PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

Mebtan Dwi Permana, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriah 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

Jln. Kalimantan 37, Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI QUANTUM TEACHING DI SDSN 06 KAMPUNG LAPAI PADANG

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Chandayu et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS...

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Key Words : cooperative learning two stay two stray, interactive cd, student learning achievement, cylinder and cone.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Rahayu et al., Peningkatan Aktivitas Belajar...

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

Pendahuluan. Putri et al., Penerapan Model Cooperative Learning tipe... 1

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: RAHMA DONA NPM

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Key Words: interest, participation, learning outcomes, articulation, Learning IPA

Kadikma, Vol. 5, No. 3, hal 9-18, Desember 2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 13 LOLONG MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH DI SDN 04 KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN METODE STAD DISERTAI MEDIA TORSO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

ABSTRACT. Keywords: Learning Interest, Explicit Instruction, and IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

Universitas Bung Hatta Abstract

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Sub Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi di Kelas VIIA Semester 2 SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016) Oleh : Umi Kulsum Mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK Penelitian yang dilaksanakan dilatarbelakangi oleh penilaian tentang aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah yang disebabkan oleh pembelajaran masih terpusat pada guru. Oleh karena itu, digunakan model pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa melalui model pembelajaran quantum teaching pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi, dan meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran quantum teaching pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII A. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK). Metode pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,07%. Persentase terhadap aktivitas siswa yaitu pada siklus I persentase sebesar 65,55% dan persentase siklus ke II sebesar 77,62%. Sedangkan untuk hasil belajar siswa dilihat dari ketuntasan klasikal pada siklus I persentase sebesar 78,94%. Untuk hasil belajar siswa pada siklus II besarnya persentase mencapai 89,47%. Dilihat dari persentase siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,53%. Kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan adalah aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran quantum teaching di kelas VII A semester 2 SMP Negeri 1 Bangorejo Bayuwangi pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi Tahun Pelajaran 2015/2016 meningkat. Kata Kunci: Aktivitas, hasil belajar, quantum teaching 1

ABSTRACT The Research conducted in the background backs by an assessment about activities and student result which is still caused teacher still become a main focus in teaching and learning proces. Because of that, model of quantum teaching used to increase activities and study result. The aim of this research is to increase activity and study result through quantum teaching on sub topic of long square and square, and increase result study by model of quantum teaching un sub topic of long square and square. The research was conducted in SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi. Subject of the tesearch is VIIA. This research used Classroom Action Research (CAR). The data of collection Methods used test, observations, interview and documentation. Based on the result of activities data analysis and student s result study on first cycle and second cycle raising up to 13,07%. Percentage of student activities in the first cycle is 65,55% and percentage in the second cycle is 77,62%. Wherease for the student s study result seen by classical completeness in first cycle the percentage is 78,94%. For student s study result in second cycle the percentage is 89,47%. Seen by percentage in first cycle and second cycle raisng up to 10,53%. The conclusion of analysis data result and discussion is activities and student s study result through learning model of quantum teaching of VII A in second semester at SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi on sub topic of long square and square in the 2015/2016 academic year was increased. Keyword: Activity, study result, quantum teaching 2

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu usaha dan syarat untuk meraih kesuksesan, namun pada dasarnya banyak yang tidak mengetahui betapa pentingnya pendidikan untuk meraih sukses. Indonesia sulit untuk maju jika kondisi masyarakatnya yang kurang sadar dengan pentingnya pendidikan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak dilihat seberapa bagus nilai yang didapat siswa, namun melihat proses siswa memahami ilmu, dan mempunyai karakter yang baik. Dengan melihat yang terjadi di dunia pendidikan kita sekarang ini, maka peningkatan mutu sekolah melalui peningkatan guru merupakan salah satu upaya yang tepat. Karena guru sebagai pelaksana pendidikan merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki peranan penting dalam mutu pembelajaran yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Berdasarkan informasi dari guru matematika kelas VII A SMPN 1 Bangorejo Banyuwangi, diperoleh informasi bahwa salah satu kendala utama bagi guru adalah kurangnya antusias siswa terhadap mata pelajaran yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang cukup rendah sehingga hasil belajar yang dicapai tidak maksimal. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dikarenakan siswa hanya melihat guru yang sedang berceramah di depan kelas, bahkan mereka banyak yang berbicara sendiri dengan temannya. Nilai siswa di SMPN 1 Bangorejo Banyuwangi di kelas VIIA masih tergolong rendah. Menurut guru mata pelajaran matematika, nilai rata-rata ulangan matematika dari 38 siswa hanya 25 siswa yang telah mencapai nilai 75. Ini berarti hanya 65,78% siswa yang telah mencapai KKM yang sudah diterapkan. Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika terdapat minimal 80% yang telah mencapai nilai 75. Kelas efektif ditandai adanya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk dapat mengaktifkan peserta didik, tidak hanya diperlukan keterampilan dalam pengelolaan kelas, akan tetapi juga dibutuhkan strategi pembelajaraan aktif. Salah satu strategi pembelajaran aktif adalah model pembelajaran quantum teaching yang dikembangkan oleh Bobbi DePorter, dkk. Quantum teaching untuk matematika dapat menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa (DePorter, 2014:31). Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti perlu melakukan suatu penelitian tindak kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menerapkan suatu model pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran quantum teaching. Quantum teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.interaksiinteraksi ini mencakup unsur unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa serta akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Model quantum teaching memiliki lima prinsip yaitu segalanya berbicara, 3

segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan ( DePorter, 2014:36). Pada penelitian Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam sub pokok bahasan Luas dan Keliling Segiempat terhadap siswa kelas VII SMP INKLUSI TPA JEMBER Tahun Pelajaran 2008/2009 yang diteliti oleh Wahyu Kardiana. Hal ini terbukti dengan besarnya persentase keaktifan siswa dari hasil observasi siswa di siklus II, antara lain sebagai berikut: keaktifan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dari observer satu 96,3%; observer dua 88,9%; observer tiga 94,4% dan empat 94,4%; keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dari keempat observer 85,1%; keaktifan siswa dalam bertanya dari keempat observer 85,1%; keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dari keempat observer 96,3%. Semua keaktifan siswa di atas menunjukkan persentase 80%-100% yang berarti masuk kategori aktif-sangat aktif Pada penelitian Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching pada tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam sub pokok bahasan Bangun Datar terhadap siswa Kelas VIII-2 SMPN 29 INKLUSI TPA JEMBER Tahun Pelajaran 2008/2009 yang telah diteliti oleh Zulfan Ritonga. Penerapan strategi pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu model pembelajaran dalam rangka meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada materi pokok bangun datar. Hasil refleksi dari siklus I perlu perbaikan pada siklus II. Pada pertemuan 4 dilaksanakan ulangan harian I. Dari kelompok 7 diperoleh 3 kelompok yang mendapat predikat kelompok super dan 4 kelompok baik. Pada siklus ke II sesuai dengan perencanaan hasil refleksi siklus I dilakukan perbaikan proses agar kelemahan pada siklus I dapat diperbaiki. Oleh karena itu, model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran quantum teaching. Siswa akan lebih mendapatkan wawasan yang lebih luas, pembentukan sikap dan mendapatkan keterampilan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengadakan suatu penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada sub pokok bahasan Luas dan Keliling Segiempat Kelas VII A Semester 2 SMP Negeri 1 Bangorejo, Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016. 4

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada intinya PTK merupakan suatu peneliti yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi VIIA SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi tahun pelajaran 2015/2016. Siswa siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi berjumlah 38 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 20 siswa dan perempuan sebanyak 18 siswa. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1) Studi Pendahuluan 2) Perencanaan Siklus I 3) Pelaksanaan Siklus I 4) Observasi Siklus I 5) Refleksi Siklus I 6) Perencanaan Siklus II 7) Pelaksanaan Siklus II 8) Observasi Siklus II 9) Refleksi Siklus II Teknik Pengumpulan Data Prinsip pemgumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang lain. 1) Observasi Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator yang muncul baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang direncanakan atau akibat sampingannya. Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya tindakan (Hobri, 2007:18). Sedangkan menurut Sukardi (2010:78-79) observasi adalah instrumen lain yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. 2) Dokumentasi Sumber dokumen yang ada pada umumnya dapat dibedakan menjadi dokumentasi resmi, termasuk surat keputusan, surat instruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh kantor atau organisasi yang bersangkutan dan sumber dokumentasi tidak resmi yang mungkin berupa surat nota, surat pribadi yang memberikan informasi kuat terhadap suatu kejadian (Sukardi, 2010:81). Data yang diperoleh dalam dokumentasi selama penelitian yaitu berupa fotofoto selama proses pembelajaran berlangsung. 3) Wawancara Menurut Hamzah (2014:168) kata lain dari wawancara adalah interview yang berarti suatu cara mendapatkan data dari suatu masalah dengan jalan menanyakan jawaban masalah, menanyakan pendapat terhadap suatu persoalan kepada seseorang atau lembaga tentang pendapatnya terhadap solusi masalah itu. 5

4) Metode Tes Menurut Suharmi (dalam Hamzah, 2014:100) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu pertanyaan atau latihan yang dilakukan siswa yang menghasilkan skor atau nilai untuk mengetahui kemampuan siswa. HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Belajar Siswa Analisis Hasil Ulangan Harian Siswa Siklus I dan Siklus II Hasil Ulangan Harian Jumlah Siswa Ketuntasan Klasikal Siklus I Siswa tuntas 30 78,94 % Siswa tidak tuntas 8 21,05% Jumlah seluruh 38 siswa Siklus II Siswa tuntas 34 89,47 % Siswa tidak tuntas 4 10,53 % Jumlah seluruh siswa 38 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Dari data di atas dapat dilihat bahwa tiap siklus mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel di atas pada siklus I terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 dari skor maksimal 100. Selebihnya ada 30 siswa yang memperoleh nilai 75. Jadi diperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 78,94 %. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar yaitu 80% maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II ada peningkatan hasil belajar siswa, terdapat 4 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 dari nilai maksimal 100, selebihnya 34 siswa memperoleh nilai 75. Jadi diperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 89,47 %. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pada siklus II telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar yaitu 80%. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dari hasil analisis aktivitas siswa siklus I saat mendengarkan penjelasan dari guru mencapai 61,8%, aktivitas siswa saat bertanya mencapai 63,1%, aktivitas siswa dalam diskusi mencapai 63,9%, aktivitas siswa saat mengerjakan soal/ tugas mencapai 69,7%. Pada pembelajaran siklus II hasil analisis aktivitas siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru mencapai 72,5%, aktivitas siswa saat bertanya mencapai 77%, aktivitas siswa saat berdiskusi mencapai 79,5%, dan aktivitas siswa saat mengerjakan soal/ tugas mencapai 81,5%. Aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 13%. Hasil analisis aktivitas siswa pada siklus I mencapai 64,62% artinya dari 38 siswa terdapat 25 siswa yang cukup aktif dan 13 siswa 6

masih kurang aktif. Sedangkan aktivitas pada siklus II yaitu mencapai 77,62% dari 38 siswa terdapat 29 siswa yang aktif dan 9 siswa masih belum aktif. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa menjadi sangat aktif dan dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa. PEMBAHASAN Hasil Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran Quantum Teaching Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2016:22). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Bangorejo diperoleh informasi bahwa nilai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) 75, sedangkan untuk kriteria ketuntasan klasikal 80%. Dari sini dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa masih belum maksimal dan perlu untuk ditingkatkan. Penyebab rendahnya nilai siswa tersebut salah satunya adalah kurangnya peran aktif siswa saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, biasanya siswa cenderung pasif dan menerima informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat terjadi karena model pembelajaran yang digunakan cenderung didominasi oleh metode ceramah, sehingga materi yang diterima oleh siswa sulit untuk dipahami. Kurangnya pengalaman belajar yang diperoleh siswa berpengaruh terhadap hasil belajar dan juga keaktifan siswa. Pembelajaran menggunakan model quantum teaching telah di lakukan pada kelas VII A SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakannya penelitian, nilai ketuntasan klasikal sebesar 65,78% kemudian setelah dilaksanakannya penelitian pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,94%. Pada aktivitas belajar siswa belum ada perbandingan karena guru belum pernah menerapkan penilaian terhadap aktivias belajar siswa. Pada pembelajaran siklus I ini ketuntasan secara klasikal belum tercapai, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Peneliti akan lebih mendampingi dan memotivasi agar siswa yang masih ragu-ragu bertanya dan kurang aktif dalam berdiskusi. Peneliti juga akan mengkondisikan siswa yang ramai dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran pada siklus II dapat berjalan lebih baik dari siklus I, siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Siswa sudah mulai percaya diri dalam menyampaikan pendapat saat diskusi berlangsung. Hal ini dapat terjadi karena siswa sudah mulai termotivasi, selain itu siswa lebih didampingi oleh peneliti sehingga berpengaruh juga terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa. Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 78,94% kemudian meningkat sebesar 10,53% sehingga pada siklus II menjadi 89,47% dan telah memenuhi standar ketuntasan klasikal yaitu 80%. Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran quantum teaching dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Maka dari itu, model pembelajaran quantum teaching dapat dijadikan salah pilihan model pembelajaran untuk diterapkan di sekolah. 7

Aktivitas Siswa Selama Proses mencapai 63,1%, aktivitas siswa Pembelajaran Quantum Teaching dalam diskusi mencapai 63,9%, Menurut Rousseau aktivitas siswa saat mengerjakan (Sardiman, 2012: 96-97) bahwa soal/ tugas mencapai 69,7%. Pada segala pengetahuan itu harus pembelajaran siklus II hasil analisis diperoleh dengan pengamatan aktivitas siswa saat mendengarkan sendiri, pengalaman sendiri, penjelasan dari guru mencapai penyelidikan sendiri, dengan bekerja 72,5%, aktivitas siswa saat bertanya sendiri dengan fasilitas yang mencapai 77%, aktivitas siswa saat diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukkan berdiskusi mencapai 79,5%, dan aktivitas siswa saat mengerjakan setiap orang yang belajar harus aktif soal/ tugas mencapai 81,5%. sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan Selama kegiatan sebesar 13%. Hasil analisis aktivitas pembelajaran, semua aktivitas guru siswa pada siklus I mencapai 64,62% (peneliti) diamati oleh guru artinya dari 38 siswa terdapat 25 matematika. Sebagai observer siswa yang cukup aktif dan 13 siswa aktivitas guru (peneliti) adalah guru masih kurang aktif. Sedangkan matematika dan 4 observer dari aktivitas pada siklus II yaitu teman peneliti sebagai observer mencapai 77,62% dari 38 siswa aktivitas siswa selama proses terdapat 29 siswa yang aktif dan 9 pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa masih belum aktif. Hal ini siswa adalah keterlibatan siswa menunjukkan bahwa dalam kegiatan selama pembelajaran matematika belajar mengajar siswa menjadi berlangsung. Aktivitas siswa juga sangat aktif dan dengan dilihat dari interaksi dan kerja sama menggunakan model pembelajaran dengan temannya. Jadi, aktivitas quantum teaching dapat sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Pengamatan yang dilakukan oleh meningkatkan aktivitas siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan guru pada aktivitas siswa selama pembahasan, dapat diambil proses pembelajaran yaitu aktivitas kesimpulan sebagai berikut. siswa saat mendengarkan penjelasan1. Penerapan model pembelajaran dari guru, aktivitas siswa saat quantum teaching dapat bertanya, aktivitas siswa saat meningkatkan aktivitas siswa di berdiskusi, dan aktivitas siswa saat mengerjakan soal/ tugas. Pelaksanaan observasi aktivitas berjalan secara kelas VII A pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi di SMP Negeri 1 Bangorejo Tahun Ajaran tertib dan lancar. Selama 2015/1016. Model pembelajaran pelaksanaan pembelajaran, siswa quantum teaching dalam cukup aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil observasi terhadap aktivitas. Dari hasil analisis aktivitas siswa siklus I saat mendengarkan pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi pada siklus I persentase ratarata sebesar 64,62% ini termasuk kategori siswa cukup aktif. Hasil penjelasan dari guru mencapai observasi aktivitas siswa pada saat 61,8%, aktivitas siswa saat bertanya pembelajaran siklus II persentase 8

rata-rata sebesar 77,62% ini termasuk dalam kategori siswa aktif. Dilihat dari persentase siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 13%. 2. Penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII A pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi di SMP Negeri 1 Bangorejo Banyuwangi pada Tahun Ajaran 2015/2016. Model pembelajaran quantum teaching sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi terhadap hasil belajar siswa dilihat dari ketuntasan klasikal yaitu pada siklus I persentase sebesar 78,94%, artinya dari 38 siswa terdapat 30 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan dan 8 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar yaitu 80%, kemudian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II persentase hasil belajar sebesar 89,47 %, artinya dari 38 siswa terdapat 34 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dan 4 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar. Dilihat dari persentase siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,53%. DAFTAR RUJUKAN Arifin,Z. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto,S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. DePorter, Bobbi. 2014. Quantum Teaching. Bandung: PT Mizan Pustaka. Dirman Cd, Teori Belajar dan Prinsip-prinsip pembelajar yang mendidik. Jakarta : PT.Rineka Cita. Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika.Jakarta: PT. RajaGrafido Persada. Hobri. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jember: Pena Salsabila. Kardiana, Wahyu. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Menghitung Keliling dan Luas Bangun Sesi Empat Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Inklusi TPA Jember Tahun Pelajaran 2008/2009. Tidak diterbitkan. Skripsi Universitas Muhammadiyah Jember. Ritonga, Zulfan.2007. Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Tatanan Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika jurnal.fkip.unila.ac.id/index. php/pgsd/article/view/8516/ 5256 (diakses 12 Februari 2016) Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media Siberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani 9

Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sukardi,2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Widiyaningsih. 2013. Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ejournal.undiksa.ac.id/index.php/JJP/article/view/2374/2 057 (diakses 27 Ja nuari 2016) 10