DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PERILAKU KONSUMEN



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

A. Aspek Perencanaan Kreatif Riset

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

PERIKLANAN. (Chapter 1, Perkenalan Periklanan)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Setiadi (2003) Consumer Attitude merupakan makna. objek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 terdapat universitas di seluruh indonesia. 1

Marketing Communication Management

1. Creative Manager 2. Marketing 3. Photographer & Videographer 4. Graphic Design 5. Video Editor

BAB II URAIAN TEORITIS. Lingkungan Dalam Toko terhadap Niat Pembelian Ulang pada Konsumen

PENULISAN PR EKSTERNAL

Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations.

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Patau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

Marcomm Management RUANG LINGKUP BISNIS JASA PENDUKUNG EKSTERNAL MARCOMM/ADVERTISING AGENCY. Berliani Ardha, SE, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Konsep-Konsep Periklanan

BAB I PENDAHULUAN. media massa maupun elektronik. Media- media tersebut yang sering dijumpai

BAB II KAJIAN MASALAH

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Sikap..., Ferina Rahmawati, F.PSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Latar Belakang Periklanan

BAB I PENDAHULUAN. menarik dan menjaga loyalitas konsumen, salah satunya melalui iklan.

KARYA ILMIAH BISNIS DESAIN GRAFIS DAN PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Minggu 2 Metode Penelitian Visual

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin tajam dalam dunia bisnis menyebabkan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Usaha di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini. menjadikan persaingan promosi yang lebih seru, karena banyaknya jenis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pelaku dunia usaha dituntut untuk selalu merespon setiap perubahan. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. usaha di dunia termasuk Indonesia. Persaingan-persaingan yang terjadi terutama berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Anteseden Efektivitas Iklan Pop-up di Media Sosial Youtube

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tinggi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa era globalisasi ini komunikasi merupakan salah satu kunci utama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dengan harapan produk dapat dilihat, dipahami dan dibeli oleh pembeli

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepada konsumen adalah melakukan promosi melalui media massa. Dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan penuh dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan lama tanpa didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

BAB 5 INTERPRETASI DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

Bab 13 Mempromosikan Produk 10/2/2017 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman lebih yang melibatkan emosi, perhatian personal dan panca indera.

ABSTRAK. Saat ini di Indonesia sudah banyak merk-merk kopi yang muncul di pasaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

Marcomm Management DEFINISI AGEN PERIKLANAN. Berliani Ardha, SE, M.Si

PENGARUH REFERENCE GROUP TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN. Nadira Artantie.

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

IKLAN dan PERSEPSI (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Titi Rante Pasar 1 Padang Bulan Medan terhadap Iklan Harian Andalas )

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam industri ini masing-masing

KARYA ILMIAH USAHA BISNIS DESAIN GRAFIS. Disusun Oleh : INDRA HERMAWAN D3MI-03

BAB I PENDAHULUAN. ternyata dihabiskan di media digital antara lain untuk mengelola website personal

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan hakikat manusia pada dasarnya untuk memperoleh suatu

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sehebat apapun teknologi, tanpa adanya suatu kreativitas, ibarat sayur

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan di sektor minuman semakin ketat. Tingginya

Tahun : Strategi komunikasi Pemasaran Pertemuan 12 Buku 1 jilid 2 Hal:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. Judul yang saya angkat dalam rangka perancangan Tugas Akhir ini

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

Transkripsi:

NIRMANA Vol. 2, No. 2, Juli 2000: 84-91 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PERILAKU KONSUMEN Bagus Limandoko Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra ABSTRAK Desain merupakan sebuah kata dengan banyak makna. Dalam konteks komunikasi visual, desain sudah menjadi bagian dari tim dalam industri komunikasi. Dunia advertising, publikasi majalah dan suratkabar, pemasaran dan public relations, dan yang pasti desain juga sudah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh dalam membentuk perilaku suatu masyarakat dan perkembangan ekonominya. Kata kunci: desain, desainer, desain komunikasi visual, perilaku, konsumen. ABSTRACT The word design is a word with different meanings. In the visual communication context it has became part of the team in the communication industry the world of advertising, magazine and newspaper publishing, marketing and public relations, and, indeed, it has became one of the influential aspects to shape the behavior of a society and its economic development. Keywords: design, designer, visual communication design, behavior, consumer PENDAHULUAN Sebelum masuk lebih jauh, perlu dimengerti dulu arti kata desain karena ada semacam kesulitan dalam menggunakan kata desain untuk mengacu kepada suatu kegiatan yang cukup luas artinya, baik itu berupa hasil dari sebuah keputusan desain ataupun aktivitas mendesainnya sendiri. Penjelasan dari kamuspun terbatas artinya; pada kenyataannya kata desain juga diterapkan terhadap produk dari rencana yang ada dalam pikiran, bukan hanya berupa satu set gambar atau instruksi teknis lainnya, tapi juga hasil berupa produk sesungguhnya. Hal ini tentu membingungkan. Kebingungan itu akan semakin akut jika kata desain digunakan tanpa mengacu kepada konteks yang lebih spesifik, mudahnya, sebagai ungkapan umum dari setiap situasi dimana adaptasi arti terjadi dari sebuah 84

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PERILAKU KONSUMEN (Bagus Limandoko) kecenderungan abstrak walaupun mendesain jelas berbeda dengan membuat ataupun aktivitas lain yang bersifat spontan. Di dunia Barat ada ungkapan bahwa setiap orang adalah desainer. Ini tentu ada benarnya jika menengok kembali kepada luasnya arti kata desain. Contoh paling sederhana adalah bila seseorang akan berpakaian sehari-hari. Aktivitas memilih warna dan model serta memprediksi reaksi orang adalah termasuk kategori mendesain. Dengan demikian ada banyak peran bagi para desainer yang juga termasuk di dalamnya para profesional yang pekerjaanya tidak melulu berhubungan dengan dunia gambar. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana desain secara luas mempengaruhi kehidupan kita, Richard Buchanan (Wicked Problems in Design Thinking, 1998) mempertimbangkan empat area umum desain yaitu: komunikasi visual, obyek materi, aktivitas dan layanan terorganisasi, serta sistem lingkungan. Komunikasi visual, selain mencakup pekerjaan tradisional desain grafis, seperti tipografi dan advertising, produksi buku dan majalah, serta ilustrasi, juga meluas ke komunikasi lewat fotografi, film, dan televisi. Obyek materi, selain termasuk pekerjaan memperhatikan bentuk ataupun tampilan visual dari kebutuhan sehari-hari berupa pakaian, alat-alat rumahtangga, alat-alat lainnya, mesin-mesin, atau kendaraan, namun juga sudah meluas ke pengertian yang lebih menyeluruh dan berbeda dari hubungan antara produk dan manusia secara fisik, psikologi, sosial dan budaya. Aktivitas dan layanan terorganisasi meliputi pekerjaan tradisional menejemen terhadap keperluan logistik, mengkombinasikan infrastruktur, instrumen-instrumen, dan manusia dalam urutan yang efisien dan rencana untuk mencapai tujuan yang ditargetkan. Namun demikian area ini juga meluas ke pekerjaan membuat keputusan yang logis dan rencana strategis yang dapat berubah menjadi sebuah eksplorasi dari bagaimana sebuah rencana dapat membantu tercapainya sebuah proses organis dari pengalaman dalam situasi konkret, membuat pengalaman-pengalaman menjadi lebih berarti dan memuaskan. Desain sistem lingkungan merupakan desain sistem yang kompleks seperti lingkungan untuk hidup, bekerja, bermain, dan belajar. Ini meliputi hal-hal tradisional berupa arsitektur dan urban planning atau analisis fungsional dari bagian-bagian kompleks secara keseluruhan dan urutannya secara hierarki. Tetapi, seperti juga tiga area 85

NIRMANA Vol. 2, No. 2, Juli 2000: 84-91 lainnya, kegiatannya meluas dan mencerminkan kejelasan yang lebih banyak dari ide sentral, pikiran atau nilai-nilai yang mengekspresikan kesatuan dan fungsi. DESAIN DAN PERILAKU KONSUMEN Dalam dunia pemasaran, sebuah iklan pada hakikatnya adalah sebuah interaksi dengan konsumen tentang sebuah produk. Iklan mendapat perhatian, menyediakan informasi, menerangkan sesuatu dan memancing orang untuk membeli. Iklan mencoba menciptakan semacam respon atau reaksi. Dia bicara kepada hati sekaligus kepala dari khalayak sasaran. Namun iklan adalah salah satu bentuk komunikasi massa yang karenanya jauh lebih rumit dan lebih tidak langsung dibanding dengan sebuah interaksi biasa. Meskipun tergolong sebagai jenis profesi baru yang belum banyak dikenal di Indonesia, desainer komunikasi visual memiliki peran yang cukup penting dalam membentuk perilaku konsumtif masyarakat. Ini juga merupakan salah satu yang membedakan desain komunikasi visual dengan seni dalam arti sesungguhnya, yaitu menyampaikan pesan lewat karyanya yang berupa akomodasi dari kebutuhan-kebutuhan kliennya. Bentuk karyanya mungkin terpengaruh oleh rasa estetik atau referensi lainnya dari sang desainer, namun pesan yang disampaikan haruslah menggunakan bahasa yang dikenali dan dimengerti oleh khalayak yang dituju. Bahasa yang dimaksud disini bukanlah semata bahasa verbal namun juga bahasa visual. Hampir setiap orang yang hidup di perkotaan mendengarkan atau melihat iklan setiap hari, baik itu disengaja ataupun tidak. Melalui advertising fungsi desainer komunikasi visual dapat terlihat secara jelas. Pada awalnya iklan, bahkan mungkin sampai sekarang, masih dikritik sebagai hal yang sia-sia, tidak diperlukan, tidak bisa dipercaya, dan bahkan dianggap sebagai institusi yang mengganggu. Kritik-kritik tersebut biasanya berargumen bahwa industri harus menambah biaya dari produk yang dipromosikan. Sebagian lain yang berpihak juga mengakui validitas alasan tersebut, namun mereka berpendapat bahwa fungsinya sebagai penarik perhatian konsumen agar membeli suatu barang atau jasa, iklan memungkinkan produsen menjual produknya dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya sehingga pada gilirannya peningkatan volume penjualan akan memungkinkan perusahaan untuk menjual barang 86

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PERILAKU KONSUMEN (Bagus Limandoko) per unit dengan lebih murah daripada jika dibandingkan dengan diproduksi dalam jumlah kecil. Perbedaan pandangan tersebut dapat terjadi pada para pengambil keputusan dalam satu perusahaan karena mereka berangkat dari asumsi yang berbeda. Desain yang mampu membentuk perilaku tentunya adalah desain yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada khalayak sasaran dan dikomunikasikan secara tepat dan konsisten. Untuk mencapai itu, langkah awal yang ideal adalah melakukan studi tentang khalayak sasaran yang akan dituju. Penentuan khalayak sasaran merupakan upaya merumuskan apa sesungguhnya permasalahan yang sedang dihadapi oleh produsen. Pemecahannya amat tergantung pada evaluasi terhadap masalah itu. Farbey (How to Produce Successful Advertising, 1994) mengklasifikasikan masalah tersebut sebagai berikut: - rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keberadaan produk - minimnya pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri dan manfaat produk - adanya kerancuan antara produk itu dengan pesaing-pesaing - adanya kelemahan pada sektor pasar tertentu, seperti wilayah yang kurang potensial atau golongan konsumen yang lemah - kesadaran terhadap produk tinggi, namun produk itu kurang digunakan Sementara itu sumber-sumber informasi mengenai masalah tersebut dapat digali dari: analisis data penjualan, analisis pasar, diskusi dengan wakil pelanggan, analisis informasi perilaku pelanggan, estimasi pengsa pasar, serta pengadaan penelitianpenelitian lainnya. Ada aspek lain yang perlu diperhatikan, yaitu hubungan antara desain dan kondisi sosial ekonomi masyarakat tertentu. Worsley (Introducing Sociology 2 nd ed., 1977) menyebut sosiologi sebagai studi terhadap masalah-masalah sosial yang dapat dijadikan titik tolak seorang desainer untuk memutuskan metode dan issue yang akan digunakan untuk mengeksekusi sebuah pekerjaan untuk pengsa pasar tertentu. Lebih lanjut dia menulis: Since sociology emerged largely in the context of movements of reform or modernisation, we tend to retain nineteenth-century conceptions of social sciences as the study of social problems. More than that, we retain nineteenth-century definition of only certain kinds of issues as social problems; deliquency and crime, unemployment, disease, malnutrition, poverty, drug addiction, alcoholism, prostitution, bad housing, sexual deviance, divorce, etc. (Worsley, 1977:52) 87

NIRMANA Vol. 2, No. 2, Juli 2000: 84-91 Sayangnya, iklan-iklan di media televisi yang bertema sampai saat ini jumlahnya masih cukup berimbang dengan yang sekedar tayang. Sebetulnya banyak sekali masalah-masalah sosial yang dapat diangkat lewat pendekatan yang tepat daripada melulu hanya menawarkan hal-hal yang sudah terlalu sering diangkat. Seri iklan Coca-Cola beberapa waktu belakangan ini adalah contoh dari yang cukup berhasil mengangkat tema yang agak lain, yaitu persahabatan. Apalagi di waktu Indonesia sedang dilanda banyak perpecahan. Tema itu semakin kuat dengan didukung oleh setting yang sangat Indonesia. Sebaliknya dengan beberapa iklan sandal yang berkesan tidak berjiwa. Para ahli mungkin saling beradu argumentasi tentang metode-metode baru, namun kecenderungan yang ada lebih banyak kepada hal-hal mendasar yang telah terbukti berhasil bertahun-tahun. Hal-hal mendasar tersebut menawarkan lebih banyak uang dan pekerjaan yang lebih baik, rasa aman dari ketuaan dan penyakit, popularitas dan prestise, dipuja oleh orang lain, kenyamanan lebih, peningkatan kenikmatan, peningkatan status sosial, peningkatan penampilan, dan kesehatan yang lebih baik kepada konsumen. Pengiklan-pengiklan modern menekankan bukan hanya produknya tapi juga keuntungankeuntungan yang akan dinikmati konsumennya. Banyaknya cara untuk menarik perhatian konsumen dibatasi oleh kemampuan berpikir kreatif, juga oleh batasan-batasan jumlah cara untuk berekspresi dalam dunia periklanan. Mengenai hal ini Ries (The 22 Immutable Laws of Branding, 1998) mempunyai argumen yang agak berbeda dengan pandangan biro periklanan pada umumnya mengenai pilihan konsep membangun merek dan memelihara merek. Anggaran iklan yang besar umumnya diperlukan untuk memelihara merek seperti Coca-Cola atau McDonald s, tapi pengiklanan tidak mempu membuat banyak perbedaan dalam melambungkan merek yang samasekali baru. Ia mengambil contoh The Body Shop yang dibangun oleh Anita Roddick menjadi merek kuat di dunia tanpa melalui pengiklanan. Kokohnya merek The Body Shop lebih banyak dikarenakan usahanya untuk memperoleh publisitas dengan berkeliling dunia dengan membawa ide-ide peduli lingkungan yang terus disuarakannya. Publisitas diperoleh melalui artikel yang terus-menerus muncul di koran, majalah, jugawawancara di radio atau televisi. Suatu hal yang masih sulit diterapkan di negara kita yang kondisi masyarakatnya belum banyak memiliki minat baca 88

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PERILAKU KONSUMEN (Bagus Limandoko) serta belum peka terhadap berbagai persoalan. Media paling efektif sementara ini adalah televisi yang dulunya termasuk ke dalam kategori barang mewah. Sementara itu Chandradhy (Strategi Strategi Pemasaran di Indonesia, 1984) berpendapat bahwa masyarakat pedesaan umumnya bersikap lebih berhati-hati dalam membeli sesuatu karena pendapatannya yang rendah. Sebagian dari mereka memiliki pengetahuan serba terbatas, dan biasanya informasi didapat lewat pergaulan dengan para tetangganya. Informasi ini menambah pengetahuan dan menjadi penentu sikap mereka terhadap suatu produk tertentu. Satu teknik dasar dalam advertising terdahulu yang juga masih digunakan dalam prosedur modern adalah pengulangan (repetition). Hal ini senada dengan pendapat Kuhn yang dikutip Worsley (1977:43): What a man sees, depends upon what he looks at, and also upon what his previous visual-conceptual experience has taught him to see. Pengalaman visual-conceptual tersebut dapat terjadi bila pesan yang disampaikan sangat kuat (memorable). Gambar atau pesan yang kuat dari sebuah iklan akan melekat di ingatan pemirsanya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila kita pergi ke supermarket untuk meluangkan waktu sekitar setengah jam, kita akan melihat ratusan bahkan ribuan produk. Berikutnya yang akan dilakukan orang pada umumnya adalahmengambil barang-barang yang pernah dilihat sebalumnya, yang juga berarti yang memorable. Dalam hal ini Worsley (1977:45) menulis: We carry history around with us, lock up in our heads, and are constantly referring to it all the time, as historians rightly amphasise. But in acting at any time, we are also making estimates about the future. We prefigure the outcome in our mind s eye. Metode pengulangan (repetition) sangat berguna bagi para pemasang iklan. Iklan dengan kualitas yang rata-rata atau bahkan yang buruk sekalipun dapat bekerja dengan baik (diingat oleh pemirsa) dengan bantuan cara ini. Contohnya iklan Marcopolo dan Contrex yang ditayangkan tiga kali berturut-turut dalam setiap pemunculan. Satu contoh lain adalah lagu baru. Apapun kualitasnya, baik itu penyanyi, musik atau seleranya, orang kebanyakan akan tetap ingat karena setiap hari dibombardir dengan lagu tersebut lewat video clip atau bentuk lain di media elektronik. 89

NIRMANA Vol. 2, No. 2, Juli 2000: 84-91 Yang perlu digarisbawahi adalah seorang desainer harus bekerja sangat hati-hati dan sebaiknya juga mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan lain yang berkaitan dengan pekerjaannya. Seorang desainer juga sebaiknya mempu memperkirakan bagaiman orang akan bereaksi terhadap desainnya, dan hal itu adalah merupakan bagian dari social action, seperti yang diungkap Worsley: Social action, then is action which takes into account, or is affected by, the existence of others. It involves understanding or interpreting the meaning of their behaviour estimating what they are thinking, feeling, and trying to do. We project ourselves into other people s minds. And off course, they are doing exactly the same vis-à-vis our behaviour. (Worsley, 1977:44) Seorang desainer adalah orang yang punya kesempatan yang cukup untuk membuat suatu kreasi yang cukup berpengaruh untuk mengubah perilaku konsumen melalui karyanya, karena pada saatnya desain itu sendiri akan mengatakan kepada konsumen apa yang akan mereka peroleh bila memakai produk tertentu. Apa kata orang nanti? Apakah saya akan kelihatan muda, enerjik dan sportif kalausaya memakainya? Jadi pada dasarnya sebuah iklan adalah selalu mencoba untuk menjadi semacam pemenuhan kebutuhan tertentu manusia, misalnya rasa percaya diri tadi. Ini adalah kesempatan bagi desainer untuk mengangkat opini-opini baru lewat media yang tersedia yang akan berakhir menjadi perilaku masyarakat, walaupun itu hanya akan terjadi secara perlahan. Iklan-iklan dalam masyarakat modern dapat menjadi semacam model bagaimana kelas tertentu dalam masyarakat seharusnya berperilaku dan bergaya hidup. Ya, ini memang soal gaya hidup. Iklan-iklan yang ditampikan baik di media cetak atau elektronik umumnya menunjukkan orang-orang atau sebuah keluarga ideal yang bahagia karena menggunakan suatu produk tertentu, itu semua ditujukan untuk memperdekat hubungan produk dengan calon konsumen, namun demikian ada satu hal yang perlu diperhatikan desainer dan pemasang iklan yaitu kejujuran dalam beriklan. Ada norma-norma yang harus diperhatikan dan juga konsumen untuk dilindungi. Karenanya, kata desain sendiri secara umum dapat berarti merencanakan apapun dengan mengkolaborasikan banyak aspek berbeda yang mungkin diikutkan untuk memperkaya kehidupan manusia. 90

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN PERILAKU KONSUMEN (Bagus Limandoko) KEPUSTAKAAN Hollis, Richard, Graphic Design a Concise History, Thames and Hudson Ltd., London, 1994 Buchanan, Richard, Wicked Problems in Design Thinking, The MIT Press, Cambridge, Massacusets, London, England, 1998 Worsley, Peter, Introducing Sociology 2 nd ed., Penguin Hammondsworth, 1977 Potter, Norman, What is a Designer, Hyphen Press, London, 1989 Upshaw, Lynn B., Building Brand Identity, John Wiley & Sons Inc., 1995 Chandradhy, Dwyono, Strategi Strategi Pemasaran di Indonesia, Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1984 Ries, Al, The Immutable Laws of Branding, Harper Business, 1998 Farbey, A.D., How to Produce Successful Advertising, Kogan Page Limited, 1994 91