taber) 7.4 Rapat massa a) Ukur tebal karton sesuai dengan SNI 0435, Cara uji tebal lembaran pulp, kertas dan karton. b) Rapat massa dihitung dengan mempergunakan rumus: 3 dari 5

Rapat massa,kg / m 3 = 7.5 Derajat putih (d/0 ) Gramatur Tebal 2 ( g / m ) ( mm) Dilakukan sesuai dengan SNI 4733, Cara uji derajat putih (d/0 ) lembaran pulp, kertas dan karton. 7.6 Ketahanan cabut (metode IGT) Dilakukan sesuai dengan SNI 0587, Cara uji cabut lembaran kertas dan karton (metode IGT). 7.7 Penetrasi minyak (metode IGT) Dilakukan sesuai dengan SNI 0584, Cara uji penetrasi minyak pada kertas dan karton (metode IGT). 7.8 Daya serap air (metode Cobb) Dilakukan sesuai dengan SNI 0499, Kertas dan karton - Cara uji daya serap air Metode Cobb. 7.9 Sifat pelipatan Dilakukan menurut cara sebagai berikut : Siapkan contoh uji dengan ukuran tertentu pada arah mesin (AM) dan silang mesin (SM), lipat contoh tersebut secara manual. Perhatikan apakah ada retakan atau patahan yang terjadi setelah pelipatan. 7.10 Kadar air Dilakukan sesuai dengan SNI 0496, Cara uji kadar air kayu pulp, kertas dan karton. 8 Penandaan, pelabelan dan pengemasan 8.1 Penandaan - Pada setiap gulungan harus diberi tanda panah yang menyatakan arah gulungan. - Pada setiap pak harus diberi tanda panah yang menyatakan arah mesin. 8.2 Pelabelan 8.2.1 Bentuk gulungan Pada setiap gulungan sekurang-kurangnya tercantum: - Pabrik pembuat atau nama dagang - Kata-kata Karton dupleks - Ukuran lebar dan diameter - Gramatur - Berat gulungan - Kode produksi 4 dari 5

8.2.2 Bentuk lembaran Pada setiap kemasan sekurang-kurangnya tercantum: - Pabrik pembuat atau nama dagang - Kata-kata Karton dupleks - Jumlah lembaran - Ukuran dengan urutan notasi : panjang x lebar Contoh : 790 mm x 1090 mm - Gramatur - Kode produksi 8.3 Pengemasan 8.3.1 Karton dupleks dapat dikemas dalam bentuk gulungan (rol) atau dalam bentuk lembaran, dibungkus rapi sedemikian rupa sehingga kertas tidak mengalami kerusakan dalam penyimpanan dan pengiriman 8.3.2 Dalam satu gulungan tidak boleh terdapat lebih dari dua sambungan. Penyambungan dilakukan dengan mempergunakan pita perekat, ditempel rapat pada kedua permukaan sambungan dan diberi tanda. 8.3.3 Kedua tepi gulungan dilengkapi dengan penahan, maksimal 20 mm dari sisi gulungan. 8.3.4 Kedua ujung sumbu gulungan diberi penguat untuk mencegah rusaknya sumbu selama dalam penanganan. 8.3.5 Ukuran untuk bentuk gulungan dan bentuk lembaran adalah sebagai berikut : 8.3.5.1 Gulungan Diameter gulungan, mm : 1000 1500 Diameter dalam sumbu, mm : 150 300 Toleransi lebar gulungan, mm : 0 10 8.3.5.2 Lembaran 8.3.5.2.1 Pemotongan karton dupleks harus siku-siku dengan toleransi ± 2 mm. 8.3.5.2.2 Karton dupleks lembaran dikemas dalam bentuk pak yang terdiri dari 50 lembar atau 100 lembar, dibungkus rapi menggunakan kertas bungkus. 8.3.5.2.3 Beberapa pak dibungkus rapi dan dikemas dalam satu palet menggunakan papan. Berat satu palet maksimal 500 kg. 5 dari 5