Mengapa menggunakan sistem PHT? Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Mengapa menggunakan sistem PHT? Mengapa menggunakan sistem PHT?

dokumen-dokumen yang mirip
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN HAMA TERPADU

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

Ilmu Tanah dan Tanaman

PENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN. Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

I. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

Memahami Konsep Perkembangan OPT

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

PENGENDAUAN TERPADU HAMA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Unn.) Dr. Ir. Dadang, MSc. Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPS

TINJAUAN PUSTAKA. hama berdasarkan ekologi yang menitikberatkan pada faktor-faktor mortalitas

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

PENINGKATAN HASIL USAHATANI SAYURAN MELALUI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi :

1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

Implementasi MHPT. Implementasi MHPT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

Permasalahan OPT di Agroekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

I. PENDAHULUAN. untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Berbagai kegunaan bawang

PETUNJUK PENGAMATAN OPT PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. diperkirakan, pengendalian hama pun menjadi sulit dilakukan.

VI. PEMBAHASAN UMUM Strategi pengendalian B. tabaci dengan Perpaduan Pemanfaatan Tanaman Pembatas Pinggir dan Predator

POPT Dan Pengendalian Hama Terpadu

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

F. Pengendalian Kimiawi

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN

I. P E N D A H U L U A N. empat bibit kelapa sawit dibawa dari Afrika dan ditanam di Kebun Raya Bogor

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

15/12/2015 PENGENDALIAN HAMA DENGAN PERATURAN / PERUNDANG-UNDANGAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Pengertian padi organik dan padi konvensional

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

Pertanian Berkelanjutan untuk Mengoptimalkan Sumber Daya Pertanian Indonesia

PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

Pengertian dan Arti Penting Perlindungan Tanaman

Ambang Ekonomi. Dr. Akhmad Rizali. Strategi pengendalian hama: keuntungan dan resiko Resiko aplikasi pestisida

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (PA 1082)

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

I. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas yang telah lama

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

Learning Outcomes Program Studi Proteksi Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta, IPB

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan produksi sayuran meningkat setiap tahunnya.

Transkripsi:

Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) Disusun oleh Fuad Nurdiansyah, S.P., M.PlaHBio Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2011 I. BEBERAPA PENGERTIAN DAN BATASAN A. Pengertian Hama Pengertian hama secara luas adalah : organisme penganggu pada tanaman. Secara umum organisme tersebut adalah : mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, protozoa), gulma, dan binatang (filum Nemathelminthes, mollusca, Arthropoda dan Chordata) Hama dari golongan tersebut dipelajari dalam : 1. Mikroorganisme -----> Fitopatologi 2. Gulma -----> Ilmu gulma 3. Binatang/hewan -----> Ilmu Hama Ilmu yang mendukung dalam mempelajari Hama : 1. Biologi (Botani, Zoologi, Ekologi, Fisiologi, Genetika, dan Entomologi) 2. Kimia 3. Fisika 4. Matematika 5. Ekonomi Pengaturan Taktik dan Strategi PHPT Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Apa yang dimaksud dengan Pengendalian hama terpadu? - Pikirkan beberapa menit untuk menulis jawabab pertanyaan ini dan pertimbangkan setiap kata secara terpisah dan kombinasi keseluruhannya. - Diskusikan jawaban dengan teman yang ada disebelah mu. Mengapa menggunakan sistem PHT? Ketergantungan terhadap penggunaan pestisida dalam pengendalian hama Pada alasan tertentu pestisida tidak dapat mengontrol hama secara effektif dan efisien Mengapa menggunakan sistem PHT? Mengapa menggunakan sistem PHT? Hama Sekunder Resistensi hama

1. Pengetahuan dari biologi dan status hama pada sistem yang menjadi target - Spesies hama apa yang (mungkin) terdapat di lahan? - Bagaimana dengan kepadatan populasinya - Faktor apa yang mempengaruhi kepadatan populasi? - Apa saja kerusakan yang disebabkannya sehingga mempengaruhi baik itu kualitas maupun kuantitas dari produksi. Pengaturan Taktik dan Strategi PHPT 1. Pengetahuan dari biologi dan status hama pada sistem yang menjadi target 2. Pemahaman mengenai dampak ekonomi dari hama - Konsekuensi dari kerusakan oleh hama bagi pemasaran - Baik itu kualitas maupun kualitas sangat penting 3. Pemahaman mengenai dampak ekologi dan sosiologi dari teknik pengendalian hama - Efek bagi serangga yang berguna? - Efek pada hewan yang bukan target? - Efek terhadap kesehatan dan keamanan manusia? 4. Menghindari atau mencegah dari hama apabila dimungkinkan 5. Pemilihan secara hati-hati terhadap teknik-teknik pengendalian - Lebih memilih penggunaan teknik pengendalian yang tidak menggunakan senyawa toxic - Lebih memilih metoda yang tidak mengganggu musuh alami - Memilih metoda yang dapat digunakan secara permanent - Memilih metoda yang efektif dalam jangka pendek dan juga jangka panjang 1. Mengidentifikasi penyebab kerugian akan hasil dan penurunan kualitas dari tanaman 2. Memahami biologi, ekologi dan ekonomi dari hama 3. Memformulasikan strategi untuk mengurangi kerugian akibat serangan hama 4. Mengaplikasikan teknik-teknik pengendalian yang cocok antara satu dan yang lain (kultur teknis, Mekanik, Fisik, Hayati, kimia, dan Peraturan). 5. Evaluasi sistem PHT dalam hal : ekonomi, lingkungan dan sosial.

1 Fuad s Professional Page (http://fuadnurdiansyah.wordpress.com) 4 Fuad s Professional Page (http://fuadnurdiansyah.wordpress.com) 9 2 7 5 10 3 8 6 11 Jawaban Tugas 1 PHT Tanaman Padi 1. Manfaat dari PHT adalah ekonomis, efektif, tidak mencemari lingkungan dan kesehatan, terhindar dari resurgensi dan resistensi hama, tidak membunuh hewan yang berguna bagi usaha pertanian, terjadi keseimbangan ekosistem, dan system berlangsung dalam waktu yang lama 2. Tahapan system PHT dimulai dari mengidentifikasi hama yang ada di areal pertanaman padi, mempelajari bioekologi hama tersebut, memformulasikan strategi untuk mengurangi kerugian akibat serangan hama, mengaplikasikan teknik pengendalian yang serasi, dan evaluasi system PHPT dalam hal ekonomi, lingkungan dan sosial pendekatan yang komprehensif untuk mengendalikan OPT yang mengunakan kombinasi dari teknik-teknik untuk mengurangi jumlah hama sampai level toleransi pada saat bersamaan menjaga kualitas dari lingkungan Pendekatan sebuah sistem untuk mengendalikan OPT dengan melakukan semua strategi yang cocok untuk meminimalkan dampak dari hama dan juga melindungi lingkungan dan menyediakan ekonomi yang lebih sejahtera sebuah kombinasi yang terkoordinasi dan serasi dari teknik pengendalian pada kontek yang berkaitan dengan lingkungan dan dinamika populasi OPT, menghasilkan populasi OPT yang tidak menyebabkan kerugian secara ekonomi 1. Mengidentifikasi penyebab kerugian 2. Memahami biologi, ekologi dan ekonomi dari OPT Siklus hidup OPT Aktivitas musiman, dorman, migrasi Bagaimana cuaca dan iklim mempengaruhi OPT Kebutuhan akan nutrisi Gejala akibat OPT Interaksi dengan organisme ataupun OPT yang lain Bagaimana distribusinya dilapangan, bagaimana jumlahnya dapat secara tepat di tentukan.

3. Memformulasikan strategi Kelemahan biologi yang dapat menjadi target Dapatkah sistem di ganti untuk menghindari kerusakan oleh hama Apakah metode yang ramah lingkungan (tidak beracun) yang dapat digunakan untuk menghindari kerusakan oleh OPT Dapatkah metode di kombinasikan untuk dapat lebih effektif dan lebih ekonomis Apakah effek negatif yang mungkin terjadi akibat teknik pengendalian yang akan diterapkan Perumusan Konsep Pengambilan keputusan : dimulai dari identifikasi OPT, monitoring, Ambang Ekonomi (AE) Perumusan Konsep Pengambilan Keputusan : Ambang ekonomi, kepadatan populasi OPT yang mana nilai dari kehilangan hasil tanaman bila tidak diperlakukan dengan teknik pengendalian sama nilainya dengan biaya yang dikeluarkan bila dilakukan pengendalian. C=V.P.I.D / P= C/(V.I.D) C = Biaya pengendalian V = Nilai dari perunit produksi P = Kepadatan populasi hama D = Kerusakan per unit produksi I = Kerusakan diakibatkan setiap individu OPT Perumusan Konsep Pengambilan Keputusan : Contoh Ambang Ekonomi : 20 larva / 100 tanaman menggunakan pestisida keriyuh 1 2 % dari tanaman cabai terinfeksi oleh aphid, pengendalian menggunakan pestisida bawang putih 2 % daun tanaman terserang penyakit karat, menggunakan pestisida daun sirsak. Jawaban Tugas 2 Monitoring & Ambang Ekonomi 1. Monitoring populasi OPT dilakukan dalam bentuk sampel; Informasi ini diperlukan untuk menentukan status populasi OPT seperti mengetahui tahapan biologi dan kepadatan dari OPT. informasi mengenai tahapan biologi digunakan untuk mengetahui keberadaan pertama kali OPT di lapangan dan kapan diterapkannya pengendalian. Informasi jumlah dan ukuran populasi di perlukan dalam membangun proses pengambilan keputusan dalam ambang ekonomi. 2. Pentingnya mendefenisikan kerusakan dan kepadatan populasi OPT yang dapat ditolerir melahirkan konsep Ambang ekonomi (AE), yang mana Ambang Eekonomi sangat perlukan untuk mengapai keputusan pengelolaan OPT yang didasarkan atas objektivitas pengelolaan dan monitoring status OPT di lahan yang dibudidayakan. 4. Mengaplikasikan teknik-teknik pengendalian yang cocok antara satu dan yang lain (kultur teknis, Mekanik, Fisik, Hayati, kimia, dan Peraturan). Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu : Manipulasi Hama : peraturan dan perundang, pestisida sintetik dan nonsintetik (biologi, hayati, fisik dan mekanik). Manipulasi tanaman : kultur teknis, tanaman resisten (persilangan atau transgenik) Manipulasi lingkungan : habitat mikro (kelembaban dan temperatur) dan area lahan ( tumpangsari dan tanaman perangkap) 5. Evaluasi sistem PHT dalam hal : ekonomi, lingkungan dan sosial. Sistem PHT harus menjaga tingkat ekonomis dalam mengendalikan hama, jika tidak maka tidak dapat diadopsi Sistem harus dapat mengurangi risiko kehilangan hasil dari tanaman Sistem harus didesain untuk meminimalkan seleksi hama yang resisten agar dapat digunakan dimasa yang akan datang Sistem PHT harus dapat menjaga kualitas dan menjauhi pengunaan taktik dapat merusak dan merugikan pada ekosistem, khususnya pada organisme yang bukan target.

Faktor utama dalam Program PHPT Identifikasi dari hama utama OPT Biologi dan ekologi OPT Model peramalan yang (dapat dipercaya) reliable Informasi mengenai biaya dan keuntungan dari teknik pengendalian Teknik pengendalian secara regional Sistem monitoring dan pengawasan Catatan mengenai OPT, taktik pengendalian, produksi, pemupukan, cuaca dan iklim, dan lain-lain Management OPT resisten Pertimbangan akan lingkungan dan sosial Kegunaan dari teknik pengendalian dalam PHPT dalam mengendalikan OPT Sistem GEN KUT KIM BIO BHV BRL IKC TNH Penyakit Konvensional +++ +++ ++ +? + ++ ++ Organik +++ +++ - +? + +++ +++ Hama Konvensional ++ ++ +++ + - + - - PHPT ++ ++ + ++ + ++ - + Organik ++ +++ - +++ ++ ++ - + Gulma Konvensional - +++ +++ -? - + + Organik + +++ - +? - + ++ GEN : genetik, KUT : Kultur Teknis, KIM : kimia, BIO : Biologi, BHV : behavioral, BRL : Biorational, IKC : Iklim dan Cuaca Level dalam integrasi PHPT 1. Konvensional pengendalian OPT : penggunaan sintetik pestisida berdasarkan penologi tanaman dan kalender 2. Transisi ke sistem PHPT : Penggunaan sintetik pestisida, pendeteksian hama dan ambang ekonomi. 3. Sistem PHPT : a. Pestisida yang selektif, kegiatan pendeteksian hama, ambang ekonomi, dan kultur teknis b. + teknik PHT hanya pada beberapa hama utama c. + integrasi pada semua kategori hama d. + interaksi antar tanaman, proses ekosistem dan aspek regional Pertimbangan umum PHPT a. Sebelum Penanaman Pengetahuan mengenai semua OPT utama pada semua kategori Catatan mengenai keadaan musim tanam yang lalu untuk antisipasi b. Saat siklus hidup tanaman Identifikasi, Penentuan Populasi, kerusakan dan Kerugian, Teknik pengendalian yang tersedia, interaksi antar OPT, lingkungan dan Peraturan daerah, dan keputusan c. Setelah tanaman di panen Mengelola beberapa hama setelah panen (hama gudang dll), pengendalian gulma, pemusnahan tanaman, dan pengelolaan tempat penyimpanan. Contoh PHPT tanaman Selada : Pertimbangan : Tanaman selada merupakan tanaman yang memiliki nilai yang tinggi di masyarakat untuk dikonsumsi, dimana memerlukan input pengendalian yang tinggi untuk mengelolanya. Tanaman dipasarkan dalam keadaan segar, yang berarti tanaman ini dipasarkan langsung ke konsumen tanpa diproses terlebih dahulu. Tanaman ini dicontohkan sebagai salah satu tanaman yang mempunyai spectrum yang ekstrim pada cosmetic standard yang mengakibatkan ketidak leluasaan dalam menyusun dan mengadopsi program PHPT. Harga pasar dari tanaman ini sangat berfluktuasi yang mengakibatkan analisis biaya dan manfaat dalam PHPT menjadi sulit. Contoh PHPT tanaman Selada : Hambatan dan keterbatasan penerapan PHPT : Budidaya dan pemasaran dari tanaman ini mengakibatkan keterbatasan pada penerapan PHPT : Umur tanaman yang pendek: tidak cukup waktu untuk mengurangi residu akibat pestisida. Toleransi yang rendah dalam kerusakan OPT, tanaman harus bebas dari OPT dengan cosmetic standard yang tinggi Teknik pengendalian secara biologi sering tidak effektif pada musim tanam yang pendek Harga yang berfluktuasi dari tanaman membuat kusulitan dalam pembuatan ambang ekonomi

Contoh PHPT tanaman Selada : Penerapan PHPT : Ketika kesulitan pengendalian bersamaan dengan cosmetic standard yang tinggi maka Praktisi PHPT mengandalkan prinsip bahwa jika ada hama atau patogen pada pertanaman atau pada saat dekat panen, hal itu tidak dapat di toleransi dan harus segera di kendalikan. Contoh PHPT tanaman Parennial : Tanaman tahunan di kelola dalam waktu yang lama, oleh karena itu, keputusan yang dibuat ketika tanaman di tanam sangat penting karena keputusan yang tidak tepat dapat merugikan. Selanjutnya jika penyakit yang tertular tanah berkembang, sangat susah untuk melakukan upayaupaya menyehatkannya, karena tanaman ini sulit untuk digantikan atau di sulam. Dikarenakan sistem budidaya yang tidak berganti setiap tahunnya, ini sangat membantu untuk menerapkan sistem PHT yang berkelanjutan dengan cara menerapkan pengendalian dengan mengkonservasi musuh alami Contoh PHPT tanaman Parennial : Manager biasanya tanpa cash flow dalam beberapa tahun sebelum tanaman dapat menghasilkan, sedangkan mereka diharuskan mampu meyakinkan bahwa tanaman dapat tumbuh dengan baik. III. PHPT di Masa Depan Seorang manager harus dapat mengintegrasikan semua aspek dari management OPT dalam sistem produksi pertanian. Semua komponen produksi seperti pemilihan tanaman, pemilihan varietas, pengolahan tanah, pengelolaan OPT Terpadu dari penanaman sampai penyimpanan, semuanya memiliki hubungan yang sangat erat satu-sama lain. Tantangan di masa yang akan datang adalah bagaimana praktisi dari budidaya tanaman dan pengelolaan OPT dapat bekerjasama untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik mengenai biologi dari OPT dan fungsi ekosistem untuk mempertahankan produksi dari ekosistem pertanian, pada saat bersamaan dapat menghindari kerusakan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani dan komunitas keseluruhan Arah Perubahan dalam PHPT 1. Biologi dan Ekologi OPT : meningkatkannya = meningkatkan integrasi pada level yang lebih tinggi) 2. Monitoring dan Pengambilan Keputusan OPT : Data yang begitu kompleks di lapangan, memerlukan komputer untuk mengevaluasi yang merupakan satu-satunya jalan untuk mengintegrasikan PHPT) 3. Pengendalian dengan Peraturan : Sistem PHPT ini tidak dapat sukses kecuali masyarakat dapat memberikan dukungan, dan perlu pelatihan dan disebarkannya informasi OPT dan PHPT ke masyarakat umum 4. Penggunaan Pestisida : Penggunaan pestisida akan tetap ada, akan tetapi perlu diantisipasi agar lebih effisien, aman dan ramah lingkungan. Arah Perubahan dalam PHPT 5. Mengelola Resisten dan Resurgensi OPT : Rotasi teknik pengendalian untuk satu komponen pengendalian dalm Sistem PHPT 6. Pengedalian Hayati : Teknik Pengendalian ini menjadi teknik pengendalian yang lebih ditekankan pada masa-masa yang akan datang. 7. Pengendalian Kultur Teknis : Drip irrigation dapat mengurangi kebasahan pada tanah sehingga mengurangi patogen tanah. Dan Membatasi membakar pada tanaman terinfeksi. 8. Penggunaan Tanaman Tahan/resisten : Tanaman transgenik akan lebih ditingkatkan untuk menghasilkan tanaman tahan OPT, herbisida dan pestisida dengan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. 9. Konsultan PHPT : Pelatihan praktisi PHPT, program di universitas