PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS BERAS: PERUBAHAN SIFAT KIMIA SELAMA PENYIMPANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN PERLAKUAN NATRIUM METABISULFIT TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA TEPUNG LABU KUNING

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini menggunakan belah melintang (cross

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN MUTU FISIK, BIOLOGI DAN MIKROBIOLOGIS BERAS GILING

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

PENGARUH METODE THAWING BERDASARKAN SUHU RUANG DAN SUHU REFRIGERATOR TERHADAP KANDUNGAN LEMAK DAN PROTEIN DALAM FILLET DAGING IKAN BANDENG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

KARAKTERISTIK PENGERINGAN GABAH PADA ALAT PENGERING KABINET (TRAY DRYER) MENGGUNAKAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

SKRIPSI KIKI ANDRIANI

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN BEKU DAN THAWING TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIAWI DAGING HALUS IKAN LELE (Clarias batrachus) VAR SANGKURIANG

KANDUNGAN NILAI GIZI PADA SAYUR LILIN (Saccharum edule Hasskarl) MAKANAN KHAS DI HALMAHERA UTARA, MALUKU UTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP PROFIL KELARUTAN DAN VARIASI BERAT MOLEKUL FRAKSI PROTEIN TEPUNG KACANG MERAH PRE-GELATINISASI SKRIPSI

Konsumsi Bakso Cilok Di 8 SD Di Wilayah Semarang

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

PENGARUH KOMBINASI SUHU, WAKTU, DAN CARA PEMANASAN TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN MIKROBIOLOGI MAYONNAISE

METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

The JaMMiLT ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

BAB III METODE PENELITIAN

Pulp - Cara uji bilangan kappa

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

PENENTUAN KADAR AIR. 1. Keringkan Cawan alumunium dalam oven selama 1 jam pada suhu C.

MODIFIKASI PROSES IN-SITU DUA TAHAP UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI LOGO

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian

Metodologi Penelitian

Transkripsi:

PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS BERAS: PERUBAHAN SIFAT KIMIA SELAMA PENYIMPANAN Raras Yulia (L2C007081) dan Siechara Apfia Casper (L2C007085) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50239, Telp/Fax: (024)7460058 Pembimbing: Dr. Ir. Ratnawati, M.T Abstrak Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang perlu mendapat perhatian khusus karena mempengaruhi perkembangan fisik maupun intelektual pihak yang mengonsumsi. Salah satu jenis pangan yang penting adalah beras. Beras diproduksi dalam jumlah besar sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Di sisi lain, konsumsi beras dilakukan setiap hari. Hal ini menyebabkan diperlukannya penyimpanan beras. Beras yang disimpan tentu akan mengalami perubahan kualitas karena adanya pengaruh dari kondisi tempat penyimpanan dan lama penyimpanannya. Perubahan itu di antaranya terjadi pada sifat kimia beras yang meliputi kadar pati, protein, dan lemak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap sifat kimia tersebut. Penelitian diawali dengan menyimpan tiga jenis beras yang telah dianalisa kadar pati, protein, dan lemaknya dalam karung dengan kondisi penyimpanan yang sama. Analisa berikutnya dilakukan setiap dua minggu selama tiga bulan. Penelitian dilakukan selama 12 minggu dimulai dari bulan Juli hingga Oktober. Dari penelitian diketahui kandungan pati, protein, dan lemak dalam beras menurun seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Hal yang sama terjadi baik untuk beras jenis SNI IV, beras Inpres, maupun beras yang ditolak Bulog. Kata kunci: beras; sifat kmia; penyimpanan Abstract Food is one of human needs that need a special care for it influence the physical and intelectual development of the consumers. One important type of food is rice. Rice is produced three times a year in a large amount. In the other hand, rice is being consumed every day. It makes rice storage necessary. Stored rice will get changes in its quality because of the influence of storage condition and time. One of those changes is the changes in rice chemical properties, such as starch, protein, and fat content in rice. The purpose of this research is to find out the effect of storage time to those chemical properties. The research is preceeded by storing three different types of rice of which starch, protein, and fat content have been analyzed. All of the rice are stored in the same place with the same condition. For the next three months, the analysis of those content is hold once every two weeks. The research is being done for twelve weeks, started from July and ended in October. From the research it was found that the amount of starch, protein, and fat in rice decrease during storage. The same phenomenon happened to all three kinds of rice; SNI IV, Inpres, and rejected rice. Keywords : rice; chemical properties; storage 1. Pendahuluan Pangan merupakan salah kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari. Kualitas dari pangan yang dikonsumsi menentukan tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas konsumennya. Di antara berbagai jenis pangan yang ada, beras merupakan salah satu jenis pangan yang penting bagi masyarakat Asia, sebanyak 75% masukan kalori harian masyarakat di negara-negara Asia berasal dari beras, khususnya Indonesia. Menu harian masyarakat Indonesia tidak dapat dipisahkan dari beras.

Kualitas beras sebagai bahan pangan utama tidak dapat diragukan. Beras menyumbang energi, protein dan zat besi masing-masing sebesar 63,1%; 37,7% dan 25-30% dari total kebutuhan tubuh (Anonim, 2006a). Karbohidrat merupakan kandungan zat gizi utama dalam beras dan terbanyak dalam bentuk pati (Kusharto, 1992). Kandungan zat gizi terbesar ke-2 dalam beras setelah karbohidrat adalah protein (Haryadi, 2006). Namun, berbeda dengan konsumsi beras yang dilakukan secara kontinu, produksi beras terjadi secara berkala. Menurut Forum Kerjasama Agribisnis, panen padi terjadi tiga kali dalam setahun. Dalam setiap panennya diproduksi beras dalam jumlah berlimpah. Karenanya, diperlukan adanya penyimpanan beras sebelum beras tersebut dikonsumsi. Penyimpanan ini tentunya mempengaruhi kualitas beras yang disimpan. Padahal seperti telah disebutkan di atas, kualitas dari pangan yang dikonsumsi memiliki peranan yang tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh kondisi penyimpanan terhadap kandungan glukosa, pati, protein, dan lemak pada beras. 2. Bahan dan Metode Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras, HCl 0,1N, fehling A dan B, methylen blue, NaOH 0,1N, glukosa anhidris, aquades, serbuk Zn, H 2 SO 4, methyl orange, CuSO 4.5H 2 O, asam boraks jenuh, Na 2 SO 4 anhidris, n-heksana, bensin fraksi 60-80 o C. Peralatan penelitian yang digunakan antara lain statif, klem, buret, timbangan, magnetic stirrer dan heater, waterbath, labu digester, labu destilasi, labu kjeldahl, pendingin liebig, adaptor, kompor listrik, beaker glass, gelas ukur, erlenmeyer, labu leher tiga, termometer, pendingin balik, pipet volume, pipet tetes, cawan porselen, corong pemisah, labu sokhlet, kertas saring, pipa aliran uap, pipa aliran embun, dan labu alas bulat. Variabel kendali dalam penelitian ini adalah tempat penyimpanan (laboratorium), metode penyimpanan (dalam karung), dan suhu penyimpanan (suhu ruangan = 25 o C). Variabel yang dipilih sebagai variabel berubah adalah jenis beras (beras SNI IV, beras Inpres, dan beras yang ditolak Bulog) serta waktu. Penelitian diawali dengan menyimpan tiga jenis beras yang telah dianalisa kadar pati, protein, dan lemaknya dalam karung dengan kondisi penyimpanan yang sama. Analisa berikutnya dilakukan setiap dua minggu selama tiga bulan, yaitu dari bulan Juli hingga Oktober. 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan beras terhadap kadar pati, protein, dan lemak yang terkandung di dalamnya telah dilakukan selama 12 minggu. Terdapat 3 jenis beras yang menjadi bahan pengamatan, yaitu beras SNI IV, beras Inpres, dan beras yang di-reject. Adapun, analisa kadar ketiga komponen tersebut dilakukan setiap 2 minggu. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Hasil analisa awal Pada penelitian awalan, terlihat bahwa beras SNI IV merupakan beras dengan kandungan gizi terbaik. Adapun hasil pengujian kandungan gizi masing-masing beras pada awal penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Analisa Awal Kandungan Gizi Beras Jenis Beras Kadar Awal (%W) Pati Protein Lemak SNI IV 75.12 6.88 0.72 Inpres 71.89 5.02 0.37 Ditolak Bulog 67.08 3.50 0.24 Kadar awal pati pada beras SNI IV merupakan kadar yang tertinggi, sedangkan kadar pati pada beras yang ditolak Bulog merupakan kadar yang terendah. Hal ini berkaitan dengan komposisi beras utuh, beras kepala, patahan besar dan patahan kecil pada beras. Beras yang memiliki beras utuh dari yang terbanyak secara berurutan adalah beras SNI IV, beras Inpres, beras yang ditolak Bulog. Beras seutuhnya terdiri dari endosperma yang mengandung lebih banyak pati daripada bagian lain. memiliki beras utuh paling banyak sehingga kadar patinya pun paling tinggi. Kadar awal protein pada beras SNI IV merupakan kadar yang tertinggi, sedangkan kadar protein pada beras yang ditolak Bulog merupakan kadar yang terendah. Hal ini berkaitan dengan komposisi beras utuh, beras kepala, patahan besar dan patahan kecil pada beras. Beras yang memiliki beras utuh dari yang terbanyak secara berurutan adalah beras SNI IV, beras Inpres, beras yang ditolak Bulog. Kadar protein pada beras dipengaruhi oleh reaksi Maillard dan komposisi beras. Beras yang ditolak Bulog memiliki komposisi patahan kecil lebih banyak sehingga luas permukaan besar dan kadar protein kecil. Kadar awal lemak pada beras SNI IV merupakan kadar yang tertinggi, sedangkan kadar lemak pada beras yang ditolak Bulog merupakan kadar yang terendah. Hal ini berkaitan dengan komposisi beras utuh,

beras kepala, patahan besar dan patahan kecil pada beras. Beras yang memiliki beras utuh dari yang terbanyak secara berurutan adalah beras SNI IV, beras Inpres, beras yang ditolak Bulog. Bagian terluar beras utuh merupakan lapisan aleuron yang mengandung lemak. memiliki beras utuh paling banyak sehingga kadar lemaknya pun paling tinggi. Pengaruh waktu penyimpanan terhadap kadar pati dalam beras 76 74 Kadar Pati (%w) 72 70 68 66 64 62 Gambar 1. Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Kadar Pati dalam Beras Gambar di atas menunjukkan penurunan kadar pati seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan beras, baik untuk beras jenis SNI IV, beras Inpres, maupun beras yang di-reject oleh Bulog. Penurunan kadar pati dalam beras disebabkan oleh terjadinya reaksi Maillard (Chrastil, 1990). Hasil penelitian menunjukan penurunan kadar pati beras selama tiga bulan untuk beras yang di-reject oleh Bulog sebesar 4,2%, beras Inpres sebesar 3,2% dan untuk beras SNI IV sebesar 2,7%. Penurunan kadar pati paling besar terjadi pada beras yang di-reject Bulog. Penurunan kadar pati, dipengaruhi oleh reaksi Maillard. Pada beras yang di-reject Bulog luas permukaan beras paling besar karena butiran padinya lebih kecil. Berdasarkan data penelitian mengenai sifat fisik beras diketahui bahwa beras yang di-reject memiliki presentase beras patah paling besar, yaitu sebesar 39,41%. Sementara presentase beras patah untuk beras SNI IV dan beras Inpres masing-masing sebesar 23,45% dan 20,9%. Luas permukaan yang besar menyebabkan reaksi Maillard lebih cepat terjadi dan penurunan kadar pati juga terjadi dengan cepat. Penurunan kadar pati juga dipengaruhi oleh kadar air dalam beras. Menurut wateractivity.org, semakin banyak air yang terkandung pada bahan pangan, dalam hal ini beras, semakin besar kecepatan reaksi Maillard. Sementara penelitian terhadap sifat fisik beras menunjukkan bahwa kadar air untuk beras SNI IV, beras Inpres, dan beras yang ditolak Bulog berturut-turut adalah 13%, 13,2%, dan 15,5%. Oleh karena itu, reaksi Maillard paling cepat terjadi pada beras yang ditolak Bulog. Dengan demikian, beras jenis ini mengalami penurunan kadar pati paling besar. Pengaruh waktu penyimpanan terhadap kadar protein dalam beras 8 Kadar Protein (%w) 7 6 5 4 3 2 1 0 Gambar 2. Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Kadar Protein dalam Beras

Gambar di atas menunjukkan penurunan kadar protein seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan beras, baik untuk beras jenis SNI IV, beras Inpres, maupun beras yang di-reject oleh Bulog. Penurun kadar protein dalam beras disebabkan oleh terjadinya reaksi Maillard. Dengan terjadinya penurunan kadar asam amino selama penyimpanan berarti terjadi penurunan kadar protein pula (Barber, 1972). Hasil penelitian menunjukan penurunan kadar protein beras selama tiga bulan untuk beras yang direject oleh Bulog sebesar 65,43%, beras Inpres sebesar 47,41% dan untuk beras SNI IV sebesar 34,59%. Penurunan kadar protein paling besar terjadi pada beras yang di-reject Bulog. Pada beras yang di-reject Bulog luas permukaan beras paling besar karena butiran padinya lebih kecil. Berdasarkan data penelitian mengenai sifat fisik beras diketahui bahwa beras yang di-reject memiliki presentase beras patah paling besar, yaitu sebesar 39,41%. Sementara presentase beras patah untuk beras SNI IV dan beras Inpres masingmasing sebesar 23,45% dan 20,9%. Luas permukaan yang besar menyebabkan reaksi Maillard lebih cepat terjadi dan penurunan kadar protein juga terjadi lebih cepat. Selain itu, reaksi Maillard juga dipercepat oleh air yang terdapat dalam beras. Seperti yang telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, beras yang ditolak Bulog memiliki kadar air paling besar. Dengan demikian, reaksi Maillard berlangsung paling cepat pada beras yang ditolak Bulog mengakibatkan penurunan protein pada beras ini juga paling besar bila dibandingkan dengan penurunan protein pada kedua jenis beras yang lain. Pengaruh waktu penyimpanan terhadap kadar lemak dalam beras 0.8 Kadar Lemak (%w) 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Gambar 3. Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Kadar Lemak dalam Beras Gambar di atas menunjukkan terjadinya penurunan kadar lemak dalam ketiga jenis beras. Penurunan ini terjadi karena selama penyimpanan lemak teroksidasi menjadi asam lemak bebas. Dengan teroksidasinya lemak maka kadar lemak berkurang selama penyimpanan. Reaksi oksidasi lemak berlangsung dalam tiga tahap, yaitu tahap permulaan di mana terjadi reaksi pembentukan radikal bebas dan pemisahan hidrogen dari lemak yang tidak jenuh, tahap perkembangan di mana berlangsung reaksi antara radikal bebas dengan oksigen dan senyawa organik, serta tahap penghentian di mana terjadi pembentukan senyawa yang tidak lagi merupakan radikal bebas (Morrison, 1978). Besarnya penurunan kadar lemak untuk beras yang di-reject Bulog sebesar 87,5%, untuk beras Inpres sebesar 64,86% dan untuk beras SNI IV sebesar 30,56%. Penurunan kadar lemak terbesar terjadi pada beras yang di-reject Bulog. Hal ini disebabkan karena pada beras yang di-reject Bulog luas permukaan beras yang paling besar, sehingga reaksi oksidasi lemak terjadi lebih cepat dan penurunan kadar lemak terjadi lebih cepat pula. Di samping itu, kecepatan pembentukan asam lemak bebas dipengaruhi kandungan air yang terdapat dalam beras di mana semakin tinggi kadar air semakin cepat pula asam lemak terbentuk (Anonim, 2003). Seperti telah dikemukakan di atas bahwa kadar air terbesar terkandung dalam beras yang ditolak Bulog sementara kadar air terkecil terdapat dalam beras SNI IV. Oleh karena itu, reaksi oksidasi lemak menjadi asam lemak yang paling cepat terjadi pada beras yang ditolak Bulog. Ini mengakibatkan beras jenis inilah yang paling banyak mengalami penurunan kadar lemak. 4. Kesimpulan Semakin lama disimpan kadar pati, protein, dan lemak dalam beras semakin turun. Fenomena yang sama berlaku baik untuk jenis beras SNI IV, beras Inpres, maupun beras yang ditolak Bulog.

Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ratnawati, M.T selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan koreksi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Serta semua pihak yang telah banyak membantu terselesainya skripsi ini. Daftar Pustaka Adiratma, R.E. 2004. Stop Tanaman Padi. PT. Penebar Swadaya. Jakarata. Barber, S. 1972. Milled Rice and Changes During Aging, Rice: Chemistry and Technology (D. F. Houston, ed.). American Association of Cereal Chemists. St. Paul, MN, pp. 215. Barber, S., C. Benedito de Barber, dan E. Tortosa. 1967. Composition and Localization of Lipids in Rice Grains. Rev. Agroquim. Tecnol. Alimentos, 7, pp. 235. Chrastil, Joseph. 1990. Protein-Starch Interactions in Rice Grains: Influence of Storage on Oryzenin and Starch. J. Agric. Food Chem., 38:1804. Chrastil, Joseph dan F. W. Parrish. 1987. Phospholipases C and D in Rice Grains. J. Agric. Food Chem., 35:624. http://foragri.blogsome.com/forumkerjasamaagribisnis tanggal diakses 30 Mei 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/beras tanggal diakses 16 Mei 2010 http://wateractivity.org/theory.html tanggal diakses 5 Juni 2011 Marshall, Wayne E. dan James I. Wadsworth. 1994. Rice Science and Technology.CRC Press. Morrison, W. R. 1978. Cereal Lipids, Advances in Cereal Science and Technology II (Y. Pomeranz, ed.)., American Association of Cereal Chemists, St. Paul, MN, pp. 221. Quality Changes During Storage. Rice Quality Workshop 2003 Santosa Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol. 10. No. 2, September 2006: 1-13. SNI 6128:2008 tentang Beras Yasumatsu, K. 1965. Studies on the Effects of Lipid on the Rheological Properties of Starch. Takeda Chemical Industries, Ltd., Osaka, Japan, pp. 1.