MENGENAL LEBIH JAUH SKOMBROTOKSIN

dokumen-dokumen yang mirip
BIOKIMIA HISTAMIN. DINI SURILAYANI S.Pi., M.Sc

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

Kontaminasi Pada Pangan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

BAB I PENDAHULUAN. protein hewani yang mengandung omega-3 dan protein yang cukup tinggi sebesar

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009).

KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL

PENANGANAN IKAN HASIL TANGKAPAN DIATAS KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup

UJI KUALITATIF HISTAMIN MENGGUNAKAN KIT HISTAKIT PADA IKAN PATIN JAMBAL (Pangasius djambal) SELAMA PENYIMPANAN SUHU DINGIN

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

RACUN ALAMI PADA TANAMAN PANGAN

PENGUJIAN TINGKAT KESEGARAN MUTU IKAN DISUSUN OLEH: NAMA : F. I. RAMADHAN NATSIR NIM : G KELOMPOK : IV (EMPAT)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. proses terjadinya perubahan suhu hingga mencapai 5 0 C. Berdasarkan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR HISTAMIN PADA YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacore) ABSTRAK

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Ikan Tuna

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

Sumber penularan penyakit. Penerima. Diagram Penularan Penyakit

KAJIAN RISIKO Salmonella PADA PRODUK TUNA LOIN DI AMBON BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK & BIOTEKNOLOGI KP BRSDM-KKP

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

KAJIAN PENOLAKAN EKSPOR PRODUK PERIKANAN INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT. Rinto*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

I PENDAHULUAN. sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang tercepat diantara ikan-ikan laut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Memperkenalkan Makanan pada Bayi.

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

4. Menurut anda jenis es batu apa yang baik digunakan?

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas manusia merupakan faktor yang mendukung nilai ekonomi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB III BAHAN DAN METODE

: Vibrio vulnificus. Klasifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di

BABI PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh Samudera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, 2007), hlm Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, (Yogyakarta:

3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Uji Daya Hambat Infusa Rimpang Kunyit Terhadap E. coli dan Vibrio sp. Pada Ikan Kerapu Lumpur

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan.

KAJIAN KANDUNGAN HISTAMIN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) SEGAR DAN ASAP PADA SENTRAL PENGOLAHAN IKAN ASAP DI KOTA AMBON

Lampiran 1. Kuesioner Kondisi dan Praktek Sanitasi Pedagang Bubur Ayam Kakilima di Kawasan Simpang Lima Semarang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

TINJAUAN PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

Gambar 1 Morfologi ikan tongkol (Euthynnus sp.)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

KEGUNAAN MEMERAH ASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan Baku Kerang. Kerang Anadara sp termasuk Kelas Pelecypoda (Bivalva) yang mempunyai

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

Transkripsi:

MENGENAL LEBIH JAUH SKOMBROTOKSIN Produk perikanan merupakan salah satu jenis pangan yang perlu mendapat perhatian terkait dengan keamanan pangan. Mengingat di satu sisi, Indonesia merupakan negara maritim terbesar di Asia Tenggara sehingga sektor perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan nelayan dan sumber devisa negara. Selain itu, produk perikanan juga merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia. Namun di sisi lain, produk perikanan dapat menjadi media perantara bagi bakteri patogen dan parasit yang dapat menginfeksi manusia. Apa itu Skombrotoksin dan Bagaimana Hubungannya dengan Histamin? Skombrotoksin merupakan racun yang berasal dari famili ikan scombroidae (ikan tuna, makarel, tongkol, sarden dll), disebut juga sebagai racun histamin. Racun ini dapat menyebabkan keracunan ketika orang mengkonsumsi ikan yang telah banyak terbentuk histamin pada tubuhnya. Hal ini bisa disebabkan ikan sudah tidak segar lagi, biasanya karena tidak segera ditangani (misalnya ikan sudah terlalu lama ditangkap dan tidak segera dibekukan; ikan yang tidak segera diolah). Amina biogenik termasuk histamin dapat dibentuk dalam ikan di manapun selama panen, persiapan dan penyimpanan, jika kondisi memungkinkan. Amina biogenik mungkin mulai berkembang setelah ikan mati ketika ditangkap (melalui jaring/jala atau di pancing) dan akan meningkat jika terlalu lama diletakan dalam air atau tidak segera ditempatkan pada suhu yang cukup dingin. Pembentukan histamin berasal dari histidin yang secara alami terdapat pada semua spesies ikan famili scombroidae. Bakteri yang hadir dalam usus dan insang ikan (Morganella morganii, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus vulgaris, Hafnia alvei, Enterobacter aerogenes, Citrobactor freundii, Aerobacter spp., Serratia spp.)

memiliki enzim histidine decarboxylase yang dapat merubah asam amino histidin pada ikan menjadi histamin pada kondisi hangat (maksimum produksi histamin yang tercatat pada suhu 20-30 0 C. Histidin pada jenis ikan tertentu jumlahnya lebih besar sehingga meningkatkan kemungkinan histamin yang terbentuk akan lebih cepat selama penanganan dan penyimpanan yang tidak tepat. Setelah histamin terbentuk, tidak akan hilang selama ikan dibersihkan atau dimasak. Demikian juga, pembekuan tidak akan mengurangi atau merusak histamin tersebut. Penanganan ikan yang segera setelah ditangkap adalah satusatunya cara untuk mencegah terbentuknya histamin. Kandungan histamin pada ikan segar/sehat adalah kurang dari 0,1 mg/gram ikan, sedangkan bila ikan diletakkan pada suhu kamar, histamin akan meningkat dengan cepat mencapai 1 mg/gram ikan dalam waktu 24 jam. Histamin tidak membahayakan jika dikonsumsi dalam jumlah yang rendah, yaitu 8 mg/100 g ikan. Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, keracunan histamin akan timbul jika seseorang mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin 50 mg/100 g ikan. Ikan dengan kandungan histamin lebih dari 20 mg/100 g ikan sudah tidak boleh dikonsumsi. Jenis Ikan Apa Saja yang Berisiko Mengandung Histamin? Jenis ikan yang diidentifikasi oleh FDA yang menyebabkan keracunan skombrotoksin adalah : Amberjack Jacks Shad

Bluefish Mackerels Sarden Bonito Mahi mahi (lumba-lumba) Tunas Marlin Tenggiri laki Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah pembentukan histamin? Pendinginan yang cepat adalah kunci pencegahan. Ikan yang sudah ditangkap harus cepat diambil dan dikemas dalam es, air laut dingin, air laut atau air garam dingin, didinginkan secepat mungkin dengan menggunakan prosedur penanganan yang baik. Pembentukan histamin secara drastis dikurangi dengan pendinginan ikan sampai 40 o F (internal) secepat mungkin. Untuk ikan yang lebih besar membutuhkan waktu lebih lama untuk mendinginkannya dibandingkan ikan yang lebih kecil. Pengeluaran isi ikan yang lebih besar dan memastikan bahwa rongga usus disi dengan es atau media pendinginan lainnya adalah cara yang baik untuk membantu menghilangkan bakteri yang menyebabkan pembentukan histamine dan memungkinkan lebih cepat terjadi pendinginan pada tubuh ikan

Pengeluaran isi harus dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mencemari daging ikan itu sendiri atau ikan lainnya. Ikan yang cepat dingin akan mencegah bakteri pembusukan lain bertambah banyak. Apa Saja Gejala Keracunan yang Tampak Bila Mengkonsumsi Ikan Famili Scombroidae? Gejala keracunan ringan Gejala keracunan sedang Gejala keracunan berat Ruam, Kulit kemerahan yang Hipotensi Kulit kemerahan (flushing), rasa terbakar dan muka merah. persisten (flushing), Urtikaria/lesi pada kulit Takikaardia Sakit kepala Ansietas (Anxietas) Mual Muntah Diarrhea Bronkospasma Angioedema Gangguan pada saluran nafas Gagal nafas Tindakan Apa yang di Lakukan Bila Terjadi keracunan Karena Mengkonsumsi Ikan Famili Scombroidae? Segera rangsang muntah, dilakukan bila penderita sadar dan tidak mengalami kesulitan menelan. Caranya dengan mengorek pangkal tenggorokan dengan jari telunjuk. Jangan berikan makanan atau minuman apapun bila penderita tidak sadar atau kesulitan dalam menelan. Berikan arang aktif atau norit : Dosis dewasa : 50 100 gr; dosis anak 1 2 gr / kg BB Berikan susu untuk menetralkan racun. Dapat diberikan antihistamin yang dapat diperoleh melalui resep dokter. Segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Bagaimana Mencegah Keracunan Bila Mengkonsumsi Ikan Famili Scombroidae? Pilihlah ikan yang masih segar dengan melihat insang ikan yang masih berwarna merah segar. Jangan mengkonsumsi ikan yang sudah tidak segar lagi. Segera mengolah/memasak ikan yang sudah dibeli. Jangan biarkan terlalu lama pada suhu kamar. Jika tidak ingin segera diolah/dimasak, segera cuci dan bersihkan ikan lalu masukkan ke dalam freezer. Daftar Pustaka: 1., Pedoman penatalaksanaan Keracunan Untuk Rumah Sakit. Sentra Informasi Keracunan, Badan POM. Jakarta, 2001 2. Olson, K. R., Poisoning and Drug Overdose 5 th edition, Mc. Graw-Hill Inc., 2007, p. 204-206. 3. White Julian, Clinical Toxinology Short Course 1999 Handbook, Woman s and Children s Hospital, Adelaide, 1999. 4. http://www.iceyourfish.seagrant.org. (diunduh Juni 2010)