http://jiat.ub.ac.id. Article Number : 285-1027-1-SM Received : 2020-11-05 Accepted : 2020-12-19 Published : Volume : 06 Issue : 02 December, 2020 pp.1104-1110 Implementasi Internet Of Aquaculture (IoA) untuk Deteksi Kualitas Lingkungan Secara Cepat dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Pembudidaya Ikan Koi Di Blitar. Yuni Kilawati *1, Yunita Maimunah 1, Adharul Muttaqin 2, Dany Primanita Kartikasari 3, Adhitya Bhawiyuga 3, Attabik Amrillah 1 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya 2 Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 3 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya *Corresponding author: yuniqla@ub.ac.id ABSTRAK The increasing number of Koi ornamental fish interested around the world, this fish farming business is increasingly developing. Blitar is one of the geographically suitable areas to develop Koi fish farming. The resulting production has a quality of Koi better than from other countries. Cultivation models and techniques developed are also increasingly advanced, but often cultivators have disease problems stemming from decreasing environmental quality that are not handled early. This attracted the Brawijaya University Doctoral community service team to help find solutions to these problems. The purpose of this activity is to provide education and assistance on water quality control using the Internet of Aquaculture (IoA) to Koi fish farmers in Blitar, specially Garum Koi Community (GKC). The activity is divided into several stages, the first is identification of the Koi fish cultivators problems, followed by education on the importance of environmental quality and control using IoA technology and assistance in the use of tools used. The method of the activity is to provide material in the form of counseling and the practice of assisting the use of tools. The target output is the increased knowledge and skills of Koi fish cultivator groups regarding the implementation of IoA in aquaculture activities as well as increasing production gradually. KEYWORDS environmental; Fish; Internet of Aquaculture; Koi; Water quality. PENGANTAR Semakin meningkatnya jumlah penggemar ikan hias Koi di seluruh dunia mendorong usaha budidaya ikan tersebut menjadi semakin berkembang. Blitar adalah salah satu daerah yang sesara geografis memiliki kesesuaian untuk mengembangkan budidaya ikan Koi. Produksi yang dihasilkan memiliki kualitas yang tidak kaalah dibandingkaan dengan Koi yang yang berasal dari negara lain. Model dan teknik budidaya yang dikembangkan juga makin maju, namun seringkali pembudidaya dihadapkan pada permasalahan penyakit yang bersumber dari menurunnya kualitas lingkungan yang tidak tertangani secara dini. Garum Koi Community yang berdiri pada tahun 2019 adalah sekumpulan petani, penjual dan penghobi ikan hias Koi. Meskipun anggotanya belum banyak, namun sudah berani mengadakan sebuah event 1st Garum Koi Show. Sebuah ajang kontes ikan yang diikuti oleh sekitar 1300 ikan dari berbagai propinsi. Lokasi Garum yang terletak di wilayah Kabupaten Blitar, adalah salah satu lokasi yang sangat strategis dan memiliki SDA yang bagus untuk pengembangbiakan ikan Koi. Meskipun ada beberapa daerah lain yang juga mempunyai petani-petani ikan Koi, namun ikan Koi dari Blitar memang terlihat berbeda. Hal inilah yang menyebabkan di Blitar ada banyak petani ikan 1104
Koi. Dari tahun ke tahun peminat atau penghobi ikan Koi bertambah banyak sehingga meningkatkan jumlah permintaan yang pesat. Sumber daya alam yang sangat menunjang untuk berkembang biak serta pertumbuhan ikan Koi adalah air. Kualitas air di Blitar khususnya di beberapa daerah tertentu mempunyai keunggulan dibanding daerah lain hal ini sangat menguntungkan bagi para petani di Blitar. Baik air yang berasal dari sumber maupun air yang mengalir di sungai. Para petani di Blitar rata-rata memiliki sawah atau lokasi kolam tanah yang cukup luas, sehingga bisa menghasilkan panen yang lumayan banyak. Ada yang lahannya merupakan milik mereka sendiri juga milik orang lain yang di sewa atau kerjasama dalam hal pengelolaannya. Karena faktor utama merupakan sumber daya alam berupa air, maka tentu banyak hal yang perlu diperhatikan oleh para petani. Ada beberapa hal yang sering menjadi masalah bagi para petani ikan Koi, antara lain saat musim kemarau sumber air ratarata mengalami kekeringan. Mereka harus mencari sumber air baru atau menunggu musim hujan datang. Selain sumber air sumur, ada yang menggunakan air sungai, namun tidak menjamin apakah air sungai tersebut benar-benar bersih dari kontaminasi racun, pestisida, pupuk ataupun limbah lain yang membahayakan ikan Koi. Selain itu permasalahan kualitas air yang fluktuatif karena perubahan cuaca juga memicu mudahnya ikan terserang penyakit. Munculnya penyakit, bakteri, jamur pada ikan Koi sering juga menjadi momok bagi para petani, misalnya jamur insang. Hingga saat ini jamur insang masih menjadi salah satu jamur yang paling ditakuti karena sulit diobati dan mudah menular. Hal itu yang membuat hasil panen mereka mengalami penurunan dalam hal jumlah juga dalam kualitasnya. Permasalahan tersebut memerlukan solusi yang tepat dan cepat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan pendampingan tentang kontrol kualitas air menggunakan Internet of Aquaculture (IoA) kepada pembudidaya ikan Koi di Blitar. Permasalahan yang dihadapi Mitra antara lain: a. Kurangnya edukasi tentang metode dalam kontrol kualitas air mengingat tidak semua petani ikan memiliki alat untuk mengukur kualitas air secara cepat dan akurat. b. Kurangnya alat dan pendampingan dalam penggunaan alat monitoring kualitas air berbasis Internet untuk mencegah terjadinya penyakit. BAHAN DAN METODE Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra maka metode yang dipilih untuk mencarikan solusi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Edukasi Manajemen kualitas air dengan metode monitoring yang tepat Umumnya petani ikan memantau secara fisik kualitas air dari warna dan bau, sedangkan untuk parameter kimia dan biologi jarang dilakukan monitoring Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk penguatan produksi ikan Koi melalui pemberian informasi tentang waktu dan cara monitoring kualitas air budidaya sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi ikan Koi dari segi kesehatan ikan. Selain itu tidak semua petani ikan Koi memiliki alat ukur untuk monitoring kualitas secara cepat dan lengkap. Selain itu akurasi alat perlu ditelaah karena alat juga memerlukan kalibrasi secara berkala, yang dapat mempengaruhi akurasi pengukuran. Melalui kegiatan ini diharapkan petani ikan, dapat melakukan monitoring secara periodic sehingga dapat mengambil tindakan dalam manajemen kualitas air kolam. 2. Kaji Terap IoA dalam Budidaya Ikan Koi Kaji terap IoA dilakukan dengan memberikan alat ukur kualitas air berbasis Internet (Smart Water Quality Monitoring) kepada kelompok untuk digunakan secara bersama dalam monitoring kualitas air sebagai dasar tindakan dalam manajemen kualitas air dan pendampingan dalam penggunaannya. Metode pelaksanaan pada kegiatan doctor mengabdi ini adalah dengan membantu 1105
masyarakat pembudidaya ikan Koi untuk menerapkan sistem cerdas untuk melakukan akuisisi data pada sebuah kolam budidaya ikan dengan memanfaatkan jaringan sensor nirkabel. Pada sistem yang digunakan didesain 3D dari piranti cerdas yang akan dibuat pada sistem : Gambar 1. Desain 3D Sistem a. b. c. d. Gambar 2. a. ph meter sensor kit, b. Sensor suhu, c. Sensor turbidity, d. Sensor dissolved oxygen Alat ini menggunakan 4 jenis sensor, diantaranya adalah sensor ph, suhu, turbidity (kejernihan), dan Dissolved Oxygen. Dengan demikian petani dapat selalu memantau kondisi lingkungan perairan kolam secara cepat dan akurat serta menentukan tindakan dalam manajemen kualitas air jika diperlukan. [1] dan [2] menjelaskan disisi lain penerapan IoA memiliki kemampuan dalam hal penyimpanan dan daya pemrosesan, merupakan teknologi yang jauh lebih matang. Penyuluhan dan pendampingan juga akan dilakukan selama kegiatan kaji terap sehingga diharapkan penguasaan teknologi dapat tercapai. Monitoring atau pengontrolan dilakukan menggunakan teknologi komunikasi nirkabel yang dirancang khusus untuk aplikasi menggunakan remote control [5]. Dengan manajemen kualitas air yang baik diharapkan dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi dan non-infeksi sehingga kualitas ikan Koi menjadi lebih baik yang nantinya dapat menunjang perekonomian petani ikan. Hasil kegiatan ini dapat dijadikan contoh bagi petani ikan Koi lainnya sehingga transfer Iptek dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. HASIL DAN DISKUSI Dalam perencanaan kegiatan ini, ketua tim pengabdian melakukan komunikasi bersama dengan Kelompok pembudidaya ikan Koi Blitar. Perwakilan oleh Bapak Arief memberikan informasi melalui komunikasi personal dengan Ketua Tim. Selanjutnya koordinasi dilanjutkan secara Daring. Koordinasi dipimpin oleh Ketua tim dan dihadiri secara virtual oleh seluruh anggota tim dan perwakilan kelompok pembudidaya ikan Koi. Materi pembahasan meliputi perkenalan seluruh tim kepada mitra dan tugas masing-masing personil dalam kegiatan pengabdian. Dalam pertemuan ini dijelaskan mengenai tujuan program 1106
pengabdian, dan implikasi yang diharapkan oleh ketua Tim. Dilanjutkan dengan diskusi profil kolam ikan Koi yang akan digunakan sebagai lokasi kegiatan, dan rencana survey lapang. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan dalam 2 tahapan kegiatan yaitu survei dan pelaksanaan kegiatan yang terdiri atas penyuluhan dan pemasangan alat ukur kualitas air secara real time. Survey lapang dilaksanakan pada 15 Juni 2020 di desa Tawangsari Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Kelompok yang terdiri atas 50 orang anggota ini terdiri atas berbagai latar belakang profesi. Berdasarkan bidang budidaya 20 % anggota adalah pembudidaya dan marketer sedangkan 80% anggota adalah marketer saja. Namun demikian baik pembudidaya maupun marketer seluruhnya membutuhkan kolam maupun akuarium sebagai wadah budidaya. Kolam budidaya yang akan digunakan sebagai lokasi pemasangan alat terletak di desa Tawangsari, dan dikelilingi oleh kebun dan persawahan. Area kolam memiliki 14 petak kolam dengan luas kolam antara 300-500 m 2. Sumber air yang digunakan berasal dari 2 sumur pompa yang terletak di area kolam, didukung dengan suplay listrik berasal dari PLN. Pada survey ini dilakukan pemetaan kolam yang akan digunakan, yakni luasan kolam, letak inlet dan outlet serta posisi dengan sumber listrik. ideal, dengan memanfaatkan teknologi internet of Things (IoT). Aplikasi IoT dapat memberikan visualisasi dalam menyajikan data dan informasi kepada pengguna dengan cara yang intuitif dan mudah dipahami. Secara khusus, pemilihan hardware sangat penting untuk mengamankan perangkat pada sistem I OT [6]. Standar kualitas air untuk pemeliharaan ikan Koi telah dirumuskan dalam Standar Nasional Indonesi (SNI) Ikan Koi dengan mutu baik dengan sistem budidaya yang baik pula SNI 7734:2011 dan diperbaharui dg SNI 7734:2017. Gambar 7. Edukasi tentang prinsip budidaya ikan Koi. Penyuluhan dilanjutkan dengan materi tentang pencegahan penyakit pada ikan Koi yang disampaikan oleh Dr. Yuni Kilawati. Lebih lanjut dijelaskan oleh Dr. Yuni mengenai pentingnya deteksi kualitas air secara dini, sebagai upaya mencegah infeksi penyakit, mengingat bahwa penyakit dapat muncul akibat interaksi agen penyakit, kualitas air dan kondisi ikan Koi. Gambar 6. Lokasi pemasangan alat Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada 7 Juli 2020 di desa Tawangsari kecamatan Garum. Kegiatan ini dihadiri oleh 15 orang anggota kelompok, tim DM dan mahasiswa. Pada pertemuan ini dilakukan perkenalan oleh tim DM kepada pembudidaya, dan sebaliknya. Penyuluhan tentang budidaya ikan Koi disampaikan oleh Dr. Yunita Maimunah dengan materi tentang prinsip budidaya ikan Koi. Monitoring secara kontinyu sangat diperlukan untuk menjaga lingkungan pemeliharaan yang Gambar 8. Edukasi deteksi kualitas air secara dini 1107
Materi tentang penggunaan Internet of Aquaculture (IoA) di sampaikan oleh Bapak Adhitya Bhawiyuga S.Kom.M.Sc. beliau memberikan edukasi tentang pentingnya kualitas lingkungan dan kontrolnya menggunakan teknologi IoA. Gambar 9. Edukasi tentang penggunaan Internet of Aquaculture (IoA). Dijelaskan pula kelebihan penggunaan IoA dibandingkan dengan system konvensional yang konsumtif biaya, tenaga dan waktu. Aplikasi IoA diharapkan dapat menstandarkan pengukuran parameter kualitas air yang selama ini hanya dilakukan secara visual dan mengandalkan insting pembudidaya. Persepsi dan kesimpulan hasil pengamatan secara visual dan insting tentunya sangat subyektif dan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal pengamat secara personal, sehingga kesimpulan dapat berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi tindakan selanjutnya dalam manajemen budidaya ikan Koi. Alat berupa perangkat sistem cerdas untuk melakukan akuisisi data pada sebuah kolam budidaya ikan dengan memanfaatkan jaringan sensor nirkabel. Jaringan sensor ini dapat melacak status benda dan mendapatkan informasi tentang posisi, pergerakan, suhu, ph dll [2]. Dengan demikian petani dapat selalu memantau kondisi lingkungan perairan kolam secara cepat dan akurat dan juga tindakan dalam manajemen kualitas air jika diperlukan. Pendampingan juga akan dilakukan selama kegiatan aplikasi alat sehingga diharapkan penguasaan teknologi dapat tercapai. Dengan manajemen kualitas air yang baik diharapkan dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi dan non-infeksi sehingga kualitas ikan Koi menjadi lebih baik yang nantinya dapat menunjang perekonomian petani ikan. Hasil kegiatan ini dapat dijadikan contoh bagi petani ikan Koi lainnya sehingga transfer Iptek dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Penerapan Internet of Aquaculture (IoA) menjadikan aktivitas dapat saling terhubung melalui internet, serta menjadi lebih mudah dan efisien. Pembudidaya dapat mengetahui suhu. ph dan Kekeruhan di dalam tambaknya dari tempat yang lain karena perangkat IoT yang tersebar pada lahan tersebut saling berbagi informasi dan dapat diakses melalui Internet [4]. Namun perangkat IoA ini memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat menyimpan berbagai data yang telah dihimpun hingga bertahun-tahun, atau perangkat IoT tidak dapat melakukan komputasi kompleks. Selain itu pada jaringan sensor harus menghadapi berbagai masalah terkait komunikasinya (seperti keamanan dan privasi, keandalan, mobilitas, kemampuan pemrosesan dll) [2]. Pada akhir acara penyuluhan terjadi diskusi yang cukup hangat terkait dengan parameter kualitas air terukur terhadap kualitas air lainnya yang belum dapat dideteksi oleh alat, misalnya Amonia. Pendekatan analisis kandungan ammonia dapat dilakukan melalui parameter kekeruhan dan ph yang dapat diukur dengan alat yang akan dihibahkan kepada kelompok. Gambar 11. Penyerahan alat ukur kualitas air menggunakan teknologi Internet of Aquaculture (IoA). 1108
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang bisa diambil pada kegiatan pengabdian tentang Implementasi internet of aquaculture (IOA) untuk deteksi kualitas lingkungan secara cepat dalam upaya pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan Koi di Blitar adalah : a. Edukasi tentang metode dalam kontrol kualitas air secara cepat dan akurat sangatlah diperlukan bagi pembudidaya ikan Koi di Blitar, karena selama ini kontrol terhadap kualitas air tidak dilakukan secara sistematis hanya berdasarkan feeling sehingga pada waktu tertentu ikan seringkali mati mendadak karena guncangan fluktuasi kualitas lingkungan. b. Keberadaan alat untuk kontrol kualitas air secara cepat dan akurat serta pendampingan dalam penggunaan alat monitoring kualitas air berbasis Internet sangatlah diperlukan oleh pembudidaya ikan Koi di Blitar untuk mencegah serangan penyakit yang disebabkan oleh ketidaktahuan bahwa kualitas air media pemeliharaan telah memburuk. Saran Saran yang bisa diambil pada kegiatan pengabdian tentang Implementasi internet of aquaculture (IOA) untuk deteksi kualitas lingkungan secara cepat dalam upaya pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan Koi di Blitar adalah : a. Perlunya kesinambungan kerjasama antara pembudidaya, institusi dan swasta sebagai penyedia sarana produksi untuk memuwujudkan cara berbudidaya yang baik sehingga menghasilkan produksi yang optimal. b. Perlunya dilakukan program DM lanjutan untuk memberikan edukasi lanjutan agar pembudidaya semakin tinggi produksinya dan memonitor hasil edukasi yang telah diberikan serta mengembangkan kemampuan pembudidaya dalam mencari solusi terhadap permasalahan budidaya yang dihadapi. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kami ucapkan kepada Direktoral Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya, Malang yang telah bekerja sama dan mendukung dalam pelaksanaan program Implementasi internet of aquaculture (IOA) untuk deteksi kualitas lingkungan secara cepat dalam upaya pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan Koi di Blitar. Bapak M.Arif Jatmiko dan Bapak Andra selaku wakil dari Garum Koi Community. REFERENSI [1] Al-Fuqaha, A., Guizani, M., Mohammadi, M., Aledhari, M., & Ayyash, M. (2015). Internet of things: A survey on enabling technologies, protocols, and applications. IEEE Communications Surveys & Tutorials. 17(4) : 2347-2376. [2] Botta, A., De Donato, W., Persico, V., & Pescapé, A. (2016). Integration of Cloud computing and Internet of Things: A survey. Future Generation Computer Systems. 684 700. [3] Cusack RB, Groman DB, MacKinnon A-M, Kibenge FSB, Wadowska D, Brown N (2001) Pathology associated with an aquareovirus in captive juvenile Atlantic halibut Hippoglossus hippoglossus and an experimental treatment strategy for a concurrent bacterial infection. Disease of Aquatic Organism. 44:7 16 1109
[4] Guoqiang, S., Yanming, C., Chao, Z., & Yanxu, Z. (2013). Design and implementation of a smart IoT gateway. Green Computing and Communications (GreenCom), 2013 IEEE and Internet of Things (ithings/cpscom), IEEE International Conference on and IEEE Cyber, Physical and Social Computing. [5] Lee, I. and Lee, K. (2015). The Internet of Things (IoT): Applications, investments, and challenges for enterprises. Business Horizons. 58(4): 431-440. [6] Hassan, W.H. (2019). Current research on Internet of Things (IoT) security: A survey. Computer networks. 148 : 283-294. 1110