Peran Kepala Desa Sebagai Administrator Pembangunan Di Desa Mattirowalie Kecematan Maniangpajo Kabupaten Wajo

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULAN. Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SELANGKAU KECAMATAN KALIORANG KABUPATEN KUTAI TIMUR

MADE WIDHITAMA HARIANTO

I. PENDAHULUAN. pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap

PERAN KEPALA KAMPUNG DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI KAMPUNG BIATAN LEMPAKE KECAMATAN BIATAN KABUPATEN BERAU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA MUARA MUNTAI ILIR KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan yang dapat berjalan secara efisien dan mandiri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan guru-guru. Guru sebagai fasilitator dan motivator secara berkesinambungan harus

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DESA

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA LONG BELIU KECAMATAN KELAY KABUPATEN BERAU. Ryan Permana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i KATA SAMBUTAN..iii DAFTAR ISI...iv

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN KEPALA DESA SEBAGAI PELOPOR PEMBANGUNAN. Dra. T. IRMAYANI Msi Fakultas FISIPOL Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA. (Studi Kasus di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional, yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan asas desentralisasi dalam

Pelaksanaan Program Pembangunan Fisik di Desa Gunungsari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Anis Karnita ABSTRAK

PERAN KEPEMIMPINAN OPO LAO DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Riung Kabupaten Talaud)

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

ROSI YULIAWATI ABSTRAK

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam sistem dan struktur pemerintahan daerah. Undang-Undang No. 5

*Romanus **La Tarifu ***Saidin

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang berarti

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN DESA MALUHU DI KECAMATAN TENGGARONG Oleh : Syafliansyah

KOORDINASI CAMAT SECARA VERTIKAL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH KECAMATAN NANUSA KABUPATEN TALAUD. Oleh : Serly Rosali Tawatuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

PENGAWASAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM KOTA (UMK) OLEH DINAS TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN SWASTA DI KOTA BANJAR INE NITA ABSTRAK

POLA PEMBIAYAAN SISTEM KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) TERHADAP PENINGKATAN PROFITABILITAS PADA DEVELOPER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Hal ini dapat dipastikan bahwa desa memiliki potensi yang

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan

I. PENDAHULUAN. banyak dilaksanakan rnelalui program-program yang sentralistik serta diterapkan secara seragam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bentuk penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang

STANDAR PELAYANAN MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DI KABUPATEN BUOL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA

Peran Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Desa Tanjung Keranjang Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bukan hanya untuk lapisan tertentu. Pembangunan juga harus

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah dilaksanakan dalam rangka menepakan asas

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat yang tradisional, dengan keadaan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar

ARTIKEL. Oleh : YUHANIS H0A PROGRAM STUDI D IV MANAJEMEN PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JAMBI KAMPUS SAROLANGUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan)

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya daerah Indonesia terdiri atas beberapa. daerah/wilayah provinsi dan setiap daerah/ wilayah provinsi terdiri

PERAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN POSIGADAN. Abdul Latif. Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang dihasilkan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan berupa gambaran dan kata-kata. 1

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Repository Universitas Negeri Makassar Peran Kepala Desa Sebagai Administrator Pembangunan Di Desa Mattirowalie Kecematan Maniangpajo Kabupaten Wajo Ambo Asse 1, prof. Dr.H. haedar Akib 2, Muh. Nasrullah 2 ABSTRAK Ambo Asse 2018. Peran Kepala Desa sebagai Administrasi Pembangunan di Desa Mattirowalie Kacamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran kepala desa sebagai administrator pembangunan di desa Mattirowalie Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah 3 orang dan penelitian ini terdapat tiga deskripsi focus yaitu (1) Motivator (2) Fasilitator dan (3) Mobilisator. Teknik analisis data adalah kondensasi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Hasil penelitian menunjudkan bahwa, Peran Kepala Desa sebagai Administrator Pembangunan di Desa Matirowalie Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo berada dalam kategori baik, selaku pemerintah desa sudah menjalankan peranya sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator sesuai dengan tugas, wewenang dan fungsinya sebagai Administrator pembangunan Desa. PENDAHULUAN 1 Alumni program studi pendidikan administrasi perkantoran FIS UNM 2 Dosen Program studi Pendidikan Administrasi Perkantoran UNM

Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang berkesinambungan ke arah kemajuan yang lebih baik. Dengan pelaksanaan pembangunan yang dikerjakan, perlu memacu pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, membangkitkan prakarsa dan peran aktif masyarakat serta untuk meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, serta memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa. Pernerintah desa atau disebut juga Pemdes adalah lembaga pernerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini di atur melalui Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang pemerintahan desa yang di terbitkan untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat 1 Undang-undang 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti tertuang pada paragraph 2 pasal 14 ayat (1), adalah kepala desa yang bertugas rnenyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan 3. Pemerintah atau swasta yang mempengaruhi keberadaan peran serta masyarakat tidak satupun yang dapatberkesinambungan. Demikian pula faktordemografi, seperti usia, agama, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan (tingkat ekonomi) dan sebagainya yang merupakan faktor yang tidak dianggap dapat mempengaruhi peran serta masyarakat. Satu-satunya faktor dari masyarakat yang masih mungkin dapat melakukan dorongan/motivasi secara berkesinambungan adalah faktor tokoh masyarakat yang dalam hal ini adalah kepala desa. 3 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Tentang desa

Untuk mencapai tujuan pembangunan Nasional maka diperlukan pembangunan manusia Indonesta seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang meliputi pusat sampai ke daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai perpanjangan tangan pernerintah pusat dalarn proses pernbangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat pemerintah daearah diharapkan mengakomodir, mengelola, dan memberdayakan potensi-potensi yang ada di daerahnya masing-masing secara maksimal, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di daerah. Tujuan dari otonomi daerah secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa yang beragam di dalam bingkai Negara Republik Indonesia dan salah satunya adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan di daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan Kesatuan bangsa. Pemerintah daerah sebagai perangkat pemerintah pusat dalam proses pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah harus ma.mpu mengakomodir, mengelola, dan memberdayakansumber-sumber yang ada secara keseluruhan di daerahnya masing-masing, baik sumber daya alam yang ada maupun sumber daya manusia yang ada di daerah. Dengan demikian salah satu bagian dalam sistem pembangunan daerah adalah penyelenggaraan pembangunan desa yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa yang merupakan pelaksana pembangunandalam pemerintahan Indonesia sesuai dengan pelaksanaan otonomi daerah. Keberhasilan atau kegagalan peningkatan pembangunan di desa sangat ditentukan oleh kinerja kepala desa, yang sejauh mana kepala desa dalam merencanakan, menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, komunikasi, pengorganisasian, pelaksanaan, dalam kaitannya dengan

manajemen. Berkaitan dengan hal tersebut bangsa Indonesia melakukan serangkaian kegiatan yang dilak.sanakan secara berencana menyeluruh terpadu dan terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu meningkatkan kemampuan Nasional dalam masyarakat dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan bangsa lain yang dikenal dengan pembangunan Nasional. Peran Kepala Desa dalam pembangunan wilayah pedesaan memiliki fungsi yang sangat strategis, sehingga kehadirannya dalam berbagai aktivitas pembangunan tidak dapat dihindari lagi. Ini berarti pemimpin harus memiiiki idealisme kuat, serta dia harus dapat menjelaskan citacitanya kepada masyarakat dengan cara sejelas mungkin, mengikuti kehendak yang dibentuk masyarakat, serta perkembangan masyarakat. Permana (2014:22) menyatakan bahwa: Peran seorang kepala desa adalah hal yang sangat penting, karena posisinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di desa, yang berhak atas keputusan mengayomi masyarakatnya sehingga turut bekerja sama dalam pembangunan itu sendiri. 4 Pembangunan Nasional yang multi dimensi secara pengelolaatmya melibatkan segenap aparat pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa. Komponen atau aparat dimaksud hendaknya memiliki kemampuan yang optimal dalam peiaksanaan tugasnya. Tepatlah kiranya jika wilayah desa menjadi sasaran penyelenggaraan aktifitas pemerintahan dan pembangunan, mengingat pemerintahan desa merupakan basis pemerintahan terendah dalam struktur pemerintahan Indonesia yang sangat menentukan bagi berhasilnya ikhtiar dalam pembangunan nasional yang menyeluruh karena pemerintah desa beserta aparatnya adalah sebagai administrator penyelenggara utama aktifitas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maupun sebagai pembina ketentraman dan ketertiban di wilayah kekuasaannya. 4 Permana R, 2004, Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembangunan Di Desa Long Beliu Kecematan Kelay Kebupaten Berau. (internet)

Keberadaan aparat desa yang juga diserahi tugas di bidang administrasi seperti mengumpulkan, mengolah dan merumuskan bahan kebijakan pemerintah, menduduki posisi yang sangat penting karena sebagai organ pemerintahan yang mengetahui secara pasti segala kondisi dan permasalahan yang ada di wilayahnya, maka input pada pemerintah desa yang menyangkut berbagai keterangan dan informasi sangatlah dibutuhkan dalam pengambilan kebijaksanaan daerah maupun Nasional untuk kebutuhan pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi masyarakat adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun secara berkelompok maupun masyarakat untuk menyatukan kepentingan atau keterkaitan mereka terhadap organisasi atau masyarakat dalam rangka mencapai tujuan masyarakat tersebut. Partisipasi dapat di definsikan sebagai keterlibatan mental/piktran dan emosi/perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Pada dasarnya partisipasi masyarakat desa sangat dibutuhkan dalam pernbangunan desa, maka perlu ditingkatkan sumber daya manusia dan berkualitas penduduk desa yang makin mantap. Hal itu harus didukung adanya kesadaran masyarakat desa tentang perlunya pendidikan sebagai dasar untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang selalu tahu teknologi sehingga dimungkinkan pembangunan nasional akan lebih maju karena didukung oleh masyarakat yang berkualitas dan memiliki pengetahuan yang luas. Pembangunan nasional sebagai proses peningkatan kemampuan manusia untuk menentukan masa depannya, mengandung arti bahwa warga masyarakat perlu dilibatkan dalam proses tersebut, yaitu warga masyarakat perlu berperan serta dalarn menyukseskan

pembangunan, khususnya dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan. Adisasmita (2 006:34) mengemukakan bahwa: Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam pembangunan (pedesaan) merupalcan aktualisast dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalarn implementasi program atau proyek yang dilaksanakan. 5 Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan menjadi pusat perhatian pemerintah karena daerah pedesaan merupakan bagian integral dari Negara kesatuan Republik Indonesia. Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat desa berarti melaksanakan amanah dari cita-cita kemerdekaan dan merupakan kewajiban warga Negara dalam mengisi kemerdekaan. Hal itu juga tidak terlepas dari keberadaan Kepala Desa sebagai pemimpin dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa pada dasarnya merupakan panutan dan penuntun serta memberi motivasi bagi masyarakat. Berdasarkan observasi awal di Kantor Desa Mattirowalie Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo pada hari Kamis, tanggal 01 Juli 2017 diketahui bahwa peran Kepala Desa sebagai Administrator Pembangunan menjadi penting manakala ia dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator, maupun untuk mengarahkan warganya dan juga perangkat desa lainnya dalam rangka Pembangunan Desa dan melaksanakan Pemerintahan Desa dan untuk mencapai tujuan pembangunan desanya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul "Peran Kepala Desa Sebagai Administrator Pembangunan di Desa Mattirowalie Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo". METODE PENELITIAN 5 Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaaan dan Perkotaan. Yokyakarta Grahailmu. Hal 34

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono mendefinisikan "Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antar variabel satu dengan variabel lainnya'' 6. Sugiyono mengemukakan bahwa: Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktifikualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi. 7 Tipe deskriptif dipilih dalarn penelitian ini karena sangat sesuai untuk digunakan dalam meneliti mengenai peran Kepala Desa sebagai administrator pembangunan di Desa Mattirowalie Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo, dimana penelitian ini didasarkan pada peristiwaperistiwa yang terjadi pada saat melakukan penelitian kemudian menganalisanya dan membandingkan dengan kenyataan yang ada dengan teori, selanjutnya menarik kesimpulan. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah peran Kepala Desa sebagai administrator pembangunan yang diukur melalui tiga diskripsi fokus yang terdiri atas: 1) Motivator, 2) Fasilitator, 3) Mobilisator. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN NO INDIKATOR HASIL PENELITIAN 6 Sugiono 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Pusat Bahasa Dediknas, Hal 11 7 Sugiono.2014. Metode Penelitain Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:CV. Alfabeta. Hal 9

PENELITIAN Motivator Sangat berparan Berperan Cukup berperan Tidak berperan Fasilitator Mobilisator Tabel : Data Primer yang Diolah 2018 Dari tabel diatas dapat dektahui bahwa kepala desa berperan sebagai motivator bagi aparat desa maupun warganya. Posisi kepala desa cukup berperan sebagai fasilitator bagi warganya, dan berperan sebagai mobilisator bagi warganya, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Peran Kepala Desa Sebagai Motivator pentingnya peranan motivator dalam proses pembangunan desa dan perlu dipahami oleh pemerintah desa dalam hal ini adalah Kepala Desa di Desa Mattirowalie agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada masyarakat desa setempat. Kepala desa sebagai motivator harus mampu memotivasi warga untuk aktif serta dalam pelaksanaan pembangunan sehingga pembangunan yang ingin dicapai nantinya dapat terlaksana dengan baik tanpa ada perselisihan diantara pemerintah desa dengan masyarakat setempat, sebagai Kepala Desa harus mampu memberikan dorongan terhadap masyarakat aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan sehingga nantinya mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan masyarakat desa dalam meningkatkan pembangunan desa. Sebagai Kepala Pemerintahan Desa dalam hal ini sebagai motivator telah bekerja sama dengan masyarakat dalam hal ini yaitu bersama-sama dalam meningkatkan pembangunan desa dengan cara memberikan doromgam-dorongan kepada warga, di sini dapat dilihat bahwa

dorongan Kepala Desa selalu dilakukan dengan tujuan bahwa hal tersebut memberikan kesadaran kepada masyarakat desa khususnya Desa Mattirowalie akan pentingnya kerja sama dalam sebuah proses pembangunan. Selain itu, dengan hal tersebut tentunya mendapat respon yang positif dari masyarakat Desa Mattirowalie karena dorongan dan bimbingan dari Kepala Desa sangat diperlukan dan dinantikan oleh masyarakat desa. Hal ini terlihat bahwa peran Kepala Desa sebagai motivator telah memberikan motivasi atau dorongan kepada warga desa untuk ikut dalam kegiatan pembangunan desa. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan data hasil penelitian ini di simpulkan sebelumnya mengenai Peran Kepala Desa Sebagai Administrator Pembangunan di Desa Mattirowalie Kecematan Maningpajo Kebupaten Wajo, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa peran Kepala Desa sebagai Administrator Pembangunan sudah berjalan dengan baik, selaku pemerintah desa sudah menjalankan perannya sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator sesuai dengan tugas, wewenang dan fungsinya sabagai administrator pembangunan desa DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pelaksanaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Adisasmita, 2006. Pembangunan Kota Optimum, Efesienden Mandiri.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ali, Muhammad 1985. Penelitian Kependidikan Prosudur Dan Strategi, Bandung: Angkasa. Ali, Muhammad, 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, Bandung: Angkasa Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara. -Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta Arikanto, Suharsimi. 2010. Prosedurpenelitian: Suatu Pendekatan Praktis. (edisirevisi). Jakarta: RinekaCipta. Buddy, Prasardja.2006. Pembangunan Desa dan Masalah Kepemimpinannya, Jakarta: Rajawali. Effendi, Bachtiar. 2002. Pembangunan Ekonomi Daerah Berkeadila, Ypgyakarta:KurniaKalamSemesta Marsam, Leonardo, M, Dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya : Karya Utama Ndraha, Talisiduhu.2002. Metedologi Pembangunan Desa,Jakarta: PT. Binakarsa. Rivai, Veltzhal.2006. Kepemimpinan Perilaku Oraganisasi, Jakarta: Raja grafindopersada. Siagian. 2001. Administrasi Pembangunan,Jakarta: PT BumiAksara. Siagian. 2005. Administrasi Pembangunan,Jakarta: PT BumiAksara. Siagian. 2008. Administrasi Pembangunan,Jakarta: PT BumiAksara. Soekanto, soejono. 2002. Kedudukan Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian, Jakarta:. Sugiono. 2004. Pembaruan Desa (Mencari Bentuk Penataan Produksi Desa), Yogyakarta: Laper Pustaka Utama. Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: CV. Alfabeta Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers. UNDANG-UNDANG Peraturan Menteri Dealam Negeri Nomor 5 Tahun 2007. Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Tentang Desa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003. Tentang Pemerintahan Desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2006. TentangDesa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004. Mengatur Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah. INTERNET Permana R. 2014. Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembangunan di Desa Long Beliu Kecamatan Kelay Kabupaten Berau. (internet). (diunduh 26 Januari 2016). Diunduh dari http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/?p=970. Setyawan A. 2013. Peran Kepala Desa Terhadap Swadaya Masyarakat Dalam Pembangunandi DesaBumiRapakKecamatanKabunkabupatenKutaiTimur, (internet).