KKN BMC UNNES 2020 KULIAH KERJA NYATA UNNES BERSAMA MELAWAN COVID-19 PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING DARI MINYAK JELANTAH SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA Wirid Dhona¹, Difa Nur Desianasari², Wilda Ayu Salentya Harling³, Tias Anggun Wirantika⁴, Widi Santoso⁵. Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Abstrak Kebutuhan manusia terlebih kebutuhan rumah tangga yang juga merupakan kebutuhan sentral atau primer adalah minyak goreng, sebagai bahan pengolah makanan dan penambah cita rasa. Pencemaran akibat adanya limbah rumah tangga dalam hal ini adalah minyak jelantah yang berasal dari rumah tangga ataupun rumah produksi seperti rumah makan atau tempat produksi makanan. Pengelolaan limbah minyak yang tidak sesuai akan membahayakan lingkungan sekitar seperti pencemaran air, bahkan merusak ekosistem yang ada di lingkungan tersebut. masyarakat belum mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas tersebut. Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui metode tepat guna pengolahan limbah minyak goreng sebagai bahan baku sabun cuci piring serta belum memiliki pengetahuan tentang pengendalian pencemaran air dan tanah. Limbah minyak goreng memiliki kandungan asam lemak dan miyak nabati yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk bahan cuci piring. Pengolahan limbah minyak tersebut dapat digunakan untuk memenui permintaan jumlah sabun cuci piring yang semaki meningkat dalam rumah industri atau rumah tangga. Metode pelatihan dipilih dalam edukasi pengolahan limbah miyak goreng tersebut yang dilakukan di lingkungan RT.02/ RW.02 Kelurahan Panjatan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen secara daring. Pelatihan tersebut dilakukan selama 1 bulan, yang kemudian dibagi menjadi 4 tahap dengan tujuan supaya menghemat pengeluaran rumah tangga di masa pandemic Covid-19. Kata kunci: Sabun cuci piring, minyak jelantah, pemanfaatan limbah. Abstract Human needs, especially household needs, which are also central or primary needs, are cooking oil, as a food processing and flavor enhancer. Pollution due to household waste, in this case is used cooking oil, comes from households or production houses such as restaurants or food production sites. Unsuitable waste oil management
will endanger the surrounding environment such as water pollution, and even damage the ecosystem in the environment. the public does not yet know the economic potential of the used cooking oil waste. In addition, the community also does not know the appropriate method for processing cooking oil waste as a raw material for dishwashing soap and does not have knowledge about controlling water and soil pollution. Cooking oil waste contains high levels of fatty acids and vegetable oil, so it can be used for dishwashing materials. This waste oil treatment can be used to meet the increasing demand for dish soap in industrial homes or households. The training method was chosen in the education of fried oil waste processing which was carried out in the RT.02 / RW.02 Panjatan Village, Karanganyar District, Kebumen Regency online. The training was carried out for 1 month, which was then divided into 4 stages with the aim of saving household expenses during the Covid-19 pandemic. Keywords : Dish soap, used -cookig oil, waste-utilization. PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan berdampak pula pada peningkatan permintaan bahan kebutuhan sehari-hari. Salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup penting adalah minyak goreng, sebagai bahan pengolah makanan dan penambah cita rasa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) konsumsi minyak goreng mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penggunaan minyak goreng sawit diantaranya untuk konsumsi di rumah tangga. Total konsumsi langsung diperoleh dari angka konsumsi langsung per kapita (Susenas) dikalikan dengan jumlah penduduk. Tahun 2012 2017 terjadi peningkatan konsumsi minyak goreng rata-rata sebesar 7,44%,dari 1,83 juta ton menjadi 2,36 juta ton. Selain itu terdapat minyak goreng rata-rata sawit yang tercecer dengan faktor konversi sebesar 1,55% dari total penyediaan. Berdasarkan rincian penggunaan minyak goreng, maka total penggunaan minyak goreng Indonesia mencapai 1,90 juta ton pada tahun 2012 dan terus mengalami peningkatan menjadi 2,45 juta ton pada tahun 2017. Peningkatan konsumsi minyak goreng pada akhirnya akan berdampak terhadap semakin meningkatnya limbah minyak goreng/minyak jelantah yang dihasilkan.
Salah satu pencemar lingkungan adalah limbah minyak jelantah, yang berasal dari rumah tangga ataupun usaha rumah makan. Sampai saat ini belum ada regulasi khusus terkait pembuangan atau pengolahan minyak jelantah. Limbah minyak jelantah tersedia cukup banyak yang merupakan sisa dari pengolahan makanan seperti rumah tangga, restoran, dan industri. Apabila dibuang ke lingkungan limbah minyak jelantah tersebut akan sangat berdampak bagi lingkungan seperti adanya lapisan minyak dalam air, menurunnya konsentrasi okseigen terlarut didalam air, menjadikan pencahayaan matahari kurang maksimal sehingga organisme di dalam air kekurangan cahaya, pada suhu rendah limbah minyak jelantah akan membeku sehingga menyumbat saluran pipa, membuat saluran air pembuangan terganggu (Travis et al, 2008). Minyak jelantah apabila dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu yang lama akan membahayakan tubuh karena mengandung asam lemak jenuh yang sangat tinggi sehingga berbahaya bagi tubuh, karena dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian, seperti penyakit jantung koroner, stroke, meningkatnya kadar lipida utamanya kolesterol darah, hipertensi, bahkan dapat memicu terjadinya kanker. Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi. Oleh karena itu, limbah minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Sabun cuci piring merupakan salah satu kebutuhan dalam rumah tangga yang berfungsi sebagai penghilang kotoran dan lemak pada peralatan makan dan masak. Konsumsi sabun cuci piring yang terus menerus setiap harinya, menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun dengan biaya yang tidak sedikit. Namun sejauh ini, masyarakat belum mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas tersebut. Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui metode tepat guna pengolahan limbah minyak goreng sebagai bahan baku sabun cuci piring serta belum memiliki pengetahuan tentang pengendalian pencemaran air dan tanah.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng yang tinggi, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah limbah minyak goreng menjadi sabun cuci piring. Pelatihan ketrampilan mengenai pengolahan limbah minyak goreng menjadi sabun cuci piring ramah lingkungan sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di RT 02 RW 02 Kelurahan Panjatan. METODE PELAKSANAAN Pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah sebagai upaya pemanfaatan limbah rumah tangga berbasis online melalui Whatsapp group ditujukan bagi warga satu RT 02 RW 02 Kelurahan Panjatan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen yang berjumlah 28 orang. Pelatihan secara daring dilaksanakan pada bulan Juli 2020 dengan cara membagikan video langkah pembuatan sabun cuci piring hingga cara pemakaiannya kepada warga melalui Whatsapp group. Metode diskusi dipilih untuk menyampaikan konsep yang penting untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta pelatihan, yang dikombinasikan dengan video proses pembuatan dan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Setelah metode diskusi warga bisa langsung mempraktikkan pembuatan sabun cuci piring sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan. 1. Faktor Pendukung a. Tersedia limbah minyak goreng pada tiap rumah warga yang b. dapat diolah menjadi sabun cuci piring. c. Dukungan dari pemerintah desa dan warga RT 02 RW 02 Kelurahan Panjatan. d. Antusiasme ibu ibu RT 02 RW 02 Kelurahan Panjatan yang terlihat dari banyaknya respon yang diberikan. 2. Faktor Penghambat a. Banyak warga yang masih belum mengetahui perkembangan teknologi.
b. Terbatasnya bahan soda api di daerah Kelurahan Panjatan HASIL DAN PEMBAHASAN Proses kegiatan pelatihan baik dalam bentuk materi, maupun diskusi dilakukan secara daring agar memudahkan warga RT 02 RW 02 Kelurahan Panjatan dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir. Kemudian video langkah pembuatan sabun cuci piring dapat diunduh pada link berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=66qh maubh1u Pelaksanaan pelatihan diusulkan oleh Wirid Dhona, mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Covid Universitas Negeri Semarang Tahun 2020, yang salah satu programnya adalah pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah. Pelatihan ini bekerjasama dengan warga desa RT 02 RW 02 Kelurahan Panjatan. Selanjutnya, kegiatan ini dilakukan oleh Wirid Dhona sebagai penggiat pelatihan ini yang disampaikan daring sehingga semua proses pelatihan dilakukan secara daring dirumah masing masing warga. Pelaksanaan pelatihan ini, dilaksanakan pada bula Juli, dengan rincian pelaksanaan yakni pertama pemberian materi, pelaksanaan kedua yaitu menunggu hasil sabun cuci piring dan proses uji coba, ketiga yaitu monitoring tindak lanjut warga terhadap pembuatan sabun dan kendala yang dihadapi oleh warga, sehingga menjadi perbaikan pada pelaksanaan selanjutnya. Keempat, diharapkan warga rutin untuk memanfaatkan limbah minyak goreng ini sebagai sabun cuci piring, sehingga dapat
mengurangi kebutuhan rumah tangga di era pandemi ini. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 28 orang dan antusiasme warga terhadap pelatihan ini bervariasi, beberapa peserta aktif menanggapi, dan ada pula warga yang melakukan tindak lanjut mengolah limbah minyak goreng menjadi sabun cuci piring. Sebagian warga juga memberi saran terhadap pembuatan sabun cuci piring ini, seperti sabun perlu diberi warna agar menarik. Selanjutnya, ada beberapa warga yang ingin mempraktikan secara langsung pembuatan sabun cuci piring dari limbah minyak goreng ini. Ada pula warga yang ingin membuat kerjasama dengan memberikan pendanaan untuk melanjutkan pelatihan ini secara langsung bagi warga lingkungan RT 02 RW 02 Kelurahan Panjatan. Program pemanfaatan limbah minyak jelantah ini dijadikan sebagai rencana program jangka 5 tahun kedepan pada PKK di Kelurahan Panjatan. Harapannya, sabun cuci piring ini terus dikembangkan untuk dijadikan produk lokal milik UMKM Kelurahan Panjatan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. SIMPULAN Dari berbagai hal yang telah dilakukan oleh beberapa orang dapat kita simpulkan: 1. Pemanfaatan limbah minyak jelantah, yang berasal dari rumah tangga ataupun usaha rumah makan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah limbah minyak goreng menjadi sabun cuci piring. 2. Pemanfaatan limbah minyak jelantah ini dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan UMKM desa atau masyarakat sekitar. 3. Meningkatkan keterampilan masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan karena potensi limbah minyak goreng yang memiliki kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi sehingga menjadikan limbah minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Kusnadi, E. (2018). Studi Potensi Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Minyak Jelantah di Kota BAnda Aceh. Universitas Islam Negeri Ar Raniry. Ratna Dewi Kusumaningtyas, N. Q. (2018). Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Cuci Piring untuk Pengendalian Pencearan dan Pemberdayaan Masyarakat. ABDIMAS. Rini Septiowati, R. O. (2019, Desember). PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN CUCI PADA BANK SAMPAH DI KELURAHAN BAMBU APUS PAMULANG. ABDIMISI. Rizka Amalia, V. P. (2018). Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatan Efektivitas dn Peluang Wirausaha. METANA. Syahrida Dian Ardhany, L. (2018). Tingkat Pengetahuan Pedagang WArung Tenda di Jalan Yos Sudarso Palangkaraya tentang Bahaya Penggunaan Minyak Jelantah Bagi Kesehatan. Jurnal Surya Medika.