PENGGUNAAN VITAMIN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH DI MASA PANDEMI

dokumen-dokumen yang mirip
Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Mengapa disebut sebagai flu babi?

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

Frequent Ask & Questions (FAQ) MERS CoV untuk Masyarakat Umum

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Maret 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Januari 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

AVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso

KESIAPSIAGAAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DALAM CEGAH TANGKAL MERS-COV DI PINTU MASUK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

Demam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi merupakan suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

HEPATITIS FUNGSI HATI

ABSTRAK PENGARUH ZINC TERHADAP IMUNITAS. : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

MODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

PENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9)

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan insufisiensi vaskuler dan neuropati. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini terjadi peningkatan angka harapan hidup. Di negara maju

Etiology dan Faktor Resiko

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami proses penuaan yang terjadi secara bertahap dan. merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari (Astari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

Upaya Indonesia dalam Perlindungan Warga Negara Indonesia dari. Penyebaran Virus Mers di Arab Saudi ( )

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

ABSTRACT PENDAHULUAN SOSIALISASI FLU BURUNG SERTA PEMERIKSAAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT PENDUDUK DESA BERABAN KABUPATEN TABANAN

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

DAFTAR ISI Halaman COVER... i SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Pengabdian Kesehatan STIKES Cendekia Utama Kudus P-ISSN 2614-3593 E-ISSN 2614-3607 Vol. 4, No. 2, Juli 2021 http://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id PENGGUNAAN VITAMIN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH DI MASA PANDEMI Heni Setyoningsih 1, Yulia Pratiwi 2, Annis Rahmawati 3, Hasty Martha Wijaya 4, Rifda Naufa Lina 5 STIKES Cendekia Utama, Kudus Jl. Lingkar Timur Jl. Raya Pati - Kudus No.Km, RW.5, Jepang, Kec. Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59381 Email: www.stikescendekiautamakudus.ac.id ABSTRAK Virus Corona diklaim sebagai penyakit pandemi, berarti virus mematikan tersebut menyebar tidak terkontrol di sebagian besar negara di dunia. Gejala virus corona antara lain demam, batuk, kelelahan, sesak napas dan hilangnya indera penciuman serta diare. Masa inkubasi yang akurat untuk virus ini, tetapi gejalanya dapat muncul kapan saja antara satu hari hingga dua minggu setelah terpapar. Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki sistem imun untuk melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Namun, ada hal-hal yang dapat melemahkan sistem imun atau daya tahan tubuh seseorang, antara lain penuaan, kurang gizi, penyakit, bahkan penggunaan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, fungsi sistem imun merupakan bagian penting dan perlu senantiasa dijaga agar daya tahan tubuh tetap kuat dan optimal. Sistem imun yang kuat sangat penting bagi pertahanan tubuh dalam mencegah berbagai penyakit menular, terutama di masa pandemi COVID-19. Infeksi Coronavirus (2019-nCoV) belum memiliki obat antivirus target yang efektif. Pengobatan suportif masih menjadi pengobatan utama saat ini untuk pasien COVID-19. Salah satunya pemberian Vitamin C, D, dan Seng oral maupun intravena dapat mengurangi peningkatan risiko komplikasi, mengurangi tingkat keparahan, mengatasi gejala, dan meningkatkan imunitas tubuh. Metode pengabdian masyarakat ini dalam mengatasi masalah masyarakat untuk menghadapi pandemi virus Covid-19 yang dilakukan oleh Tim STIKES Cendekia Utama Kudus adalah melalui sosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan dan pembagian vitamin C, D, dan Seng bagi para pengunjung Kawasan objek wisata Menara Kudus untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat meminimalisir penularan virus Covid-19 serta memutus mata rantai penularannya. Masyarakat pengunjung area wisata menara sangat antusias dan menyambut baik kegiatan tersebut dan mengaharapkan untuk bisa dilakukan kegiatan serupa secara berkelanjutan mengingat masa pandemi belum bisa dipastikan kapan berakhir. Kata kunci: pencegahan penularan, Covid-19, imunitas, vitamin 136

ABSTRACT Corona virus is claimed to be a pandemic disease, meaning that the deadly virus is spreading uncontrollably in most countries in the world. Symptoms of the corona virus include fever, cough, fatigue and shortness of breath. The incubation period is accurate for this virus, but symptoms can appear anywhere between one day to two weeks after exposure. Basically, the human body has an immune system to fight viruses and bacteria that cause disease. However, there are things that can weaken a person's immune system or immune system, including aging, malnutrition, disease, and even certain drugs. Therefore, the function of the immune system needs to be maintained so that the immune system is strong. A strong immune system is very important for the body to prevent various diseases, especially during the COVID-19 pandemic. Coronavirus infection, did not yet have an effective target antiviral drug. Supportive medicine is still the main treatment at this time for COVID-19. One of them is giving Vitamin C, D, and zinc orally or intravenously can reduce the increased risk of complications, reduce the severity, manage symptoms, and increase body immunity. The method of community service in overcoming community problems to deal with the Covid-19 virus pandemic carried out by the STIKES Cendekia Utama Kudus Team was through socialization and distribution of vitamins C, D and Zinc for visitors to the Menara Kudus tourist area to increase body immunity so as to minimize Covid-19 virus transmission of the covid-19 virus and break the chain of transmission. The community visiting the towes tourism area is very enthusiastic and welcomes this activity and hopes that similar activities can be carried out in a sutainable manner considering that the pandemic period cannot be a ascertained when it will end. Key words: prevention of transmission, Covid-19, immunity, vitamins 137

PENDAHULUAN Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus Corona sebagai penyakit pandemi, berarti virus mematikan tersebut menyebar tidak terkontrol di sebagian besar negara di dunia. Gejala virus corona antara lain demam, batuk, kelelahan, dan sesak napas. Awalnya, seseorang yang terinfeksi virus tersebut menunjukkan gejala ringan dan sering kali menganggapnya sebagai flu ringan. Karena virus ini menyebabkan gangguan pernapasan, virus ini dapat menyebar dengan menghirup droplet di udara. Virus ini juga dapat menyebar dengan menyentuh orang yang terinfeksi (9). Virus Corona mempengaruhi kehidupan sosial individu karena banyak sekolah, perguruan tinggi, universitas, pub, restoran, kafe, dan sebagainya telah ditutup. Banyak festival, upacara keagamaan dan acara sosial tiba-tiba dibatalkan atau ditunda. Bahkan konferensi tentang Virus Corona sendiri telah dibatalkan (10). UNESCO (2020) dalam laporannya mengungkapkan Pemerintah di 61 negara telah mengumumkan atau melaksanakan penutupan lembaga pendidikan dalam upaya untuk memperlambat penyebaran penyakit Menurut UNESCO, lebih dari 39 negara telah menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas, yang mana telah berdampak pada lebih dari 420 juta anak dan remaja (9). Laporan WHO mengklaim bahwa tidak ada yang tahu masa inkubasi yang akurat untuk virus ini, tetapi gejalanya dapat muncul kapan saja antara satu hari hingga dua minggu setelah terpapar. Beberapa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Covid-19 pada berbagai negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan tingkat tertinggi untuk Italia, Iran, Korea Selatan, dan China. Ini adalah negara-negara dengan wabah Virus Corona terbesar yang diketahui (9). Di Indonesia sendiri telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Penangan Covid-19 yang menyatakan 50 persen daerah di Indonesia memiliki risiko peningkatan kasus Virus Corona. Virus Corona berdampak pada kehidupan individu secara keseluruhan. Virus ini menimbulkan gangguan kesehatan rasa takut, tres, kecemasan, gangguan jiwa dan bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak dilakukan tata laksana secara intesif dan tepat (1). Coronavirus 138

disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) atau yang sering disebut virus Corona. Virus ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan patogen zoonotik yang dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis yang sangat beragam, mulai dari asimtomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai kematian. Penyakit ini dilaporkan memiliki tingkat mortalitas 2-3% (7). Beberapa faktor risiko dapat memperberat keluaran pasien, seperti usia >50 tahun, pasien imunokompromais, hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, penyakit paru, dan penyakit jantung. COVID-19 dapat dicurigai pada pasien yang memiliki gejala saluran pernapasan, seperti demam >38⁰C, batuk, pilek, sakit tenggorokan yang disertai dengan riwayat bepergianke daerah dengan transmisi lokal atau riwayat kontak dengan kasus suspek atau kasus konfirmasi COVID-19 (5). Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien COVID-19 tidak spesifik, tetapi limfopenia, peningkatan laktat dehidrogenase, dan peningkatan aminotransferase, umumnya sering ditemukan. Penemuan ground glass opacification (GGO) bilateral, multilobar dengan distribusi periferal atau posterior merupakan karakteristik penampakan COVID-19 pada pemeriksaan pencitraan CT scan toraks nonkontras. Walaupun kurang spesifik, ultrasonography (USG) dan Rontgen toraks juga dapat membantu menegakkan diagnosis COVID-19. Diagnosis COVID-19 dapat dikonfirmasi dengan dideteksinya viral RNA pada pemeriksaan nucleic acid amplification test (NAAT), seperti RT-PCR dari spesimen saluran pernapasan, tes antigen, dana tes serologi (11). Sampai saat ini, belum terdapat terapi antiviral spesifik dan vaksin dalam penanganan COVID-19. Akan tetapi, beberapa terapi, seperti remdesivir, dexamethasone, lopinavir-ritonavir, dan tocilizumab ditemukan memiliki efikasi dalam penanganan COVID-19 dan sudah masuk dalam uji coba klinis obat. Pada awal pandemi, beberapa medikamentosa lain, seperti chloroquine, hydroxychloroquine, dan oseltamivir telah diteliti tetapi tidak menunjukkan efektivitas terhadap COVID-19. Pasien COVID-19 139

dengan infeksi ringan umumnya hanya disarankan isolasi di rumah dan menggunakan obat yang dijual bebas untuk meredakan gejala. Pada pasien dengan infeksi berat, disarankan untuk dirawat inap dan terkadang diperlukan tindakan intubasi dan ventilasi mekanik apabila terjadi gagal napas atau acute respiratory distress syndrome (6). Terapi yang diberikan meliputi antivirus, terapi suportif dan terapi lainnya. Salah satu yang sudah disetujui FDA (Food and Drug Administration) yaitu remdesivir. Beberapa antivirus belum mendapat persetujuan dari FDA maupun Badan POM di Negara lain melainkan hanya untuk tujuan emergency atau dikenal Emergency Use Authority (EUA). Hal ini disebabkan riset penemuan antivirus untuk SARS-CoV-2 belum banyak namun penyebaran penyakit sudah sangat meluas di dunia. Selain itu morbiditas dan mortalitas yang tinggi berkisar 5% yang tidak dapat diremehkan (11). Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), Wabah penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19) juga dapat membuat orang stres. Rasa takut dan cemas tentang suatu penyakit bisa sangat membebani dan menyebabkan emosi yang kuat pada orang dewasa dan anak-anak. Virus ini juga mengakibatkan dampak pada hubungan sosial. Hubungan sosial melibatkan pada pembatasan orang-orang maupun masyarakat agar tidak melakukan kerumunan untuk menghindari penyebaran dan penularan virus. Ini adalah terminologi baru yang muncul yang berarti menghindari keramaian (3). Virus ini telah memaksa orang untuk bekerja dari rumah dan menghindari pertemuan sosial dan bahkan menemui orang terdekat mereka. Jadi, jika tidak ada koneksi antar sesama individu, hal ini mengarah pada keadaan kecemasan yang penuh tekanan baik di tubuh maupun di pikiran. Kesepian, dorongan kecemasan, depresi, keadaan panik, gangguan mental, bahaya kesehatan, dan banyak masalah lainnya berdampak pada kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan (1). Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki sistem imun untuk melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Namun, ada hal-hal yang dapat melemahkan sistem imun atau daya tahan tubuh seseorang, antara lain 140

penuaan, kurang gizi, penyakit, bahkan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, fungsi sistem imun perlu senantiasa dijaga agar daya tahan tubuh kuat. Sistem imun yang kuat sangat penting bagi tubuh mencegah berbagai penyakit, terutama di masa pandemi COVID-19 (1). Mengonsumsi makanan kaya vitamin dan mineral dapat membantu kita untuk tetap sehat melawan virus dan bakteri pembawa penyakit. Sayangnya, sebagian orang masih belum makan buah-buahan dan sayuran untuk menjaga diri tetap sehat. Makanan sehat menyediakan banyak zat termasuk vitamin dan mineral untuk membuat kita sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Sistem kekebalan tubuh yang sehat bergantung pada diet sehat yang seimbang dari waktu ke waktu (2). Untuk mencegah infeksi virus Corona, juga dapat mempertimbangkan konsumsi suplemen yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Kandungan vitamin dan mineral dalam suplemen, seperti vitamin C (sodium ascorbate), vitamin B3 (nicotinamide), vitamin B5 (dexpanthenol), vitamin B6 (pyridoxine hcl), vitamin E (alpha tocopheryl), zinc picolinate, dan sodium selenite, dapat meningkatkan kinerja sistem imun dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, termasuk infeksi virus Corona. Di sisi lain, vitamin B3, B5, dan B6 dapat memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak akibat sakit. Selain memperkuat daya tahan tubuh dengan beragam cara di atas, juga perlu menerapkan pola hidup sehat lainnya, seperti berhenti merokok, mengurangi minum minuman beralkohol, tidak melakukan hubungan seks yang berisiko, serta minum air putih yang cukup (2). Dikarenakan SARS-CoV-2 adalah infeksi saluran pernapasan, nutrisi tersebut telah diresepkan dan disarankan oleh para profesional kesehatan sejak awal pandemi. Nutrisi-nutrisi ini dapat diperoleh dari diet dan suplemen makanan, tablet multinutrien atau multivitamin. Beberapa suplemen makanan lain juga diketahui bermanfaat bagi kesehatan dan sistem kekebalan tubuh, termasuk asam lemak omega-3 ("minyak ikan"), probiotik dan isolat tanaman seperti bawang putih (2). Penggunaan suplemen makanan khusus dalam pencegahan dan pengobatan akut 141

infeksi SARS-CoV-2 telah dipromosikan sejak awal pandemi virus korona saat ini. Setiap orang di dunia secara langsung atau tidak langsung menghadapi konsekuensi parah dari penyakit ini. Banyak negara telah mengumumkan penutupan (lockdown) dan keadaan darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sekolah, Perguruan Tinggi, Universitas, Pasar, Mall, Kompleks Perbelanjaan, dan lain-lain. ditutup oleh Pemerintah. Hal ini telah menciptakan lingkungan ketakutan, kecemasan dan stres di antara masyarakat maju dan berkembang. WHO dan seluruh negara anggotanya telah mengeluarkan peringatan terkait dampak Corona Virus. Tetapi penyakit ini karena tindakan isolasi yang ekstrim, menciptakan beberapa masalah lain termasuk kecemasan sosial, keadaan panik karena ketidakpastian, resesi ekonomi dan tekanan mental yang ekstrim. Untuk mengatasi virus ini, diperlukan upaya yang terkoordinasi dan masyarakat perlu membuat perubahan dalam rutinitas sehari-hari mereka sesuai dengan arahan dan saran dari Pemerintah dan WHO. Ini akan memberikan lebih banyak kesempatan bagi staf medis untuk secara efektif dengan sumber daya terbatas yang mereka miliki untuk penanganan terkontrol dari Pandemi ini. METODE Metode pelaksanaan untuk mencapai tujuan dari pengabdian masyarakat ini dalam mengatasi masalah masyarakat untuk menghadapi pandemi virus Covid-19 yang dilakukan oleh Tim STIKES Cendekia Utama Kudus pada bulan Desember tahin 2020 melalui sosialisasi dan pembagian vitamin C, D, dan Seng dan leafleat berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan bagi para pengunjung Kawasan objek wisata Menara Kudus untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat meminimalisir penularan virus Covid-19. Kegiatan pembagian vitamin ini dilakukan kepada masyarakat dalam rangka membantu masyarakat untuk meningkatkan imunitas dan kondisi kesehatan tubuh. Kegiatan ini juga dilakukan untuk memberikan informasi 142

guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunitas dalam mencegah penularan Covid-19. Sosialisasi merupakan proses pembelajaran bagi masyarakat agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam menjaga kondisi kesehatan serta meningkatkan imunitas tubuh HASIL DAN PEMBAHASAN Severe acute respiratory syndrome coronasvirus 2 (SARS-CoV-2) adalah infeksi virus baru yang pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Tiongkok Tengah dan telah menyebar ke dua kota domestik serta ke beberapa Negara (4). Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus baru tersebut yaitu COVID-19 dan mengumumkan bahwa COVID-19 merupakan penyakit infeksi pandemik yang sudah melanda seluruh dunia. Kejadian luar biasa oleh coronavirus bukanlah merupakan kejadian yang pertama kali. Tahun 2002 severe acute respiratory syndrome (SARS) disebakan oleh SARS-Coronavirus (SARS- CoV) dan penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) tahun 2012 disebabkan oleh MERS-coronavirus (MERS-CoV) dengan total akumulatif kasus sekitar 10.000 (1000-an kasus MERS dan 8000-an kasus SARS). Mortalitas akibat SARS sekitar 10% sedangkan MERS lebih tinggi yaitu sekitar 40%. Apabila dibandingkan dengan SARS, pneumonia COVID-19 cenderung lebih rendah dari segi angka kematian. Angka kematian SARS mencapai 10% dan MERS 37%.3 Namun, saat ini tingkat infektivitas virus pneumonia COVID-19 ini diketahui setidaknya setara atau lebih tinggi dari SARS-CoV. Coronavirus jenis baru ini bersifat letal namun tingkat kematian masih belum pasti, serta saat ini masih dapat dicegah dan dikontrol (4). Beberapa upaya pencegahan dan kontrol infeksi perlu diterapkan prinsip-prinsip yaitu hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kontak langsung dengan pasien (darah, cairan tubuh, sekret termasuk sekret pernapasan, dan kulit yang luka), pencegahan tertusuk jarum serta benda tajam, manajemen limbah medis, pembersihan dan desinfektan peralatan serta pembersihan lingkungan. Sayangnya, tidak ada 143

vaksin maupun obat-obatan yang disetujui sebagai tatalaksana COVID-19. Saat ini terdapat pengobatan simptomatik yang dipakai untuk COVID-19 diantaranya human immunoglobulin, interferon, chloroquine, hydroxychloroquine, osetalmivir, remdesivir, arbidol, lopinavir-ritonavir, methylprednison, dan vitamin C. Vitamin C memiliki aktivitas antioksidan dan dapat mengurangi stress oksidatif dan peradangan oksidatif. Selain itu vitamin C mempunyai efek yangmeningkatkan sintesis vasopressor, meningkatkan fungsi sel kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi endovaskular, dan memberikan modifikasi imunologis epigenetik (8). Pandemi virus Corona sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan individu secara keseluruhan. Salah satunya berdampak pada hubungan sosial serta kehidupan religius antar manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat kita masih mengedepankan aspek religius dari kehidupannya. Wisata religi masih merupakan hal yang menjadi antusias bagi masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, di tengah pandemi ini, masyarakat masih memadati objek wisata Menara Kudus, Jawa Tengah, dengan mengikuti protokol kesehatan, mengingat masih dalam masa pandemi penularan penyakit virus corona (Covid-19). Kawasan objek wisata Menara Kudus masih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan religi di Kudus. Hal ini memicu kekhawatiran akan penyebaran virus COVID- 19. Inilah yang mendasari kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan guna meminimalisir penularan Covid-19 dengan pembagian vitamin di Kawasan objek wisata Menara Kudus. 144

Gambar 1. Kegiatan sosialisasi dan pembagia vitamin kepada masyarakat di area wisata menara Kudus Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Kawasan objek wisata Menara Kudus pada tanggal 13 Desember 2020. Sosialisasi di lakukan pada pukul 10.00 WIB pada wisatawan yang berada di lokasi ini. Tim STIKES Cendekia Utama Kudus yang terdiri dari 5 orang Dosen Muda, dan 3 orang mahasiswa STIKES Cendekia Utama Kudus terlibat langsung saat memberikan vitamin C, D, dan Seng bagi para pengunjung Kawasan objek wisata Menara Kudus untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat meminimalisir penularan virus Covid-19. Selain itu, Tim STIKES Cendekia Utama Kudus juga menghimbau dan membagikan leafleat kepada para pengunjung Kawasan objek wisata Menara Kudus untuk selalu menerapkan protokol kesehatan antara lain memastikan diri dalam keadaan sehat sebelum berkunjung ke tempat wisata, jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas tetap di rumah dan perksakan diri ke fasilitas kesehata, selelu menggunakan masker selama berada di lokasi wisata, menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, hindari menyentuh area wajah seperti mata,hidung dan mulut, menjaga jarak minimal 1 meter saat 145

berada di tempat wisata, saat sudah tiba di rumah segeralah mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, bersihkan ponsel, kacamata dan barang lainnya dengan cairan desinfektan serta tetap menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Berdasarkan kajian pustaka, Tim STIKES Cendekia Utama Kudus menemukan bahwa: Pada SARS-CoV-2 ditemukan target sel kemungkinan berlokasi di saluran napas bawah. Virus SARS-CoV-2 menggunakan ACE- 2 (angiotensin-converting enzyme 2) sebagai reseptor, sama dengan pada SARS-CoV. Sekuens dari RBD (Reseptor-binding domain) termasuk RBM (receptor- binding motif) pada SARS-CoV-2 kontak langsung dengan enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). Hasil residu pada SARS-CoV-2 RBM (Gln493) berinteraksi dengan ACE pada manusia, sehingga membuat kapasitas SARS-CoV-2 dapat menginfeksi sel manusia. Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang hingga berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.3 Oleh karena itu untuk mencegah jatuhnya korban banyak penelitian yang sedang dikembangkan terkait pengobatan COVID-19. Beberapa intervensi farmakologis adjuvan telah dipelajari untuk efek imunomodulatornya, termasuk vitamin C (4). Vitamin C mencegah pneumonia virus diawali dengan adanya infeksi virus memicu serangkaian peristiwa signaling yang menyebabkan induksi IFNs tipe I, termasuk sitokin IFN-β dan IFN-α. RIG-I (retinoic acid-inducible gen 1) dan MDA5 (melanoma diferensiasi protein 5) telah diidentifikasi sebagai reseptor dsrna intraseluler dan bertanggung jawab untuk transmisi sinyal ke caspase activation recruitment domain (CARD) 146

mengandung protein adaptor mitochondrial antiviral proteins (MAVS). MAVS adalah protein mitokondria yang mengaktifkan nuclear factor- KappaB (NF-κB) dan Interferon regulatory factor 3 (IRF3) faktor transkripsi untuk menginduksi IFNs dan menimbulkan respon antivirus bawaan. MAVS diperlukan untuk aktivasi IRF3 dan NF-κB. MAVS diaktifkan dan difosforilasi oleh inhibitor of nuclear factor kappa B (IKB) kinase kompleks setelah infeksi virus. IRF 3 sangat penting untuk induksi segera faktor transkripsi setelah infeksi virus. Ini penting baik pada fase awal dan kemudian dari tanggapan kekebalan antivirus. NF-κB terlibat dalam regulasi IFN tipe I dan ekspresi sitokin inflamasi yang diinduksi sitokin. Kemudian NF-κB dilepaskan ke dalam nukleus dan bergabung dengan IRF3 untuk memulai transkripsi IFN-β (2). Vitamin C digunakan pada pasien kritis oleh karena efek antioksidan penangkap radikal bebas yang memiliki sifat antiinflamasi, mempengaruhi imunitas seluler dan integritas vaskuler serta bertindak sebagai kofaktor pada sintesis hormone dan enzim (12). Vitamin D atau sel kekebalan mengekspresikan reseptor vitamin D, sehingga berperan dalam fungsi sel penyaji antigen, sel T, dan sel B. Tim tersebut menulis, vitamin D juga meningkatkan produksi cathelicidin, komponen mikrobisidal dari sistem kekebalan bawaan." Multivitamin ini memiliki sifat antioksidan, dan penelitian telah menunjukkan bahwa mereka dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan. Seng dan Vitamin C, menunjukkan bahwa keduanya dapat berperan dalam mengurangi gejala. Vitamin D dapat meningkatkan T-cell pada individu sehat ataupun pada pasien autoimun. Data dari suatu meta analisis dari RCT (Randomized Control Trial) menyebutkan bahwa pemberian vitamin D melindungi individu dari ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Namun pada trial lainnya pada pasien kritis non covid tidal mengurangi LOS dan mortalitas dibandingkan placebo. Peran suplementasi vitamin D pada pasien COVID-19 belum diketahui. Alasan penggunaannya adalah untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID_19 atau menurunkan keganasan penyakit karena efek immunomodulator (12). 147

Zinc merupakan trace mineral dalam fungsi pembentukan imun seperti pada produksi leukosit, antibody. Zink juga merupakan ko-faktor penting dari berbagai enzim. Defisiensi zinc meningkatkan kadar sitokin pro-inflamasi seperti interleukin-1, interleukin-6, TNF-alfa serta menurunkan produksi antibodi. Suplementasi zinc meningkatkan kemampuan polimorfonuklear untuk bertempur melawan infeksi. Selain itu zinc memiliki aktivitas antivirus dengan cara menghambat polymerase virus RNA sehingga menghambat replikasi secara in vitro. Aktivitas tersebut telah dibuktikan pada SARS-CoV-1.(12). Sejumlah mikronutrien, termasuk vitamin C dan D dan seng, telah terbukti memainkan peran kunci dalam mendukung fungsi kekebalan dan dalam mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan. Nutrisi ini dapat diperoleh dari makanan tetapi juga tersedia sebagai suplemen makanan baik sendiri atau sebagai bagian dari multivitamin atau campuran multinutrien. Ada banyak suplemen makanan lain yang tersedia termasuk asam lemak omega-3 ("minyak ikan"), probiotik dan isolat tanaman seperti bawang putih. Penggunaan suplemen makanan khusus dalam pencegahan dan pengobatan akut infeksi SARS-CoV-2 telah dipromosikan sejak awal pandemi virus korona saat ini (2). Vitamin D telah disarankan untuk mengurangi penularan SARS-CoV-2 dengan meningkatkan kekebalan antivirus dan untuk mengurangi kematian yang mengurangi badai sitokin yang terkait dengan COVID-19 parah. Selain itu, seng juga mendukung fungsi sistem kekebalan dan mungkin memiliki efek antivirus tertentu. Namun, bukti kuat yang mendukung peran suplemen makanan dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 tidak tersedia. Bukti semacam itu perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti status sosial ekonomi, etnis, dan pajanan virus di tempat kerja serta persyaratan ukuran sampel yang besar dan konfirmasi infeksi yang jelas (8). 148

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Infeksi coronavirus, virus tipe baru jenis Betacoronavirus, diberi nama 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) belum memiliki obat antivirus target yang efektif. Pengobatan suportif masih merupakan pengobatan utama saat ini untuk COVID-19. Salah satunya pemberian Vitamin C, D, dan Seng oral maupun intravena dapat mengurangi peningkatan risiko komplikasi, mengurangi tingkat keparahan, mengatasi gejala, dan meningkatkan imunitas tubuh. Jadi resiko penularan virus COVID-19 ini dapat diatasi dengan peningkatan imunitas tubuh melalui pemberian vitamin C dan D serta Seng bagi pengunjung Kawasan objek wisata Menara Kudus. Saran Perlu dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat serupa terutama bagi masyarakat dan keluarga pasien yang pernah terdampak dan terkonfirmasi covid-19 untuk meningkatkan kualitas hidup. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada segenap pengurus masjid menara dan area wisata atas pemberian ijin dalam kegiatan pengabdian masyarakat pembagian vitamin, hand sanitizer, masker dan sosialisasi pentingnya menerapkan protokol kesehatan di tempat wisata DAFTAR PUSTAKA [1] Adams KK, Baker WL, Sobieraj DM. 2020. Myth busters: dietary supplements and COVID-19. Ann Pharmacother 2020;54:820 6. [2] Butler-Laporte G, Nakanishi T, Mooser V, et al. 2020. Vitamin D and Covid-19 Susceptibility and Severity: a Mendelian Randomization Study. medrxiv 2020;:2020.09.08.20190975. [3] Center for Disease Control and Prevention, (2020, 03 15). Manage Anxiety & Stress. Retrieved from Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): https://www.cdc.gov/coronavirus/2019- ncov/prepare/managing-stress-anxiety.html 149

[4] Chen, M. Zhou, X. Dong J, Qu J, Gong FY, Han, 2020. Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. The Lancet. 2020: 507-13. [5] Cheng VC-C, Wong S-C, Yuen K-Y. 2020. Estimating coronavirus disease 2019 infection risk in health care workers. JAMA Netw Open 2020;3:e209687 e209687. [6] Drew DA, Nguyen LH, Steves CJ,. 2020. Rapid implementation of mobile technology for real-time epidemiology of COVID-19. Science 2020;368:1362 7. doi:10.1126/science.abc0473 [7] Grant WB, Lahore H, McDonnell SL,. 2020 Evidence that vitamin D supplementation could reduce risk of influenza and COVID-19 infections and deaths. Nutrients 2020;12:988. [8] Kashiouris MG, L heureux M, Cable CA, Fisher BJ, Leichtle SW, Fowler AA 2020. The emerging role of vitamin C as a treatment for sepsis. Nutrients. 2020;12(2):1 16. Menni C, Sudre CH, Steves CJ, 2020 Quantifying additional COVID-19 symptoms will save lives. Lancet 2020;395:e107 8. [9] WHO. (2020, 10 03). Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it. Retrieved from WHO: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus- 2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid- 2019)-and-the-virus-that-causes-it [10] Zhong B-L, Luo W, Li H-M,. 2020. Knowledge, attitudes, and practices towards COVID-19 among Chinese residents during the rapid rise period of the COVID-19 outbreak: a quick online cross-sectional survey. Int J Bioll Sci 2020;16:1745 52. [11] Yuki K, Fujiogi M, Koutsogiannaki S.(2020) COVID-19 pathophysiology : A review. Clin Immunol.2020;215:108427 [12] The Recovery Collaborative Group(2020) Dexamethasone in Hospitalized Patients with Covid-19-Preliminary Report,New England Journal of Medicine. 150