Turnomo Rahardjo Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro



dokumen-dokumen yang mirip
TEORI KOMUNIKASI. Konteks-Konteks Komunikasi. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB IV PENUTUP. pengguna laki-laki dan pengguna perempuan. Identitas yang dimaksud

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

BAB IV Manajemen Konflik Antara Kelompok Co-Cultural dengan Kelompok Dominan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

Manajemen Konflik dan Negosiasi Wajah Dalam Budaya. Kolektivistik (Konflik Pembangunan Bandara di Kulon Progo)

TEORI KOMUNIKASI. Teori-Teori Komunikasi Interpretif dan Kritis (2) SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

MEMAHAMI EKSISTENSI BURUH (Perspektif Komunikasi Antarbudaya) Oleh: Turnomo Rahardjo & Adi Nugroho

PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR SAPPTK-ITB

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi keluarga adalah komunikasi interpersonal yang sangat penting.

BAB V KESIMPULAN Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum kurikulum Konstruksi tersebut melakukan the making process dalam

Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

MEMBACA POSISI WANITA MELALUI BAHASA: DERETAN TEMUAN PENELITIAN TANPA IMPLIKASI TEORETIS

KOMUNIKASI VERBAL PEREMPUAN DALAM RESPON INTERAKTIF OPERATOR SELULER

CRITICAL THEORIES Bagian III

Sekolah Aman, Nyaman dan Menyenangkan. Bukik Setiawan Penulis Buku Anak Bukan Kertas Kosong

KOMUNIKASI EFEKTIF. Memudahkan dalam memenuhi kebutuhan kita dengan cara menumbuhkan rasa hormat, percaya dan harmoni.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

GAYA BAHASA PEREMPUAN INDONESIA DALAM MEDIA BARU. Errika Dwi Setya Watie (Dosen Ilmu Komunikasi FTIK USM)

BAB VI KESIMPULAN. masyarakat hidup bersama biasanya akan terjadi relasi yang tidak seimbang. Hal

BAB V P E N U T U P. bahwa dalam komunitas Kao, konsep kepercayaan lokal dibangun dalam

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan

MAKALAH. Mengenal Tuli dan Komunikasinya

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN POLA RUANG AKTIVITAS DEMONSTRASI DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman modernisasi ini, komunikasi menjadi suatu hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Paska perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan perempuan sampai saat ini masih menjadi wacana serius untuk

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak pantas atau tabu dibicarakan. 1. lainnya secara filosofis, sebenarnya manusia sudah kehilangan hak atas

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

GLOBAL FRAMEWORK AND LOCAL REALITIES

DINA YULIANA. dalam pemberdayaan perempuan oleh BPP melalui KWT Mekar Asri di Dusun Mekar

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang

BAB V PENUTUP. yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan

12 Universitas Indonesia

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

KONSELING. Oleh: Muna Erawati

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Hubungan Dalam Negosiasi. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Teori Spiral Kesunyian

Nilai Nilai Orientasi Diri Sendiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat

NEGOSIASI IDENTITAS KULTURAL TIONGHOA MUSLIM DAN KELOMPOK ETNISNYA DALAM INTERAKSI ANTARBUDAYA. Abstrak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dibandingkan dengan laki-laki 1. Fenomena ini terdapat juga pada

BAB IV PENUTUP. Dalam teks sajak yang pertama, Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini, hierarki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BUDAYA (Moeljono, 2003:16)

BAB V PEMBAHASAN. komunikasi matematis peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan,

Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu :

Teori Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Teori-Teori Dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir di setiap sudut kota Yogyakarta dapat dijumpai lukisan-lukisan yang

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

Beberapa pemikiran tentang pentingnya melibatkan laki-laki dalam penghapusan kekerasan terhadap per

CSCW (Computer-Supported Cooperative Work)

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

PELATIHAN KETRAMPILAN SOSIAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA ANAK

BAB V INTERAKSI SOSIAL

CSCW (Computer-Supported Cooperative Work)

BAHASA DAN JENDER. Oleh: Sudjianto

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM :

Transkripsi:

Turnomo Rahardjo Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro

FACE-NEGOTIATION THEORY Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Stella Ting-Toomey. Asumsi-asumsi: Identitas diri (self-identity) merupakan hal yang penting dalam interaksi antarpribadi. Individu-individu menegosiasikan perbedaan identitas mereka lintas kultur. Manajemen konflik dimediasi oleh face dan kultur.

FACE-NEGOTIATION THEORY Bagaimana orang dari kultur individualistik dan kolektivistik menegosiasikan face dalam situasi konflik. Face: public image people display. Face-Negotiation Theory didasarkan pada manajemen face. Menerangkan bagaimana orang dari kultur yang berbeda mengelola konflik untuk memelihara face.

FACE-NEGOTIATION THEORY Perhatian pada self-face dan otherface menjelaskan negosiasi konflik antara orang dari beragam kultur. Dalam situasi konflik, kepedulian dan perhatian orang pada mutual face dan other-face dalam kultur kolektivistik membuat mereka berusaha memberikan face kepada orang lain. Caranya: penghindaran, kooperatif atau kompromi.

FACE-NEGOTIATION THEORY Kepedulian orang pada self-face dalam kultur individualistik membuat mereka berusaha memperbaiki face diri sendiri. Caranya: dominasi atau bersikap agresif.

STANDPOINT THEORY Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Nancy C.M. Hartsock. Standpoint: posisi seseorang yang didasarkan pada lokasi sosial. Asumsi-asumsi: Material life atau posisi kelas akan membentuk dan membatasi pemahaman mengenai relasi sosial.

STANDPOINT THEORY Asumsi-asumsi: Pandangan kelompok yang berkuasa akan membentuk relasi dimana semua kelompok dipaksa untuk berpartisipasi. Pandangan kelompok yang ditekan merepresentasikan perjuangan. Pemahaman kelompok tertindas tentang ketidakadilan dalam relasi antarkelompok akan mengarah pada dunia yang lebih baik.

STANDPOINT THEORY Orang disituasikan dalam lokasi-lokasi yang spesifik. Mereka menempati tempat-tempat yang berbeda dalam hierarki sosial. Berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok sosial: miskin-kaya, laki-laki-perempuan, terdidik-tidak terdidik, European American-African American, Latino.

STANDPOINT THEORY Tempat atau wilayah yang berbeda dalam hierarki sosial akan mempengaruhi apa yang dilihat. Pengalaman, pengetahuan dan perilaku komunikasi orang dibentuk oleh kelompok sosial mereka. Titik pandang orang yang terpinggirkan akan lebih jernih dalam memahami dunia daripada orang yang memiliki kekuasaan.

STANDPOINT THEORY Obyektivitas yang tinggi mempersyaratkan bahwa penelitian ilmiah perlu dimulai dari kehidupan perempuan, orang miskin, gay, lesbian dan minoritas rasial.

MUTED GROUP THEORY Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Cheris Kramarae. Asumsi-asumsi: Perempuan mempersepsikan dunia berbeda dengan laki-laki, karena pengalaman dan aktivitas yang berbeda pula yang didasarkan pada pembagian kerja. Karena dominasi politik mereka, maka sistem persepsi laki-laki bersifat dominan.

MUTED GROUP THEORY Asumsi-asumsi: Menghalangi kebebasan perempuan mengekspresikan model alternatif dalam memahami dunia. Supaya bisa berpartisipasi dalam masyarakat, maka perempuan harus merubah model mereka dengan menerima sistem ekspresi laki-laki.

MUTED GROUP THEORY Perempuan dan (para anggota kelompok sub ordinat) tidak sebebas seperti laki-laki dalam mengungkapkan apa yang mereka harapkan. Bahasa yang diciptakan laki-laki membantu dalam mendefinisikan, menurunkan nilai dan meniadakan perempuan. Bahasa melayani kreatornya lebih baik daripada kelompok lain yang harus belajar menggunakan bahasa karya kreator tersebut.

MUTED GROUP THEORY Perempuan kurang terartikulasikan dalam wilayah publik, karena kata-kata dan norma-norma yang dipakai telah direncanakan laki-laki. Ketika perempuan berhenti untuk diam, maka laki-laki tidak akan lama memelihara posisi dominan mereka dalam masyarakat.

COMMUNICATION ACCOMODATION THEORY Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Howard Giles. Asumsi-asumsi: Kesamaan dan ketidaksamaan ujaran (speech) dan perilaku terdapat dalam semua percakapan. Cara kita mempersepsikan ujaran dan perilaku orang lain akan menentukan bagaimana kita mengevaluasi percakapan.

COMMUNICATION ACCOMODATION THEORY Communication Accomodation Theory mempertimbangkan motivasi dan konsekuensi yang mendasari apa yang terjadi ketika 2 pembicara mempertukarkan gaya komunikasi mereka. Selama komunikasi berlangsung, orang mencoba mengakomodasikan atau menyesuaikan gaya berbicara mereka satu sama lain.

COMMUNICATION ACCOMODATION THEORY Dilakukan dalam 2 cara: divergence dan convergence. Kelompok dengan kebanggaan kultural yang kuat sering menggunakan divergence untuk menekankan identitas kelompoknya. Convergence terjadi ketika ada kebutuhan yang kuat untuk dukungan sosial. Sering berasal dari kelompok yang tidak memiliki kekuasaan (powerless).

GENDERLECT STYLES Teoritisi: Deborah Tannen. Percakapan antara laki-laki dengan perempuan merupakan komunikasi lintas kultural. Gaya-gaya wacana maskulin dan feminin paling baik dipahami sebagai 2 dialek kultural yang berbeda daripada sebagai cara-cara pembicaraan inferior atau superior.

GENDERLECT STYLES Pembicaraan laki-laki memfokuskan pada status dan independensi. Pembicaraan perempuan berusaha mencari hubungan antar manusia (human connection).