E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR RI Telepon : (021) 5715876, 5715817, 5715887 Fax : (021) 5715846 e-mail: perpustakaan@dpr.go.id Follow us Become a Fan @perpustakaandpr Perpustakaan DPR RI http://perpustakaan.dpr.go.id http://epaper.dpr.go.id Rabu 15 April 2020 No. Judul Surat Kabar Hal. 1. PEMULIHAN HARUS TEPAT SASARAN: PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI 2021 2. PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR, JABODETABEK LARANG OJEK ONLINE ANGKUT PENUMPANG Bisnis Indonesia 3 Bisnis Indonesia 6 3. Artikel Opini. Pandemi Covid-19. Belajar di rumah Kompas - 4. Menkeu: Skenario Terburuk Pertumbuhan Ekonomi Minus 2,6 Persen di Kuartal II Kompas - 5. Siswa Butuh Konten Pembelajaran Jarak Jauh yang Menarik Kompas 0 6. Ojek Dilarang Membonceng Penumpang, tetapi Kompas 13 7. Menkeu Akan Potong Rp94 Triliun Anggaran Transfer Daerah Seputar Indonesia -
Rabu, 15 April 2020 Bisnis Indonesia Hal. 3 Bisnis, JAKARTA Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang cukup optimistis pada tahun depan, yakni sekitar 4,5% 5,5%. Angka ini terbilang tinggi mengingat ekonomi nasional dan global tengah menghadapi tekanan pandemi. Kalangan ekonom pun berpendapat target tersebut tidak ambisius tetapi cukup realistis, ka rena adanya pros pek perbaikan di tingkat global pada 2021. Kunci untuk menggapai pertumbuhan tersebut adalah pada implementasi program pemulihan terhadap pandemi yang tepat sasaran. Menteri Keuangan Sri Mul yani Indrawati menegaskan pene tapan angka pertumbuhan itu sejalan dengan optimisme pemulihan ekonomi nasional pada pengujung tahun ini. Selanjutnya target tersebut akan disampaikan oleh pemerintah kepada DPR dalam waktu dekat. Kami akan sampaikan outlook proyeksi 2021 kepada DPR. Pertumbuhan ekonomi antara 4,5% sampai 5,5%, kata Menkeu dalam keterangan pers virtual, Selasa (14/4). Dia mengakui tekanan pertumbuhan ekonomi akan terjadi pada kuartal II dan III/2020. Pada kuartal II pertumbuhan ekonomi diprediksi mendekati 0% hingga 1,5%, bahkan bisa minus 2%. Sementara itu, pada kuartal III/2020, Menkeu optimistis akan ada perbaikan pada ekonomi nasional. Akselerasinya terjadi pada akhir 2020 atau kuartal IV/2020 dan pada 2021. Tentu target ini dengan banyak catatan karena masih banyak tekanan ekonomi. jelasnya Sementara itu, infl asi pada tahun depan diproyeksikan 2% 4%. Adapun defi sit anggaran ditargetkan sebesar 3% 4% dari produk domestik bruto (PDB) meskipun Perppu No. 1/2020 memberikan keleluasaan defi sit anggaran hingga mencapai 5% untuk periode 2020 2022. Upaya itu dibarengi dengan pelaksanaan disiplin anggaran, yaitu dengan memfokuskan belanja pada sektor yang menjadi prioritas pada tahun depan, yakni sektor kesehatan, bantuan sosial, pendidikan, transfer ke daerah dan dana desa, serta transformasi ekonomi. Pandemi corona memang berpotensi membawa perekonomian Indonesia menuju resesi. Ini sedang kita upayakan untuk tidak terjadi. Memang sangat berat. Namun, kita menghadapi kondisi yang luar biasa dan kita coba atasi, kata Menkeu. Sejalan dengan itu, optimisme juga ditunjukan oleh bank sentral. Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia, akan mengalami perbaikan pada kuartal IV/2020. Sebelum menuju ke sana, terjadi penurunan pada kuartal II dan kuartal III/2020. Hal ini sesuai dengan pola pandemi COVID-19, tegas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur Maret 2020 secara live, Selasa (14/4). Adapun bank sentral memperkirakan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 hanya akan tumbuh 2,3%, karena penurunan ekonomi global dan langkah-langkah pence gahan pandemi berdampak pada aktivitas eko nomi, produksi dan ber dam pak pada penurunan per tumbuhan ekonomi domestik. Namun Perry optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali meningkat pada 2021. Ini akan meningkat lebih tinggi dari 2020. Dimintai pendapatnya, ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah untuk tahun depan bisa dikatakan cukup realistis. Hal itu tidak terlepas dari faktor ekonomi global pada 2021 yang diperkirakan membaik dibandingkan dengan tahun ini yang tertekan akibat pandemi COVID-19. Menurutnya, target itu akan terealisasi selama program pemulihan yang digulirkan pemerintah tepat sasaran. Secara perhitungan statistik pertumbuhan pada 2021 akan mengalami rebound lebih tinggi dengan catatan program recovery yang akan diajukan pemerintah itu tepat sasaran, ujarnya. Menurut dia, keputusan pemerintah yang berfokus pada penanganan sektor kesehatan dan bantuan sosial memang cukup tepat. Di sisi lain yang tak kalah penting adalah mendorong penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat terdampak. Sementara itu, hal yang perlu diwaspadai adalah defi sit anggaran. Target defi sit yang ditetapkan sebesar 3% 4% pada tahun depan dinilai Yusuf cukup ambisius. Pasalnya, dunia usaha masih membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan operasional bisnisnya. Alhasil, setoran pajak juga diprediksi belum akan menggeliat pada tahun depan. Kebutuhan belanja masih sangat besar untuk proses recovery ekonomi. Di sisi lain, pemerintah juga masih belum memaksimalkan penerimaan pajak karena dunia usaha masih melakukan konsolidasi setelah pandemi. (Maria Elena)
Rabu, 15 April 2020 Bisnis Indonesia Hal. 6 Bisnis, JAKARTA Seluruh Dinas Perhubungan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi bersepakat ojek dalam jaringan hanya diizinkan mengangkut barang selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar di wilayah aglomerasi tersebut. Rinaldi M. Azka, Aziz Rahardyan, & Anitana W. Puspa redaksi@bisnis.com. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Polana B. Pramesti menyatakan kesepakatan itu diambil dalam rapat membahas sinergi kebijakan pengendalian transportasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Rapat bersama Dinas Perhubungan tingkat provinsi dan Dinas Perhubungan se-jabodetabek itu dilakukan secara jarak jauh pada Senin (13/4) merespons pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta dan kota sekitarnya. Seluruh peserta rapat sepakat jika selama masa berlakunya PSBB, ojek tidak untuk mengangkut penumpang di seluruh wilayah Jabodetabek, katanya, Selasa (14/4). Untuk Permenhub No.18/2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19, Polana menyatakan secara keseluruhan semangatnya sama dengan aturan sektor kesehatan yaitu mencegah penularan Coronavirus disease 2019 (COVID-19) khususnya di sektor transportasi. Peraturan itu, tegasnya, berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia dengan berbagai kondisi transportasi yang berbeda-beda. Dalam Pasal 11 Permenhub 18/2020 yang membolehkan sepeda motor mengangkut penumpang dimunculkan karena di wilayah tertentu masih terdapat keterbatasan transportasi sehingga sepeda motor masih menjadi tumpuan transportasi. Dia menambahkan sepeda motor dimungkinkan mengangkut penumpang jika memang keadaan sangat memaksa dan tetap harus memenuhi protokol kesehatan. Polana juga mengingatkan perlunya sinergi kebijakan pengendalian transportasi yang akan dibuat atau diterapkan oleh masing-masing daerah di wilayah Jabodetabek selama pemberlakuan PSBB. Dia menyampaikan seluruh daerah sepakat jika aturan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah daerah harus sinkron antara satu dan yang lain. Menurutnya, Jabodetabek merupakan wilayah teraglomerasi yang memiliki keterhubungan mobilitas antarwilayah. Oleh karena itu, dia menambakan perlu keselarasan kebijakan pembatasan transportasi di antara wilayah Jabodetabek agar tidak terjadi permasalahan dan hambatan di lapangan. Pemda, tegasnya, dimungkinkan membuat aturan tersendiri sesuai kebutuhan masing-masing daerah. Yang penting di dalam status PSBB ini, transportasi khususnya angkutan penumpang tidak diberhentikan sama sekali, namun dilakukan pembatasan, ungkapnya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan Ibu Kota tetap melarang ojek online (ojol) untuk mengangkut penumpang selama masa PSBB guna mencegah penyebaran COVID-19. Sejak awal, tegasnya, Pemprov DKI merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bahwa sepeda motor hanya boleh mengangkut barang. Karena itu kita akan meneruskan kebijakan bahwa kendaraan bermotor roda dua bisa untuk mengangkut barang secara aplikasi, tapi tidak untuk angkut penumpang, dan ini akan ditegakkan aturannya, ujar Anies, Senin (13/4). Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut B. Panjaitan menyatakan tak ada polemik terkait dengan ojek online dalam Permenhub No.18/2020. Luhut menyatakan beleid Kemenhub lebih mengatur secara lebih luas. Menurutnya, Pemda diberikan keleluasaan untuk mengatur sendiri kebutuhannya. Misalnya di DKI, dia ngak bolehkan ya silakan, tapi ada Pekanbaru, misalnya, dengan tetap mengacu pada Permenkes ya boleh juga, jelasnya dalam video conference Selasa, (14/4). Luhut menekankan Permenhub No.18/2020 telah dikoordinasikan dengan baik bersama dengan Kementerian Kesehatan hingga Pemprov DKI Jakarta. Namun, Luhut menegaskan kebijakan itu juga akan disesuaikan dengan kondisi perkembangan virus corona. Bila penyebarannya makin meluas, imbuhnya, bukan tak mungkin pelarangan ojek online membawa penumpang sepenuhnya akan dilakukan. KEPENTINGAN BISNIS Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang berpendapat pemda tetap mengacu kepada Permenkes karena izin pemberlakuan PSBB diterbitkan oleh Kemenkes. Sebaiknya Pergub DKI tetap mengacu kepada Permenkes tentang PSBB karena yang mengizinkan pemda dalam berlakukan PSBB adalah Kemenkes bukan Kemenhub, katanya. Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menyebutkan aturan Kemenhub terkait PSBB di bidang transportasi yang membolehkan ojek online mengangkut penumpang ketika PSBB merupakan upaya mengakomodasi kepentingan bisnis aplikator. Seharusnya, Kemenhub dan regulator lainnya fokus pada penyelamatan manusia bukan lagi memasukkan kepentingan bisnis dalam kebijakannya di tengah pandemi COVID-19. Nampak sekali, Pasal ini [dalam Permenhub 18/2020] untuk mengakomodasi kepentingan bisnis aplikator transportasi daring, ujarnya. Dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, dia menilai pemerintah dan masyarakat harus saling mendukung dan bergerak cepat dengan mengesampingkan kepentingan bisnis. Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono tetap berharap agar ojek online dapat menarik penumpang di wilayah yang diberlakukan PSBB, baik DKI Jakarta maupun wilayah penyangganya. Kami tetap mengharapkan ojol bisa menarik penumpang seperti yang tercantum dalam Permenhub No.18/2020, karena transportasi harusnya mengacu ke sana bukan Permenkes, katanya. Bila ojol tetap dilarang mengangkut penumpang di zona PSBB, Igun menyatakan para pengemudi ojol meminta solusi langsung dari Presiden Joko Widodo kendati sudah disiapkan bantuan langsung tunai (BLT). Menurutnya, pengangkutan penumpang berkontribusi paling besar pada pendapatan para ojol. Sejak virus corona merebak, Igun menyatakan penurunan pendapatan pengemudi ojol hingga 50%. Saat status PSBB, pendapatan ojol juga turun hingga 70% dari biasanya.
Rabu, 15 April 2020 Kompas Hal. - Pandemi Covid-19 Belajar di Rumah Peralihan dari kelas-kelas konvensional sebelum era Covid-19 menjadi pemelajaran daring menantang para pendidik keluar dari kotak sempit pendidikan formal, menjelajahi dunia maya dan nyata. Oleh Anita Lie Pandemi Covid-19 memaksa sekolah dan perguruan tinggi beralih ke moda pemelajaran daring. Tak banyak guru dan dosen yang siap dengan peralihan ini. Ketidaksiapan pendidik bukan hanya pada kurangnya keterampilan dalam menggunakan sistem pengelolaan pemelajaran atau platformnya, melainkan juga pada kemampuan merancang dan mengelola pemelajaran dengan moda daring. Demikian pula dengan orangtua yang mesti mendampingi anak belajar di rumah. Pepatah di mana ada krisis di situ ada peluang juga bisa terjadi di sektor pendidikan. Peralihan moda pemelajaran karena keterpaksaan situasi ini bisa membuka kesempatan transformasi proses pendidikan berupa redefinisi sentra pendidikan, esensi proses belajar, dan inovasi pemelajaran. Redefinisi sentra pendidikan Ki Hajar Dewantara pernah menyatakan bahwa sejatinya pendidikan dilaksanakan dalam tiga sentra yang berkaitan: rumah, sekolah, dan masyarakat. Namun, seiring dengan proses modernisasi masyarakat, kesepakatan sakral ini sudah dilanggar. Kesinambungan di antara tiga sentra pendidikan anak sudah hilang dan semua sentra saling menyalahkan atas berbagai fenomena permasalahan anak. Orangtua mengeluh mengenai ketidakmampuan guru mendidik anak mereka. Guru merasa tidak berdaya menghadapi anak-anak dari keluarga yang tidak harmonis atau tidak mendukung nilai-nilai yang diajarkan di sekolah. Orangtua dan guru juga merasa tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat, bahkan memandang masyarakat sebagai sentra yang tidak aman bagi anak (Lie, Kompas, 21/2/2020). Saat ini ketika anak harus dikembalikan ke rumah karena situasi pandemik, orangtua dipanggil untuk melaksanakan tanggung jawab pendidikan yang utama. Guru memberikan materi dan penugasan melalui platform atau aplikasi sistem pengelolaan pemelajaran dengan harapan orangtua perlu terlibat mendampingi anak di rumah. Kesinambungan di antara tiga sentra pendidikan anak sudah hilang dan semua sentra saling menyalahkan atas berbagai fenomena permasalahan anak. Sebenarnya ada banyak sekali sumber belajar di dunia maya yang bisa diakses guru dan orangtua untuk merancang dan mengelola pemelajaran. Bagi keluarga kelas menengah dan atas, akses sumber belajar dan pendampingan seharusnya tidak menjadi masalah asalkan ada kesadaran dan komitmen orangtua untuk mau menjalankan peran sebagai mitra belajar anak. Privilese yang tidak dimiliki keluarga dari kelas bawah tentunya menyulitkan pelaksanaan imbauan belajar di rumah. Ketiadaan akses internet, rendahnya literasi orangtua, serta ketergantungan sebagian orangtua yang harus tetap bekerja bisa menjadi hambatan serius. Pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat perlu memberdayakan dan memfasilitasi keluarga, terutama dari kelas sosio-ekonomi bawah, agar bisa melaksanakan tanggung jawab mereka atas program belajar di rumah. Esensi proses belajar Seperti diungkapkan di media sosial, sebagian orangtua mengeluh dan kewalahan saat mendampingi anak mereka yang belajar di rumah. Seorang ibu menulis, Ibu berubah status menjadi guru kelas, guru agama, guru bimbel, guru piket, petugas klinik, tukang masak dan penjaga kantin, petugas kebersihan dan sekaligus penjaga sekolah. Baru terasa betapa beratnya tugas seorang guru untuk anak-anak kita. Ibu lain dari seorang anak SD menulis, Ma Ini bagaimana. Jawabanku sudah benar, kok, merah (salah). Nulis pangkat 4-nya bagaimana? Level emosi naik. Pusing, deh. Kepusingan orangtua dalam mendampingi anak belajar dari rumah menunjukkan ketidakterhubungan materi yang diajarkan di sekolah dengan kehidupan nyata. Di sekolah anak belajar dan kemudian diuji, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, orang mengalami ujian dan belajar dari ujian tersebut. Perbedaan mendasar itu menimbulkan pertanyaan tentang relevansi dan esensi pendidikan formal. Keterlibatan orangtua mendampingi anak belajar dari rumah bisa menjadi kesempatan menghubungkan kembali materi pemelajaran di sekolah dengan kehidupan sehari-hari. Dengan bekal pengalaman hidup, orangtua mempunyai peluang untuk menangkap teachable moment ketika ada peristiwa atau contoh dalam kehidupan sehari-hari yang bisa menjadi bagian materi pemelajaran. Misalnya saja, pandemik Covid-19 ini bisa menjadi materi bagi pemelajaran soal klasifikasi virus dalam biologi, statistik sebaran dan pertumbuhan eksponensial dalam matematika, beberapa pandemi sebelumnya dalam sejarah, serta harmoni iman dan pengetahuan dalam pelajaran agama. Inovasi pemelajaran Program belajar di rumah bisa menjadi pengungkit gerakan Merdeka Belajar yang diserukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Peralihan dari kelas-kelas konvensional sebelum era Covid-19 menjadi pemelajaran daring menantang para pendidik keluar dari kotak sempit pendidikan formal, menjelajahi dunia maya dan nyata. Jejaring sumber daya global yang tak terbatas menanti penjelajahan para guru dan peserta didik untuk menemukan terobosan baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Sebagai contoh, Creative Commons (https://creativecommons.org/ about) adalah organisasi nirlaba yang membantu orang dan organisasi berbagi pengetahuan dan kreativitas untuk membangun dunia yang lebih adil, bisa diakses, dan inovatif. Di rumah pun, orangtua bisa menemukan terobosan baru dalam inovasi pemelajaran dan berkontribusi melalui metode-metode yang sulit dilaksanakan di sekolah karena berbagai keterbatasan dan aturan. Metode pemelajaran semacam problem-based learning dan project-based learning menemukan ruang merdeka yang lebih berdaya dalam lingkungan rumah. Program belajar di rumah bisa menjadi pengungkit gerakan Merdeka Belajar yang diserukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan, beberapa sekolah nonkonvensional di beberapa negara maju dan juga di Indonesia telah meninggalkan bangunan kelas berjajar yang dipandang seperti pabrik dan menggunakan model rumah sebagai lingkungan belajar. (Anita Lie, Guru Besar FKIP Unika Widya Mandala, Surabaya)
Rabu, 15 April 2020 Kompas Hal. - JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun di masa pandemi Covid-19. Menurut Sri Mulyani, di kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi hanya 0,3 persen dan bahkan berpotensi minus 2,6 persen. Hal itu disampaikan Sri Mulyani usai rapat sidang kabinet bersama Presiden Joko Widodo melalui konferensi video, Selasa (14/4/2020). "Kita lihat kuartal II adalah kuartal paling berat. Dimana pertumbuhan ekonomi bisa turun di 0,3 persen, hampir mendekati nol, atau bahkan negatif growht di minus 2,6 persen," ujar Sri Mulyani. Namun, ia mengatakan ada potensi ekonomi kembali tumbuh di kuartal III. Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini memprediksi akan ada perbaikan sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 1,5 hingga 2,8 persen. Meski demikian, ia menambahkan tidak tertutup kemungkinan pada kuartal III pelemahan terjadi sehingga pertumbuhan tetap minus. "Kalau kita kondisi berat panjang, kemungkinan akan terjadi resesi dimana dua kuartal berturut-turut GDP (Gross Domestic Product) bisa negatif. Ini sedang kita upayakan untuk tidak terjadi. Memang sangat berat, namun ini kita menghadapi kondisi yang luar biasa dan kita coba atasi," lanjut ujar Sri Mulyani. Sebelumnya Presiden Joko Widodo blak-blakan soal proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bakal turun tajam di masa pandemi Covid-19. "Kita harus bicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam. Tapi ini bukan hanya terjadi di negara kita tapi juga di negara lain juga sama, mengalami hal yang sama," ujar Jokowi. Ia menambahkan hampir semua negara di dunia dan berbagai lembaga internasional baik International Monetary Fund (IMF), dan bank dunia sudah memprediksi ekonomi global 2020 akan memasuki periode resesi. Mulanya Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada 2020. Jokowi mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi internasional akan akan tumbuh negatif 2,8 persen di 2020. Meski demikian Jokowi mengatakan semua pihak harus optimistis menghadapi tantangan tersebut. "Kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario. Kita tidak boleh pesimis dan tetap harus berikhtiar, bekerja keras untuk pemulihan-pemulihan. Baik pemulihan kesehatan, pemulihan ekonomi, dan Insya Allah kita bisa," lanjut Presiden.
Rabu, 15 April 2020 Kompas Hal. 0 JAKARTA, KOMPAS Program Belajar dari Rumah yang disiarkan di Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) sejak Senin (13/4/2020) mendapat respons orangtua dan sekolah. Mereka sepakat konten semacam itu perlu diperkaya dan dikemas lebih atraktif dengan durasi lebih panjang serta kualitas siaran yang bagus. Fotografer asal Yogyakarta, Desi Suryanto, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (14/4/2020), mengatakan, kedua anaknya, Lintang (9) dan Langit (7), turut menonton konten program Belajar dari Rumah di TVRI selama dua hari terakhir. Kemarin, anak-anaknya menonton tayangan belajar operasi bilangan cacah. Kemarin lusa, mereka menonton tentang kegiatan mengisi waktu luang. Di dalam konten tersebut memang diberikan tugas, tetapi hanya sesekali dikerjakan karena sinyal kurang baik sehingga gambar kurang bagus dan soal tidak terbaca. Apabila ada soal yang terbaca di layar, kami segera membantu anak memotret dan dikerjakan di lain waktu, ujar Desi. Menurut dia, guru Lintang dan Langit menyarankan menonton program Belajar dari Rumah, tetapi tidak meminta mereka mengumpulkan tugas yang ada di konten program. Sebagai orangtua, dia menilai program itu jadi tambahan anak belajar. Apalagi selama satu bulan pembelajaran jarak jauh (PJJ), soal-soal jarang diberikan kepada siswa. Hanya saja, program Belajar dari Rumah memiliki kekurangan. Salah satunya adalah jam tayang berlangsung bersamaan dengan waktu orang bekerja. Situasi itu cukup mengganggu bagi orangtua bekerja seperti dirinya. Dia menyarankan agar LPP TVRI membuat siaran ulang malam hari sehingga orangtua bisa menonton dan menyampaikan kepada anak. Kami (dia dan istri) tidak menjalani bekerja di rumah, maka kami harus berbagi waktu mendampingi anak belajar. Jam biologis berubah dan aktivitas dapur dibuat semakin pagi agar bisa mendampingi anak belajar sebelum berangkat kerja, ceritanya selama satu bulan PJJ. Rasendriya Razqa, siswa kelas II SD Labschool Cibubur, turut menonton konten Gemar Matematika bersama Pak Ridwan dan film kartun Sahabat Pelangi Ayo Memancing. Untuk film kartun, dia ikut mengerjakan soal yang diberikan. Namun, saat konten Gemar Matematika bersama Pak Ridwan, dia kesulitan mencatat materi dan soal. Hal ini dikarenakan pemateri terlalu cepat menyampaikan. Wati, ibu dari Kevin Harli dan Sarah Kirana, mengatakan, dirinya mendapat info program Belajar dari Rumah di TVRI dari berita media massa dan grup Whatsapp wali murid. Kevin Harli duduk di kelas VIII SMP. Sementara Sarah Kirana duduk di kelas III SD. Menonton program Belajar dari Rumah di TVRI adalah perintah wali kelas. Perintah itu disebar di Whatsapp grup wali murid. Orangtua siswa wajib memfoto atau merekam dalam format video sebagai bukti menonton, kata Wati. Oleh karena itu, dia mau tidak mau harus mendampingi anak menonton sampai ikutan memantau anak mengirim tugas ke guru. Kendalanya, sinyal TVRI tidak jernih sehingga Wati kesulitan mencari gelombang kanal. Situasi ini kalah dengan stasiun televisi swasta yang sinyalnya selalu jernih dan gambarnya bersih. Dia pun menyarankan agar konten program Belajar dari Rumah dibuat lebih atraktif bagi anak-anak, terutama sekolah dasar. Hal tersebut bertujuan agar anak mau menonton sampai selesai. Kalau kontennya tidak atraktif, anak cepat bosan sehingga kami harus menemani menonton sampai tayangan selesai. Selama PJJ, anak-anak semakin manja. Ada saja alasan mereka buat menunda belajar dan mengerjakan tugas, kata Wati. Lebih terjangkau Guru kelas VIA SDN 25 Pekanbaru, Riau, Tri Heni Endang Rochana Pamiluwati, menceritakan, guru telah berusaha dengan berbagai cara memberikan pembelajaran di tengah pembatasan sosial karena Covid-19. Dengan PJJ daring, para siswa terkendala pembelian pulsa dan keterbatasan gawai. Sementara dengan sistem pemberian tugas pembelajaran seminggu sekali, orangtua juga harus mengambil dan mengembalikan tugas belajar anak ke sekolah. Oleh karena itu, kehadiran konten program Belajar dari Rumah di TVRI menjawab persoalan-persoalan tersebut. Jenis konten yang disiarkan dinilai bagus, tepat sasaran, dan edukatif. Tri telah menyusun arahan pembelajaran beserta tugas dari program Belajar dari Rumah di TVRI selama seminggu. Guru seperti kami bisa ikut belajar menambah wawasan karena kontennya dibuat oleh pakar. Orangtua yang sudah mendapat sosialisasi menonton dari guru pun mendapat tambahan pengetahuan, ujarnya. Menurut Tri, selama dua hari konten program Belajar dari Rumah di TVRI berjalan, terdapat kekurangan teknis penyajian. Misalnya, jam tayang konten berubah tidak sesuai dengan informasi awal yang diberikan Kemdikbud. Kendati sudah ada pemberitahuan perubahan, itu pun hanya lewat tulisan berjalan dan kerap terabaikan. Kepala SMP Negeri 2 Kendal, Jawa Tengah, Supardi mengatakan, bagi sekolah yang dia pimpin, program Belajar dari Rumah di TVRI bersifat tambahan. Guru tetap dibiarkan berkreasi model pengajaran. Di Kendal, PJJ telah berlangsung sejak 16 Maret. Berdasarkan arahan dinas pendidikan dan kebudayaan, PJJ tidak boleh memberatkan siswa dan orangtua, bermakna, menyenangkan, dan pendidikan kecakapan hidup. Berangkat dari arahan itu, SMP Negeri 2 Kendal telah menyusun pembelajaran yang lebih bersifat tematik pada Senin-Jumat. Misalnya, cara hidup sehat di tengah pandemi Covid-19. Pembelajaran yang lebih bersifat tematik merupakan tindak lanjut aspirasi siswa dan orangtua. Anak-anak tetap menonton konten program Belajar dari Rumah TVRI, tetapi kami sinergikan aktivitas itu dengan pembelajaran internal. Sifat siaran di TVRI, kan, juga tematik, ujar Supardi. Pelaksana Tugas Direktur Utama LPP TVRI Supriyono, saat dihubungi terpisah, mengklaim, coverage populasi TVRI saat ini mencapai lebih dari 78 persen dari total penduduk Indonesia. Ini merupakan coverage terluas dibandingkan dengan stasiun televisi lainnya. Durasi konten program merupakan kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta disepakati oleh TVRI dalam sistem kerja sama. Produksi pun dilakukan oleh pihak Kemdikbud. LPP TVRI hanya menyiarkan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Program Belajar dari Rumah merupakan siaran free to air atau terestrial. Tidak ada bentuk kerja sama untuk siaran ulang, kata Supriyono. Sebelumnya, komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, mengatakan, pihaknya mengapresiasi terobosan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam menyiapkan PJJ. Terobosan itu mulai dari penyediaan platform Rumah Belajar, Guru Berbagi, diperbolehkannya dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk subsidi beban pulsa seluler, penerbitan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, sampai program Belajar dari Rumah di TVRI. Namun, masih ada persoalan inti yang belum terpecahkan secara optimal. Salah satunya adalah adanya sekolah dan dinas pendidikan tertentu yang masih tetap menuntut siswa menuntaskan capaian seluruh kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan. Padahal, hal itu sama sekali tidak dianjurkan sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud No 4/2020. KPAI merekomendasikan agar Kemdikbud mengeluarkan peraturan khusus tentang kurikulum dalam situasi darurat. Implementasinya mirip saat kejadian gempa Palu dan Lombok beberapa waktu lalu, yakni sekolah memakai materi ajar sebelum bencana sebagai bahan untuk ujian kenaikan kelas. Apabila ada panduan khusus, bukan sekadar surat edaran, kami yakin dinas dan sekolah cepat mematuhi, ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud Awaluddin Tjalla mengatakan, usulan KPAI perlu ditelaah lebih jauh. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, hal terpenting adalah anak-anak senang belajar. Anak-anak harus dipahami bahwa dirinya belum terbiasa PJJ. Oleh karena itu, sekolah dan guru perlu berperan optimal menyusun kegiatan pembelajaran harian ataupun mingguan beserta strategi penyampaian, ujarnya. Menurut Awaluddin, Kemdikbud selalu menekankan belajar di rumah fokus pada literasi, numerasi, dan penumbuhan karakter anak. Kepala sekolah dan guru perlu kreatif dan inovatif mengelola materi. Baca juga: Suka Duka Belajar di Rumah Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, konten program itu berfungsi alternatif belajar di tengah pandemi Covid-19. Keberadaan konten program pun dimaknai sebagai upaya Kemdikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua
kalangan masyarakat pada masa darurat Covid-19. Dia menyadari bahwa belajar menyenangkan merupakan isu terbesar di dunia pendidikan Indonesia. Isu ini bahkan telah terjadi sebelum PJJ karena Covid-19. Oleh karena itu, survei karakter yang, menurut rencana, mulai tahun depan akan menanyakan praktik-praktik pedagogi yang telah berjalan. Nadiem mengatakan, pihaknya akan terus memonitor pelaksanan pembelajaran. Pihaknya tidak akan serba mengatur ataupun intervensi. Dia menjelaskan, di dalam Surat Edaran No 4/2020 telah disebutkan ujian nasional tahun 2020 dibatalkan, termasuk uji kompetensi keahlian 2020 bagi sekolah menengah kejuruan. Ujian sekolah ataupun akhir semester untuk kenaikan kelas dirancang untuk aktivitas pembelajaran bermakna dan tidak perlu mengukur ketuntasan kurikulum. Dengan arahan seperti itu, dia menilai, sekolah semestinya menjadi lebih kreatif menyelenggarakan pembelajaran.
Rabu, 15 April 2020 Kompas Hal. 13 Pembatasan sosial berskala besar mengakibatkan pengojek hanya boleh melayani permintaan membeli makanan dan mengantar paket. Itu pun tidak banyak. Oleh LARASWATI ARIADNE ANWAR Zulkifli berdiri di trotoar di depan jajaran ruko di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2020). Ia mengenakan jaket bernuansa hijau bertuliskan nama beserta logo perusahaan operator ojek daring tempatnya bekerja. Tangannya melambai-lambai kepada para pejalan kaki yang melintas. Neng, ojek, Neng, kata ayah dua anak itu. Para pejalan kaki tak menghiraukannya. Wajah-wajah bermasker itu menunduk dan berjalan terburu-buru menuju Stasiun MRT Sudirman. Zulkifli hanya memandang pasrah, yang penting ia terus berusaha. Sudah lima hari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung di Jakarta. Demi memutus rantai penularan penyakit akibat virus korona baru atau SARS-CoV-2, warga diminta tidak beraktivitas di luar rumah, kecuali sektor-sektor strategis, seperti kesehatan, telekomunikasi, dan pemerintahan yang harus tetap beroperasi. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 33 Tahun 2020 mengenai PSBB menegaskan bahwa apabila masyarakat memang harus keluar rumah untuk urusan-urusan mendesak diharapkan memakai kendaraan pribadi dengan syarat hanya boleh diisi separuhnya. Angkutan umum, seperti Transjakarta, MRT, dan LRT sudah sejak pertengahan bulan Maret menerapkan pembatasan fisik. Angkutan umum roda dua seperti ojek daring dilarang membonceng penumpang. Izin mereka hanya untuk mengantar barang atau melayani pemesanan makanan melalui aplikasi. Saya sebenarnya juga ngeri mau ngangkut penumpang, tetapi mau gimana lagi? Kalau cuma mengandalkan pesanan mengantar makanan sama barang, sudah empat hari ini tidak ada order. Saya, kan, tetap harus membayar kontrakan dan cicilan (sepeda) motor, tutur Zulkifli. Aplikasi ojek daring Grab dan Gojek telah mematikan fitur antar jemput penumpang. Namun, para pengemudi ojek yang terdesak kebutuhan ekonomi tetap nekat menawarkan jasa mengantar penumpang. Caranya dengan sistem ojek pangkalan, yaitu menawarkan langsung kepada para pejalan kaki yang lalu lalang di depan motor mereka. Kadang-kadang mereka berhasil mendapat penumpang yang juga nekat karena malas berjalan kaki. Menghindari razia Zulkifli mengatakan, mereka harus pandai memutar otak karena pada masa PSBB polisi, TNI, dan satuan polisi pamong praja menggelar razia di jalan-jalan besar. Ia harus mengambil jalan-jalan kecil, yaitu memasuki perumahan hingga gang-gang perkampungan untuk menghindari mata para aparat penegak hukum. Memang agak jauh dan berputar-putar. Ia dan penumpang sepakat jika menemui razia, penumpang bersedia turun dari sepeda motor dan melanjutkan dengan berjalan kaki atau moda transportasi lain. Para pengojek daring menunggu makanan yang dipesan oleh pembeli melalui aplikasi selesai dibungkus di kawasan ruko Pondok Indah, Jakarta, Rabu (14/4/2020). Pembatasan sosial berskala besar mengakibatkan pengojek hanya boleh melayani permintaan membeli makanan dan mengantar paket. Itu pun tidak banyak. Ageh, pengemudi ojek daring di Lebak Bulus, menjelaskan, Ageh dan rekannya rata-rata hanya mendapat satu pesanan setiap hari. Pendapatan mereka berkisar Rp 20.000-Rp 40.000. Padahal, dalam kondisi normal biasanya ia mendapat 25 hingga 30 pesanan per hari. Kondisi paling ramai yang pernah ia alami ketika PSBB adalah mendapat tujuh pesanan dalam satu hari. Kejadian itu bak durian runtuh di masa ekonomi lesu ini. Menurut dia, pola pengalokasian pesanan dari klien berbeda dengan situasi normal. Biasanya, para pengemudi yang fokus menerima dan mengantar pesanan makanan mangkal di area yang memiliki banyak tempat makanan. Pesanan yang masuk oleh sistem komputer perusahaan diarahkan kepada pengemudi berjarak paling dekat dengan restoran yang dituju. Pada masa PSBB perusahaan membagi-bagi pesanan. Misalnya, jika Ageh pada hari ini sudah menerima satu pesanan, ketika ada pesanan baru yang meskipun restoran tujuan ada di dekatnya, akan diberikan kepada pengemudi lain yang belum mendapat pesanan. Saya ngerti sistem ini supaya kami para driver bisa minimal dapat satu pesanan sehari. Cuma masalahnya banyak tempat makan yang tutup dan pesanan pada dasarnya berkurang jauh, ujarnya. Meminta bantuan Para pengemudi ojek daring bertanya-tanya jika nama mereka masuk ke dalam daftar penerima bantuan sosial dari pemerintah. Ivan, warga Cipinang, mengatakan, dia mendengar kabar wilayahnya akan dibagikan bantuan pada Rabu (15/4/2020). Namun, ayah satu anak balita ini belum memastikan bahwa namanya masuk ke dalam daftar warga miskin dan rentan miskin yang disokong oleh pemerintah. Di rumah enggak ada sosialisasi. Mungkin pemerintah bisa kerja sama dengan perusahaan ojek daring supaya kami juga bisa menerima bantuan. Datanya memakai data perusahaan, tuturnya. Pada kesempatan yang berbeda, pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung, mengatakan, di masa ekonomi yang mengalami penurunan produktivitas, satu-satunya jalan keluar bagi para pengemudi ojek daring ialah menerima bantuan dari pemerintah. Segala aturan hendaknya bertujuan memutus penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu, sudah tepat jika pemerintah melarang ojek membawa penumpang karena jelas melanggar aturan penjarakan fisik. Akan tetapi, harus ada jaring pengaman yang ditebar agar para pengemudi tidak tertekan ekonomi. Alternatif memberdayakan pengojek dengan menjadi pengantar paket kebutuhan pokok dari pemerintah bisa dipertimbangkan.
Rabu, 15 April 2020 Seputar Indonesia Hal. - JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut akan ada penurunan dana transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) pada tahun ini. Pasalnya, saat ini seluruh anggaran dan juga fokus pemerintah adalah untuk penanganan virus corona (Covid-19). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pada tahun ini dana TKDD akan dilakukan pemotongan sebesar Rp94 triliun. Angka ini mengalami penurunan sekitar 10% dari anggaran TKDD semula. "Di dalam surat edaran bersama kami dengan Kemendagri, kami menyampaikan kepada daerah situasi pemotongan TKDD itu sekitar Rp94 triliun," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (15/4/2020). Menurut dia, turunnya TKDD dikarenakan adanya penurunan pada penerimaan perpajakan. Sehingga, dirinya dirasa perlu untuk melakukan penyesuaian pada pos-pos anggaran yang kurang dirasakan langsung dan dialihkan untuk penganan virus corona. "Kita melakukan penyesuaian akibat adanya penurunan penerimaan pajak kita," tukasnya. Dia menambahkan, pemotongan TKDD juga akan dilakukan dengan hati-hati. Mengingat, ada beberapa daerah yang memiliki kapasitas fiskal yang mumpuni. "Seperti tadi disebut ada yang memiliki kapasitas fiskal bagus dan ada yang sangat kecil. Tentu kita akan adjust pemotongan berdasarkan kapasitas masing-masing," pungkasnya.