PERBEDAAN KADAR KALSIUM DARAH PADA ATLET PANJAT TEBING DAN BUKAN ATLET DI KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat,

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, 2009

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

Universitas Lampung. Abstrak

ABSTRAK. laktat pada masa kehamilan. Sedangkan pendidikan ataupun pekerjaan tidak memilki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuannya.

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Faktor Risiko Terjadinya Osteoporosis Pada Wanita Menopause

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi gizi dan aktivitas fisik

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR KREATININ SERUM PADA PRIA DEWASA MUDA INSTRUKTUR FITNES DENGAN PRIA DEWASA MUDA YANG TIDAK MENJALANI PROGRAM FITNES

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

ABSTRACT. Keywords : high calcium milk, adolescent boys, blood calcium concentration, bone density.

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

II. PENGETAHUAN RESPONDEN Petunjuk pengisian: Berilah tanda (x) pada jawaban yang saudara anggap benar.

BAB V HASIL. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BUAH PISANG

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

Deteksi Dini Osteoporosis Pada Remaja Putri Siswi SMA Ta miriyah Surabaya

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

ABSTRAK. Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing I: Dr,dr. Felix Kasim. M.Kes. Pembimbing II: dr. Rimonta F.G, Sp.OG.

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OSTEOPOROSIS. Paulus Budi Santoso ( ) Pembimbing : David Gunawan T., dr

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH

Oleh SHOFI IKRAMINA

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

INTISARI. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu Hamil, Tablet Kalsium Laktat. Puskesmas Sungai Jingah. xiii. 1-2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3

PENGARUH LATIHAN SHOOTING

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERESETUJUAN SIDANG SKRIPSI. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii ABSTRAK iv

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Kata kunci : Pengaruh Latihan Medicine Ball, Kekuatan, Kemampuan Akurasi Groundstroke.

BAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

berusia di atas 37,65 tahun untuk lebih diperhatikan. Kata kunci: kesegaran jasmani lalu lintas. Kepustakaan: 46 ( ). ABSTRAK Susilowati

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Ketahanan Fisik Atlet Sepak Bola Ps Barito Putera Tahun 2014

Gambaran Densitas Mineral Tulang (DMT) pada Kelompok Dewasa Awal (19-25 Tahun) (Studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu

Transkripsi:

PERBEDAAN KADAR KALSIUM DARAH PADA ATLET PANJAT TEBING DAN BUKAN ATLET DI KOTA DENPASAR DIFFERENCE IN BLOOD CALCIUM LEVELS IN ATHLETES ROCK CLIMBING AND NOT ATHLETES IN DENPASAR CITY Kadek Agus Widya Adi Putra*, I NyomanWande, Putu Ayu Parwati. Program Studi Analis Kesehatan STIKes Wira Medika Bali ABSTRAK Pendahuluan Cabang olahraga yang ditekuni atlet menentukan tingkat aktivitas fisiknya. Kebutuhan kalsium meningkat terutama pada individu yang melakukan aktivitas fisik (olahraga) yang cukup dan jenis olahraga yang dapat meningkatkan densitas tulang. Jenis olahraga yang dapat mempengaruhi kadar kalsium darah adalah olahraga yang membuat tubuh bekerja melawan gravitasi contohnya seperti olahraga panjat tebing. Tujuan Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar kalsium darah pada atlet panjat tebing dan bukan atlet di Kota Denpasar. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 15 orang atlet panjat tebing dan 15 orang mahasiswa STIKes Wira Medika Bali serta lingkungan sekitarnya. Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pada responden atlet panjat tebing memiliki kadar kalsium darah normal sebanyak 15 orang (100%) sedangkan pada responden bukan atlet memiliki kadar kalsium darah normal sebanyak 14 orang ( 93.3%) dan kadar kalsium darah rendah sebanyak 1 orang (6.7%). Diskusi Hal tersebut dikaitkan dengan aktivitas fisik yang terstruktur dilakukan responden atlet panjat tebing dibandingkan dengan responden bukan atlet yang jarang melakukan aktifitas fisik. Simpulan Berdasarkan hasil uji Independent Sampel T-Test diperoleh p value sebesar 0.000 dimana p < 0.005 yang berarti H0 ditolakdan Ha diterima yaitu ada perbedaan kadar kalsium darah pada atlet panjat tebing dan bukan atlet di Kota Denpasar. Saran untuk responden bukan atlet memperhatikan pola makan dan aktifitas fisik untuk mencegah osteoporosis di masa tua. Kata kunci : Kadar Kalsium Darah, Atlet panjat tebing, Bukan atlet. ABSTRACT Introduction Athletic sports branches determine the level of physical activity. The need for calcium is increased especially in individuals who have sufficient physical activity (sports) and sports that can increase bone density. The type of exercise that can affect blood calcium levels is a sport that makes the body work against gravity such as rock climbing exercise. Purpose The purpose of this study is to determine the difference of blood calcium levels in athletes rock climbing and not athletes in Denpasar City. Method This research use cross sectional approach. The sample used as many as 15 people climbing athletes and 15 students STIKes Wira Medika Bali and the surrounding environment. Result The results of this study showed that athletes climbing rock climbs have normal blood calcium levels of 15 people (100%) whereas in non-athlete respondents have normal blood calcium levels as many as 14 people (93.3%) and low blood calcium levels of 1 person (6.7 %). 252

Discuss It is associated with the physical activity of the athletes who are structured rock climbing compared with non-athletes who rarely do physical activity. Conclusion Based on the results of the Independent Samples T-Test obtained p value of 0.000 where p <0.005 which means H0 rejected and Ha accepted that there is a difference in blood calcium levels in athletes rock climbing and not athletes in Denpasar City. Suggestions for non-athlete responders pay attention to diet and physical activity to prevent osteoporosis in old age. Keywords: Blood Calcium Level, Climbing Athlete, Not athlete. Alamat Korespondensi : Jalan Antasura No. 63, Denpasar Utara Email : aguswidya19@yahoo.co.id PENDAHULUAN Olahraga adalah aktivitas manusia menurut teknik tertentu, dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan pada waktu luang, dan keputusan tersendiri. Selain itu olahraga juga merupakan kegiatan untuk perkembangkan kekuatan fisik dan jasmani supaya badan cukup kuat dan tenaga cukup terlatih menjadi tangkas untuk melakukan perjuangan hidup (Ekrima, 2005). Panjat tebing adalah suatu olahraga yang lebih menekankan kemampuan aspek-aspek dalam latihan yaitu fisik, teknik dan taktik (Horst, 2003). Pada prinsipnya olah raga memanjat tebing (rock climbing), merupakan olahraga yang menuntut kekuatan dan ketahanan otot tubuh. Salah satu cara terbaik untuk menambah kekuatan dan daya tahan yang biasa dilakukan oleh atlet pemanjat tebing ialah berlatih lari teratur, memanfaatkan berat tubuh sendiri seperti pull-up, push-up,sit-up dan bergelantungan dengan kedua tangan. Atlet merupakan orang pilihan yang dipercayakan untuk mengharumkan nama bangsa baik nasional maupun internasional. Atlet membutuhkan energi yang cukup saat latihan dan saat bertanding. Penangangan khusus dalam pengaturan makanan bagi atlet sangat diperlukan (Suniar, 2002). Cabang olahraga yang ditekuni atlet menentukan tingkat aktivitas fisiknya. Kebutuhan kalsium meningkat terutama pada individu yang melakukan aktivitas fisik (olahraga) yang cukup dan juga jenis olahraga yang dapat meningkatkan densitas tulang ( Almatsier, 2010). Kalsium darah adalah kalsium yang berada dalam darah dan jaringan lunak. Kadar kalsium dalam darah dan cairan ekstraseluler harus di kontrol dalam keadaan normal untuk mendapatkan fungsi fisiologis yang normal. Fungsi fisiologis dari kalsium begitu penting dalam mempertahankan hidup, sehingga tubuh akan melakukan proses demineralisasi tulang untuk memelihara kadar kalsium darah jika konsumsi kalsium tidak tercukupi (Fridayani, 2011). Kekurangan kalsium dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan osteoporosis. Osteoporosis yaitu kondisi dimana tulang menjadi kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh sehingga mudah mengalami fraktur. Kekurangan kalsium juga dapat menyebabkan riketsia, biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium dalam tulang menurun. Kelebihan konsumsi kalsium dapat menyebabkan gangguan ginjal. Disamping itu juga dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa 253

terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain ( Almatsier, 2010). Kelebihan kalsium didalam tubuh yang disebut Hiperkalsemia juga tidak baik. Hiperkalsemia berefek pada hampir seluruh sistem organ di tubuh, tetapi secara khusus berefek pada CNS dan ginjal. Hiperkalsemia ringan mungkin tidak memberikan gejala. Sedangkan hiperkalsemia sedang, hampir semua pasien mengalami fatigue. Dengan level kalsium yang lebih tinggi, pasien mungkin mengalami depresi, perubahan kepribadian, dan kebingungan. Dengan level kalsium yang sangat tinggi, terjadi somnolen, koma, dan kematian dapat terjadi ( Sujena, 2007 ). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar kalsium darah pada atlet panjat tebing dan bukan atlet di Kota Denpasar, serta kadar kalssium darah dari atlet dan bukan atlet panjat tebing di kota Denpasar. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel pada atlet panjat tebing dilaksanakan di Sekretariat FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) Kota Denpasar dan untuk yang bukan atlet dilaksanakan di Laboratorium STIKes Wira Medika Bali pada bulan Mei 2018. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada bulan Mei 2018 minggu ke 2. Sampel yang digunakan ditetapkan sesuai dengan standar minimum sampel penelitian yaitu 15 orang atlet panjat tebing dan 15 orang bukan atlet. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat pelindung diri APD seperti jas laboratorium, handscoon dan masker. Alat untuk mengambil sampel dan memeriksa seperti jarum, vacutainer, holder, tabung kuning, kapas alkohol, tourniquet, plaster, fotometer Cobas C 501, rak tabung Cobas C 501 dan komputer khusus handling dan invinity. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel darah dan reagen kalsium darah. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Rerata kadar kalsium darah pada atlet dan bukan atlet panjat tebing di Kota Denpasar No. Karakteristik 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Atlet panjat tebing Mean ± SD (mg/dl) Bukan atlet Mean ± SD (mg/dl) Laki Laki 9,9 ± 0,1902 9,6 ± 0,1214 Perempuan 10,1 ± 0,2160 9,2 ± 0,2217 20-25 Tahun 10,0 ± 0,2119 9,5 ± 0,1973 26-30 Tahun 9,9 ± 0,2121 9,6 ± 0,2121 31 35 Tahun 9,9 9,4 36 40 Tahun 9,7 9,5 Rerata kadar kalsium darah 10,0 ± 0,2052 9,5 ± 0,1792 254

Kadar kalsium darah atlet panjat tebing memberikan hasil 10,0 ± 0,2052 mg/dl dikategorikan normal.hal tersebut disebabkan karena atlet panjat tebing memiliki latihan yang terstruktur yaitu 3 kali latihan dalam seminggu. Melakukan program melatih kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance) atlet pemanjat (climber) bertambah baik secara bertahap. Salah satu cara terbaik untuk menambah kekuatan dan daya tahan yang biasa dilakukan oleh atlet pemanjat tebing ialah berlatih lari teratur, memanfaatkan berat tubuh sendiri seperti pull-up, push-up, dan sit-up. Jenis olahraga yang sesuai untuk pembentukan kepadatan tulang adalah olahraga yang membuat tubuh bekerja melawan gravitasi, yaitu: berjalan, gerak jalan, jogging, naik turun tangga, angkat berat. Berdasarkan hasil penelitian kadar kalsium darah pada atlet panjat tebing laki-laki dan perempuan memiliki kadar kalsium normal, namun lebih tinggi dari yang bukan atlet. Faktor jenis kelamin mempengaruhi yang disebabkan karena perempuan rata-rata memiliki densitas tulang yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki (tulang lebih kecil dan jaringan tulang yang lebih sedikit). Selain itu, hormon estrogen yang dimiliki perempuan juga dapat mempengaruhi kadar kalsium darah di dalam tubuh. Perbedaan jenis kelamin ini akan terlihat lebih nyata setelah dewasa akhir karena perempuan akan mengalami menopause. Kadar kalsium darah bukan atlet memberikan hasil 9,5 ± 0,1792 mg/dl dikategorikan normal. Kadar kalsium darah rendah biasa dipengaruhi oleh kurangnya olahraga maupun pola makan yang kurang baik, riwayat tipe tubuh dan keluarga. Riwayat keluarga mempengaruhi jika seseorang memiliki keluarga kandung (ibu, ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, anak laki-laki, anak perempuan) yang memiliki riwayat osteoporosis, maka orang tersebut berisiko mengalami kadar kalsium darah rendah (Alexander & Knight, 2010). Selain itu, tipe tubuh juga mempengaruhi resiko kadar kalsium darah rendah. Semakin kecil rangka tubuh, semakin besar resiko seseorang mengalami kadar kalsium darah rendah. Pada perempuan, berat badan dapat mempengaruhi massa tulang terutama melalui efeknya terhadap rangka tubuh. Perempuan dengan berat badan berlebih menempatkan tekanan yang lebih besar pada tulangnya. Peningkatan tekanan dapat merangsang pembentukan tulang baru untuk mengatasi hal tersebut sehingga massa tulang dapat ditingkatkan (Lane, 2003). Berdasarkan hasil penelitian kadar kalsium darah pada bukan atlet didapatkan hasil 1 orang perempuan dengan hasil rendah. Hal tersebut disebabkan karena laki-laki memiliki ukuran tulang yang lebih besar dan massa tulang yang lebih banyak daripada perempuan sehingga laki-laki akan lebih sedikit mengalami pengurangan kalsium dibandingkan dengan perempuan. Selain itu, jarang melakukan akivitas fisik dan kurangnya konsumsi makanan yang tinggi kalsium juga mempengaruhi. Pengaturan makanan atau nutrisi yang dikonsumsi sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Nutrisi utama yang baik untuk menjaga kepadatan tulang adalah pertumbuhan kalsium dan vitamin D (Cosman, 2009). Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka mencapai usia dewasa. Kekurangan kalsium saat remaja merupakan penyebab osteoporosis di usia tua. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan karies dentis (kerusakan gigi), pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna, sukar terjadi penggumpalan darah, dan terjadinya kekejangan otot. Selain akibat kekurangan kalsium di atas, akibat ketidakseimbangan kalsium dan fosfor juga dapat 255

menimbulkan kerugian. Karena fosfor dapat meningkatkan hormon paratiroid. Jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi, maka kekurangan kalsium terus terjadi sementara penumpukan fosfor juga terus berlanjut (Lane, 2001). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan yaitu kadar kalsium darah pada atlet panjat tebing diperoleh hasil rerata sebesar 10,0 ± 0,2052 (mg/dl) dan kadar kalsium darah pada bukan atlet diperoleh hasil rerata sebesar 9,5 ± 0,1792 (mg/dl). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan kadar kalsium darah pada atlet panjat tebing dan bukan atlet. DAFTAR PUSTAKA Alexander, I.M. dan Knight, K.A. 2010. 100 tanya jawab mengenai osteoporosis dan osteopenia (ed. ke-2). Jakarta: Indeks. Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Cosman, F. 2011. Osteoporosis.. Yogyakarta. PT Bentang Pustaka Ekrima A. 2005. Sport Center Yogyakarta. Yogyakart. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fridayani, I. 2011. Pemeriksaan Kalsium Pada Wanita Usia 50-60 Tahun (KTI). Denpasar. STIKes Wira Medika Bali. Horst, E.J. 2003. Training For Climbing: The Definitive Guide ti Improving Your Climbing Performance. Guilford : The Globe Pequot Press. Lane, N.E. 2003. Lebih lengkap tentang: osteoporosis (ed. ke-2). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suniar, L. 2002. Dukungan Zat-Zat Gizi Untuk Menunjang Prestasi Olahraga. Jakarta. Kalamed. 256