SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

dokumen-dokumen yang mirip
Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis

Pupuk kalium klorida

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur)

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

Pupuk urea amonium fosfat

Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk SP-36 SNI

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Batang uji tarik untuk bahan logam

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Pupuk amonium sulfat

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

Pupuk kalium sulfat SNI

Selang karet untuk kompor gas LPG

Pupuk dolomit SNI

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Semen portland komposit

Kayu lapis Istilah dan definisi

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Semen beku Bagian 1: Sapi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Pupuk amonium klorida

SURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG. M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik

Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Katup tabung baja LPG

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen

BAB II LANDASAN TEORI

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PENERANGAN JALAN UMUM

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji penetrasi aspal

Minyak daun cengkih SNI

Bambu lamina penggunaan umum

Cara uji daktilitas aspal

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja (IEC 60969 Edition 1.2 (2001), Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements, IDT) ICS 29.140.30 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata.....ii Bagian satu: Umum... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Definisi... 1 Bagian dua: Persyaratan lampu... 3 3 Dimensi... 3 4 Kondisi uji... 3 5 Waktu penyalaan dan persiapan (run-up)... 3 6 Daya lampu... 3 7 Fluks cahaya... 3 8 Warna... 4 9 Pemeliharaan lumen (lumen maintenance)... 4 10 Umur lampu... 4 11 Harmonisa (dalam pemabahsan)... 4 Bagian tiga: Kondisi kesesuaian (dalam pembahasan)... 4 Lampiran A (normatif) Metoda pengukuran karakteristik lampu... 5 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja, diadopsi secara identik dari Standar International Electrotechnical Commission (IEC) 60969 Edition 1.2 (2001) dengan judul Selfballasted lamps for general lighting services - Performance requirements Bila terdapat keraguan atas terjemahan ini, agar dapat mengacu pada dokumen asli standar IEC tersebut. Standar ini disusun didasarkan pada pertimbangan untuk mengantisipasi kerjasama ASEAN di bidang standardisasi melalui harmonisasi standar Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 31-01, Elektronika untuk Keperluan Rumah Tangga melalui Rapat Teknis, Rapat Prakonsensus dan terakhir Rapat Konsensus pada tanggal 6 Desember 2006 di Jakarta yang dihadiri wakil-wakil dari produsen, konsumen, asosiasi, lembaga peneliti dan instansi terkait lainnya. ii

1 Ruang lingkup Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja Bagian satu: Umum Standar ini menetapkan persyaratan kerja beserta metoda uji dan kondisi yang diperlukan untuk menujukkan kesesuaian lampu Fluoresen tabung dan lampu pelepasan gas lain dengan cara terintegrasi untuk mengendalikan kerja penyalaan awal dan kerja stabil (lampu swa-balast), yang dimaksudkan untuk tujuan pencahayaan rumah tangga dan pencahayaan umum, dengan ketentuan : daya pengenal sampai dengan 60 W; tegangan pengenal 100 V sampai 250 V; jenis kaki lampu edison atau bayonet. Persyaratan standar ini hanya berlaku untuk uji jenis. Persyaratan pengujian untuk seluruh produk atau tumpak (Batch) sedang dalam pembahasan. Persyaratan unjuk kerja ini merupakan tambahan kepada persyaratan dalam IEC 60968 (SNI 04-6504-2001). 2 Definisi Untuk keperluan standar ini digunakan definisi sebagai berikut : 2.1 lampu swabalast suatu unit yang tidak dapat dilepas tanpa merusak secara permanent, dilengkapi dengan kaki lampu dan yang digabungkan denagn sumber cahaya dan elemen tambahan yang diperlukan untuk penyalaan dan kestabilan kerja sumber cahaya 2.2 jenis lampu-lampu yang identik dalam pengenal nilai photometri dan nilai listriknya, tetapi tidak tergantung pada jenis kaki lampu 2.3 tegangan pengenal tegangan atau julat tegangan yang tercantum pada lampu 2.4 tegangan uji tegangan yang digunakan untuk pengujian 2.5 daya pengenal daya yang tercantum pada lampu 1 dari 6

2.6 frekuensi pengenal frekuensi yang tercantum pada lampu atau dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab 2.7 fluks cahaya pengenal fluks yang dicantumkan pada lampu atau dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab 2.8 pemeliharaan lumen flukst cahaya pada waktu yang ditentukan selama umur lampu dibagi nilai awal fluks cahaya lampu dan dinyatakan sebagai persentase dari fluks cahaya awal 2.9 nilai awal karakteristik fotometrik dan listrik pada akhir periode penyalaan (ageing) 100 jam 2.10 umur lampu (individu) periode operasi sampai tidak menyala atau menurut kriteria lain mengenai unjuk kerja lampu yang ditetapkan dalam standar ini 2.11 umur lampu rata-rata (umur lampu hingga gagal 50% ) lamanya waktu ketika 50% lampu mencapai akhir umur individunya 2.12 umur lampu rata-rata pengenal (umur lampu pengenal hingga gagal 50% ) yang diharapkan ketika 50 % dari sejumlah besar lampu mencapai akhir umur individunya umur lampu dinyatakan oleh suatu pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab sebagai waktu 2.13 warna karakteristik warna lampu didefinisikan oleh tampilan warna dan terjemahan warna (colour rendition): a) warna aktual lampu disebut tampilan warna dan didefinisikan dalam bentuk nilai trirangsangan spektrum (koordinat warna) sesuai dengan rekomendasi CIE. b) Karakteristik spektrum cahaya yang dipancarkan oleh lampu berpengaruh atas tampilan obyek yang diiluminasikannya; efek ini disebut terjemahan warna (colour rendition). 2.14 warna pengenal tampilan warna sebagaimana dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab, atau warna yang sesuai dengan peruntukan warna yang dicantumkan pada lampu. 2.15 waktu penyalaan waktu yang diperlukan bagi lampu, setelah suplai daya dihidupkan, untuk mulai menyala secara penuh dan tetap menyala 2 dari 6

2.16 waktu persiapan waktu yang diperlukan bagi lampu, setelah tegangan suplai dihidupkan, untuk mencapai 80% dari fluks cahaya akhirnya 2.17 waktu stabilisasi waktu penyalaan lampu yang diperlukan untuk mencapai karakteristik pengoperasian listrik dan fotometrik stabil 2.18 uji jenis pengujian atau serangkaian pengujian yang dilakukan pada contoh uji jenis untuk keperluan pengecekan kesesuaian rancangan produk dengan persyaratan standar yang relevan 2.19 contoh uji jenis contoh yang terdiri dari satu atau lebih unit yang serupa yang diserahkan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab untuk kepentingan uji jenis 3 Dimensi Bagian dua: Persyaratan lampu Dimensi lampu harus sesuai dengan persyaratan sebagaimana ditunjukkan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab. 4 Kondisi uji Kondisi uji untuk pengujian karakteristik photometrik dan listrik, pemeliharaan lumen dan umur hidup diberikan dalam lampiran A. 5 Waktu penyalaan dan persiapan (run-up) Waktu penyalaan dan persiapan harus sesuai dengan nilai sebagaimana ditunjukkan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab. 6 Daya lampu Daya awal yang didisipasikan/disebarkan oleh lampu tidak melebihi 115 % dari daya pengenal. 7 Fluks cahaya Fluks cahaya awal diukur setelah waktu penyalaan tidak boleh kurang dari 90% fluks cahaya pengenal. 3 dari 6

8 Warna Koordinat warna lampu harus berada dalam area toleransi pada table kromasitas yang dinyatakan oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab, tetapi setidak-tidaknya berada dalam 5 SDCM dari nilai sasaran. Untuk informasi selanjutnya lihat Lampiran D IEC 60081 9 Pemeliharaan lumen (lumen maintenance) Setelah 2 000 jam operasi, termasuk periode penyalaan, pemeliharaan lumen harus tidak kurang dari nilai yang diumumkan oleh pabrikan atau penjual (vendor) yang bertanggung jawab. 10 Umur lampu Umur lampu sampai gagal 50 % (umur rata-rata) diukur pada n lampu harus tidak kurang dari umur lampu pengenal sampai gagal 50 % ( n dinyatakan oleh pabrikan atau penjual (vendor) yang bertanggung jawab, tetapi sedikitnya 20 lampu). 11 Harmonisa dalam pembahasan Bagian tiga: Kondisi kesesuaian Persyaratan untuk percontohan dan kesesuaian dalam pembahasan. 4 dari 6

A.1 Umum Lampiran A (normatif) Metoda pengukuran karakteristik lampu Semua pengujian dilakukan dalam ruang tanpa gerakan udara (draught-proof) pada suhu ruangan (25± 1) ºC dan kelembaban nisbi maksimum 65%. Tegangan uji harus stabil dalam ± 0,5%, selama periode stabilisasi, dan toleransi ini dikurangi menjadi ± 0,2% pada saat pengukuran. Untuk pengujian umur lampu toleransinya adalah 2%. Kandungan harmonisa total tegangan suplai tidak melebihi 3% 1. Kandungan harmonisa didefinisikan sebagai penjumlahan r.m.s komponen harmonisa individu dengan menggunakan dasar 100%. Semua pengujian harus dilakukan pada frekuensi pengenal. Kecuali jika ditetapkan untuk keperluan spesifik oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung jawab, maka lampu harus dioperasikan di udara bebas pada base-up vertikal untuk semua pengujian termasuk pengujian umur lampu. Instrumen listrik dan photometrik yang digunakan harus dipilih yang mempunyai jaminan ketelitian dengan persyaratan uji. A.2 Penyalaan dan persiapan Pengujian penyalaan dan persiapan harus dilakukan sebelum uji penyalaan kecuali untuk lampu yang dinyatakan oleh pabrikan sebagai lampu jenis VPC (Vapour Pressure Control - Kendali Tekanan Uap), dengan prosedur sebagai berikut : Lampu VPC di-ageing selama sedikitnya 100 jam dari operasi normal dan kemudian dimatikan sedikitnya selama 24 jam sebelum dilakukan uji persiapan. Uji penyalaan untuk lampu VPC harus dilakukan sebelum uji penyalaan dan pada awal uji persiapan. Tegangan uji untuk uji penyalaan harus sama dengan 92% dari tegangan pengenal atau, dalam julat tegangan 92% dari nilai minimum dari julat tersebut. A.3 Karekterristik photometrik dan listrik A.3.1 Tegangan uji Tegangan uji adalah harus tegangan pengenal. Dalam hal julat tegangan, pengukuran harus dilakukan pada nilai rata-rata 1 Untuk beberapa lampu swa-balast diperlukan nilai yang lebih rendah untuk pengukuran photometrik dan listrik 5 dari 6

A.3.2 Ageing Lampu harus di-ageing selama 100 jam operasi normal. A.3.3 Waktu stabilisasi Lampu harus diukur pada tegangan uji segera setelah periode stabilisasi seperti yang dinyatakan oleh pabrikan atau penjual (vendor) yang bertanggung jawab. A.4 Umur lampu dan pemeliharaan ilumen A.4.1 Suhu ruangan Suhu ruangan harus dalam dijaga dalam rentangan 15ºC sampai 40ºC. Aliran udara (draught) yang berlebihan harus dihindarkan dan lampu agar tidak mengalami goncangan dan getaran yang ekstrim. Kondisi ini dalam pembahasan. A.4.2 Tegangan uji Tegangan uji harus tegangan pengenal dengan toleransi ± 2%. Dalam hal julat tegangan, pengukuran harus dilakukan pada nilai rata-rata. A.4.3 Nyala dan padam Lampu pada pemeliharaan uji lumen dan uji umur lampu harus dipadamkan delapan kali tiap 24 jam. Periode padam adalah antara 10 menit dan 15 menit. Periode nyala adalah sedikitnya 10 menit. A.4.4 Menetapkan umur lampu rata-rata Umur lampu rata-rata diperoleh dari pengujian sedikitnya 20 lampu. 6 dari 6

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.or.id