SISTEM INFORMASI HUKUM DAN DOKUMENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Law Information System and Documentation of Regulation



dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 91 TAHUN 1999 (91/1999) TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL

PENGATURAN PENYUSUNAN DATABASE PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL TANGGAL 13 s.d 15 MARET 2012 DI MAMUJU SULAWESI BARAT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

2 kebutuhan penyelenggaraan jaringan dokumentasi dan informasi hukum di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang terintegrasi, sehingga

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM PROVINSI JAWA TENGAH

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 35

TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /K/X-XIII.2/6/2008

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-05/M.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat :

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

-1- BUPATI TUBAN PERATURAN BUPATI TUBAN NOMOR 49 TAHUN 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2010 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH S E K R E T A R I A T J E N D E R A L

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KETERBUKAAN

Profesional Akuntabel Sinergi Transparan Inovatif

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM KABUPATEN MAGELANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 010 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya manajemen baru (the new public management), atau

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 43/KEP/2001 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA ) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHUUAN. 1.1.

KEPPRES 52/1997, SEKRETARIAT BADAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK *47366 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 52 TAHUN 1997 (52/1997)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Dinas Komunikasi Informatika

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

- 3 - BAB II Bagian Kesatu Lingkup Pemanfaatan

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Kepmen No. 76 Tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI JABATAN FUNGSIONAL BADAN LITBANG PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEWAN ENERGI NASIONAL

BAB XVIII BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM.

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

SISTEM INFORMASI HUKUM DAN DOKUMENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Law Information System and Documentation of Regulation Priyono dan E.S. Budi Wibowo Sekretariat Badan Litbang Pertanian ABSTRACT The reformation of law should be followed by the development of Law Information Systems and Documentation of Regulations in order to accelerate the need of socialization and promulgation of laws. Background and legal aspects included the codification of law and developping a database as a preparation and leading development of IAARD Law Information Systems is described briefly in this paper. In line with the Presidential this systems will be integrated with the National Network for Law Information and Documentation. Decree No. 91, 1999. Keywords : Law Information Systems, Documentation of Regulations, National Network Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008 1131

PENDAHULUAN Gerakan reformasi yang dicanangkan pada tahun 1998 perlu ditindaklanjuti langkah yang simultan, meliputi reformasi politik, ekonomi, dan hukum. Bahkan dalam kenyataannya, reformasi hukum itulah yang bersifat instrumental dalam rangka perwujudan gagasan reformasi politik dan ekonomi secara sekaligus. Langkah-langkah dan upaya reformasi yang dilakukan di bidang politik dan ekonomi pada pokoknya diwujudkan dalam bentuk norma aturan hukum yang baru, sehingga gagasan perbaikan yang dicita-citakan dituangkan secara resmi dalam bentuk hukum yang dapat dijadikan pegangan normatif di masa depan. Pemasyarakatan hukum (the socialization and promulgation of law), yang menyangkut kegiatan penyebarluasan dan pemasyarakatan informasi peraturan perundang-undangan diperlukan meskipun dalam ilmu hukum dikenal adanya teori fiktie yang menentukan bahwa pada saat suatu peraturan diundangkan, maka pada waktu yang bersamaan semua orang sudah dianggap mengetahui hukum. Dalam kenyataannya, untuk kasus di lingkungan negara sebesar dan seberagam dengan tingkat perkembangan yang tidak merata seperti Indonesia, teori fiktie itu hanyalah teori khayalan. Untuk mengatasi kelemahannya itulah diperlukan langkah-langkah memasyarakatkan segala peraturan perundang-undangan dengan sungguh-sungguh. Dalam tulisan ini diuraikan secara singkat beberapa hal menyangkut latar belakang yang mendasari pentingnya pengembangan Sistem Informasi Hukum dan dan Dokumentasi Peraturan Perundangundangan Litbang Pertanian mendukung tugas pelayanan bidang hukum. Rintisan pengembangan Sistem Informasi Hukum Litbang Pertanian ini juga sejalan dengan pembangunan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Presiden No. 91 Tahun 1999, yang dalam hal ini Departemen Pertanian berperan selaku Anggota Jaringan. Manfaat Dokumentasi Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Salah satu aspek pembangunan bidang pertanian adalah adalah aspek legalitas berupa tersedianya peraturan perundang-undangan dan sistem informasi hukum yang harus dirancang mudah untuk dipelajari dan dipahami sebagai landasan legal pembangunan pertanian. Dengan melakukan benchmark terhadap informasi hukum pada beberapa universitas di luar negeri antara lain Cornell University di Amerika Serikat, sepatutnya kita dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana membuat sistematika informasi hukum menjadi lebih mudah untuk dipelajari oleh masyarakat. Indonesia yang berdasarkan sejarah mewarisi sistem civil law Eropa kontinental yang berpijak kepada 1132 Sistem Informasi Hukum dan Dokumentasi Peraturan Perundangan

sistem kodifikasi ternyata tidak pernah merapikan sistem kodifikasinya bahkan sampai dengan saat ini tidak pernah ada official translation dari KUHPerdata, KUHD dan KUHPidana itu sendiri. Semua UU yang baru dapat dikatakan telah tercerai berai dalam sistem hukum nasional, karena tidak pernah dijahitkan kembali pada suatu sistem buku besar hukum. Padahal, dari waktu ke waktu semua Kitab Undang-Undang tersebut dianggap berlaku. Dalam perkembangannya, perbedaaan antara common law dan civil law sudah semakin memudar. Negara yang menganut common law juga melakukan pembenahan hukum positif dan demikian pula sebaliknya. Amerika yang mewarisi sistem common law dari Inggris ternyata membuat sistem kodifikasi hukum bagi bangsanya agar dapat dengan mudah dipelajari oleh bangsanya. Uniknya, Indonesia akibat perkembangan zaman sebenarnya telah mengalami konvergensi hukum yang lebih jauh lagi karena Indonesia juga mengabsorbsi sistem hukum islam dan memberlakukan hukum adat dalam keberlakuan sistem hukum nasionalnya. Oleh karenanya, kodifikasi hukum Indonesia tentunya akan bersifat sangat unik. Peraturan perundang-undangan sebagai piranti kebijakan merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan pertanian. Peraturan perundang-undangan mempunyai fungsi sebagai landasan dan arah untuk mewujudkan visi yaitu terwujud dan berfungsinya hukum pertanian yang lengkap dan berazas desentralisasi, berkerakyatan untuk terciptanya citra positif pembangunan pertanian. Kodifikasi (himpunan) peraturan perundang-undangan bidang pertanian selain menjadi landasan hukum terhadap pelaksanaan pembangunan pertanian juga akan meningkatkan pembinaan dokumentasi dan informasi hukum bidang pertanian. Kodifikasi peraturan ini diharapkan dapat membantu pelayanan pemenuhan kebutuhan bahan dokumentasi dan informasi hukum khususnya bidang pertanian, baik unit tingkat pusat maupun daerah. Pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan atau dengan kata lain pemasyarakatan hukum (the socialization and promulgation of law), yaitu menyangkut kegiatan penyebarluasan dan pemasyarakatan infomasi peraturan perundang-undangan. Padahal dalam kenyataannya, bagi suatu unit instansi pemerintah yang membawahi banyak unit pelaksana teknis termasuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dapat dikatakan bahwa teori fiktie itu hanyalah teori khayalan. Untuk mengatasi kelemahannya itulah diperlukan langkah-langkah memasyarakatkan segala peraturan perundang-undangan dengan sungguh-sungguh agar tercipta pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan khususnya bidang penelitian dan pengembangan. Sebagai contoh dalam Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008 1133

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diatur semua kegiatan yang mendukung litbang sebagai landasan peraturan perundang-undangan yang memberikan kepastian hukum yang dapat mendorong dan mengikat semua pihak kedalam kesatuan tujuan dan gerak. Manfaat dari keberadaan landasan hukum berupa peraturan perundang-undangan tersebut antara lain untuk : 1. Memberikan landasan hukum bagi pertumbuhan semua unsur kelembagaan yang berkaitan dengan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Mendorong pertumbuhan dan pendayagunaan sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif. 3. Menggalakkan pembentukan jaringan yang menjalin hubungan interaktif semua unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kapasitas dan kemampuannnya dapat bersinergi secara optimal. 4. Mengikat semua pihak, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat untuk berperan secara aktif. Peraturan perundang-undangan dalam bentuk Undang-undang memegang peran strategis dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memberikan arah pengaturan guna mewujudkan tujuan memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian. Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang dalam bentuk Peraturan Pemerintah ini berdasarkan pemikiran bahwa pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kerangka sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian. Dalam kaitan ini terhadap berbagai produk hukum pertanian, khususnya penelitian dan pengembangan pertanian perlu dilakukan pula dokumentasi dan sosialisasi yang kemudian untuk dapat dikembangkan menjadi sistem informasi hukum yang handal dengan dukungan aplikasi komputer dan teknologi informasi. JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM Dokumentasi dan informasi hukum yang tertata dan terselenggara dengan baik dalam suatu jaringan nasional sangat penting perannya dalam upaya peningkatan pemahaman hukum pada khususnya, dan pembangunan bidang hukum pada umumnya. Untuk itu telah ditetapkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 1999 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, yang merupakan suatu sistem pendayagunaan bersama peraturan 1134 Sistem Informasi Hukum dan Dokumentasi Peraturan Perundangan

perundang-undangan dan bahan dokumentasi hukum lainnya secara tertib, terpadu, dan berkesinambungan, serta sebagai sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara mudah, cepat, dan akurat. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional, seperti yang disebutkan pada Pasal 2 Keppres No. 91/Tahun 1999, memiliki fungsi : 1. Sebagai salah satu upaya penyediaan sarana pembangunan bidang hukum. 2. Untuk meningkatkan penyebarluasan dan pemahaman pengetahuan hukum. 3. Untuk memudahkan pencarian dan penelusuran peraturan perundang-undangan dan bahan dokumentasi hukum lainnya. Pada Pasal 3 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 1999 disebutkan pula bahwa Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional terdiri dari Pusat Jaringan dan Anggota Jaringan. Dalam hal ini Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman adalah bertindak selaku Pusat Jaringan. Sedangkan yang bertindak selaku Anggota Jaringan adalah Biro Hukum dan Perundang-undangan Departemen. Fungsi Anggota Jaringan, sebagaimana disebutkan pada Pasal 5 Keppres 91/Tahun 1999 adalah menyelenggarakan : 1. Penyimpanan dan pengolahan dokumentasi peraturan perundangundangan dan dokumentasi hukum lainnya yang ditetapkan atau dimiliki instansi sebagai Anggota Jaringan, atau diterima dan Pusat Jaringan. 2. Penyampaian salinan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan dan atau disahkan oleh Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota atau Pimpinan Instansi Lembaga Pemerintah lainnya kepada Pusat Jaringan, dalam bentuk dan jumlah yang disepakati bersama. 3. Penyediaan dan penyebarluasan informasi segala peraturan, perundang-undangan yang tersedia dan dokumentasi hukum lainnya di lingkungan instansinya, dan masyarakat yang memerlukannya. 4. Pengembangan tenaga pengelola dan sarana dokumentasi dan informasi hukum di lingkungan instansinya, dan 5. Evaluasi secara berkala terhadap pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum di lingkungannya dan menyampaikan hasil-hasilnya kepada Pusat Jaringan. Penyelenggaraan fungsi di atas tentunya akan lebih optimal dengan dukungan sistem informasi. Sistem informasi hukum dan perundang- Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008 1135

undangan merupakan instrumen dalam rangka reformasi hukum yang menyediakan pusat data (legal data center) dan perlu untuk menerapkan knowledge management dalam bidang hukum itu sendiri. Dalam kaitan ini, Badan Litbang Pertanian sebagai pelaksana kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian, banyak menggunakan sekaligus menghasilkan informasi hukum dan perundang-undangan. Produk hukum dapat berupa peraturan dan keputusan yang disajikan dalam bentuk kompilasi/himpungan peraturan litbang pertanian. Saat ini penyajian informasi hukum dan perundangundangan masih terbatas dalam bentuk buku, sehingga perlu dibangun instrumen yang menyediakan informasi hokum dan perundangundangan secara komputerisasi. Sistem informasi hukum dan dokumentasi peraturan perundangundangan litbang pertanian dapat dikembangkan dengan mengintegrasikan database yang dibangun dari data dasar yang berasal dari dokumen himpunan peraturan, keputusan, panduan, dan produk perundang-undangan bidang litbang pertanian yang ditetapkan pada tingkat Kepala Badan Litbang Pertanian maupun Menteri Pertanian. Keberadaan sistem ini akan memungkinkan kemudahan akses terhadap berbagai peraturan perundang-undangan dan bantuan hokum. Disamping itu akan mendukung perwujudan good governance dan akuntabilitas kinerja. Selain itu sistem yang dibangun diharapkan menunjang pemberian pelayanan dan fungsi Biro Hukum dan Perundang-undangan, ataupun unit kerja yang melaksanakan tugas dalam bidang hukum dan peraturan perundang-undangan di lingkungan Departemen Pertanian. ANALISIS SISTEM INFORMASI HUKUM LITBANG PERTANIAN Untuk maksud pengembangan aplikasi Sistem Informasi (Sisfo) Hukum Litbang Pertanian, pada tahap awal perlu dikukan analisis sistem untuk maksud pengembangan dan perancangan lebih lanjut. Sebagai landasan teori, menurut Alan L Eliason terdapat lima bagian analisis sistem, yaitu : (1) pendefinisian proyek pengembangan sistem, (2) analisis kebutuhan (requirement analysis), mempelajari cara pemrosesan data dan informasi yang berlangsung saat ini sampai pendefinisian lojik persyaratan pemrosesan, (3) spesifikasi data, mengatur data terkoleksi secara sistimatis, (4) evaluasi dan validasi rancangan lojik (logical design) apakah cara proses perlu diubah dan bagaimana caranya, dan (5) perancangan lojik, membuat rancangan lojik, mendefinisikan sistem, dan mengindikasikan bagian mana yang perlu dimodifikasi. Untuk melakukan analisis kebutuhan/ persyaratan sistem, pemrosesan data yang sedang berlangsung saat ini sepenuhnya masih 1136 Sistem Informasi Hukum dan Dokumentasi Peraturan Perundangan

berlangsung secara manual, berasal dari dokumen dan salinan dalam bentuk hardcopy dari keputusan dan peraturan perundang-undangan yang telah diterbitkan. Dokumen tersebut sebagian sudah dalam bentuk himpunan baik yang disusun oleh Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian maupun Badan Litbang Pertanian. Dari himpunan dokumen tersebut, terdapat beberapa elemen data yang dapat digunakan sebagai data dasar untuk membangun database hukum dan perundang-undangan litbang pertanian. Beberapa elemen data dimaksud meliputi : nomor, tanggal, dan perihal dari peraturan perundang-undangan mulai tingkat Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan/Keputusan Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri, sampai Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian yang telah disahkan dan diterbitkan. Elemen data masih dapat diperluas lagi meliputi data yang diperoleh dari dokumen kasus pemberian bantuan dan pertimbangan hukum di lingkungan Departemen Pertanian. Hanya perlu diingat bahwa terhadap data dan informasi menyangkut masalah pemberian bantuan dan pertimbangan hukum yang biasanya bersifat rahasia, dalam sistem perlu difasilitasi dengan pengamanan untuk akses data dan informasi secara terbatas guna menghindari dampak berupa penuntutan oleh pihak yang merasa dirugikan. Dengan demikian, sistem informasi yang akan dikembangkan adalah suatu sistem yang mendokumentasikan informasi terkait perundangan dan hukum litbang pertanian. Sistem harus dapat diakses dengan cepat dan mudah. Sistem juga akan difasilitasi dengan pengaturan hak akses. Pihak pengguna yang akan memanfaatkan sistem informasi hukum dan dokumen peraturan perundang-undangan meliputi pejabat yang terkait dengan penetapan keputusan, pelaksana yang terkait dengan penyusunan peraturan perundang-undangan dan yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian kuasa hukum, serta pihak masyarakat luas selaku stakeholders maupun beneficiaries yang merasakan dampak dari berbagai keputusan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah. Untuk mendukung implementasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional sebagaimana diamanatkan dalam Keppres No. 91 Tahun 1999 tersebut, Sisfo Hukum Litbang Pertanian perlu dirancang dapat terhubungkan dan diintegrasikan dengan Sisfo Hukum di tingkat Biro Hukum Deptan sebagai Anggota Jaringan Nasional. Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008 1137

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Pengembangan Sistem Informasi Hukum Litbang Pertanian perlu dilakukan mengantisipasi pengembangan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional yang diamanatkan Keputusan Presiden Nomor 91 Tahun 1999. 2. Dalam rangka membangun database Sistem Informasi dan Dokumentasi Hukum Badan Litbang Pertanian, beberapa elemen data yang diperoleh dari dokumen dan himpunan Undang-Undang/ Perpu, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Presiden, dan berbagai peraturan/keputusan yang ditetapkan mulai tingkat Eselon I Badan Litbang Pertanian sampai tingkat Departemen, dapat digunakan sebagai data dasar untuk dilakukan entry dan updating dengan dukungan sistem aplikasi berbasis komputer. 3. Terwujudnya sistem ini diharapkan mendukung perwujudan good governance dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta keterbukaan manajemen yang semakin dituntut oleh masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Eliason L. Alan. System Development: Analysys, Design, and Implementation. library of Congress Cataloging-in Publication. 1990. Fakultas Hukum UI, Pengantar SIKHDH : Sistem Informasi Kajian Hukum dan Dokumentasi Hukum. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 tahun 1999 tentang Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Hukum Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 1138 Sistem Informasi Hukum dan Dokumentasi Peraturan Perundangan