Keywords: attitude, open, curious, critical, objective

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field work

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Paulina Lelly *, Zulhelmi **, M. Nasir ** Paulina ABSTRACT

Keyword:Question and answer, word card

BAB III METODE PENELITIAN A.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENGGUNAAN MIND MIND DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEDUNGWINANGUN

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN 2 KRAKAL TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SDN KRADENAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PENINGGALAN SEJARAH NASIONAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAP

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN KARTU FLASH

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian merupakan lokasi yang dijadikan peneliti untuk

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWAMELALUI METODE BERMAIN JAWABAN DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 10 KOTO JUA KECAMATAN BAYANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Multimedia, Hasil Belajar IPS

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DILIHAT DARI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 KALAMPANGAN.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

Transkripsi:

ANALISIS SIKAP ILMIAH SISWA PADA PENGGUNAAN METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 12 SEPAN MENGARET KETUNGAU TENGAH PADA MATERI PERISTIWA KEBANGSAAN MASA PENJAJAHAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Okti Dwi Nahastin 1, Mardawani 2, Lusila Parida 3 1 Prodi PGSD, STKIP Persada Khatulistiwa Sintang 2 Prodi PPKN, STKIP Persada Khatulistiwa Sintang 3 Prodi PDSG, STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Email: oktidwinahastin@gmail.com,mardawani113@yahoo.co.id,30101986lp@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research is to obtain objective information about the scientific attitude of students on the use of discussion methods in grade V of SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah in the national event material of the colonial year 2019/2020. The method used in this study is a qualitative research method with a descriptive form of research. The results of this research analysis showed the four dominant scientific attitudes seen when teachers use discussion methods that are open attitudes such as students can appreciate/accept opinions expressed by teachers and other friends, willing to improve the results of group work based on advice submitted by teachers and friends. Indicators of curiosity such as students have a high curiosity in learning materials and students can solve problems in discussions. Critical attitude indicators such as students who doubt the opinions of other friends, students ask about learning they do not know and students can express their opinions if there is a difference between what the teacher conveys and the results of the group discussion opinion. The last indicator is that objective attitudes such as students can conclude the results of group discussions well, students can convey the results of the discussion according to the facts, students do not cheat on the results of other people's discussion work, and students do not expect answers to the results of group discussions. Keywords: attitude, open, curious, critical, objective ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang objektif mengenai sikap ilmiah siswa pada penggunaan metode diskusi di kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah pada materi peristiwa kebangsaan masa penjajahan Tahun Pelajaran 2019/2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan bentuk penelitian deskriptif. Hasil analisis penelitian ini menunjukan empat sikap ilmiah yang dominan terlihat saat guru menggunakan metode diskusi yaitu sikap terbuka seperti siswa dapat menghargai/menerima pendapat yang disampaikan guru dan teman lainya, bersedia memperbaiki hasil perkerjaan kelompok berdasarkan saran yang disampaikan guru dan teman. Indikator sikap ingin tahu seperti siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi pada materi pembelajaran dan siswa dapat memecahkan permasalahan dalam diskusi. Indikator sikap kritis seperti siswa yang meragukan pendapat dari teman lain, siswa bertanya tentang pembelajaran yang belum mereka ketahui dan siswa dapat mengemukakan pendapatnya apabila ada perbedaan antara apa yang disampaikan guru dengan hasil pendapat diskusi kelompok. Indikator terakhir yaitu sikap objektif seperti siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi kelompok dengan baik, siswa dapat menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan fakta yang ada, dan siswa tidak mencontek hasil perkerjaan diskusi orang lain. dan siswa tidak menduga-duga jawaban hasil diskusi kelompok. Kata Kunci: sikap, terbuka, ingin tahu, kritis, objektif

PENDAHULUAN Lembaga pendidikan menduduki posisi penting untuk kemajuan serta perubahan yang lebih baik terhadap suatu bangsa. Al-Tabani (2014: 1-2) mengungkapkan bahwa, pendidikan mampu mendukung pembangunan di masa mendatang yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu mengahadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapimya. Disamping itu pula tujuan pendidikan mengarahkan untuk mengembangkan potensi siswa agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam rangka mencapai pendidikan yang bermutu, pemerintah telah menetapkan kurikulum tahun 2013 untuk diterapkan pada sekolah. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran pada kurikulum 2013 mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Aspek inilah yang akan dikembangkan pada proses pembelajaran yang dimuat dalam standar kompetensi lulusan untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Belajar dan mengajar sangat berkaitan erat dengan proses penerimaan pengetahuan dari pengantar kepada penerima. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses mental (kesadaran) seseorang. Desmita mengungkapkan (2016: 35) menyatakan usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahap perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 Tahun). Anak usia sekolah dasar memiliki sikap rasa keingintahuan yang cukup tinggi untuk mengenali lingkunganya. Hal ini berarti anak sekolah dasar berpotensi untuk memiliki sikap ilmiah. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada anak usia sekolah dasar perlu dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak dapat melihat, melakukan, melibatkan diri dalam proses belajar, serta mengalami langsung hal-hal yang dipelajarinya. Dalam proses pembelajaran siswa perlu menanamkan sikap ilmiah yang artinya sikap yang dimiliki seseorang yang didapat melalui pemberian contoh-contoh positif dan harus terus dikembangkan supaya bisa dimiliki oleh seseorang. Seorang guru perlu melihat bagai mana aktivitas siswa dalam belajar, oleh karena itu guru perlu melibatkan aktivitas siswa untuk lebih aktif saat belajar. Aktivitas yang dimaksud dapat meliputi: berpikir, membuat keputusan, memecahkan masalah dan melaksanakan tugas dan tangung jawab secara bersama. Matode diskusi kelompok memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah. Peran guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan sikap ilmiah melalui kegitan diskusi dan pemberian kesempatan bertanya bagi siswa tentang halhal baru atau hal yang ingin diketahui terkait materi yang dipelajari dalam pembelajaran. Berdasarkan pemasalahan yang peneliti

temukan pada proses pembelajaran diantaranya: siswa tidak bisa menjawab dan memberikan kemungkinan jawaban dari pertanyaan guru, lambat memahami penjelasan guru, tidak paham inti dari materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru serta terkadang siswa tidak merasa yakin dengan hasil perkerjaan sendiri. Dalam metode diskusi terlihat adanya siswa yang benar-benar berpikir dan berkerja menyelesaikan tugas kelompok dan siswa yang pasif tidak berkontribusi dalam diskusi. Namun disisi lain terdapat beberapa kelompok yang sudah mampu berdiskusi dengan baik, terdapat pembagian tugas yang jelas dalam diskusi sehingga tugas kelompok diselesaikan dengan kontribusi anggota kelompok yang seimbang. Menurut Syamsidah (2017: 119) mendefenisikan metode diskusi merupakan suatu cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan jalan muswarah untuk mufakat. Hal ini lah yang menjadi landasan peneliti akan menganalisis mengenai sikap ilmiah siswa pada pembelajaran menggunakan metode diskusi. Dengan mengunakan metode diskusi akan memicu para siswa untuk mengemukakan pendapatnya sebagai tanggapan atas masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Metode diskusi akan memancing kreativitas berpikir siswa, sedangkan aktivitas siswa akan ditunjukkan melalui kegiatan siswa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. METODE PENELITIAN Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam Saputri (2017: 41) mengemukakan penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti memposisikan diri sebagai instrumen kunci, pemilihan sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan data dengan triangulasi dan analisis data. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif melibatkan peneliti sendiri dalam mengamati dan memahami permasalahan yang ada di lapangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2015: 9) metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen ) dimana peneliti sebagai istrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Menurut Best (Yanita, 2015: 166) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mengambarkan dan menginterpretasikan objek dengan apa adanya. Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dimana data yang disampaikan sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan

untuk menggambarkan suatu situasi, subjek, perilaku, atau fenomena. Ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana terkait dengan pertanyaan atau masalah penelitian. Peneliti melakukan identifikasi terhadap adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan dalam penelitian. Menurut Umar (dalam Widoyoko 2012: ) mengunakan secara umum data diartikan sebagai suatu data yang dapat digambarkan dengan angka, simbol, kode dan lain-lain. Dalam kontek penelitian, data dapat diartikan sebagai keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek. Data penelitian yang menerangkan obyek-obyek dalam variabel tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah Tahun Pelajaran 2019/2020. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 12 Sepan Mengaret yang berjumlah 14 orang. Terdiri dari 1 orang guru kelas, 8 orang siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan orang. Alat pengumpul data yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, lembar wawancara, angket dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data selama di lapangan menggunakan model model Miles and Huberman yang mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017: 246) analisis data penelitian dilakukan sebelum di lapangan dan penelitian yang dilakukan di lapangan. Pada analisis sebelum di lapangan analisis yang dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menetukan fokus penelitian. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclussion drawing/verification. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hasil data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sikap ilmiah siswa pada penggunaan metode diskusi seperti sikap keterbukaan, sikap ingin tahu, sikap kritis dan sikap objektif. Adapun data hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Observasi Sarana dan Prasarana Berhubungan dengan kondisi yang terjadi saat ini, peneliti tidak dapat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan maka peneliti hanya melakukan observasi terhadap sarana dan prasana sekolah yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar di dalam kelas. Hasil observasi yang diperoleh berupa data ruang kelas V, papan tulis, meja dan kursi, buku paket guru dan siswa serta silabus dan RPP guru. Hasil dari lembar observasi ditemukan berdasarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan dalam setting alamiah sebagaimana seharusnya penelitian kualitatif

Wawancara Guru Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret tentang sikap ilmiah siswa pada penggunaan metode diskusi pada materi peristiwa kebangsaan masa penjajahan maka data hasil wawancara yang diperoleh adalah sikap ilmiah yang lebih dominan ditunjukan siswa yaitu sikap terbuka siswa seperti siswa dapat menghargai/menerima pendapat yang disampaikan guru dan pendapat dari teman kelompok, sikap dapat berkerja dalam kelompok seperti siswa dapat melakukan diskusi secara aktif dan antusias, sikap ingin tahu siswa seperti rasa penasaran siswa pada hal baru sehingga siswa antusias untuk bertanya pada guru maupun teman diskusi, sikap jujur seperti siswa berprilaku jujur dalam menyelesaikan hasil diskusi dalam kelompok, sikap kritis seperti siswa sering bertanya tentang pembelajaran yang belum dipahami, dan sikap objektif seperti siswa dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok sesuai dengan fakta yang ada. Wawancara Siswa Hasil wawancara yang diperoleh peneliti dari 6 responden dengan kategori siswa dua orang berprestasi tinggi, dua orang siswa dengan kategori sedang dan dua orang siswa dengan kategori kurang. Maka hasil wawancara yang diperoleh adalah sikap ilmiah yang dominan ditunjukan siswa kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret yaitu sikap dapat menghargai pendapat dari kelompok lain, rasa keingintahuan yang tinggi pada materi pembelajaran, siswa bertanya apabila ada halhal yang belum dipahami dalam kelompok dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran setelah melakukan diskusi kelompok serta siswa menyampaikan hasil diskusi berdasarkan fakta yang sebenarnya Angket Siswa Hasil angket siswa mengenai sikap ilmiah siswa pada penggunaan metode diskusi diperoleh menggunakan angket terstruktur dengan jawaban tertutup. Adapun alternatif jawaban yang disediakan pada angket tertutup dalam penelitian ini adalah sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Berdasarkan empat indikator dari sikap dapat diketahui sikap ilmiah yang lebih dominan terlihat pada penggunaan metode diskusi yaitu sikap terbuka, sikap ingin tahu, sikap kritis dan sikap objektif. Maka hasil angket yang diperoleh dari 14 responden yaitu siswa kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat dideskripsikan sebagai berikut: Berdasarkan keterangan di atas maka dapat di tarik kesimpulan dari hasil angket siswa yaitu jumlah presentase 94% dengan kategori sangat baik. Artinya seluruh siswa kelas v SD Negeri 12 Sepan Mengaret Tahun Pelajaran 2019/2020 telah memiliki keempat sikap ilmiah seperti sikap terbuka, ingin tahu, kritis dan objektif. Berdasarkan keterangan tabel di atas diperoleh hasil skor sikap ilmiah siswa per indikator yaitu sikap terbuka, sikap ingin tahu, objektif dapat dilihat pada grafik berikut ini:

% Skor Sikap Ilmiah 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 72% Baik 84% Sangat Baik 72% Baik 78% Baik Sikap Sikap Ingin Sikap Kritis Sikap Terbuka Tahu Objektif Indikator Sikap Ilmiah Gambar 4.2 Grafik Rekapitulasi Hasil Angket Siswa Berdasarkan keterangan grafik di atas maka sikap ilmiah yang lebih dominan terlihat pada penggunaan metode diskusi yaitu pertama adalah sikap ingin tahu siswa dengan skor presentase yang diperoleh yaitu sebesar 84% dengan kategori sangat baik.. kedua adalah sikap objektif siswa dengan skor presentase yang diperoleh yaitu sebesar 78% dengan kategori baik, ketiga adalah sikap terbuka siswa dengan skor presentase yang diperoleh yaitu sebesar 72% dengan kategori baik dan yang terakhir adalah sikap kritis siswa dengan skor presentase yang diperoleh yaitu sebesar 72% dengan kategori baik. Maka total keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil angket siswa yaitu 1337 dengan presentase 94% termasuk dalam kategori sangat baik. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap data-data maka hasil yang diperoleh dilapangan dapat dideskripsikan sebagai berikut: Sikap Terbuka Siswa Pada Penggunaan Metode Diskusi Di Kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah Pada Materi Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Menurut Wedyawati dan Lisa (2018: 27) menyatakan bahwa sikap mau merubah pendapat jika data kurang. Serta tidak merasa selalu benar, dan berpartisipasi aktif dalam kelompok diskusi. Berdasarkan hasil wawancara guru tentang sikap terbuka siswa dapat terlihat ketika guru sedang menyampaikan materi dan ketika siswa sedang melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok. Sikap terbuka yang terlihat adalah yang termasuk kedalam indikator berikut: (1) siswa dapat menghargai/menerima pendapat yang disampaikan guru dan teman-temannya. (2) siswa bersedia memperbaiki hasil perkerjaan kelompok berdasarkan saran yang disampaikan guru/teman lainnya. (3) siswa dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Maka hasil analisis data yang diperoleh adalah sikap terbuka siswa sudah terungkap berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh diketahui sikap terbuka siswa yang terlihat adalah berdasarkan indikator berikut yaitu dapat menghargai/menerima pendapat yang disampaikan guru dan teman lainya, bersedia memperbaiki hasil perkerjaan kelompok berdasarkan saran yang disampaikan guru dan teman, serta siswa dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok.

Sikap Ingin Tahu Siswa Pada Penggunaan Metode Diskusi Di Kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah Pada Materi Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Berdasarkan hasil wawancara tentang sikap ingin tahu siswa dapat terungkap dari cara guru dalam menilai sikap ingin tahu siswa pada saat berdiskusi adalah dapat terlihat dari beberapa indikator sebagai berikut: 1) memberikan perhatian lebih terhadap hal baru yang dapat membuat siswa merasa bingung, tujuaanya disini yaitu agar siswa memiliki pertanyaan yang akan disampaikan mengenai hal baru tersebut. 2) guru melakukan pengujian terhadap siswa tentang hal baru dan mengungkapkan pertanyaan mengenai hal baru tersebut dengan menggunakan kata tanya misalnya apa, bagaimana, dan mengapa. 3) guru menjadikan lingkungan sekitar sebagai objek penyelidikan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa. 4) antusias siswa dalam melakukan diskusi kelompok. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Fadillah dan Khorida (dalam Oktavioni 2017: 4) berpendapat bahwa rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Berdasarkan hasil wawancara tentang sikap ingin tahu yang dimiliki oleh siswa. Dari hasil wawancara terungkap bahwa sikap ingin tahu siswa ditandai dengan tingginya minat dan keingintahuan siswa terhadap materi pembelajaran dalam diskusi. Pernyataan lainnya yang menguatkan perolehan hasil wawancara ini yaitu hasil angket respon siswa dari jumlah 14 responden dan 5 butir pernyataan dari indikator sikap ingin tahu siswa maka diperoleh hasil analisis data yaitu indikator sikap ingin tahu siswa di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan sikap ingin tahu seperti siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi pada materi pembelajaran, siswa dapat memecahkan permasalahan dalam diskusi dan siswa sering bertanya mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami pada saat diskusi. Hal ini terlihat dari hasil presentase indikator sikap ingin tahu dengan jumlah skor 292 dan presentase skor yaitu 84% termasuk dalam kategori sangat baik. Sikap Kritis Siswa Pada Penggunaan Metode Diskusi Di Kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah Pada Materi Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Berdasarkan hasil wawancara tentang sikap kritis siswa dari beberapa indikator berikut yaitu: (1) Siswa yang meragukan pendapat atau jawaban dari teman lain, (2) Siswa bertanya tentang pembelajaran yang baru mereka ketahui, dan (3) Siswa dapat mengemukakan pendapatnya apabila ada perbedaan antara apa yang disampaikan guru dengan hasil pendapat kelompok diskusinya. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat yang disampaika oleh Scriven dan Paul (dalam Nugraha dkk (2017: 37), menjelaskan bahwa berpikir kritis penting dikembangkan karena dapat meningkatkan kualitas pemikiran bagi seorang individu untuk terampil menganalisis,

menilai, dan merekonstruksi apa yang dipikirkannya untuk memecahkan masalah. Maka hasil wawancara yang diperoleh adalah seperti siswa yang meragukan pendapat atau jawaban dari teman lain, siswa bertanya tentang pembelajaran yang baru mereka ketahui, dan siswa dapat mengemukakan pendapatnya apabila ada perbedaan antara apa yang disampaikan guru dengan hasil pendapat kelompok diskusinya. Pernyataan ini juga diperkuat berdasarkan hasil angket respon siswa yang diperoleh yaitu dari jumlah 14 responden dan 4 butir pernyataan dari indikator sikap kritis siswa maka diperoleh hasil analisis data yaitu presentase indikator sikap kritis siswa dengan jumlah skor 202 dan presentase skor yaitu 72% termasuk dalam kategori baik. Sikap Objektif Siswa Pada Penggunaan Metode Diskusi Di Kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah Pada Materi Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Berdasarkan hasil wawancara tentang sikap objektif siswa dapat terlihat dari beberapa indikator berikut yaitu: (1) siswa sudah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan perintah guru; (2) siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi kelompok dengan baik sesuai dengan pembelajaran yang telah disampaikan; (3) siswa dapat menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan fakta yang ada; (4) siswa tidak mencontek hasil perkerjaan diskusi kelompok lain; (5) siswa diajarkan guru agar tidak menduga-duga jawaban saat kegiatan diskusi kelompok atau diskusi di dalam kelas. Maka hasil analisis indikator sikap objektif adalah siswa sudah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan perintah guru, siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi kelompok dengan baik sesuai dengan pembelajaran yang telah disampaikan, siswa dapat menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan fakta yang ada, siswa tidak mencontek hasil perkerjaan diskusi orang lain, siswa diajarkan guru agar tidak mendugaduga jawaban saat kegiatan diskusi kelompok atau diskusi di dalam kelas. Indikator tersebut yang digunakan guru dalam menilai sikap objektif siswa pada saat menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran. SIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa : Analisis sikap ilmiah siswa pada penggunaan metode diskusi di kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah pada materi peristiwa kebangsaan masa penjajahan Tahun Pelajaran 2019/2020 telah terlihat ke empat sikap ilmiah berdasarkan submasalah dalam penelitian ini dengan kategori sangat baik. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sikap terbuka siswa pada penggunaan metode diskusi di kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah pada materi peristiwa kebangsaan masa penjajahan yaitu : sikap terbuka siswa sudah terungkap berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh diketahui sikap terbuka siswa yang terlihat adalah

berdasarkan indikator berikut seperti siswa dapat menghargai/menerima pendapat yang disampaikan guru dan teman lainya, bersedia memperbaiki hasil perkerjaan kelompok berdasarkan saran yang disampaikan guru dan teman, serta siswa dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari hasil presentase tertinggi nilai hasil angket siswa yaitu sebesar 72% dengan kategori baik. 2. Sikap ingin tahu siswa pada penggunaan metode diskusi di kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah pada materi peristiwa kebangsaan masa penjajahan yaitu : hasil presentase indikator sikap ingin tahu siswa di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan sikap ingin tahu seperti siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi pada materi pembelajaran, siswa dapat memecahkan permasalahan dalam diskusi dan siswa sering bertanya mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami pada saat diskusi. Hal ini terlihat dari hasil presentase tertinggi nilai hasil angket siswa yaitu sebesar 84% dengan kategori sangat baik. 3. Sikap kritis siswa pada penggunaan metode diskusi di kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah pada materi peristiwa kebangsaan masa penjajahan yaitu : Hasil perolehan presentase indikator sikap kritis siswa diketahui bahwa sebagian besar siswa telah menunjukan sikap kritis seperti siswa yang meragukan pendapat atau jawaban dari teman lain, siswa bertanya tentang pembelajaran yang belum mereka ketahui dan siswa dapat mengemukakan pendapatnya apabila ada perbedaan antara apa yang disampaikan guru dengan hasil pendapat diskusi kelompoknya pada saat diskusi. Hal ini terlihat dari hasil presentase tertinggi nilai hasil angket siswa yaitu sebesar 72% dengan kategori baik. 4. Sikap objektif siswa pada penggunaan metode diskusi di kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah pada materi peristiwa kebangsaan masa penjajahan yaitu : telah menunjukan aspekaspek dari sikap objektif pada saat melakukan diskusi dalam kelompok. indikator yang dimaksud adalah siswa sudah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan perintah guru, siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi kelompok dengan baik sesuai dengan pembelajaran yang telah disampaikan, siswa dapat menyampaikan hasil diskusi sesuai dengan fakta yang ada, siswa tidak mencontek hasil perkerjaan diskusi orang lain, siswa diajarkan guru agar tidak menduga-duga jawaban saat kegiatan diskusi kelompok atau diskusi di dalam kelas. Hal ini terlihat dari hasil presentase tertinggi nilai hasil angket siswa yaitu sebesar 78% dengan kategori baik. Saran Berdasarkah hasil penelitian mengenai sikap ilmiah siswa pada penggunaan metode diskusi di kelas V SD Negeri 12 Sepan Mengaret Ketungau Tengah pada materi

peristiwa kebangsaan masa penjajahan Tahun Pelajaran 2019/2020. Maka saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran adalah sebagai berikut : 1. Kepada guru diharap memperhatikan sikap ilmiah siswa karena dengan adanya sikap ilmiah siswa, guru dapat memahami sejauh mana siswa memiliki sikap ilmiah selama pembelajaran dan penanaman sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari demi mengembangkan pengetahuan baru pada era globalisasi saat ini. 2. Kepada peneliti yang lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan yang berkatian dengan sikap ilmiah siswa pada penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran. 3. Pihak sekolah, agar dapat memfasilitasi guru dalam mengembangkan metode kreatif dalam pembelajaran khususnya dalam mengembangkan sikap ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Al-Tabany. T. I. B. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Desmita. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Oktavioni, W. 2017. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Model Discoveri Learning di Kelas V SD Negeri 186/1 SRIDADI. Skripsi. FKIP Universitas Jambi. Saputri, R.S. 2017. Peran Guru Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Perserta Didik Kelas V-B Di Min Demangan Kota Madiun. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Syamsidah. 2017. 100 Metode Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wedyawati, N. dan Lisa, Y. 2018. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama. Widoyoko, S. E. P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yanita, H. 2016. Analisis Struktur Retorika dan Penanda Kebahasaan Bagian Hasil dan Pembahasan Artikel Jurnal Penelitian Bisa FKIP UNIB untuk Bidang Pengajaran Bahasa. Jurnal PBSI. Volume 2. No 2 Hal 116.