ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAAN YAYASAN PEMBINAAN PENDIDIKAN KRISTEN DR. J.B. SITANALA AMBON

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PENGELUARAN KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION KERTAS KERJA

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN

ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE PADA INDUSTRI PERBANKAN KERTAS KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

PENGARUH CAR, NPL, DAN ROA TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN KERTAS KERJA

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT. INDO JAYA ANUGERAH LESTARI KERTAS KERJA

Oleh: HIKMAH MIALISA MUSTIKA FENI NIM: KERTAS KERJA

PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah)

ANALISIS BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TAHUN ANGGARAN

ANALISIS LABA PELANGGAN (STUDI KASUS PADA HOME INDUSTRY ARYANI ART, TUNTANG) KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

EFEKTIVITAS PROMOSI PENJUALAN PADA KFC SALATIGA

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA TRANGKIL CABANG PATI KERTAS KERJA

KINERJA KEUANGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TAHUN : EKONOMIKA DAN BISNIS

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN KERTAS KERJA

Oleh : I.G.A.A ANDINI WISWARANI

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KOTA SURABAYA. Oleh : BERLIANA ESTI WIDARI NPM :

ANALISIS REALISASI PROGRAM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BULELENG MELALUI PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN BANJAR

Oleh : WADONNA LUZATTY NIM : KERTAS KERJA

ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN KLATEN TAHUN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA DAN TINGKAT PROFITABILITAS PADA CV DIAN PRATAMA PALEMBANG

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI INDONESIA KERTAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI KASUS PADA DISPENDA SURABAYA)

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENGARUH CUSTOMER SERVICE DAN CUSTOMER VALUE PADA TERBENTUKNYA BRAND RELATIONSHIP KERTAS KERJA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GURU IPS DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ANGKASA RRI PALEMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

ANALISIS HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA HUTANG KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Terhadap Pelaporan KeuanganRumah Belajar Margi Alit Salatiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAERAH SEBAGAI PENILAIAN KINERJA (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Semarang)

BAB IV MANAJEMEN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SYAFI I AKROM PEKALONGAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisis Anggaran Dan Realisasi Angggaran Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (Dppk) Kabupaten Bandung

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DI JAWA TENGAH KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan

KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus Pada Usaha Tempe di Kota Salatiga) KERTAS KERJA

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : SENLY M WADU SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomika & Bisnis. Guna Memenuhi Sebagian dari. Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN PERINGKAT DENGAN PENDAPATAN PADA TIM SEPAK BOLA KERTAS KERJA

Oleh : VENY TRIANA SETIAWAN NIM : KERTAS KERJA

BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG LUBUK PAKAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI PADA UKM ABON CAP MONGGO MAS KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan nilai-nilai

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

OLEH : I NYOMAN KRISNHA YOGA LESMANA NIM

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA TOKO SHINTA TEKSTIL/KORDEN KUDUS) KERTAS KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI : EKONOMIKA DAN BISNIS

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN 360 DERAJAT PADA BIRO MANAJEMEN KAMPUS UKSW KERTAS KERJA

SKRIPSI. Oleh : CITRA WIDASTINING TYAS /FE/AK. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI KERTAS KERJA

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) MEDAN II

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN ANGGARAN BELANJA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPILKABUPATEN BREBES

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK PEMERINTAH (STUDI PUSTAKA PADA BANK BRI, BNI DAN BTN) SKRIPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGARUH BAURAN PENJUALAN ECERAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU

Abstract. Kemandirian, Efektivitas, dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah. Jefry Gasperz ISSN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

PENILAIAN KINERJA BERDASARKAN KONSEP VALUE FOR MONEY AUDIT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

ANALISIS TINGKAT PERSEDIAAN OPTIMAL PADA UKM LAPAK ROSOK UD. BERKAH DALEM KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

bupati kepala daerah tingkat II tangerang noomor : 11 tahun 2000 tanggal 29 tergaubung dalam satu kedinasan ( Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang).

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK

ANALISIS STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENERAPAN PELAPORAN KEUANGAN PADA YAYASAN NURUL HAYAT YANG SESUAI DENGAN PSAK NO.45 RANGKUMAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2004:62) menyatakan bahwa :

Transkripsi:

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAAN YAYASAN PEMBINAAN PENDIDIKAN KRISTEN DR. J.B. SITANALA AMBON (Studi Empirik dari Tahun 2010-2014) Oleh: MASILY DEBORA LEASA NIM : 232011221 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 i

ii

iii

Kupersembahkan skripsi ini kepada: Tuhan Yesus Kristus, atas berkat, kasih, dan anugerah-nya Orang Tua, Kakak, Adik yang selalu mendukung dan mendoakan Teman-teman dan kekasih untuk dukungan dan kebersamaannya MOTTO Whatever you do, work at it with all your heart, as working for the Lord, not for human (Colossians 3:23) Submit to God, and you will have peace, then the things will go well for you (Job 22:21) The Lord is my light and my salvation so why should I be afraid? The Lord is my fortress, protecting me from danger, so why should I tremble? (Psalms 27:1) iv

ABSTRACT This study aimed to analyze the financial performance of the Foundation for Development of Christian Education (YPPK) DR. J.B. Sitanala through analysis of budget realization reports using the analysis of value for money. Data types and sources of data used are secondary data in the form of budget realization report of the foundation. The data analysis technique used is technique of descriptive quantitative which is ratio measurement of value for money analysis to the foundation budget realization report documents of period 2010-2014. From the analysis and discussion of the results obtained, namely to the Economic Ratio of Sitanala Foundation is getting better or more economical from year to year. Effectiveness Ratio of Sitanala Foundation for the revenue that could be controlled is more effectively and can not be controlled is still not effective. Efficiency Ratio of Sitanala Foundation improved or more efficient from year to year. Keywords: Nonprofit Foundation, Report of the Budget, Financial Performance, Value for Money Analysis. v

SARIPATI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan pada Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) DR. J.B. Sitanala melalui analisis laporan realisasi anggaran dengan menggunakan analisis value for money. Jenis data dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan realisasi anggaran yayasan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis pengukuran rasio value for money terhadap dokumen laporan realisasi anggaran yayasan periode 2010-2014. Dari analisis dan pembahasan didapatkan hasil yaitu untuk Rasio Ekonomis Yayasan Sitanala semakin membaik atau semakin ekonomis dari tahun ke tahun. Untuk Rasio Efektivitas Yayasan Sitanala bagi pendapatan yang dapat dikontrol semakin efektif dan yang tidak dapat dikontrol masih belum efektif. Untuk Rasio Efisensi Yayasan Sitanala semakin membaik atau semakin efisien dari tahun ke tahun. Kata Kunci : Organisasi Nirlaba, Yayasan, Laporan Realisasi Anggaran, Kinerja Keuangan, Analisis Value for Money. vi

KATA PENGANTAR Sejalan dengan perkembangan masyarakat, maka berkembang pula organisasi yang disebut organisasi nirlaba. Tujuan utama dari organisasi nirlaba yakni memberikan jasa kepada masyarakat sekitar dan tidak menjadikan keuntungan sebagai motif utama dalam melayani masyarakat. Dalam skripsi ini penulis melakukan penelitian untuk meneliti Analisis Laporan Realisasi Anggaran Untuk Menilai Kinerja Keuangan Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen DR. J.B. Sitanala Ambon berdasarkan analisis value for money. Skripsi ini merupakan karya penulis, sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari sungguh bahwa masih banyak kekurangan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca terkhususnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan menambah khasanan ilmu pengetahuan. Terima kasih dan Tuhan memberkati. Salatiga, 01 Juli 2015 Penulis vii

UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Juruselamat yang tiada hentinya melimpahkan berkat dan kekuatan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis sadar akan keterbatasan yang dimiliki dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga tanpa campur tangan Tuhan Yesus Kristus dan peran berbagai pihak semua ini tidak akan terjadi. Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang tidak pernah meninggalkan penulis sampai saat ini dan penulis yakin bahwa tidak ada satupun rencana Tuhan Yesus yang gagal. 2. Keluargaku tercinta, Papa, Mama, Kakak, dan Adik terima kasih atas cinta, pengorbanan, dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis baik dalam bentuk moril maupun material sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Ibu Dra. Suzy Novianti, SE., Ak., MM., CPA selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, saran, kesabaran dan waktu yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Kaprodi Akuntansi dan Dosen matakuliah Seminar Penelitian Akuntansi yang memberikan penjelasan yang sangat logis dalam membuat suatu penelitian sehingga saat penulis membuat skripsi, ilmu tersebut masih memberikan dampak yang kuat. 5. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku wali studi yang memberikan pengarahan dalam menjalani kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan banyak sekali ilmu bagi penulis sehingga sangat membantu dalam pembuatan skripsi penulis. viii

7. Seluruh staff TU Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah banyak memberikan bantuan dan kemudahan akademis kepada penulis. 8. Sahabat sekaligus keluarga kedua di kota Salatiga yaitu Tifanny, Elsa, Caesarona, Engrith, ade Tesa, Gerda, dan Mega yang dimana setiap hari penulis berkumpul, bercanda, saling mendukung, dan tolong-menolong dari semester satu sampai sekarang ini. Terima kasih atas semua doa, dukungan, dan waktunya. Mari kita pertahankan persahabatan kita sampai selamanya. 9. Manoel Pedro Silva Lima yang sudah setia menemani dan mendukung penulis dalam doa dari awal hingga terselesainya skripsi ini. Terimakasih selalu menjadi orang yang mengingatkan penulis untuk mengerjakan tugas akhir ini. 10. Teman-teman seperjuangan yaitu Susan, Ratih, Christy, dan Matius. Terima kasih atas waktu untuk bermain dan bimbingan bersama, canda tawa, keluh kesah, dukungan, saran dan doanya. Sukses buat kalian semua. 11. Teman-teman kos yang sudah dianggap selayaknya adik sendiri yaitu Ayu dan Mendy yang selalu membuat keramaian di kos dan selalu membantu disaat penulis butuhkan. 12. Segenap pihak yang penulis tidak dapat tuliskan namanya satu-persatu yang turut terlibat dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini. Salatiga, 01 Juli 2015 Penulis ix

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Pernyataan Keaslian Skripsi... ii Halaman Persetujuan... iii Halaman Motto... iv Abstract... v Saripati... vi Kata Pengantar... vii Ucapan Terimakasih... viii Daftar Isi... x Daftar Tabel... xii Daftar Grafik... xiii PENDAHULUAN... 1 TINJAUAN LITERATUR Organisasi Nirlaba... 4 Yayasan... 5 Laporan Realisasi Anggaran... 5 Kinerja Keuangan... 7 Value for Money... 7 x

METODE PENELITIAN Objek Penelitian... 9 Jenis Data dan Sumber Data... 10 Teknik Analisis Data... 10 Pengukuran Variabel... 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Yayasan... 11 Visi dan Misi Yayasan... 13 Laporan Realisasi Anggaran Yayasan Periode 2010-2014... 15 Rasio Ekonomis... 15 Rasio Efektivitas... 27 Rasio Efisiensi... 34 KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Kesimpulan... 36 Saran... 37 Keterbatasan... 38 DAFTAR PUSTAKA... 39 DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 42 Lampiran-lampiran...43 xi

DAFTAR TABEL Tabel 1. Pengukuran Variabel... 11 Tabel 2. Laporan Realisasi Anggaran Periode 2010-2014... 15 Tabel 3. Rasio Ekonomis... 16 Tabel 4. Rasio Efektivitas... 28 Tabel 5. Rasio Efisiensi... 35 xii

DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Rasio Ekonomis... 16 Grafik 2. Rasio Efektivitas... 28 Grafik 3. Rasio Efisiensi... 35 xiii

PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan masyarakat, maka berkembang pula organisasi yang disebut organisasi nirlaba. Tujuan utama dari organisasi nirlaba yakni memberikan jasa kepada masyarakat sekitar dan tidak menjadikan keuntungan sebagai motif utama dalam melayani masyarakat. Para akuntan professional yang tergabung dalam ACCA ( The Association of Chartered Certified Accountant) menyatakan bahwa Sangat penting untuk disadari bahwa walaupun organisasi nirlaba tujuan utamanya bukan untuk memaksimalkan keuntungan, namun mereka harus bisa menghasilkan dana untuk bertahan hidup dan tumbuh. Bahkan jika kegiatan mereka hanya mengandalkan sampai batas tertentu pada hibah eksternal atau subsidi, penyedia keuangan ini selalu mengharapkan organisasi untuk menjadi semandiri mungkin dalam hal financial (ACCA, 2015). Organisasi nirlaba umumnya memperoleh sumber dana dari sumbangan para anggota dan donatur, yang idealnya tidak mengharapkan adanya pengembalian atas donasi yang mereka berikan (Simanjuntak, 2012). Namun, menurut Buteau, dkk (2014) dalam penelitian yang dilakukan terhadap 6,086 donatur dari 47 komunitas yayasan menunjukkan bahwa, yang pertama kepuasan donatur sangat penting untuk keberlangsungan hidup suatu komunitas yayasan, dimana jika donatur puas dengan kinerja yayasan, maka besar kemungkinan bagi donatur untuk terus memberikan dana, juga mungkin untuk mereka merekomendasikan yayasan tersebut bagi donatur lainnya. Kedua, konsekuensi dari donatur yang tidak merasa puas dengan kinerja yayasan adalah sangat sederhana, dimana mereka akan berjalan pergi dan sama sekali tidak membantu untuk mendapatkan donatur lain bagi yayasan tersebut. Dalam PSAK No. 45 juga menunjukkan bahwa para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba dalam hal ini donatur dan anggota-anggota, memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni mereka ingin mengetahui apakah dana yang telah mereka berikan tersebut telah dikelola 1

dengan baik atau tidak. Untuk mengetahui bahwa dana tersebut dikelola dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan penilaian terhadap keberhasilan kinerja organisasi nirlaba. Bastian (2007:157) menyatakan bahwa untuk menarik dukungan donatur atau untuk memikat dana lain, maka fokus perhatian perlu ditujukan pada manejemen keuangan yakni akuntabilitas, dimana penilaian kinerja merupakan alat akuntanbilitas. Penilaian kinerja juga membantu organisasi nirlaba dalam menyediakan petunjuk permasalahan dan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan hasil, serta membantu penilaian tindakan perbaikan yang telah dilakukan (Bastian, 2006:313). Para akuntan professional yang tergabung dalam ACCA ( The Association of Chartered Certified Accountant) menyatakan bahwa Penilaian kinerja untuk organisasi non-profit tidak benar bila dinilai dengan rasio akuntansi konvensional, seperti ROCE, ROI, dll, melainkan harus dinilai dengan mengacu pada langkahlangkah lain. Organisasi non-profit bergantung pada langkah-langkah yang memperkirakan kinerja organisasi dalam kaitannya dengan value for money yakni efektivitas, ekonomis, dan efisiensi. Selanjutnya ditambahkan pula bahwa banyak organisasi-berorientasi layanan menggunakan indikator value for money yang dapat digunakan untuk menilai kinerja terhadap tujuan. Di mana organisasi yang memiliki akuntabilitas publik, ukuran kinerja juga dapat dipublikasikan untuk menunjukkan bahwa dana telah digunakan dengan cara yang paling menghemat biaya, sehingga indikator value for money dianggap paling baik untuk menilai kinerja keuangan organisasi non-profit (ACCA, 2015). Hal tersebut ditegaskan pula oleh Mardiasmo (Sudiarsa, 2013), bahwa Pengembangan indikator kinerja sebaiknya memusatkan perhatian pada pertanyaan mengenai ekonomi, efektivitas, dan efisiensi program atau kegiatan. Oleh karena itu, value for money diyakini dapat memperbaiki kinerja organisasi nirlaba, karena inti penilaian kinerjanya berpusat pada tingkat ekonomis, efektivitas, dan efisiensi. Penilaian kinerja dengan melihat pada indikator value for money juga membantu manajer untuk memenuhi keprihatinan publik untuk 2

akuntabilitas dan telah terbukti meningkatkan kesadaran masyarakat (Cut & Murray, 2000:197-198). Sebelumnya, Kurrohman (2013) telah melakukan penelitian terkait dengan evaluasi penganggaran melalui kinerja keuangan berbasis value for money di Kabupaten/Kota Jawa Timur. Hasil dari penelitian tersebut adalah kinerja keuangan pemerintah daerah lebih ekonomis, efisien, dan efektif setelah menggunakan anggaran berbasis kinerja menggunakan value for money. Yang menjadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yakni penelitian ini dilakukan pada organisasi nirlaba sektor yayasan. Di dalam penelitian ini, lebih lanjut dilakukan beberapa pembatasan agar lebih terfokus. Pertama, penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan pada Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen DR. J.B. Sitanala atau yang biasa dikenal dengan nama Yayasan Sitanala, yang merupakan organisasi nirlaba berkedudukan di Kota Ambon dan merupakan salah satu Badan Pembantu Utama GPM dalam mengurus sekolah-sekolah yang berada dibawah naungan Gereja Protestan Maluku. Badan Pengurusnya bertanggung jawab kepada Gereja Protestan Maluku. Di dalam perkembangannya, Yayasan Sitanala Ambon mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja keuangan, karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya penilaian kinerja dan teknik analisis yang baik untuk melakukan penilaian kinerja. Kedua, data yang akan dianalisis menggunakan laporan realisasi anggaran yang terdiri dari pendapatan dan belanja untuk periode 2010 sampai periode 2014. Ketiga, analisis kinerja keuangan menggunakan rasio-rasio pengukuran value for money, yakni rasio ekonomis, rasio efektivitas, dan rasio efisiensi. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan Yayasan Sitanala dilihat dari laporan realisasi anggaran dengan menggunakan rasio-rasio pengukuran value for money? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan Yayasan Sitanala melalui analisis laporan realisasi anggaran. Sehingga bagi Yayasan 3

Sitanala dan donatur, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengetahui perkembangan kinerja keuangan Yayasan Sitanala sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangannya dari tahun tahun sebelumnya. Untuk akademisi, penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dalam penilaian kinerja untuk kategori organisasi nirlaba berbentuk yayasan. TINJAUAN LITERATUR Organisasi Nirlaba Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Nainggolan 2005:01). Sedangkan definisi nirlaba adalah bersifat tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan (Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002). Menurut PSAK No. 45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sifat operasi kebanyakan organisasi nirlaba menurut Willey (Simanjuntak, 2012) adalah bahwa organisasi nirlaba mendapat sebagian besar pendapatan organisasi dari kontribusi (bukan dari penerimaan biaya atas jasa). Bisnis nirlaba memperoleh modal sendiri atau fund capital dengan cara memperbesar surplus yang diperoleh, menerima sumbangan atau bantuan dan donasi dari individu atau kelompok masyarakat. Sartono (Simanjuntak, 2012) menyatakan bahwa Bisnis nonlaba tidak memiliki pilihan seperti halnya organisasi yang mencari laba, sehingga penentuan opportunity cost of fund capital menjadi sangat sulit. Tujuan utama bisnis nirlaba adalah menyediakan jasa kepada masyarakat sekitarnya dan bukan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Organisasi non-profit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling 4

berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk manusia (Ardana, dkk, 2008). Yayasan Pengertian yayasan menurut Undang-undang No. 16 Tahun 2001 tentang yayasan sebagai dasar hukum positif yayasan adalah sebagai berikut: Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Menurut Bastian (2007) yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya, keberadaan badan hukum yayasan bersifat permanen, yaitu hanya dapat dibubarkan melalui persetujuan para pendiri dan pengurus. Laporan Realisasi Anggaran Anggaran atau budget menurut Munandar (2001:3) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Anggaran merupakan alat untuk merencanakan dan mengendalikan keuangan perusahaan dalam penyusunannya dilakukan secara periodik. Pengertian lain dari anggaran menurut Nafarin (2007:11) menyatakan bahwa Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Sedangkan menurut Harun (Sunandar, 2012) secara definitif 5

suatu anggaran merupakan perencanaan resmi atau aktivitas atau tindakan yang dinyatakan dalam nilai uang (monetary term). Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan realisasi anggaran (LRA) pada YPPK DR. J.B. Sitanala terdiri atas pendapatan YPPK dan belanja. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pendapatan YPPK adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Yayasan yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak yayasan. Pendapatan YPPK ini digolongkan dalam empat pos (Pos 2-5) yang masing-masing mencantumkan asal aliran pendapatan yayasan dan Pos 1 yang mencantumkan sisa lebih anggaran tahun sebelumnya. 2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Yayasan yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja Yayasan ini digolongkan dalam sebelas pos (Pos 2-12) yang masing-masing mencantumkan rincian kemana aliran belanja yayasan dan Pos 1 yang mencantumkan sisa kurang anggaran tahun sebelumnya. Tujuan Laporan Realisasi Anggaran Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk organisasi dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan dan entitas akuntansi secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati oleh pihakpihak berkepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Peraturan Bupati Maluku Tenggara No. 2.a Tahun 2010 Tentang Kebijakan Akuntansi). 6

Fungsi Realisasi Anggaran Menurut Mardiasmo (2002) anggaran mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu pertama, sebagai alat perencanaan; kedua, sebagai alat pengendalian; ketiga, sebagai alat kebijakan fiskal; keempat, sebagai alat politik; kelima, sebagai alat koordinasi dan komunikasi; keenam, sebagai alat penilaian kinerja; ketujuh, sebagai alat motivasi; dan kedelapan, sebagai alat menciptakan ruang publik. Kinerja Keuangan Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Sedangkan konsep kinerja keuangan menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002:275) adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca. Penilaian Kinerja Tujuan utama dari penilaian kinerja menurut Mulyadi (Mulyono, 2009) adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai media untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya, melalui umpan balik yang dihasilkan kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Value For Money Penelitian ini dilakukan pada organisasi sektor pubik yang kegiatannya dilakukan pada sektor nirlaba (yayasan), maka penggunaan instrumen value for money yang dikembangkan oleh Mardiasmo (Pramadhany, 2011) adalah yang paling tepat. Menurut Mardiasmo (Kuswoyo, 2014) value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasar pada tiga elemen 7

utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Untuk lebih jelasnya, pengukuran value for money menurut Mardiasmo (2002) sebagai berikut : a. Rasio Ekonomis Rasio Ekonomi adalah rasio yang menggambarkan kehematan dalam penggunaan anggaran yang mencakup pengelolaan secara hati-hati dan cermat serta tidak boros (Pramadhany, 2011). Pengertian ekonomi juga sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan secara berhati-hati serta cermat dan tidak ada pemborosan dalam pengelolaan sumber dayanya. Sedangkan menurut Abdul Halim (Sudiarsa, 2013) pengertian ekonomi mempunyai arti biaya terendah. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu. Pengukuran rasio ekonomis menurut Mardiasmo (Udhiyani, dkk, 2014) dilakukan dengan cara membandingkan target anggaran dan realisasi belanja. Semakin kecil persentase ketercapaiannya, maka semakin ekonomis kinerja keuangannya (Pramadhany, 2011). b. Rasio Efektivitas Efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan (Dunn:2003, dalam Kurrohman, 2013). Sehingga ukuran efektivitas dapat diartikan sebagai suatu standar akan terpenuhinya sasaran dan tujuan yang akan dicapai (Pramadhany, 2011). Sedangkan menurut Kuswoyo (2014), efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas dapat diukur dengan memperbandingkan antara realisasi pendapatan dan target pendapatan (Pramadhany, 2011). Mardiasmo (Udhiyani, dkk, 2014) menyatakan bahwa Efektivitas tidak memperhatikan biaya yang dikeluarkan namun hanya memperhatikan tingkat ketercapaian program sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. 8

Perlu dilakukan pengukuran efektivitas pada yayasan karena pada rasio ini, yayasan dapat melihat bagaimana kinerja mereka dalam merealisasikan anggaran yang telah ditetapkan guna untuk keberlangsungan hidup yayasan. Jika kemudian dilihat bahwa kinerjanya masih belum efektif, maka yayasan perlu mencari cara agar bisa memperoleh dana tambahan untuk memperbesar realisasi pendapatannya. Atau yayasan bisa sebaliknya memperkecil target penerimaan pendapatan yang ada disesuasikan dengan realisasi penerimaan pendapatan yang diperoleh setiap tahunnya. Kemampuan yayasan dikatakan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 (satu) atau 100 persen. Namun semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan yayasan yang semakin efektif (Simanjuntak, 2012). c. Rasio Efisiensi Rasio Efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya belanja yang dikeluarkan terhadap realisasi pendapatan. Kriteria efisiensi adalah bagian yang paling penting dalam pengukuran value for money karena penggunaan biaya akan terlihat pada rasio ini, dalam rasio ini juga dapat diketahui cara organisasi dalam memanfaatkan anggarannya sesuai dengan program maupun kegiatan yang direncanakan (Udhiyani, dkk, 2014). Angka yang dihasilkan dari rasio efisiensi ini tidak bersifat absolut, tetapi relatif. Artinya tidak ada standar baku yang dianggap baik untuk rasio ini. Kita hanya dapat mengatakan bahwa tahun ini belanja organisasi relatif lebih efisien dibandingkan tahun lalu (Kawung, dkk, 2013). Semakin kecil rasio efisiensi maka semakin baik kinerja keuangannya (Ridho, 2013). METODE PENELITIAN Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) DR. J.B. Sitanala Ambon yang beralamat kantor di Jl. Mayor Jendral D. 9

Pandjaitan Ambon dengan nomor telepon 0911-355011. Ketua dari Yayasan Sitanala ini bernama Drs. J. Watratan. Peneliti memilih YPPK DR.J.B. Alasan pemilihan Yayasan Sitanala sebagai objek penelitian, dikarenakan tempat ini merupakan salah satu yayasan besar di Maluku yang yang bergerak di bidang pendidikan. Walaupun demikian menurut informasi yang diterima, Yayasan Sitanala tidak begitu memahami akan pentingnya penilaian kinerja dan teknik analisis yang baik untuk melakukan penilaian kinerja. Hal ini dikarenakan pegawai yang mengurus yayasan bukanlah orang-orang yang begitu ahli dalam hal manajemen organisasi atau akuntansi keuangan. Selama ini pengukuran kinerja YPPK DR. J.B. Sitanala hanya menggunakan pengukuran kinerja secara tradisional, yaitu membandingkan target yang telah ditetapkan dengan realisasi dari target tersebut tanpa melakukan analisis lebih lanjut terhadap persentase tersebut. Adapun alasan lainnya yakni sejauh informasi yang penulis ketahui, belum ada peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian mengenai analisis laporan realisasi anggaran untuk menilai kinerja keuangan pada realisasi anggaran belanja Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) DR.J.B. SITANALA Tahun 2010-2014. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian yang telah diolah dan disajikan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari kantor pusat YPPK DR. J.B. Sitanala yang beralamat di kantor di Jl. Mayor Jendral D. Pandjaitan Ambon, yang berupa laporan realisasi anggaran periode 2010-2014. Teknik Analisis Data Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu pengukuran value for money. Teknik analisis deskriptif kuantitatif meliputi rasio ekonomis, rasio efektivitas, dan rasio efisiensi. 10

Pengukuran Variabel Berikut adalah pengukuran dari tiap-tiap rasio yang digunakan. Tabel 1. Pengukuran Variabel Variabel Pengukuran Rasio Ekonomis : Realisasi Belanja Anggaran yang ditetapkan x 100% Rasio Efektivitas : Realisasi Pendapatan Anggaran yang ditetapkan x 100% Rasio Efisiensi : Total Realisasi Belanja Total Realisasi Pendapatan x 100% (Sumber:Pramadhany, 2011) HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) DR. J.B. Sitanala Sitanala Pada tahun 1965 terjadi perubahan dalam struktur GPM. Sekolah-sekolah yang semulanya diatur oleh Pengurus Umum Sekolah-sekolah Gereja Protestan Maluku dibawah Departemen Pendidikan dari Gereja Protestan Maluku (GPM), lalu berada di bawah tanggung jawab Departemen Diakonia. Dalam perkembangan selanjutnya disadari bahwa urusan-urusan persekolahan sebaiknya ditangani secara profesional. Dalam Sidang Sinode GPM tahun 1976 muncul gagasan untuk membentuk sebuah yayasan yang mengurus dan mengelola sekolah-sekolah GPM. Yayasan tersebut akhirnya dapat diwujudkan dengan terbentuknya suatu yayasan yang disebut Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen 11

DR. J. B. Sitanala yang disingkat YPPK DR. J. B. Sitanala dengan moto Dialah Guru dan Gembala Agung dengan tidak mengabaikan Firman Tuhan Takut akan Tuhan Adalah Permulaan Pengetahuan (Amsal 1:7a). Dengan adanya Akte Notaris Nomor. 30 tertanggal 22 Juli 1977 yang dibuat oleh Notaris Mr. Ch. Soplanit, maka ditetapkan tanggal 22 Juli 1977 sebagai awal berdirinya Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) DR. J. B. Sitanala. YPPK DR. J. B. Sitanala sebelum ditetapkan dengan Akte Notaris Pengelolaan maka Kepengurusan pertama dipimpin oleh Ketua Sdr. F. T. B. Litaay, Wakil Ketua C. Loppies Sekretaris I Pdt. S. Opara, S.Th dan Bendahara L. A. Tahalele untuk mengkoordinasi dan mengawasi sekolah YPPK DR. J. B. Sitanala pada awal ditetapkan di Klasis dan merupakan Cabang YPPK DR. J. B. Sitanala seperti di Ternate, Masohi dan Tual dan kemudian dilebarkan juga dengan dibuka di 24 Klasis yang merangkap Cabang dan diketuai oleh Ketua Klasis merangkap sebagai Ketua Cabang YPPK DR. J. B. Sitanala. Dari perkembangan pendidikan di 30 Cabang YPPK DR. J. B. Sitanala telah dibentuk Pengurus Pembantu Cabang YPPk DR. J. B. Sitanala di lokasi sekolah yang ada di jemaat dan sebagai ketua adalah Pimpinan Majelis Jemaat. Jumlah sekolah YPPK DR. J. B. Sitanala sampai saat ini adalah TK = 70 sekolah, SD = 347 sekolah, SMP = 40 sekolah, SMA = 12 sekolah, SMK = 1 sekolah disamping 2 SD, 1 SMP dan 1 SMA YPPK di Kompleks Rehoboth menjalin kerjasama dengan Yayasan Pelita Harapan dengan pengelola Yayasan Lentera dan pada tanggal 25 November 2013 telah melakukan kerjasama dengan Yayasan Badan Pendidikan Kristen Penabur Jakarta. Semua fasilitas baik Sarana maupun Prasarana Pendidikan kerjasama dengan Pemda Kota / Kabupaten / Provinsi dan Pusat termasuk Tenaga Pendidik dan Kependidikan PNS maupun Organik GPM serta Honor Lepas. Dalam peningkatan kualitas pendidikan berciri khas Kristiani maka mulai dilakukan pendidikan khusus muatan lokal wajib mata pelajaran Pendidikan Etika Kristen (PETIK) untuk SD/SMP/SMA-SMK. 12

Kemudian dilakukan lagi pembaharuan berdasarkan keputusan rapat pengurus dikukuhkan dalam Akte Notaris YPPK. DR. J.B. Sitanala pada tanggal 28 Agustus 2008, Nomor: 44, selanjutnya diperbaharui lagi pada tanggal 22 Februari 2012 dengan Akta Notaris nomor: 21. Yayasan Sitanala beralamat di Jl. Mayor Jendral D. Pandjaitan Ambon, Maluku dan merupakan salah satu Badan Pembantu Utama GPM dalam mengurus sekolah-sekolah Gereja Protestan Maluku. Badan Pengurusnya bertanggung jawab kepada Gereja Protestan Maluku. Visi dan Misi Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) DR. J.B. Sitanala VISI YPPK : Terwujudnya Pendidikan Kristen yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia yang unggul dan takut akan Tuhan. MISI YPPK : I. Meningkatkan Pendidikan Kristen yang mampu membangun manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang dilandasi Iman, Pengharapan dan Kasih. II. III. Meningkatkan Pendidikan Kristen yang bermutu dan berdaya saing tinggi yang relevan dengan akan budaya dan kebutuhan masyarakat yang berwawasan kebangsaan. Meningkatkan ilmu pegetahuan dan teknologi, budaya dan seni yang bertumpu pada 5 (lima) pilar belajar, yaitu: 1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Belajar untuk memahami dan menghayati 3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi sesama 5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri 13

Laporan Realisasi Anggaran Periode 2010-2014 YPPK DR. J.B. Sitanala Target yang ditetapkan oleh Yayasan Sitanala, didasarkan pada hasil sidang jemaat setiap awal periode. Mengingat bahwa Yayasan Sitanala tujuannya bukan untuk memperoleh laba, maka target pendapatan dan belanja disamakan setiap tahunnya, namun Yayasan Sitanala tetap berusaha untuk menghemat belanjanya agar tidak melebihi target belanja atau pendapatan yang diperoleh. Untuk pendapatan sendiri diperoleh dari sumbangan 1% seluruh jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM), subsidi sinode GPM, tanggungan klasis GPM, tunggakan klasis GPM, tanggungan sekolah-sekolah kristen (TK-SMA/SMK Kristen), kolekta HUT YPPK, donatur tetap, dan usaha-usaha lain. Dalam hal ini, penetapan target pendapatan ditentukan berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan oleh setiap sumber pendapatan yang ada. Hasil pemerolehan pendapatan yayasan sangat bergantung kepada pemberian dana dari semua sumber pendapatan tersebut. Untuk belanja sendiri, Yayasan menggunakan pendapatan yang ada untuk belanja tetap, belanja rutin, belanja barang, belanja inventaris, belanja sidangsidang, belanja rapat-rapat, belanja HUT YPPK, belanja perjalanan dinas, taktis pimpinaan, dan belanja lain-lain. Berikut adalah laporan realisasi anggaran Yayasa Sitanala selama lima periode terakhir: 14

Tabel 2. Laporan Realisasi Anggaran Periode 2010-2014 Periode Target Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja 2010 Rp 247.500.000 Rp 180.894.392 Rp 164.932.269 2011 Rp 306.500.000 Rp 216.117.200 Rp 199.991.448 2012 Rp 822.779.420 Rp 395.782.764 Rp 327.000.905 2013 Rp 1.257.168.000 Rp 757.797.722 Rp 640.124.823 2014 Rp 1.580.695.670 Rp 663.051.923 Rp 509.436.543 (Sumber: Dok. LRA Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen DR. J.B. Sitanala) Rasio Ekonomis Rasio Ekonomis menggambarkan kemampuan yayasan untuk berhemat dalam penggunaan anggaran yang mencakup pengelolaan secara hati-hati dan cermat serta tidak boros. Semakin rendah rasio ekonomis menggambarkan realisasi anggaran belanja yang semakin baik. Adapun perhitungan ekonomis anggaran berdasarkan angka-angka pada laporan realisasi anggaran selama lima tahun di Yayasan Sitanala tercantum pada Tabel 3 dan Grafik 1 berikut ini: 15

Tabel 3. Rasio Ekonomis YPPK DR. J.B. Sitanala Periode Target (a) Realisasi Belanja (b) Rasio Ekonomis (b/a)*100% 2010 Rp 247.500.000 Rp 164.932.269 67% 2011 Rp 306.500.000 Rp 199.991.448 65% 2012 Rp 822.779.420 Rp 327.000.905 40% 2013 Rp 1.257.168.000 Rp 640.124.823 51% 2014 Rp 1.580.695.670 Rp 509.436.543 32% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Grafik 1. Rasio Ekonomis YPPK DR. J.B. Sitanala 67% 65% 40% 51% 2010 2011 2012 2013 2014 32% Sumber: Dok. Laporan Realisasi Anggaran YPPK DR. J.B. Sitanala 2010-2014 (Data diolah 2015) Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan (Tabel 3) tampak bahwa selama lima tahun yaitu 2010-2014, persentase rasio ekonomis Yayasan cenderung mengalami penurunan, hanya saja pada tahun 2013 rasio ekonomis mengalami kenaikan 11% dari tahun 2012 namun kembali mengalami penurunan 16

pada tahun 2014 sebesar 19%. Berdasarkan hal tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa rasio ekonomis Yayasan Sitanala semakin membaik atau semakin efisien dari tahun ke tahun karena pengeluaran yang terjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Pada tahun 2010, belanja tetap yang dianggarkan yayasan terdiri dari tanggungan ke MPK Jakarta dan tanggungan ke BPMS, dimana kedua tanggungan tersebut tidak terealisasi sepenuhnya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan yayasan, padahal kedua tanggungan tersebut merupakan kewajiban dari Yayasan Sitanala kepada MPK Jakarta dan BPMS, sehingga ketika tidak terealisasi periode ini, hal itu berdampak pada periode berikutnya (Lampiran 1). Pada pos belanja rutin yang dianggarkan yayasan terdiri dari honor pengurus/pegawai, biaya tamu pimpinan, uang lembur, biaya pengobatan, hadiah natal/tahun, dan konsumsi (snack pengurus/pegawai). Semua komponen tersebut, realisasi belanjanya dapat ditekan oleh yayasan, sehingga tidak melebihi target yang ditetapkan oleh yayasan, hanya pada komponen hadiah natal/tahun yayasan merealisasikan seluruh anggarannya (Lampiran 1). Selanjutnya belanja barang yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari alat tulis kantor, pengadaan buku dan alat peraga, barang cetakan, biaya telepon/radio gram, biaya fotocopy/rental, biaya pengiriman surat/fax, dan langganan media masa. Semua komponen tersebut realisasi belanjanya tidak melebihi target yang telah ditetapkan oleh yayasan, sehingga secara keseluruhan realisasi belanja barang tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan berikutnya (Lampiran 1). Untuk belanja inventaris dan pemeliharaan inventaris kantor yang dianggarkan yayasan terdiri dari inventaris kantor dan pemeliharaan inventaris kantor, dimana kedua komponen tersebut juga pengeluaran belanjanya bisa ditekan oleh Yayasan Sitanala, sehingga secara keseluruhan realisasi pengeluarannya tidak melebihi target anggaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa yayasan cukup cermat dalam melihat kebutuhan belanja 17

mereka dan baik dalam menjaga inventaris kantor sehingga tidak mengeluarkan dana yang banyak untuk memelihara inventaris kantor tersebut (Lampiran 1). Pada belanja sidang-sidang yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari transport rapat teknis dan transport BPL, dimana yang mengalami pembengkakan pengeluaran terjadi pada transport rapat teknis, sedangkan pada transport BPL tidak terealisasi anggarannya. Hal ini membuat realisasi pengeluaran belanja sidang-sidang tetap berada dibawah anggaran yang ditetapkan Yayasan Sitanala (Lampiran 1). Belanja rapat-rapat yang dianggarkan yayasan terdiri dari rapat koordinasi, rapat pengurus pusat, rapat pengurus pusat dengan instansi terkait, dan rapat kerja. Semua komponen tersebut hampir secara keseluruhan tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan, hanya pada komponen rapat pengurus pusat dengan instansi terkait yang mengalami pembengkakan pengeluaran, sehingga secara keseluruhan realisasi pengeluaran belanja rapat-rapat tetap tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan (Lampiran 1). Selanjutnya pada belanja HUT YPPK realisasi pengeluarannya sama dengan anggaran yang ditetapkan (Lampiran 1). Belanja pejalanan dinas yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari pembinaan supervisi dan monitoring, sosialisasi akreditasi, pembinaan pelatihan kepala sekolah/guru, transport pengurus/pegawai, dan transport rapat kerja. Secara keseluruhan semua komponen tersebut realisasinya tidak melebihi target yang telah ditetapkan, hanya saja pada transport rapat kerja mengalami pembengkakan pengeluaran, namun secara keseluruhan realisasi belanja perjalanan dinas masih tidak melebihi target yang telah ditetapkan (Lampiran 1). Berikutnya pada belanja taktis pimpinan realisasi pengeluarannya tetap dibuat sehemat mungkin sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan (Lampiran 1). Dan pada belanja lain-lain yang terdiri dari persiapan sekolah binaan inti dan belanja tak terduga, secara keseluruhan realisasi belanjanya melebihi anggaran yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan yayasan tidak dapat 18

menghemat dengan baik pengeluaran pada belanja tak terduga, sedangkan pada persiapan sekolah binaan inti tidak terealisasi anggarannya (Lampiran 1). Pada tahun 2011, belanja tetap yang dianggarkan yayasan masih sama dengan tahun 2010 yang terdiri dari tanggungan ke MPK Jakarta dan tanggungan ke BPMS, dimana kedua tanggungan tersebut juga masih tidak terelealisasi sepenuhnya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan yayasan, sehingga secara keseluruhan belanja yayasan tidak terealisasi sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan (Lampiran 2). Pada pos belanja rutin yang dianggarkan yayasan terdiri dari honor pengurus/pegawai, biaya tamu pimpinan, uang lembur, biaya pengobatan, hadiah natal/tahun, dan konsumsi (snack) pengurus/pegawai. Semua komponen tersebut realisasi belanjanya dapat ditekan oleh yayasan, sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan oleh yayasan (Lampiran 2). Untuk belanja barang yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari alat tulis kantor, barang cetakan, rekening telepon, fotocopy, biaya pengiriman surat/barang, langganan majalah asau/surat kabar, dan biaya sertifikat. Hampir semua komponen tersebut realisasi belanjanya tidak melebihi target yang telah ditetapkan oleh yayasan, namun biaya sertifikat yang tidak dianggarkan oleh yayasan justru terjadi pengeluarannya, sehingga secara keseluruhan realisasi belanja barang tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan (Lampiran 2). Selanjutnya belanja inventaris dan pemeliharaan inventaris kantor yang dianggarkan yayasan terdiri dari inventaris kantor dan pemeliharaan inventaris kantor, dimana kedua komponen tersebut juga pengeluaran belanjanya bisa ditekan oleh Yayasan Sitanala, sehingga secara keseluruhan realisasi pengeluarannya tidak melebihi target anggaran yang ditetapkan (Lampiran 2). Pada belanja sidang atau rapat-rapat yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari transport sidang BPL, transport rapat teknis, rapat koordinasi, rapat rutin pengurus pusat, dan rapat kerja YPPK, dimana hampir semua pengeluaran belanjanya dibuat sehemat mungkin oleh yayasan sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini membuat realisasi pengeluaran belanja sidang atau 19

rapat-rapat tetap berada dibawah anggaran yang ditetapkan oleh Yayasan Sitanala (Lampiran 2). Belanja pejalanan dinas yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari perjalanan dinas pengurus, pembinaan supervisi/monitoring, sosialisasi akreditasi, transpor lokal pengurus-pegawai. Pada perjalanan dinas pengurus dan transpor lokal pengurus-pegawai terjadi pembengkakan pengeluaran, sehingga menyebabkan belanja perjalanan dinas menjadi membengkak juga, yakni realisasi pengeluarannya melebihi target yang telah ditetapkan (Lampiran 2). Berikutnya pada belanja taktis pimpinan yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari taktis pimpinan, biaya tak terduga, dan biaya partisipasi, dimana realisasi pengeluaran taktis pimpinan dan biaya tak terduga tersebut dibuat sehemat mungkin sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan, sedangkan untuk biaya partisipasi anggarannya tidak ditargetkan namun terjadi pengeluaran, walaupun demikian total realisasi belanja taktis pimpinan secara keseluruhan masih berada dibawah target yang ditetapkan (Lampiran 2). Dan pada belanja lain-lain yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari persiapan sekolah binaan inti, penjajakan badan usaha travel, belanja HUT YPPK, dokumentasi, belanja partisipasi, belanja sewa mobil, penyetoran ke Bank Mandiri, pinjaman (internal), poster petik, baleho petik, kelebihan berat barang, piagam pengahargaanm hadiah, belanja cangkir logo yayasan, ayam panggang/kentucky, dan pakaian Seram (batik). Secara keseluruhan realisasi belanja lain-lain melebihi anggaran yang telah ditetapkan, hal ini disebabkan karena terjadi pengeluaran pada dokumentasi, belanja partisipasi, belanja sewa mobil, penyeoran ke Bank Mandiri, pinjaman (Internal), poster petik, baleho petik, kelebihan berat barang, piagam penghargaan, hadiah, belanja cangkir logo yayasan, ayam panggang/kentucky, dan pakaian seragam (batik), dimana pada saat penyusunan anggaran dibuat, komponen-komponen tersebut tidak ditargetkan anggarannya. Sedangkan untuk komponen persiapan sekolah binaan inti dan penjajakan badan usaha travel yang dinggarkan justru tidak terealisasi (Lampiran 2). 20

Pada tahun 2012, belanja tetap yang dianggarkan yayasan terdiri dari tanggungan ke MPK Jakarta, tanggungan ke BPMS, dan dana saving 10%, dimana ketiga komponen tersebut tidak terealisasi anggarannya, sehingga realisasi belanja tetap secara keseluruhan tidak terealisasi seluruhnya (Lampiran 3). Pada pos belanja rutin yang dianggarkan yayasan terdiri dari insentif pengurus/pegawai, biaya tamu, lembur, biaya pengobatan, hadiah natal, konsumsi (snack) pengurus/pegawai, dan tunggakan insentif penganggaran tahun 2011 (Agustus- Desember). Semua komponen tersebut realisasi belanjanya dapat ditekan oleh yayasan, dimana hanya ada dua komponen yakni biaya tamu dan hadiah natal yang tidak terealisasi anggarannya, sedangkan untuk tunggakan insentif penganggaran tahun 2011 (agustus-desember) direalisasikan semuanya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sehingga secara keseluruhan realisasi pengeluaran belanja rutin tetap tidak melebihi target yang telah ditetapkan (Lampiran 3). Untuk belanja barang yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari alat tulis kantor, barang cetakan, rekening telepon, fotocopy, biaya pengiriman surat/barang, langganan majalah asau atau surat kabar, dan biaya sertifikat. Semua komponen tersebut realisasi belanjanya tidak melebihi target yang telah ditetapkan oleh yayasan, sehingga secara keseluruhan realisasi belanja barang tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan (Lampiran 3). Selanjutnya belanja inventaris dan pemeliharaan inventaris kantor yang dianggarkan yayasan terdiri dari inventaris kantor dan pemeliharaan inventaris kantor, dimana kedua komponen tersebut juga pengeluaran belanjanya bisa ditekan oleh Yayasan Sitanala, sehingga secara keseluruhan realisasi pengeluarannya tidak melebihi target anggaran yang ditetapkan (Lampiran 3). Pada belanja program yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari ruling organisasi, ruling kultur sekolah, ruling inventaris dan pendataan, ruling peningkatan mutu, dan ruling pendanaan. Secara keseluruhan realisasi pengeluaran belanja program, tidak melebihi target yang telah ditetapkan, walaupun memang terjadi pembengkakan pada ruling kultur sekolah dan ruling 21

peningkatan mutu, serta tidak terealisasinya target ruling invetarisasi (Lampiran 3). Selanjutnya untuk belanja sidang atau rapat-rapat yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari transport sidang BPL, transport rapat teknis MPL, rapat koordinasi, rapat rutin pengurus pusat, dan rapat kerja YPPK, dimana semua pengeluaran belanjanya dibuat sehemat mungkin oleh yayasan sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan, dimana dua komponennya yakni rapat koordinasi dan rapat kerja YPPK tidak terealisasi. Hal ini membuat realisasi pengeluaran belanja sidang atau rapat-rapat tetap berada dibawah anggaran yang ditetapkan oleh Yayasan Sitanala (Lampiran 3). Belanja pejalanan dinas yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari perjalanan dinas pengurus, pembinaan supervisi/monitoring, sosialisasi akreditasi, transpor lokal pengurus-pegawai dan transpor pantau UAS/UAN, dimana semua realisasi pengeluaran belanjanya dibuat sehemat mungkin oleh yayasan sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan, sehingga secara kesuluruhan realisasi belanja perjalanan dinas masih tetap lebih rendah dari target yang telah ditetapkan (Lampiran 3). Berikutnya pada belanja taktis pimpinan yang dianggarkan oleh yayasan, realisasi pengeluaran belanjanya tetap dibuat sehemat mungkin sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan (Lampiran 3). Begitu juga pada biaya tak terduga realisasi pengeluaran belanjanya masih lebih rendah dari target yang telah ditetapkan (Lampiran 3). Dan pada belanja lain-lain yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari persiapan sekolah binaan inti, penjajakan badan usaha travel, belanja HUT YPPK, belanja dokumentasi, belanja partisipasi, bantuan ke sekolah-sekolah, subsidi panitia rapat teknis kepala sekolah, persiapan master lagu/rekaman CD, penyetoran ke Bank Mandiri, penyetoran ke Bank Pembangunan Maluku, pinjaman (internal), poster petik tujuh budaya, baleho petik, pembuatan logo YPPK, bayar pinjaman, kelebihan berat barang, piagam pengahargaan, belanja cangkir logo yayasan, bayar tunggakan pakaian seragam (batik), biaya meterai, penyetoran ke BCA, handuk YPPK, dan pakaian Seram (batik). Secara keseluruhan realisasi belanja lain-lain tidak melebihi anggaran yang telah 22

ditetapkan, namun terjadi pengeluaran pada beberapa komponen yang tidak dianggarkan anggarannya, yakni pada penyetoran ke Bank Mandiri, penyetoran ke Bank Pembangunan Maluku, pinjaman, poster petik tujuh budaya belajar, pembuatan logo YPPK, bayar pinjaman, kelebihan berat barang, piagam penghargaan, bayar tunggakan pakaian seragam (batik), dan penyetoran ke Bank BCA (Lampiran 3). Pada tahun 2013, belanja tetap yang dianggarkan yayasan terdiri dari tanggungan ke MPK Jakarta, tanggungan ke BPMS, dana saving 10%, dan dana sharing ke cabang, dimana keempat komponen tersebut tidak terelealisasi sepenuhnya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan yayasan, sehingga realisasi belanja tetap secara keseluruhan tidak terealisasi seluruhnya (Lampiran 4). Pada pos belanja rutin yang dianggarkan yayasan terdiri dari insentif pengurus/pegawai, biaya honor, biaya tamu, biaya lembur, biaya pengobatan, tunjangan hari raya natal, dan konsumsi pengurus/pegawai. Hampir semua komponen tersebut realisasi belanjanya dapat ditekan oleh yayasan, sehingga tidak melebihi target yang ditetapkan oleh yayasan, hanya pada konsumsi pengurus pegawai terjadi pembengkakan pengeluaran, namun secara keseluruhan realisasi pengeluaran belanja rutin tetap tidak melebihi target yang telah ditetapkan (Lampiran 4). Untuk belanja barang yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari alat tulis kantor, barang cetakan, rekening telepon, fotocopy, biaya pengiriman surat/barang, langganan majalah asau atau surat kabar, dan biaya sertifikat. Hampir semua komponen tersebut realisasi belanjanya tidak melebihi target yang telah ditetapkan oleh yayasan, hanya saja pada fotocopy terjadi pembengkakan, namun secara keseluruhan realisasi belanja barang tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan (Lampiran 4). Selanjutnya belanja inventaris dan pemeliharaan inventaris kantor yang dianggarkan yayasan terdiri dari inventaris kantor dan pemeliharaan inventaris kantor, dimana kedua komponen tersebut juga pengeluaran belanjanya bisa ditekan oleh Yayasan Sitanala, sehingga secara keseluruhan realisasi pengeluarannya tidak melebihi target anggaran yang ditetapkan (Lampiran 4). 23

Pada belanja program yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari ruling organisasi, ruling kultur sekolah, ruling inventaris dan pendataan, ruling peningkatan mutu, dan ruling pendanaan. Secara keseluruhan realisasi pengeluaran belanja program tetap tidak melebihi target yang telah ditetapkan, walaupun terjadi pembengkakan pada ruling kultur sekolah (Lampiran 4). Selanjutnya untuk belanja sidang atau rapat-rapat yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari transport sidang BPL, transport rapat teknis MPL, rapat koordinasi, rapat rutin pengurus, dan rapat kerja YPPK, dimana semua pengeluaran belanjanya dibuat sehemat mungkin oleh yayasan sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini membuat realisasi pengeluaran belanja sidang atau rapat-rapat tetap berada dibawah anggaran yang ditetapkan oleh Yayasan Sitanala (Lampiran 4). Belanja pejalanan dinas yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari perjalanan dinas pengurus, sosialisasi akreditasi, dan transpor lokal, dimana semua realisasi pengeluaran belanjanya dibuat sehemat mungkin oleh yayasan sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan, sehingga secara kesuluruhan realisasi belanja perjalanan dinas masih tetap lebih rendah dari target yang telah ditetapkan (Lampiran 4). Berikutnya pada belanja taktis pimpinan yang dianggarkan oleh yayasan, realisasi pengeluaran belanjanya tetap dibuat sehemat mungkin sehingga tidak melebihi target yang telah ditetapkan. Begitu juga pada biaya tak terduga realisasi pengeluaran belanjanya masih lebih rendah dari target yang telah ditetapkan (Lampiran 4). Dan pada belanja lain-lain yang dianggarkan oleh yayasan terdiri dari belanja HUT YPPK, belanja dokumentasi, belanja partisipasi, bantuan ke sekolahsekolah, pers master mars YPPK, penyetoran ke Bank Maluku, dan penyetoran ke Bank Maluku. Secara keseluruhan realisasi belanja lain-lain tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan, namun terjadi pembengkakan pada belanja partisipasi, dan pengeluaran pada pos belanja yang tidak dianggarkan, yakni penyetoran ke Bank Maluku, dan penyetoran ke Bank Mandiri (Lampiran 4). 24