BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Review Penelitian Terdahulu Penelitian terkait Financial Technology telah dilakukan oleh beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ringkasan Informasi Produk/Layanan BTPN Wow!

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

PELAKSANAAN TABUNGAN CITRA PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, Tbk KANTOR CABANG UTAMA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

III. METODOLOGI PENULISAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Utama Surabaya sebagai objek laporan Tugas Akhir.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

PELAKSANAAN TABUNGAN BTPN TASETO PREMIUM DI PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASINONAL CABANG INDAPURA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

INVESTOR SUMMIT AND MARKET CAPITAL EXPO 2013

Solusi Cerdas Bisnis Anda

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra perusaahaan yang positif (Ariyanti, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. negara. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan adalah sebuah perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Diskusi dan Analisis Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk atau disingkat BRI, merupakan salah satu pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN TERKINI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Penelitian terkait Financial Technology telah dilakukan oleh beberapa peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Raynanda (2014) tentang pengaruh Mobile Banking terhadap kinerja perbankan di Indonesia menunjukkan bahwa aplikasi mobile banking memiliki hubungan yang positif dengan profitabilitas tetapi tidak signifikan. Hubungan yang positif ini dapat mendorong khususnya di sektor perbankan untuk menghadirkan keuangan inklusif melalui layanan keuangan digital di indonesia. Namun, menurut Dedeh (2018) dalam penelitiannya tentang analisis pengaruh mobile banking terhadap kinerja perusahaan Sektor perbankan yang tercatat di bursa efek Indonesia menyatakan bahwa pengggunaan mobile banking berpengaruh negatif terhadap ROA. Penyebabnya karena penggunaannya belum menyeluruh dan setiap nasabah belum tentu menggunakan fasilitas ini. Ukuran bank (size) berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Bahwa semakin besar ukuran bank, maka akan meningkatkan kinerja bank umum di indonesia. Hal ini disebabkan bahwa bank besar memiliki banyak kesempatan pinjaman dibanding bank kecil sehingga menciptakan laba yang besar. Peningkatan risiko kredit atau semakin besarnya nilai NPL akan menurunkan tingkat profitabilitas bank. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Elizar (2017) tentang pengaruh penyediaan layanan internet banking terhadap kinerja keuangan perbankan di bursa efek Indonesia menunjukkan bahwa penyediaan layanan internet banking tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur oleh 6

7 ROE dan ROA. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya tingkat keamanan, pemeliharaan jangka panjang, dan kemampuan bank mempertahankan internet banking juga mengalami kendala. Belum maksimalnya penggunaan internet banking di indonesia untuk bertransaksi perbanjan juga masih menjadi hambatan. B. Teori Sinyal Teori sinyal merupakan salah satu teori pilar dalam memahami manajemen keuangan. Teori sinyal menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputuasan investasi pihak luar. Hal ini menyatakan bahwa manajemen selalu mengungkapkan informasi yang di inginkan oleh investor, khususnya apabila informasi tersebut merupakan berita baik. Informasi mengenai perusahaan merupakan sinyal bagi investor dalam keputusan berinvestasi. Perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja memberikan sinyal pada pasar, sehingga pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditanggapi oleh pasar dan dipersepsikan dengan baik, dan tidak mudah ditiru oleh perusahaan lainnya. (Imam, 2014) C. Bank BTPN 1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) adalah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang didirikan pada tahun 1958 di Bandung atas pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer yang kemudian diberi nama Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) dengan

8 status usaha sebagai perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya. Tujuan dari didirikannya Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) ini ialah agar dapat meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) maupun pegawai sipil (Laporan tahunan bank BTPN, 2018). Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, maka pada tahun 1986 Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) berganti nama menjadi Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan juga memperoleh izin sebagai bank komersial dengan izin usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka memenuhi ketentuan Undangan Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok Pokok Perbankan untuk melanjutkan kegiatan usaha dari Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) (Laporan tahunan bank BTPN, 2018). Sesuai dengan Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (sebagaimana selanjutnya diubah dengan Undang Undang No. 10 Tahun 1998) yang antara lain menetapkan bahwa status bank hanya ada 2 (dua) yaitu: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, maka pada tahun 1993 status dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) diubah dari Bank Tabungan menjadi Bank Umum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 055/KM.17/1993 tanggal 22 maret 1993. Perubahan status ini telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (BI) sebagaimana ditetapkan dalam surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22 April 1993 yang menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum.9 Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) merupakan Bank Milik Swasta Nasional. Bank Milik Swasta Nasional merupakan

9 bank yang seluruh atau sebagian besarnya akte pendiriannya dan modalnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga seluruh atau sebagian besar keuntungannya akan menjadi milik swasta nasional. Sebagai Bank Swasta Nasional, maka Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) memiliki aktivitas pelayan operasional kepada nasabah, baik berupa simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank Tabungan Pensiunan Nasional adalah para pensiunan. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) memiliki beberapa segmentasi usaha diantaranya ialah (Laporan tahunan bank BTPN, 2018): a. Bisnis Pendanaan (Sinaya) Bisnis ini berfokus pada produk simpanan premium, seperti: Tabungan, Deposito, Giro, Bancassurance (layanan bank dalam menyediakan produk), BTPN Sinaya Online dan Mobile, Kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) / Debit, Layanan Weekend Banking, safe Deposite Box. b. Bisnis Pensiun (Purna Bakti) merupakan bisnis yang berfokus pada produk Tabungan Pensiun dan Kredit Pensiun. c. Bisnis Usaha Mikro dan Kecil (Mitra Usaha Rakyat) merupakan bisnis yang berfokus pada produk Tabungan (Taseto) dan Kredit (Paketmu). d. Bisnis Syariah merupakan bisnis yang berfokus pada Pendanaan dan Pembiayaan. 2. Tujuan Berdirinya Bank BTPN Bank BTPN didirikan dengan tujuan untuk memberikan makna lebih dalam kehidupan serta meningkatkan potensi masyarakat yang signifikan agar dapat

10 membangun bisnis yang berkelanjutan, berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat indonesia serta berperan dalam pembangunan bangsa. 3. Visi dan Misi Bank BTPN Visi : Menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang terutama dengan dukungan teknologi digital. Misi : a. Menawarkan solusi dan layanan keuangan yang lengkap ke berbagai segmen ritel, mikro, UKM, dan korporat bisnis di Indonesia serta untuk Bangsa dan Negara Indonesia secara keseluruhan. b. Memberikan kesempatan berharga bagi pertumbuhan profesional karyawan Bank BTPN. c. Menciptakan nilai yang signifikan dan berkesinambungan bagi stakeholder termasuk masyarakat Indonesia. d. Memanfaatkan inovasi teknologi sebagai pembeda utama untuk memberikan kualitas dan pengalaman terbaik dikelasnya kepada nasabah dan mitra Bank BTPN. 4. Nilai Nilai Perusahaan Didalam suatu perusahaan harus ada nilai yang terdapat didalamnya, begitu juga dengan Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) Mitra Usaha Rakyat. Nilai nilai yang terdapat didalam Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) antara lain: 1. Dapat dipercaya, meliputi: a. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

11 b. Kompeten yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan. 2. Peduli, meliputi: a. Sopan dan rendah hati dalam interaksi. b. Mengerti sebelum dimengerti. 3. Fokus pada hasil, meliputi: a. Memulai dengan tujuan dan mengahkiri dengan prestasi danpembelajaran. b. Fokus pada yang biasa kami lakukan 4. Sinergi yaitu mencapai yang terbaik 5. Produk dan Layanan Bank BTPN a. BTPN Sinaya BTPN Sinaya adalah unit bisnis pendanaan BTPN yang menawarkan keamanan, layanan personal yang prima dab imbal hasil yang optimal dari produk berkualitas. BTPN Sinaya memeliki 3 macam produk utama yaitu tabungan bebas biaya administrasi, deposito berjangka dengan fleksibilitas penarikan dana, dan bancasurrance bekerja sama dengan perusahaan asuransi terkemuka. Di bawah BTPN Sinaya, dana anda akan tumbuh dengan optimal dari suku bunga yang ditetapkan setara dengan deposito berjangka, selain dari perjalanan dalam pemberdayaan jutaan pelaku oasar massak indonesia yang terdiri dari pensiunan, usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) dan rumah tangga miskin produktif. Layanan Sinaya lainnya : 1) Kartu ATM / Debit 2) Perbankan Akhir Pekan 3) Safe deposit box

12 4) Mata uang asing 5) Pembayaran pajak melalui ATM BTPN 6) Layanan laporan pemotongan pajak. b. BTPN Purna Bakti BTPN Purna Bakti adalah salah satu layanan unit bisnis yang dirancang khusus sebagai pensiunan. Program pemberdayaan ini berusaha menciptakan peluang bagi seluruh nasabah BTPN untuk tumbuh dan membuat hidup yang lebih bermakna. Ada 2 macam layanan dari BTPN Purna Bakti, yaitu : 1) Tabungan, BTPN Purna Bakti menyediakan produk tabungan khusus pensiunan yang dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan bagi para pensiunan maupun yang akan memasuki masa pensiun dalam melakukan transaksi perbankan. 2) Pinjaman, BTPN Purna Bakti menawarkan produk pinjaman untuk karyawan aktif atau pensiunan. Fasilitas kredit dengan skema angsurann berbeda tersedia sesuai kebutuhan anda. c. BTPN Mitra Usahsa Rakyat Sejak 2008, BTPN Mitra Usaha Rakyat telah mendukung keberhasilan para pengsaha mikro dan kecil di indonesia melalui pinjaman dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam meningkatkan kualitas bisnis mereka. Ada 2 layanan BTPN Mitra Usaha Rakyat, yaitu Paketmu dan Paketmu Kredit Usaha Rakyat (KUR).

13 d. BTPN Mitra Bisnis Unit ini hadir untuk memberikan solusi berupa pinjaman kerja bagi UKM. BTPN Mitra Bisnis fokus melayani dan memberdayakan segmen UKM dengan menawarkan paket kerja 3 in 1 yang meliputi : 1) Pengembangan produk pinjaman kerja untuk UKM dan transaksi perbankan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah 2) Pengembangan supply chain untuk memudahkan akses pasar 3) Program peningkatan kapasitas pelanggan. Beberapa layanan BTPN Mitra Bisnis, diantaranya : 1) Giro 2) Pinjaman 3) Pembiayaan Rantai Suplai 4) Akses Bisnis@BTPN e. BTPN WOW! BTPN WOW! Merupakan layanan perbankan yang praktisdan terjangkau dengan memanfaatkan teknologi telepon genggamdan didukung jasa Agen Laku Pandai yang berperan sebagai perpanjangan tangan Bank BTPN, yaiyu agen BTPN WOW!. Denga BTPN WOW!, kini transaksi perbankan menjadi lebih mudah dan sederhana karena pembukaan rekening, setor, dan tarik tunai hanya membutuhkan telepon genggam dan dapat dilakukan di Agen Laku Pandai Bank BTPN. Transaksi dilakukan melalui jaringa seluluer yang cepat dengan proses gampang, murah, dan aman. BTPN WOW! Adalah jenis rekening basic saving account (BSC) yang diatur

14 dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LSP). Agen BTPN WOW! Adalah pemilik warung / usaha / perorangan berpenghasilan tetap yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi perwakilan Bank BTPN dalam memberikan layanan perbankan ke nasabah. Sehingga layanan perbankan menjadi lebih mudah di akses oleh siapa saja. Agen hanya perlu memiliki Handphone, karena semua transaksi dilakukan melalui Hanphone dengan mengetik *365#. Beberapa layanan Agen BTPN WOW! Sebagai berikut : 1) Membuka rekening 2) Melayani setor tunai 3) Melayani tarik tunai 4) Melayani Transaksi (contoh : beli pulsa dan bayar tagihan). f. Jenius Jenius merupakan sebuah aplikasi mobile banking berbasis digital yang dirancang dan dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam mengatur life finance secara lebih mudah, cerdas, dan aman melalui smartphone berbasis Android maupun ios (BTPN, 2016). Jenius ini disebut juga dengan Banking Reinvented dan digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Produk Jenius ini pertama kali diformulasikan pada bulan Januari 2015, dan baru di launching pada 11 Agustus 2016 lalu. Selama kurang lebih 1 tahun Jenius terus melakukan perbaikan dan peningkatan performa. Jenius ini dibuat berdasarkan penelitian yang komprehensif tentang kebutuhan masyarakat digital savy di Indonesia, perkembangan teknologi

15 digital, dan digital banking terbaik di dunia. Adapun kelebihan dan kekurangan Jenius : Kelebihan : 1) Nol Setoran Awal 2) Memiliki Tiga Fitur Keuangan yang berbeda 3) Bisa Digunakan Sebagai Kartu Kredit 4) Mendapatkan Fitur Kartu Pinar 5) Memiliki Fitur Bill Kekurangan : 1) ATM BTPN Terbatas 2) Biaya Top Up Mahal 3) Tidak Ada Buku Tabungan D. Finansial Technology Merajuk kepada penelitian (Arner, Barberis, & Buckley, 2016) "Teknologi keuangan" atau "FinTech" mengacu pada penggunaan teknologi untuk memberikan solusi keuangan. Sedangkan (Freedman, 2006) dalam bukunya menyatakan bahwa teknologi keuangan berkaitan dengan sistem bangunan yang memodelkan, menilai, dan memproses produk keuangan seperti obligasi, saham, kontrak, dan uang. Minimal, produk keuangan diwakili oleh dimensi harga, waktu, dan kredit. Seperti sistem komersial, sistem keuangan menggabungkan sistem perdagangan dan teknologi perdagangan untuk memungkinkan pembelian dan penjualan produk pada waktu yang berbeda dan di pasar yang berbeda. Ini termasuk arbitrase - pembelian dan penjualan simultan dari produk yang sama di pasar yang berbeda,

16 Kehadiran teknologi dalam urusan finansial seperti ini jelas membantu masyarakat dalam memaksimalkan layanan finansial Berikut ini adalah beberapa layanan Finansial Technologi dalam perbankan : 1. ATM (Automated Teller Machine) Menurut Kasmir, ATM merupakan mesin yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan secara otomatis selama 24 jam dalam 7 hari termasuk hari libur. 2. Internet Banking (Via internet/komputer) Salah satu pelayanan jasa Bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet. Fitur yang dapat dilakukan yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (vouver dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari internet banking ini adalah kenyaman bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap terpampang di layar computer/pc atau PDA (Sujadi dan Edi, 2006) 3. Mobile Banking (via handphone) Layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui jaringan telepon seluler/handphone GSM (Global For Mobile Communication) atau CDMA. 4. SMS Banking (via SMS) SMS Banking, saluran yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik,

17 dan telepon), dan pembelian voucer. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karna nasabah harus menghafal kode- kode transaksi dalam pengetikan sms. E. Start-Up Fintech Start-Up Fintech adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan perusahaan yang menawarkan teknologi modern disektor keuangan. Perusahaanperusahaan tersebut telah menjadi tren yang nyata sejak tahun 2010. Perusahaanperusahaan FinTech kebanyakan adalah perusahaan mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki banyak ekuitas, tetapi memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana memperkenalkan atau bagaimana meningkatkan layanan yang ada dalam keuangan pasar layanan. Sebagai aturan, investasi ventura dan crowdfunding digunakan untuk membiayai perusahaan-perusahaan FinTech (Hasif, 2018) F. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Untuk memperoleh laba diatas rata-rata manajemen harus mampu meningkatkan pendapatan dan mampu mengurangi semua beban atas pendapatan. Itu berarti manajemen harus memperluas pangsa pasar dengan tingkat harga yang menguntungkan dan menghapus aktifitas yang tidak bernilai tambah (Sutrisno, 2015). Rasio yang digunakan antara lain : 1. Return On Assets (ROA) Return on assets adalah rasio yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang di investasikan dalam keseluruhan

18 aktiva yang menghasilkan keuntungan (Muhammad, 2013). ROA merupakan rasio terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada. ROA dapat dihitung dengan rumus: Berikut ini adalah tabel kriteria penilaian ROA: Tabel 1. Kriteria penilaian ROA Kriteria Nilai ROA > 1.5% Sangat sehat 1.25% < ROA < 1.5% Sehat 0.5% < ROA < 1.25% Cukup sehat 0% < ROA < 0.5% Kurang sehat ROA < 0% Tidak sehat Sumber : SE BI 6/23/DPNP/2011 2. Return On Equity (ROE) ROE merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan seringkali digunakan untuk membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif (Agnes, 2003). ROE dapat dihitung menggunakan rumus :

19 Berikut ini adalah tabel kriteria penilaian ROE: Tabel 2. Kriteria penilaian ROE Kriteria Nilai ROE > 1.5% Sangat sehat 1.25% < ROE < 1.5% Sehat 0.5% < ROE < 1.25% Cukup sehat 0% < ROE < 0.5% Kurang sehat ROE < 0% Tidak sehat Sumber: SE BI 6/23/DPNP/2011 3. Net Interest Margin (NIM) NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih (Hariyani, 2010). Semakin besar rasio ini meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank sehingga memungkinkan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio NIM juga digunakan untuk mengukur kemampuan kinerja bank dalam menyalurkan kredit. Net Interest Margin dapat dihitung dengan rumus: NIM = Berikut ini adalah tabel kriteria peringkat NIM : Tabel 3 Kriteria penilaian NIM Kriteria NIM > 3% Sangat sehat 2% < NIM < 3% Sehat 1.5% < NIM < 2% Cukup sehat 1% < NIM < 1.5% Kurang sehat NIM < 1% Tidak sehat Sumber: SE BI 6/23/DPNP/2011 Nilai

20 4. Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. BOPO dapat dihitung dengan rumus: BOPO = Berikut ini adalah tabel kriteria peringkat Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO): Tabel 4 Kriteria penilaian BOPO Kriteria Nilai BOPO > 94% Sangat sehat 94% < BOPO < 95% Sehat 95% < BOPO < 96% Cukup sehat 96% < BOPO < 97% Kurang sehat BOPO < 97% Tidak sehat Sumber: SE BI 6/23/DPNP/2011 G. Pengembangan Hipotesis Pengaruh penggunaan Jenius terhadap profitabilitas bank BTPN merupakan inovasi baru di jasa keuangan yang mengadaptasi perkembangan teknologi (David, 2018). Dimana BTPN sudah mulai mengembangkan FinTech berupa Jenius yang menawarkan kemudahan transaksi kepada masyarakat dan dapat menarik minat nasabah, sehingga dengan bertambahnya nasabah dapat berpengaruh terhadap profitabiitas perbankan dimana dapat menambah dana yang terhimpun dalam keseluruhan aset perbankan sehingga dapat berpengaruh terhadap profitabilitas

21 yang didapat. Maka berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Ada perbedaan yang signifikan pada ROA sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi Jenius. H2: Ada perbedaan yang signifikan pada ROE sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi Jenius. H3: Ada perbedaan yang signifikan pada NIM sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi Jenius. H4: Ada perbedaan yang signifikan pada BOPO sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi Jenius.

22 H. Kerangka Pemikiran Pertumbuhan ekonomi yang pesat Kebutuhan manusia yang ingin praktirs Financial Technology Bank BTPN Jenius Profitabilitas ROA ROE NIM BOPO Teknik analisis data menggunakan uji beda Adanya Financial Technology (Jenius) yang dikembangkan oleh bank BTPN mampu meningkatkan profitabilitas Gambar 1. Kerangka pemikiran

23 Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan kebutuhan manusia yang sangat praktis memaksa memaksa bank sebagai lembaga keuangan untuk berubah. Perubahan yang dimaksud adalah dengan dipersiapkan layanan digital berupa Financial Technology. Financial Technology digunakan untuk mempercepar atau mempertajam berbagai aspek layanan keuangan yang tersedia saat ini, mulai dari pembayaran, transfer, dana, pinjaman, pengumpulan dana, hingga pengelolaan asset. Bank BTPN dalam rangka upaya merenovasi dunia perbankan, membuat sebuah terobosan baru memalui platform mobile banking yaitu Jenius. Tepat pada bulan Januari 2015 aplikasi Jenius mulai dirancang dan di resmikan pada 11 Agustus 2016. Jenius dirancang untuk mempermudah masyarakat dalam mengatur life finance dengan aman melalui smartphone. Harapannya dengan adanya aplikasi Jenius ini dapat meningkatkan Profit pada Bank BTPN. Dalam penelitian ini profitabilitas yang diukur yaitu pada rasio ROA, ROE, NIM, BOPO dengan teknik analisis datam enggunakan uji beda. Sehingga mendapatkan kesimpulan bahwa adanya Financial Technology (Jenius) yang dikembangkan oleh Bank BTPN mampu meningkatkan profitabilitas.