PROPOSAL PERUBAHAN AGEN PERUBAHAN PADA REKTORAT AUDIT KINERJA BERBASIS TUSI DI LINGKUNGAN IAIN BENGKULU OLEH: ADI SETIAWAN, Lc., M.E.

dokumen-dokumen yang mirip
SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Rusman R. Manik swamandiri.wordpress.

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

M A N A J E M E N A S N

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N. Biro Organisasi dan Kepegawaian

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS WEB BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Draf RUU 17 Juli 2013

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan inilah yang membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan di bidang

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

Transkripsi:

PROPOSAL PERUBAHAN AGEN PERUBAHAN PADA REKTORAT AUDIT KINERJA BERBASIS TUSI DI LINGKUNGAN IAIN BENGKULU OLEH: ADI SETIAWAN, Lc., M.E.I 198803312019031005 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU TAHUN 2020 0

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENDAHULUAN 2 A. Latar Belakang 2 B. Tujuan... 4 C. Sasaran 4 BAB II INOVASI PERUBAHAN 5 BAB III ANALISA KEGIATAN 8 A. Strategi 8 B. Hasil Yang Diinginkan 13 BAB IV PENUTUP 14 LAMPIRAN (FORMULIR RENCANA TINDAK AGEN PERUBAHAN) 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Firman Allah Swt.: و ق ل اع م ل وا ف س ي ر ى الل ه ع م ل ك م و ر س ول ه و ال م ؤ م ن ون و س ت ر د ون إ ل ى ع ال م ال غ ي ب و الش ه اد ف ي ن ب ئ ك م ب م ا ك ن ت م ت ع م ل ون Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS At-Taubah: 105). Amal pada ayat ke 105 dalam surat At-taubah ini, diartikan sebagai pekerjaan, usaha, perbuatan atau aktifitas hidup manusia. Pada ayat ini Allah Swt. telah memerintahkan kepada Rasul-Nya Muhammad Saw. agar menyampaikan kepada umatnya, bahwa ketika mereka (umat) telah mengerjakan amal-amal shaleh, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Dan mereka akan dikembalikan ke alam akhirat, dan mereka akan diberikan ganjaran-ganjaran atas amal yang mereka kerjakan selama hidup di dunia. 1 Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan tobat, membayar zakat, sedekah, dan shalat semata-mata, melainkan haruslah mereka mengerjakan semua apa yang diperintahkan oleh Allah kepada umat-nya. Allah akan melihat pekerjaan yang mereka lakukan, sehingga mereka semakin dekat kepada-nya. Rasulullah dan kaum muslimin akan melihat amal-amal kebajikan yang dikerjakan oleh umat manusia, sehingga merekapun akan mengikuti dan mencontohnya pula. Dan Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang menjadi panutan, tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh. Setelah orang-orang mukmin melihat amal-amal yang dikerjakan oleh umat manusia, Allah akan menjadikan kaum muslimin sebagai saksi di hadapan Allah pada hari kiamat 1 Kementerian Agama R.I., Al-Qur an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), jil IV, hlm.201. 2

mengenai iman dan amalan dari sesama kaum muslim. Persaksian yang didasarkan atas penglihatan mata kepala sendiri lebih kuat dan lebih dapat dipercaya. Oleh sebab itu, kaum muslimin yang melihat amal kebajikan yang dilakukan oleh umat manusia yang insaf dan bertobat kepada Allah, akan menjadi saksi yang kuat besok dihari kiamat, tentang benarnya iman, tobat, dan amal shaleh mereka. Tanda kesungguhan tobat mereka itu dengan amal-amal yang tampak, yang dilihat oleh Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Selain itu dengannya ada pekerjaan seorang berhak mendapatkan upah atas pekerjaannya tersebut. Nabi Saw memerintahkan memberikan upah sebelum keringat si pekerja kering. Dari Abdullah bin Umar, Nabi Saw. bersabda: أ ع ط وا األ ج ير أ ج ر ه ق ب ل أ ن ي ج ف ع ر ق ه Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering. (HR. Ibnu Majah, shahih). Maksud hadits ini adalah bersegera menunaikan hak si pekerja setelah selesainya pekerjaan, begitu juga bisa dimaksud jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan. Menurut imam Al Munawi, Diharamkan menunda pemberian gaji padahal mampu menunaikannya tepat waktu. Yang dimaksud memberikan gaji sebelum keringat si pekerja kering adalah ungkapan untuk menunjukkan diperintahkannya memberikan gaji setelah pekerjaan itu selesai ketika si pekerja meminta walau keringatnya tidak kering atau keringatnya telah kering. (Faidhul Qodir, 1: 718) Karena hadits ini telah menjadi landasan pengupahan dalam Islam. Maka tidak boleh difahami secara parsial, terpotong hanya pada kalimat Berikan kepada pekerja upahnya! akan tetapi harus secara utuh dengan kelanjutan hadits yang menyebutkan waktu pengupahan itu sendiri yaitu, Sebelum kering keringatnya. Dengan demikian dapat difahami bahwa jika pekerjaan yang mendapatkan upah merupakan pekerjaan memeras otak serta tenaga, sementara bekerja dalam bentuk apapun yang tidak menuntut tanggung jawab atau tidak mengeluarkan keringan dan tidak perlu digapai dengan susah payah, maka tidak halal jika diterima upahnya. Lebih lanjut terkait tanggungjawab pekerjaan atau profesi sebagai Aparatur Negara, pada Pasal 3 UU No. 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut: a. nilai dasar; b. kode etik dan kode perilaku; c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d. kompetensi yang diperlukan sesuai 3

dengan bidang tugas; e. kualifikasi akademik; f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan g. profesionalitas jabatan. Demikian halnya secara khusus diperjelas dalam Peraturan Menteri Agama RI No. 28 Tahun 2013 tentang disiplin kehadiran pegawai negeri sipil di lingkungan kementerian agama. Terlebih lagi pegawai kemenag berhak dengan tunjangan kinerja (tukin) dengan syarat menyerahkan laporan kinerja bulanan. Menurut Peraturan Menteri Agama RI No. 11 Tahun 2019 tentang pemberian tunjangan kinerja pegawai pada kementerian agama disebutkan bahwa capaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap pegawai berdasarkan laporan kinerja setiap bulan. B. Tujuan Dengan adanya proposal perubahan ini diharapkan akan tersedianya Pedoman Audit Kinerja Pegawai di Lingkungan IAIN Bengkulu. C. Sasaran Adapun sasaran dari audit kinerja ini adalah Seluruh tugas dan fungsi pegawai di lingkungan IAIN Bengkulu 4

BAB II AUDIT KINERJA BERBASIS TUSI DI LINGKUNGAN IAIN BENGKULU Pada butir 11 dan 12 dari pada pasal 3 dalam peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang kewajiban aparatur negara disebutkan bahwa di antara kewajiban ASN adalah masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja dan mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. Manajemen ASN terdiri atas Manajemen PNS dan Manajemen PPPK yang perlu diatur secara menyeluruh dengan menerapkan norma, standar, dan prosedur. Adapun Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, audit kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan. Sementara itu, untuk Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, audit kinerja, gaji dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan. A. Audit Kinerja (Performance Audit) Secara umum, ada tiga jenis audit dalam audit sektor publik, yaitu audit keuangan (financial audit), audit kepatuhan (compliance audit) dan audit kinerja (performance audit). 1. Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat secara benar. 2. Audit kepatuhan adalah audit yang memverifikasi/memeriksa bahwa pengeluaranpengeluaran untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telah sesuai dengan undang-undang peraturan. Dalam audit kepatuhan terdapat asas kepatutan selain kepatuhan (Harry Suharto, 2002). Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas sesuai dengan kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku. Sedangkan kepatutan lebih pada keluhuran budi pimpinan dalam mengambil keputusan. Jika melanggar kepatutan belum tentu melanggar kepatuhan. 3. Audit yang ketiga adalah audit kinerja yang merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas 5

atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan audit secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut. B. Audit Kinerja Sektor Publik Pemerintah Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara terpisah. Konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam operasional organisasi dapat diminimalkan. Konsep efisien memastikan bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Sedangkan konsep efektif berarti bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dnegan tepat. Jadi, audit yang dilakukan dalam audit kinerja meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Audit ekonomi dan efisiensi disebut management audit atau operational audit, sedangkan audit efektivitas disebut program audit. Istilah lain untuk performance audit adalah Value for Money Audit atau disingkat 3E s audit (economy, efficiency and effectiveness audit). Penekanan kegiatan audit pada ekonomi, efisiensi dan efektivitas suatu organisasi memberikan ciri khusus yang membedakan audit kinerja dengan audit jenis lainnya. Berikut ini adalah karakteristik audit kinerja yang merupakan gabungan antara audit manajemen dan audit program. Audit kinerja adalah Evaluasi sistematis terhadap kinerja pegawai dan untuk memahami kemampuan pegawai tersebut sehingga dapat merencanakan pengembangan karir lebih lanjut bagi pegawai yang bersangkutan. Dengan kata lain, Audit Kinerja ini menilai dan mengevaluasi keterampilan, kemampuan, pencapaian serta pertumbuhan seorang pegawai. 6

Audit Kinerja atau Performance Appraisal menjadi dasar dari kenaikan gaji, promosi, bonus ataupun bisa juga sebagai dasar utnuk penurunan jabatan dan pemutusan hubungan kerja. Di sisi lain, Audit Kinerja yang yang dilakukan dengan baik dan profesional akan dapat meningkatkan loyalitas dan motivasi pegawai sehingga tujuan organisasi juga dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Hasibuan (2000:87): Audit kinerja adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja pegawai serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Evaluasi atau audit perilaku meliputi audit kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, loyalitas, dedikasi, dan partsipasi pegawai. Sedangkan menurut Handoko (1994:11) : Audit kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam organisasi. Nilai penting dari audit kinerja adalah menyangkut penentuan tingkat kontribusi individu atas kinerja yang diekspresikan dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. C. Tujuan dari Audit Kinerja Tujuan dari Audit Kinerja adalah sebagai berikut : 1. Sebagai acuan untuk menentukan kompensasi, struktur upah, kenaikan gaji, promosi dan lain-lainnya. 2. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pegawai sehingga manajemen dapat menentukan orang yang tepat pada posisi pekerjaan yang tepat. 3. Untuk menilai potensi yang ada di dalam diri seorang pegawai sehingga dapat merencanakan perkembangan karir lebih lanjut bagi pegawai yang bersangkutan. 4. Untuk memberikan feedback atau umpan balik kepada pegawai tentang kinerjanya. 5. Sebagai dasar untuk mempengaruhi kebiasaan pegawai. 6. Untuk meninjau dan menyelenggarakan program pelatihan promosi ataupun programprogram pelatihan lainnya. 7

BAB III ANALISA KEGIATAN AUDIT KINERJA A. Strategi Dalam melaksanakan audit kinerja pegawai IAIN BENGKULU berbasis tusi maka perlu disusun strategi sebagai berikut: 1. Metode Audit Kinerja Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011, audit prestasi kerja PNS dibagi dalam 2 (dua) unsur yaitu: 1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) merupakan rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS dan dilakukan berdasarkan kurun waktu tertentu. Sasaran kerja pegawai meliputi beberapa aspek : a. Kuantitas merupakan ukuran jumlah atau banyaknya hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai. b. Kualitas merupakan ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai. c. Waktu merupakan ukuran lamanya proses setiap hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai. d. Biaya merupakan besaran jumlah anggaran yang digunakan setiap hasil kerja oleh seorang pegawai. 2. Perilaku kerja merupakan setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh seorang PNS yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun unsur perilaku kerja meliputi: a. Orientasi pelayanan merupakan sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain. b. Integritas merupakan kemampuan seorang PNS untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam organisasi. c. Komitmen merupakan kemauan dan kemampuan seorang PNS untuk dapat menyeimbangkan antara sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi 8

dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan. d. Disiplin merupakan kesanggupan seorang PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi sanksi. e. Kerja sama merupakan kemauan dan kemampuan seorang PNS untuk bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan baik dalam unit kerjanya maupun instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang diembannya. f. Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kemauan PNS untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi. 2. Metode Audit Kinerja Pegawai Kementerian Agama Lima Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia dapat menjadi acuan dalam audit kinerja pegawai Kementerian Agama terkhusus IAIN Bengkulu. Mengingat lahirnya lima Budaya Kerja Kementerian Agama RI sebagai jawaban atas keinginan 9

mengembalikan citra dan kepercayaan baik Kementerian Agama di mata publik dengan dibuktikan dengan kinerja yang baik. Maka upaya pelayanan kepada publik berbasis akuntabilitas dan transparansi harus didukung oleh pelayanan yang ikhlas dari seluruh pegawainya Berikut Penjabaran 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama INTEGRITAS : Keselarasan Antara Hati, Pikiran, Perkataan Dan Perbuatan Yang Baik Dan Benar PROFESIONALITAS : Bekerja Secara Disiplin, Kompeten Dan Tepat Waktu Dengan Hasil Terbaik INOVASI : Menyempurnakan Yang Sudah Ada Dan Mengkreasi Hal Baru Yang Lebih Baik TANGGUNG JAWAB : Bekerja Secara Tuntas Dan Konsekuen KETELADANAN : Menjadi Contoh Yang Baik Bagi Orang Lain 3. Jangka Waktu dan Kategori Audit Kinerja Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) diwajibkan bagi seluruh PNS/ASN yang dibuat setiap awal tahun anggaran (2 Januari) yang didalamnya memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu audit yang bersifat nyata dan dapat diukur. SKP tersebut harus disetujui dan ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja. Audit Sasaran Kerja Pegawai dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran (31 Desember) dengan membandingkan capaian dan target yang telah diperjanjikan diawal tahun/kontrak kerja dan ditambahkan dengan tugas-tugas tambahan lainnya. Audit akhir dari prestasi kerja adalah dengan cara menggabungkan audit SKP dengan audit perilaku kerja dan lima nilai budaya. Bobot nilai dari masing-masing adalah 40% bagi unsur SKP dan 30% bagi unsur perilaku kerja serta 30% dari unsur nilai budaya kerja kementerian agama. Nilai prestasi kerja dinyatakan dalam angka dan sebutan sebagai berikut: 1. 91 ke atas: sangat baik 2. 76 90: baik 3. 61 75: cukup 4. 51 60: kurang 5. 50 ke bawah: buruk 10

4. Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi Setiap pimpinan unit kerja menyampaikan hasil audit kinerja secara berjenjang kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui Sekretaris Jenderal. Setiap pimpinan unit kerja eselon I melakukan monitoring dan evaluasi di unit kerjanya guna menjamin terselenggaranya proses audit kinerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kepala biro yang mempunyai tugas di bidang kepegawaian melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi terhadap pendokumentasian audit kinerja yang disampaikan oleh pimpinan unit kerja eselon I. D. Agenda Audit Kinerja BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES PERSIAPAN PELAKSANAAN EVALUASI TINDAK LANJUT EVALUASI PERANGKAT AUDIT PELAKSAN AUDIT DAN AAN AUDIT SOSIALISASI AUDIT 5. Tahapan Audit Kinerja (Steps Of Performance Audit) Terdapat 6 tahapan untuk Audit kinerja. Yaitu: 1. Menetapkan Standar Kinerja Proses Audit Kinerja dimulai dari penetapan Standar Kinerja. Manajer harus menentukan prestasi, Keterampilan ataupun Output apa yang akan dievaluasi. Standar-standar kinerja ini harus dimasukan kedalam Analisis Jabatan (Job Analysis) dan Deskripsi Jabatan (Job Description). Standar Kinerja juga harus Jelas dan Obyektif agar mudah dipahami dan dapat diukur. Standar tidak boleh diungkapkan secara samar-samar seperti pekerjaan yang baik atau Kualitas kerja yang baik. Karena Standar yang samar-samar ini tidak dapat menegaskan standar kinerja dengan jelas. 2. Mengkomunikasikan Standar Kinerja yang diharapkan ke Pegawai 11

Setelah standar kinerja ditetapkan, perlu dikomunikasikan kepada masing-masing pegawai sehingga pegawai-pegawai tersebut mengetahui apa yang perusahaan harapkan dari mereka. Tidak adanya komunikasi akan mempersulit audit kinerja. Komunikasi harus bersifat dua arah, artinya manajemen harus mendapatkan feedback dari pegawainya mengenai standar kinerja yang ditetapkan untuknya. 3. Mengukur Kinerja yang Nyata Tahap audit kinerja yang ketiga adalah mengukur kinerja nyata atau aktual kinerja berdasarkan informasi-informasi yang tersedia dari berbagai sumber seperti pengamatan, laporan statistik, laporan lisan maupun laporan tertulis. Perlu diingatkan bahwa pengukuran pada kinerja harus obyektif berdasarkan fakta dan temuan, tidak boleh memasukan perasaan ke dalam pengukuran kinerja ini. 4. Bandingkan Kinerja Nyata dengan Standar yang ditentukan Pada tahap ini, kinerja nyata atau kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang ditentukan sebelumnya. Perbandingan ini akan mengungkapkan penyimpangan antara kinerja aktual dengan standar kinerja. 5. Diskusikan Hasil Audit dengan Pegawai Langkah kelima adalah mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil audit dengan pegawai yang bersangkutan. Langkah ini merupakan salah satu tugas yang paling menantang yang harus dihadapi oleh manajer karena harus menyajikan audit yang akurat sehingga pegawai yang bersangkutan menerima hasil audit tersebut. Diskusi tentang audit ini memungkinkan pegawai untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya serta dampaknya terhadap kinerjanya di masa yang akan datang. Dampaknya mungkin Positif maupun Negatif tergantung pada audit yang disajikan. 6. Mengambil Tindakan Korektif (Tindakan Perbaikan) Langkah terakhir pada proses audit adalah mengambil tindakan korektif (perbaikan) apabila diperlukan. Jika terjadi penyimpangan antara standar kinerja dengan kinerja aktual pegawai dan telah dikomunikasikan dengan baik antara kedua pihak, maka pihak perusahaan maupun pegawai harus mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerjanya. 12

B. Hasil Yang Diinginkan Hasil audit kinerja Pegawai IAIN Bengkulu dapat digunakan/dimanfaatkan untuk: 1. Menjadi bahan dalam Pemetaan Matriks Talenta sesuai dengan formula distribusi kinerja; 2. Pertimbangan dalam penataan ASN, antara lain pertimbangan penempatan, mutasi/rotasi, pengembangan, dan promosi; 3. Pertimbangan dalam pemberian penghargaan/remunerasi bagi pegawai; dan 4. Pertimbangan dalam mengevaluasi kinerja organisasi secara berjenjang dari unit kerja terendah sampai unit kerja tertinggi di tingkat Rektorat. 13

BAB IV PENUTUP Audit Kinerja pegawai adalah sebuah keniscayaan untuk organitation improvement. Semoga dengan pelaksanaan audit kinerja Berbasis Tusi Di Lingkungan IAIN Bengkulu dapat menjadi bahan Pertimbangan dalam mengevaluasi kinerja organisasi secara berjenjang dari unit kerja terendah sampai unit kerja tertinggi di tingkat Rektorat. 14