BAB I PENDAHULUAN. modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat jasmani maupun rohani. Kebutuhan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

Gambar 1.1 Logo Shopee (Sumber : Shopee, 2015)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Hanung L

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih dalam menunjang kegiatan sehari hari. Internet adalah. menggunakan teknologi informasi internet tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITAN. dalam hal memenuhi kebutuhan, praktis adalah salah satu ciri khas dari bisnis online

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang dilakukan adalah field research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Laporan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hal. 3.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan sesuatu yang akan membantu dan menunjang kehidupannya,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Menurut data yang diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Modernisasi adalah salah satu proses transformasi dari suatu arah perubahan menuju ke arah yang lebih maju untuk meningkatkan berbagai aspek kehidupan di dalam masyarakat. Secara singkatnya dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru dengan lebih maju, dimana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada dasarnya semua masyarakat di dunia ini senantiasa terlibat dalam proses modernisasi, meskipun kecepatan dan arah perubahannya berbeda-beda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Proses modernisasi sendiri sangat begitu luas, dan hampir tidak bisa dibatasi dengan ruang lingkup dan permasalahannya, seperti mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan seterusnya. Modernisasi juga searah dengan adanya perkembangan teknologi karena perkembangan teknologi juga terus mengalami kemajuan dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat modern. Perkembangan teknologi dan informasi di dunia khususnya internet sangat mengalami pertumbuhan yang sangat begitu pesat, terutama di Negara Indonesia. Oleh karena itu sebagian masyarakat memandang internet sebagai sesuatu yang wajib dipenuhi untuk menunjang kegiatan sehari-hari mereka. Media sosial adalah media yang dilakukan secara online oleh para penggunanya dengan secara mudah dan bebas dalam berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi di dalamnya seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan yang paling utama dunia virtual merupakan media sosial yang paling umum digunakan 1

masyarakat di seluruh dunia. Media sosial yang sering digunakan masyarakat seperti WhatsApp (WA), Facebook (FB), Twitter, Instagram (IG), dan lain-lain. Media sosial salah satu bagian yang mendorong masyarakat untuk cenderung ingin memperlihatkan dirinya dengan cara menjadi pusat perhatian masyarakat lainnya. Instagram salah satu media sosial yang banyak diminati dan diakses oleh masyarakat terutama para anak remaja. Selain membagikan moment penting di publik, instagram sendiri juga sudah menjadi tempat dimana berbagai model dan banyak menampilkan foto-foto dan video inspirasi trend fashion saat ini. Ada beberapa alasan mengapa teknologi internet begitu sangat populer karena memiliki konektivitas dan jangkauan yang begitu luas, mengurangi biaya komunikasi, biaya transaksi yang lebih rendah, dapat mengurangi biaya agensi, interaktif, fleksibel, dan mudah, serta memiliki kemampuan untuk mendistribusikan pengetahuan secara cepat. Teknologi yang terus berkembang menuntut pola pikir masyarakat untuk semakin berpikir kreatif dan membuat perubahan. Perubahan yang paling dapat dirasakan adalah perubahan dalam dunia bisnis. Pelaku bisnis yang dapat melihat peluang akan memanfaatkan situasi yang ada dengan penciptaan ide yang baru, salah satunya online shop Shopee. Shopee adalah sebuah aplikasi yang bergerak dalam bidang jual beli secara online dan dapat diakses dengan secara mudah dalam penggunaannya, hanya dengan menggunakan smartphone yang dimiliki semua pengguna sudah bisa menggunakan aplikasi tersebut. Shopee salah satu aplikasi online shop yang peminatnya sangat begitu banyak di Indonesia. Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura lalu Shopee memperluas jaringannya di berbagai Negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filiphina secara 2

serentak. Shopee merupakan anak perusahaan dari Sea Group, Shopee mulai masuk di Indonesia pada akhir bulan Mei pada tahun 2015 dan mulai berjalan atau beroperasi pada akhir bulan juni 2015. Pusat Shopee di Indonesia terletak di Ibu Kota Jakarta. Shopee hadir untuk memudahkan individu dalam melakukan kegiatan belanja secara online tanpa harus secara ribet. Shopee memperkenalkan dan mempromosikan aplikasinya dengan cara berkolaborasi atau menggandeng beberapa tokoh publik yang akan dijadikan brand ambasador seperti Tukul Arwana, Joe Taslim, Didi Kempot, pemain sinetron Ikatan Cinta yaitu Amanda Manopo dan Arya Saloka, selain tokoh publik dalam negeri Shopee juga berkolaborasi dengan beberapa girl dan boy band dari Korea seperti Blackpink, Red Velvet, Stray Kids, dan Got7. Shopee juga menawarkan berbagai macam-macam produk seperti fashion, dan kebutuhan perlengkapan lainnya. Selain hanya menawarkan macam-macam produk, Shopee memiliki beberapa program seperti program penawaranpenawaran khusus di setiap momennya seperti mengadakan voucher gratis ongkir harian, voucher gratis ongkir mingguan, voucher gratis ongkir bulanan, voucher gratis ongkir khusus untukmu (pengguna), voucher spesial tanggal dan bulan kembar seperti 7.7, voucher cashback, dan flash sale di waktu tertentu. Dengan adanya program penawaran-penawaran yang dibuat oleh Shopee menjadikan masyarakat pengguna Shopee terutama para remaja salah satunya pelajar di SMAN 4 Blitar lebih bersikap konsumtif karena mereka rela menghabiskan uangnya hanya demi membeli barang atau produk yang diinginkannya. 3

Sasaran penguna aplikasi Shopee sendiri adalah kalangan anak-anak muda yang saat ini sudah terbiasa melakukan kegiatan dengan bantuan gadget atau smartphone yang mereka miliki. Saat ini dengan adanya online shop atau belanja via internet tersebut adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan hanya perlu terhubung dengan internet untuk melakukan transaksi jual beli secara online. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang ini gadget atau smartphone pun sudah bisa digunakan. Belanja secara online dapat memberikan beragam kemudahan bagi konsumen diantaranya adalah adanya penghematan biaya, barang bisa langsung diantar ke rumah, pembayaran dilakukan secara transfer, bayar di tempat (cash on delivery (cod)) dan harga lebih terjangkau dan membuat penggunanya merasa termanjakan dimana tidak perlu lagi belanja dengan pergi ke toko berdesakdesakan untuk memperoleh barang yang mereka inginkan. Pemakaian internet ini membawa banyak perubahan dalam gaya hidup (life style) termasuk dalam hal belanja. Dengan adanya kemudahan dalam berbelanja online dapat meningkatkan perilaku konsumtif terhadap masyarakat dengan secara tidak sadar. Hal ini sangat berdampak pada perubahan dalam gaya hidup masyarakat menjadi konsumtif. Perilaku konsumtif masyarakat sangat bergantung pada kemudahan dan efektivitas layanan dalam berbelanja. Perilaku konsumtif merupakan salah satu fenomena yang sudah menjadi kebiasaan dalam diri individu. Sekarang ini, gaya hidup sendiri sangat cepat mengalami perubahan dalam waktu yang singkat menuju ke arah yang lebih maju, salah satunya dalam hal fashion atau penampilan yang dapat mendorong pada 4

perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif cenderung mengeluarkan biaya yang lebih tinggi karena bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan saja tetapi mengarah pada pemenuhan tuntutan suatu keinginan dalam diri. individu. Perilaku konsumtif sendiri sudah terjadi pada kalangan remaja salah satunya pelajar di SMAN 4 Blitar. Berdasarkan data observasi awal yang telah diperoleh bahwa siswa siswi berperilaku konsumtif dengan belanja barang di online shop di Shopee karena belanja untuk menjaga penampilan diri, belanja karena ada potongan harga (diskon), belanja karena terpengaruh oleh iklan dan di media sosial dengan menunjukkan model inspirasi trend fashion seperti pakaian, alas kaki, aksesoris. Oleh karena itu salah satu siswa yang bernama Amara Salsabilla sangat menyadari bahwa ia sangat begitu gemar dan selalu memiliki keinginan terus berbelanja di Shopee untuk membeli barang yang diinginkan terutama terhadap fashion, karena fashion sendiri di setiap pekembangannya selalu mengalami perubahan sehingga menjadikan model terhadap trend atau gaya hidup. Amara Salsabilla membeli barang di shopee menggunakan uang sakunya dalam satu bulan sebayak Rp. 500.000 yang diberikan oleh orang tuanya. Amara Salsabilla sendiri mengatakan ia menggunakan uang sakunya untuk berbelanja di Shopee dengan sebanyak dua (2) sampai tiga (3) kali dalam satu bulan untuk membeli barang dan Amara Salsabilla dapat mengabiskan biaya sekitar Rp. 200.000 sampai Rp. 300.000 dalam berbelanja. Awal mulanya Amara Salsabilla menggunakan aplikasi Shopee pada tahun 2019 dan ia mengetahui Shopee dari adanya iklan yang muncul di tv dengan selalu menampilkan penawaran-penawaran khusus, lalu dari media sosial seperti instagram, dan teman-temannya yang selalu merekomendasikan 5

kenyamanan dan kemudahan belanja di Shopee, dari inilah Amara Salsabilla menjadi tertarik untuk membeli barang di Shopee. Amara Salsabilla mengatakan bahwa membeli barang terutama fashion pakaian di Shopee selalu menampilakan model-model terbarunya berdasarkan mengikuti perkembangan waktu dan di shopee juga sering adanya penawaran-penawaran khusus seperti adanya diskon, cashback, gratis ongkir, dan voucer belanja. Karena terpengaruh dari adanya penawaran khusus yang deberikan di Shopee Amara Salsabilla menjadi terus menerus berbelanja di Shopee dengan membeli barang dan menghabiskan uang sakunya dengan jumlah yang cukup tinggi. Amara Salsabilla juga membeli barang hanya berdasarkan keinginan hatinya saja bukan berdasarkan kebutuhannya. Sebelumnya Amara Salsabilla juga mengatakan bahwa ia menggunakan uang sakunya terutama hanya untuk keperluan makan, jajan, bensin, dan adanya rasa ingin membeli pakaian bisa sekali saja dalam satu bulan untuk membeli baju maupun celana. Amara Salsabilla sendiri merasa ia membeli barang dengan jumlah yang tinggi karena terpengaruh juga dari media sosial instagram yang selalu menampilkan inspirasi gaya fashion terbaru dengan kece dan teman-teman sekolahnya sehingga Amara Salsabilla menjadi mengikuti gaya yang dipakai. Amara Salsabilla menggunakan atau menampilkan cara gaya berpakaiannya saat hangout bareng teman seperti ke cafe, mall, bahkan ke tempat wisata karena menurut Amara Salsabilla dengan gaya penampilannya bisa merasa lebih mengikuti trend, tidak ketinggalan jaman, agar terlihat lebih modis, kece, dan fashionable saat dilihat oleh orang lain. 6

Perilaku konsumtif melalui online shop Shopee merupakan perilaku nyata bagi pelajar SMAN 4 Blitar pada saat ini, dengan adanya instagram yang menampilkan berbagai model inspirasi trend fashion terbaru menjadikan para masyarakat terutama para remaja menjadi konsumtif untuk mencari barang di online shop shopee, meskipun sebagian siswa siswi ada yang menggunakan dan tidak jasa online shop Shopee. Siswa siswi yang sudah merasa mendapat keuntungan yang didapatkan dari penggunaan jasa online shop Shopee seperti kenyamanan dalam berbelanja, mudah mendapatkan barang yang diinginkan serta bisa mendapatkan harga yang terjangkau sehingga bisa menjadikan rasa kecanduan untuk terus menggunakan online shop Shopee dalam memenuhi barang yang diinginkan oleh individu. Belanja secara online dikatakan lebih praktis dan cepat untuk memperoleh barang-barang yang diinginkan oleh individu terutama fashion terhadap pakaian seperti baju dan celana, karena menurut mereka fashion pakaian di setiap tahunnya selalu memunculkan dan menampilkan berbagai model dan gaya terbarunya di setiap waktu sehingga mereka sangat tertarik dan antusias untuk mengikuti gaya fashion yang terbaru. Kepraktisan inilah yang membuat pelajar SMAN 4 Blitar menjadi sulit mengendalikan diri untuk berbelanja demi mendapatkan barang yang diinginkan sehingga menjadikan atau timbulnya perilaku konsumtif atau boros. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah bagaimana perilaku konsumtif pengguna online shop Shopee terhadap fashion pada pelajar di SMAN 4 Blitar? 7

1.3 Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan melihat bagaimana perilaku konsumtif pengguna online shop Shopee terhadap fashion pada pelajar di SMAN 4 Blitar. 1.4 Manfaat A. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan khususnya dalam teori-teori sosiologi. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengembangkan teori perilaku konsumsi yang di kemukakan oleh Jean P Baudrillard dan sebagai kajian ilmiah bagi peneliti selanjutnya, terutama bagi mahasiswa sosiologi yang akan mengkaji berkaitan dengan perilaku konsumtif perilaku konsumtif pengguna online shop shopee terhadap fashion B. Manfaat Praktis a. Bagi akademis 1. Diharapkan penelitian ini bisa sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya mengenai perilaku konsumtif pengguna online shop shopee terhadap fashion pada pelajar di SMAN 4 Blitar. 2. Mampu memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai perilaku konsumtif pengguna online shop shopee terhadap fashion pada pelajar di SMAN 4 Blitar. 3. Mampu mendorong berkembangnya penelitian-penelitian selanjutnya di bidang sosiologi. 8

b. Bagi pelajar atau siswa Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya penyebab dari adanya perilaku konsumtif dalam online shop shopee terhadap fashion yang menimpa pelajar di SMAN 4 Blitar saat ini. c. Bagi masyarakat Memberikan informasi serta pengetahuan baru tentang penyebab dari adanya perilaku konsumtif dalam online shop shopee terhadap fashion yang terjadi pada pelajar di SMAN 4 Blitar. 1.5 Definisi Konsep A. Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah perilaku seseorang yang menggunakan dan menilai barang atau jasa yang dianggap bahwa barang yang beli hanya sekedar untuk memuaskan keinginan individu saja dan rela mengeluarkan uang yang sangat tinggi demi kepuasan diri (Setiadi, 2019). B. Online Shop Online shopping atau belanja online yang melalui via internet, adalah suatu proses pembelian barang atau jasa melalui internet. Sejak kehadiran internet, para pedagang telah berusaha membuat toko online dan menjual produk kepada mereka yang sering menjelajahi dunia maya (internet) melalui berbagai macam media sosial, blog, bahkan web (Alfatris, 2014). 9

C. Fashion Fashion merupakan perubahan model dengan waktu yang mengikuti masa yang menjadikan bagian penting seseorang bisa berpakaian dan berpenampilan untuk mengekspresikan diri individu dalam berpakaian (Malcoln Bernard, 2016). D. Remaja Remaja merupakan masa perubahan dari masa kanak-kanak menuju ke fase remaja. Pada masa remaja akan memiliki tantangan-tantangan tersendiri di dalam individu. Masa remaja dianggap lebih baik dibandingkan dari masa sebelumnya yakni saat menjadi masa kanakkanak. Namun di satu sisi remaja dianggap belum bisa sepenuhnya dapat bertanggung jawab. Dalam masa remaja juga disebut masa mencari indentitas diri yang akan menemukan bahwa siapa mereka dan arah tujuan hidupnya (Nurussakinah Daulay, 2020). 1.6 Metodologi Penelitian A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif sering dibutuhkan dalam penelitian tertentu. Menurut Sugiyono (2018 : 7) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi tempat (obyek) alamiah, dan peneliti tersebut menghasilkan kunci teknik pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data yang bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menakankan makna dari pada generalisasi. 10

Penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu fenomena sedalam dalamnya dengan cara mengumpulkan data untuk menunjukkan kedalaman dan detailnya suatu data yang akan diperoleh dan diteliti. Pada penelitian ini semakin mendalam dan detail data yang diperoleh maka penelitian yang akan diteliti kualitasnya akan semakin baik. Responden (subyek) maupun obyek dalam metode penelitian kualitatif lebih sedikit dibandingkan penelitian kuantitatif karena penelitian ini lebih mengedepankan kedalaman data. Metode penelitian kualitatif yang memahami tentang fenomena atau peristiwa yang terjadi seperti fenomena penelitian penulis dengan judul penelitian yaitu Perilaku Konsumtif Pengguna Online Shop Shopee Terhadap Fashion (Studi Pada Pelajar Di SMAN 4 Blitar). Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif untuk lebih memudahkan apabila berhubungan langsung dengan kenyataan yang sebelumnya belum terkonsep tentang kenyataan yang ada di lapangan dan data yang akan diperoleh akan berkembang seiring dengan proses penelitian berlangsung. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang berjudul perilaku konsumtif pengguna online shop Shopee terhadap fashion (studi pada pelajar di SMAN 4 Blitar), peneliti menggunakan jenis penelitian fenomenologi. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan berasal dari kesadaran dan cara memahami suatu peristiwa atau objek dengan pengalaman secara sadar. Fenomenologi sebuah pendekatan yang menganalisis pengalaman-pengalaman yang terjadi oleh manusia. 11

Fenomenologi juga bermakna sebagai model pemikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang baru dan mengembangkan pengetahuan secara logis, sistematis dan kritis. Fenomenologi sebagai metode yang tidak hanya sebagai digunakan dalam filsafat tetapi juga dalam ilmu-ilmu sosial dan pendidikan (Asrori, 2021). Penelitian fenomenologi selalu difokuskan untuk menggali, memahami, menguraikan (menafsirkan) makna fenomena dan berhubungan dengan masyarakat dalam keadaan tertentu. Peneliti menggunakan penelitian fenomenologi karena ingin meneliti apa yang secara tampak dengan secara teliti dan fenomena yang nyata seperti fenomena perilaku konsumtif pengguna online shop Shopee terhadap fashion yang menjadi trend bagi sebagian besar siswa siswi pelajar di SMAN 4 Blitar. Melihat perkembangan dari perilaku konsumtif pengguna online shop Shopee karena banyak diminati oleh masyarakat terutama pada kalangan remaja dapat menimbulkan sebuah trend dan gaya hidup dalam menggunakan fashion terutama pakaian. C. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti yaitu di SMA Negeri 4 Blitar yang terletak di Jln. Melati No. 49, Kapenjenkidul, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Jawa Timur. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena mayoritas siswa siswi di SMAN 4 Blitar berdomisili di Kota Blitar, sehingga menjadikan siswa siswi terkenal dengan anak-anak hits atau kekinian terutama dengan gaya penampilannya terhadap fashion. Gaya penampilannya bisa dilihat jika saat sekolah mengadakan acara atau kegiatan non formal seperti 12

diesnatalis, pentas seni, pertandingan antar sekolah SMA lain, mereka selalu berpenampilan mengikuti zaman saat menghadiri acara yang diselenggarakan sekolah. Dari itu siswa siswi di SMAN 4 Blitar menjadi bersaing untuk menggunakan gaya trend fashion yang akan mereka kenakan dan mereka menjadi konsumtif karena harus memenuhi tuntutan dirinya untuk mengikuti trend masa terkini dan terpengaruh dari adanya media sosial dan dari temannya sehingga individu menjadi antusias atau tertarik untuk mengikuti trend tersebut. Selain itu kenapa peneliti tidak memilih SMAN Kota Blitar lainnya seperti di SMAN 1 Blitar, SMAN 2 Blitar, SMAN 3 Blitar karena peneliti merupakan alumni dari SMAN 4 Blitar sehingga dapat memudahkan peneliti untuk mencari dan mendapatkan data untuk penelitian dan dirasa peneliti cukup mengetahui bagaimana perilaku siswi siswi di SMAN 4 Blitar. D. Subyek Penelitian Metode penentuan subyek penelitian disesuaikan dengan realitas dan masalah yang ditetapkan peneliti dengan menggunakan Purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan petimbangan tertentu. Purposive sampling merupakan teknik penarikan sampel berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan terhadap elemen populasi target yang sudah disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian. Dalam pembuatan kriteriannya, subjektivitas, dan pengalaman peneliti sangat penting. Pentinngya kriteria dalam penelitian karena peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. 13

Kriteria penentuan subyek dalam penelitian tersebut yaitu : a. Subyek harus memiliki akun shopee b. Menggunakan aplikasi shopee. c. Subyek mampu memperlihatkan barang yang dibeli (fashion) di shopee. d. Berdomisili di Kota Blitar. e. Subyek merupakan siswa siswi pelajar di SMAN 4 Blitar. f. Berjenis perempuan maupun laki-laki dan subyek berusia sekitar 15-19 tahun. Jumlah subyek yang diambil melalui teknik purposive sampling sangatlah terbatas karena tidak semua subyek yang akan dijadikan penelitian mengalami hal yang serupa dengan peristiwa atau pengalaman yang terjadi. Pada umumnya jenis penelitian yang menggunakan teknik purposive sampling adalah penelitian tindakan, eksperimen, dan studi kasus. Penelitian ini hanya berguna pada subyek yang akan diteliti saja dan tidak dapat digunakan subjek lain. Peneliti menggunakan teknik penelitian purposive sampling karena peneliti merasa sampel yang akan diambil untuk dijadikan penelitian mengetahui tentang masalah yang akan diteliti. Tujuan peneliti menggunakan purposive sampling untuk dapat mengetahui bagaimana penyebab perilaku konsumtif pengguna online shop Shopee terhadap fashion yang terjadi pada pelajar di SMAN 4 Blitar. Subyek penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu siswa siswi pelajar di SMAN 4 Blitar. 14

E. Sumber Data Dalam penelitian sumber data adalah darimana data yang akan diperoleh dari subyek. (Suharsimi Arikunto, 2010 : 172). Sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata maupun bahasa dan tindakan, selebihnya juga menggunakan data tambahan seperti observasi, wawancara, dokumentasi, dan literarature lainnya. Peneliti menggunakan dua sumber data untuk mencari dan mengumpulkan data dalam penelitian ini. a. Sumber data primer Data primer adalah data yang diambil peneliti dengan secara langsung kepada sumbernya tanpa adanya perantara. Peneliti mencari dan mendapatkan data informan dengan observasi dan wawancara dengan cara pengamtan langsung di lapangan. Sumber data yang utama merupakan kata-kata dan tindakan individu yang diamati dan di wawancarai. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara menggali sumber yang nyata dari responden (subyek), pencatatan dalam sumber data melalui observasi dan wawancara melalui hasil gabungan dari pengamatan dan mendengarkan dari tanya jawab peneliti kepada responden (subyek). b. Sumber data sekunder Data sekunder adalah data tidak langsung yang mampu memberikan tambahan untuk memperkuat data penelitian. Selain kata-kata dan tindakan dari informan dalam penelitian kualitatif 15

data sekunder dapat diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku, jurnal, dan media internet untuk memperkuat analisis dan pembahasan, selain itu dokumentasi seperti gambar dan arsip-arsip yang didapat saat penelitian secara langsung guna penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan, maka sumber data menjadi sangat penting dan hasil penelitian yang akan diteliti agar menjadi benarbenar baik dan detail. F. Metode Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian kualitatif ini adalah dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi : a. Observasi Menurut (Sugiyono, 2017) Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati perilaku individu, proses kerja, dan gejala-gejala alam, dan responden. Observasi dilakukan peneliti dengan melihat langsung atau secara turun lapang misalnya seperti melihat kondisi lingkungan penelitian yang dapat digunakan untuk penentuan faktor yang bisa didukung dengan adanya wawancara dan kuesioner menegenai analisis peristiwa. Cara peneliti melakukan observasi terlebih dahulu mendatangi lokasi penelitian di SMAN 4 Blitar, lalu mencari dan mendatangi subyek yang dituju. Peneliti melakukan observasi pada saat jam pulang sekolah pada pukul 14.00 WIB. Peneliti mulai 16

mencari subyek yang menggunakan aplikasi online shop shopee, dan mencari informasi terkait tentang barang atau produk apa saja yang sering mereka beli, mereka menghabiskan berapa kali dan berapa banyak dalam satu bulan untuk membeli barang atau produk di online shop shopee. Peneliti juga akan mengamati apakah informan yang ditutju termasuk dalam berperilaku konsumtif apakah tidak. Saat informan membeli barang di shopee apakah berdasarkan kebutuhan atau hanya berdasarkan keinginan individu saja. Selain itu peneliti juga meminta kontak atau nomor telepon yang bisa dihubungi dan alamat rumah informan karena bertujuan agar peneliti bisa menjalin hubungan dan memudahkan peneliti untuk menggali dan mendapatkan informasi pengumpulan data penelitian. Sebelumnya peneliti juga berdiskusi terlebih dahulu dengan informan apakah mereka mau menjadi subyek selama peneliti melakukan penelitian. b. Wawancara Menurut (Sugiyono, 2018) wawancara merupakan tanya jawab secara lisan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang akan mengajukan sebuah pertanyaan kepada yang diwawancarai (interviewer) yang akan memberikan jawaban atau informasi atas pertanyaan yang sudah diberikan pewawancara. Cara peneliti melakukan wawancara dengan subyek Amara Salsabila, Sabila Rosidah, MDR (disamarkan), Rifat dan Baskara 17

yang dilaksanakan pada jam pulang sekolah pada pukul 14.00 WIB. Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu lalu menemui subyek dan peneliti akan mencatatan setiap jawaban informasi yang sudah diberikan oleh subyek. Peneliti melakukan wawancara seperti menanyakaan tentang apakah subyek menggunakan aplikasi online shop shopee dan berapa banyak informan menghabiskan dan membeli barang di shopee. menggunakan wawancara tidak terstuktur guna pertanyaan dapat mengalir sesuai percakapan yang akan dilakukan atau ditanyakan. c. Dokumentasi Menurut (sugiyono, 2018) dokumentasi merupakan catatan pertistiwa yang berbentuk dokumen atau arsip berupa foto, video, rekaman suara, sketsa dan lain-lain. Adanya dokumentasi bisa menjadi pelengkap dan penguat informasi dari hasil metode observasi dan wawancara. Cara peneliti menggunakan dokumentasi pada saat peneliti sedang melakukan wawancara terhadap subyek Amara Salsabila, Sabila Rosidah, MDR, (disamarkan), Rifat, dan Baskara dengan mengambil foto, rekaman suara, dan screenshot atau tangkapan layar di gadget subyek. Dalam pengambilan dokumentasi peneliti hanya menggunakan handphone peneliti untuk proses pengambilan foto dan rekaman suara. Sebelum melakukan dokumentasi peneliti meminta izin terdahulu kepada subyek Amara Salsabila, Sabila 18

Rosidah, MDR (disamarkan), Rifat, dan Baskara karena dokumentasi bisa berkaitan dan menyangkut privasi diri subyek. G. Metode Validitas Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas. Uji kredibilitas data terhadap hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan penelitian, triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan member check (Sugiyono, 2016 : 121). Triangulasi dalam menguji keredibilitas merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara dan berbagai waktu, dengan ini triangulasi memiliki jenis beberapa macam yaitu terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2015 : 273) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sebgai alat uji yaitu: a. Triangulasi sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang sudah diperoleh oleh peneliti dengan melalui beberapa sumber. Data yang sudah dianalisis oleh peneliti akan menghasilkan suatu kesimpulan, setelah itu akan dimintakan kesepakatan (member check). Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumetasi seperti foto, video, rekaman suara, maupun dokumen tertulis akan menimbulkan sebuah pandangan mengenai fenomena yang diteliti (Sugiyono, 2016 : 127) 19

b. Triangulasi teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2016 : 127) Triangulasi teknik dilakukan apabila informasi hasil penelitian yang diperoleh dari subyek dirasa masih meragukan atau kurang untuk kebenarannya, peneliti akan menggunakan subyek lain atau yang berbeda karena bertujun untuk menegtahui informasi yang benar yang didapatkan dari sebelumnya. Denga ini melaui pandangan lainnya dapat mengasilkan suatu kebenaran. c. Triangulasi waktu Triangulasi waktu menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya (Sugiyono 2016, 127) 20

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi waktu dalam melakukan penelitian dengan cara menggunakan waktu yang berbeda terhadap subyek dengan melakukan observasi dan wawancara kembali dengan cara berulang kali sampai ditemukannya data yang benar. H. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenolgi karena berhubungan dengan pemahaman tentang kehidupan manusia dan mencoba untuk menjelaskan atau mengungkap fenomena pengalaman yang terjadi pada manusia. Fenomenologi dilakukan dala keadaan yang alami, segingga tidak ada batasan dalam memahami atau memaknai fenomena yang dikaji dan peneliti bebas untuk menganalisis data yang akan diperoleh nantinya. Menurut Creswell (2014 : 453) fenomenologi merupakan pendekatan dalam sosiologi yang mengidentifikasi masalah pengalaman seseorang yang bermakna kepada dunia yang penuh dengan objek-objek yang bermakna, sesuatu yang semula terjadi dalam kesadaran yang dimiliki individu secara terpisah dan menjadi secara kolektif dalam interaksi dan kesadarannya. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi karena didukung adanya fakta bahwa perilaku konsumtif yang terjadi pada siswa-siswi dengan menggunakan online shop Shopee dan penelitian ini mengungkap bagaimana peristiwa atau pengalaman siswa-siswi dalam membentuk perilaku konsumtif. 21

Menurut Sugiyono (2018 : 482) analisis data merupakan proses peneliti untuk mencari dan menyusun data secara sistematis dari diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan doukumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam fenomenologi terdapat metode-metode analisis yang terstruktur dan spesifik yang dikemukakan oleh John W. Creswell. Adapun teknik analisa data tersebut adalah sebagai berikut (Creswell, 2014). a. Mengolah dan mempersiapkan data untuk di analisis Pada tahap ini peneliti akan mengumpulkan data terlebih dahulu, kemudian memindai sistem yang dikaji, mencatat temuan dari lapangan, dan mengatur data ke dalam jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi yang ditemukan. b. Membaca keseluruhan data Pada tahap ini, dilakukan proses membaca data yang dilakukan oleh peneliti secara keseluruhan yang didapatkan dari proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. 22

c. Coding data Coding merupakan proses pelabelan data sebagai rangkaian proses analisis data. Data yang telah didapatkan dalam penelitian berupa data observasi, transkrip wawancara serta dokumentasi akan di coding. Proses coding dilakukan dengan membuat kata, frase atau kalimat yang mempresentasikan aspek data yang diperoleh peneliti. d. Proses coding untuk menentukan tema, subjek, dan kategori analisis Langkah selanjutnya yaitu menerapkan hasil coding data didalam laporan penelitian. Analisis ini berupa menyajikan data yang rinci tentang tempat, kategori, subjek, dan tema penelitian. e. Penyajian data Peneliti akan menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema dari data penelitian disajikan kembali dalam bentuk narasi pada penelitian kualitatif. Deskripsi dan tema yang telah dicoding harus ada didalam laporan penelitian yang dibuat oleh peneliti. f. Membuat kesimpulan Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari hasil temuan penelitian, bisa berasal dari interpretasi pribadi peneliti yang dituangkan dalam pemahaman yang dibawa peneliti ke dalam penelitian. Bisa juga berasal dari perbandingan temuan dengan informasi yang diperoleh dari literature atau teori. 23