Haris Dianto Darwindra 240210080133 BAB VI PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB III METODE PENELITIAN

PENUNTUN PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI

METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. METODOLOGI Bahan dan Alat. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerang bulu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Isolasi Bakteri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

Chemistry In Our Daily Life

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Pascapanen Program studi Agroteknologi Universitas. B.

Pebrin Manurung PEMBAHASAN

IV. KULTIVASI MIKROBA

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

BAB III MATERI DAN METODE

Teknik Isolasi Bakteri

PEMBAHASAN Pengujian Aktivitas Rennet dalam Mengkoagulasikan Susu

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penambahan bentonit pada proses Pelleting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi. 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

Transkripsi:

BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Aging Keju. Keju terbuat dari bahan baku susu, baik susu sapi, kambing, atau kerbau. Proses pembuatannya dilakukan dengan pembentukan dadih setelah terlebih dahulu melakukan pasteurisasi terhadap susu. Pasteurisasi ditujukan untuk menghilangkan bakteri pathogen sekaligus menghilangkan bakteri pengganggu dalam proses pembuatan dadih. Pembuatan dadih atau proses penggumpalan mulai terjadi saat ditambah starter kultur bakteri laktat. Kultur bakteri ini menyebabkan terjadinya fermentasi hingga pada ph tertentu. Enzim atau asam ditambahkan saat telah dicapai kondisi yang sesuai untuk enzim atau asam sehingga proses koagulasi tercapai. Penambahan enzim atau pun asam bertujuan untuk menurunkan ph hingga 4,5 dimana ph tersebut merupakan titik isoelektrik kasein. Pada proses pematangan ini pun dapat ditambahkan mikroba-mikroba tertentu untuk menghasilkan keju yang diinginkan. Selama proses pematangan ini banyak senyawa-senyawa khas yang dihasilkan tergantung dari bakteri yang ditambahkan. Prinsip pembuatan keju adalah fermentasi asam laktat yang terdapat dalam susu. Mula-mula dilakukan pasteurisasi susu selama 30 menit pada suhu 65ºC. Setelah itu susu yang sudah dipasteurisasi didinginkan sampai suhu 30 ºC. Selanjutnya ditambahkan starter yoghurt 5 % dan diaduk selama 4 menit.setelah itu diinokulasi dengan 20 tetes enzim rennin. Enzim renin adalah enzim yang mampu menggumpalkan kasein (sejenis protein) dalam susu. Lambung juga mensekresikan rennin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 30 ºC selama 16 jam, lalu dadih dipotong dengan pisau dan panaskan di atas kawat kasa pada suhu ± 58ºC sambil diaduk. Kemudian tiriskan dan disaring dengan menggunakan kain saring, dan dadih

dikemas dengan plastik cling wrap dan diperam pada suhu ruang ( ±30 ºC ) selama 2 minggu. Untuk menghasilkan keju yang berkualitas, dilakukan proses pematangan dengan cara menyimpan keju ini selama periode tertentu. Dalam proses ini, mikroba mengubah komposisi curd, sehingga menghasilkan keju dengan rasa, aroma, dan tekstur yang spesifik. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi penyimpangan seperti temperatur dan kelembaban udara di ruang tempat pematangan. Dalam beberapa jenis keju, bakteri dapat mengeluarkan gelembung udara sehingga dihasilkan keju yang berlubang-lubang. Setelah proses penyimpanan selesai, barulah kita lakukan isolasi agar tuang. Sebanyak 1 g keju dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan NaCl 0.85 % secara aseptik. Kocok tabung tersebut hingga terbentuk susupensi. Kemudian pipet 1 ml suspensi dari tabung reaksi, lalu lakukan pengenceran sampai dengan pengenceran 10-5. Pipet 1 ml suspensi dari setiap pengenceran 10-4 dan 10-5 dan masukkan kedalam cawan petri steril. Tuangkan media MRS agar cair kurang lebih sebayak 10-15 ml, kemudian goyang-goyangkan hingga susupensi tersebar merata dalam media agar. Biarkan media agar membeku lalu inkubasi selama 2 hari pada suhu 30º C. Langkah terakhir adalah hitung jumlah koloni yang tumbuh pada permukaan agar. Perhitungan dilakukan selama 7 hari karena pengamatan terpotong oleh hari libur dan data yang diambil hanya 5 hari, dengan tujuan menghasilkan titik pertumbuhan mikroorganisme selama proses aging. Dari data hasil pengamatan perhitungan SPC, dapat dibuat kurva pertumbuhan mikroorganisme seperti yang tertera pada kertas grafik. Mengacu pada kurva, dapat kita ketahui bahwa kurva tersebut menunjukkan bagaimana pertumbuhan mikroorganisme selama aging keju. Pada hari ke-0 menuju hari ke-1 terjadi kenaikan pada kurva yang sangat tinggi, yaitu dari 2 x 10 2 hingga 1,1 x 10 6. Bila dihubungkan dengan kurva pertumbuhan mikroorganisme, maka fase yang terjadi pada hari ke-0 menuju hari ke-1 adalah fase pertumbuhan logaritmik dimana sel mikroorganisme membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Selanjutnya, dari hari ke-1 hingga hari ke-2 dan sampai hari ke-7, pertumbuhan mikroorganisme tidak terjadi seperti sebelumnya. Kini dari jumlah

1,1 x 10 6, selama 7 hari mengalami penurunan jumlah yakni menjadi 3,1 x 10 6. Bila dihubungkan dengan kurva pertumbuhan mikroorganisme, maka antara hari ke-6 dan hari ke-7 terjadi fase menuju kematian dimana pada fase ini sebagian populasi mikroorganisme mulai mengalami kematian karena beberapa sebab, diantaranya yaitu nutrisi dan energi didalam medium sudah habis. Kecepatan kematian pada fase ini dipengaruhi oleh lingkungan dan jenis mikroorganisme. Sedangkan dari hasil pengamatan organoleptik aging keju yang disimpan selama 2 minggu menghasilkan tekstur yang lunak dan kenyal dengan aromanya keju. Rasa yang dihasilkan rata-rata pahit, hal ini karena keju yang dihasilkan mengandung banyak asam sehingga rasa yang dihasilkan pahit. Waranya sendiri terlihat bagus dengan kekuningan. Secara prosedur proses aging keju sudah benar dilakukan sehingga dihasilkan keju yang bagus, akan tetapi terjadi kegagalan dalam hal rasa. Terjadi kemungkinan karena saat penyimpanan atau saat dadih dilakukan pemanasan sebelum penyimpanan terjadi kontaminan dengan mikroba dari luar. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya perlakuan pembuatan keju dilakukan di dalam ruangan yang steril sehingga keju yang dihasilkan pun berkualitas bagus.

BAB VII KESIMPULAN Pasteurisasi ditujukan untuk menghilangkan bakteri pathogen sekaligus menghilangkan bakteri pengganggu dalam proses pembuatan dadih. Penambahan enzim atau pun asam bertujuan untuk menurunkan ph hingga 4,5 dimana ph tersebut merupakan titik isoelektrik kasein. Enzim renin adalah enzim yang mampu menggumpalkan kasein (sejenis protein) dalam susu. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Pada hari ke-0 menuju hari ke-1 terjadi kenaikan pada kurva yang sangat tinggi, yaitu dari 2 x 10 2 hingga 1,1 x 10 6. Fase yang terjadi pada hari ke-0 menuju hari ke-1 adalah fase pertumbuhan logaritmik. Fase yang terjadi pada hari ke-6 hingga hari ke-7,emgalami fase menuju kematian dimana pada fase ini sebagian populasi mikroorganisme mulai mengalami kematian karena beberapa sebab, diantaranya yaitu nutrisi dan energi didalam medium sudah habis.

DAFTAR PUSTAKA Anonim a. 2009. Keju. Available at http://www.wikipedia.org/keju.html (Diakses pada tanggal 7 Desember 2009 Pukul 11.00 WIB). Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia (UI- Press) Jakarta. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia: Jakarta