KONSEP KAPAL DENGAN TENAGA OTEC (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC)

Kajian Pemanfaatan Potensi Suhu Air Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan Menghasilkan Energi Listrik

BAB I PENDAHULUAN I.1

DESAIN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT Aep Saepul Uyun, Arif Fadilah. Universitas Darma Persada-Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AMONIA SEBAGAI FLUIDA KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT ALTERNATIF SOLUSI KELISTRIKAN DI INDONESIA

1 Universitas Indonesia

KAJIAN POTENSI SUHU AIR LAUT PERAIRAN PULAU TARAKAN DAN BUNYU SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN. Sugeng Riyanto

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

Rancang Bangun Pembangkit Listrik dengan Sistem Konversi Energi Panas Laut (OTEC)

ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH)

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123

Pembangkit Non Konvensional OTEC

PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN SISTEM OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION

Studi Distribusi Panas di Laut untuk Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)

Perancangan Siklus Rankine Organik Untuk Pemanfaatan Gas Buang Pada PLTU di Indonesia

GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

STUDI PEMANFAATAN ENERGI PANAS LAUT DAN GELOMBANG LAUT UNTUK SISTEM KELISTRIKAN DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

BAB II STUDI LITERATUR

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

DOSEN PEMBIMBING : PROF. Dr. Ir. DJATMKO INCHANI,M.Eng. oleh: GALUH CANDRA PERMANA

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Recovery Energi pada Residential Air Conditioning Hibrida sebagai Pemanas Air dan Penyejuk Udara yang Ramah Lingkungan

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Variasi Temperatur Keluaran Molten Salt Reactor Terhadap Efisiensi Produksi Hidrogen dengan Sistem High Temperature Electrolysis (HTE)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

Heat Energy Harvesting untuk Sumber Listrik DC Skala Kecil

PENGEMBANGAN KONVERSI ENERGI PANAS LAUT DEVELOPMENT OF OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION. Calvin E. J. Mamahit

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

KARAKTERISTIK PETROLEUM ETER DAN DIETIL ETER SEBAGAI FLUIDA KERJA POMPA AIR ENERGI TERMAL. F.A. Rusdi Sambada, A. Prasetyadi

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

Efisiensi PLTU batubara

ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

Generation Of Electricity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC)

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

ANALISIS PENURUNAN PRODUKSI AIR TAWAR HASIL MED PLANT DI PLTU SUMUR ADEM ABSTRAK

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

Oleh : Dwi Dharma Risqiawan Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar K.P, ST, MT, PhD

ANALISIS PRODUKSI UAP PADA SISTEM MED PLANT. Engkos Koswara Teknik Mesin Universitas Majalengka Abstrak

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

REALISASI PEMBANGKIT LISTRIK MINI TENAGA SAMPAH (REALIZATION OF MINI RUBBISH POWER PLANT)

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul

Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrida di Pulau Panjang Menggunakan Software HOMER

STUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

Transkripsi:

KONSEP KAPAL DENGAN TENAGA OTEC (OCEAN CONVERSION) Andi Hendrawan 1* 1 Prgram Studi Teknika, Akademi Maritim Nusantara Cilacap Jl.Kendeng 307 sidabegara cilacap Email: Andi_hendarawn@amn.ac.id Abstrak Energy had become a major problem in the world, sothe depletion of fossil energy was increasingly demanding the existence of energy-saving movements and a new energy search. Availability that must exist leads people to creatively find new energy to replace fossil energy. Sea transportation in this case ships really need fossil energy like diesel fuel as its main fuel. This research was literature studies that seek to conceptualize Ocean Thermal Energy Conversion ships, OTEC was a device that converted ocean heat into electrical energy or mechanical energy. From the discussion, found that the concept of the OTEC ship was the concept of the combined design of the OTEC ship with the use of sea heat as a boiler for the ammonia fluid that could drive turbines and propellers. Key word: energy, OTEC, and Ship PENDAHULUAN Kapal merupakan salah transportasi andalan di Indonesia karena armada ini digunakan sebagai salah satu alat yang menghubungkan antar pulau yang satu dengan pulau yang lain. Oleh sebab itu, diperlukan kapal yang laik laut. Permasalahan ke depan adalah energi yang makin langka, maka diperlukan energy terbarukan sebagai penggerak kapal salah satunya adalah OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). Studi tentang OTEC (Ocean thermal energy conversion) telah banyak dilakukan oleh para peneliti (Sheppard, Powell, and Choi/ 1990; Siahaya and Salam 2010; Finney 2008; Joel and Siegel 2016; Prueitt and Alamos 2007; Ryzin et al. 2015) telah menghasilkan riset tentang OTEC dari berbagai sudut pandang. Riset tentang kelayakan studi atau fesasibility studi, salah satunya adalah (Hoon Jung 2014) yang meniliti studi kelayakan pembangkit listrik tenaga OTEC di Negara Korea. Energi terbaru menjadi sangat tidak populer karena keberadaan yang dipandang kurang ekonomis dan teknologi yang digunakan kurang efisien. Energi laut yang melimpah dibiarkan begitu saja, hal ini bisa dimengerti karena keberadaan energi fosil yang masih mencukupi hingga saat ini. Energi terbarukan menjadi sangat dibutuhkan mungkin jika energi fosil mencapai ambang kelangkaan. Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga transportasi energi komersial akan tetap menjadi kendala bagi penyediaan energi yang murah. Dilain pihak Indonesia memilki potensi sumber energi terbarukan yang sangat besar. Di masa mendatang, potensi pengembangan sumber energi terbarukan mempunyai peluang besar dan bersifat strategis mengingat energi terbarukan tersebut merupakan sumber energi bersih, ramah lingkungan dan berkelanjutan(hendrawan, Lusiani, and Arissasongko 2018) Pembangkit listrik tenaga OTEC sangat cocok sebagai penyedia tenaga listrik untuk daerah kepulauan (Hendrawan, Sasongko, and Sukmono 2017) Negara kepulauan memang mempunyai banyak kendala dalam hal distribusi energy. Distribusi bahan bakar minyak bagi Negara kepulauan juga bermaslah karena akan menimbulkan harga yang lebih tinggi Karena ongkos transportasi, kalau pun dibuat sama, maka pemerintah wajib 101

menyediakan subsidi. Jauhnya jarak antar pulau menambah beban pembiayaan transportasi energi. Desain pembangkit tenaga listrik OTEC sangat memperhatikan berbagai hal penting antara lain faktor teknologi (Vega 1993, P. Sriyutha Murthy 2004, Pouria Ahmadi 2013)Tujuan dari penelitian ini adalah membuat konsep kapal dengan penggerak baling baling pembangkit tenaga OTEC dengan metode kepustakaan. TINJAUAN PUSTAKA OCEAN CONVERSION (OTEC) Perkembangan OTEC sangat lambat hal ini disebakan oleh beberapa faktor antara lain (Mohammed Faizal 2013) mempelajari tentang OTEC dalam skala kecil sehingga diperlukan pengembangan selanjutnya yang lebih pada pembangunan sakla menengah. (Han Yuan 2013) OTEc dengan jalir kerja ammonia masih kurang efektif, sehingga diperlukan zalur kerja yang lain dari turunan hidrokarbon ammonia misalnya propna atau yang lain yang mempunyai suhu didih dibawah 27 0 C. Pada tahun 1981 OTEC di Nauru dibangun oleh Tokyo Electric Power Service Company dan Tokyo Electric Company. Sedangkan Kyusu Elektric Company mengembangkan OTEC yang berdaya keluaran 50 kw. Penentuan jenis dan rancang boiler (Frantz Sinama 2014) menjadi masalah khusus dalam disain pembangkit OTEC, hal ini dikarenakan panas yang tersedia relatif kecil maka analisa thermodinamika menjadi amat penting dan keberadaan air laut yang korosif juga menjadi perhatian yang utama (Gordon, 1979). Bahan logam seperti Litium dan stainless banyak dipergunakan dalam desain OTEC untuk menanggulangi tingkat korositas. INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT Pada dasarnya (Hendrawan 2019) sistem pembangkit listrik tenaga panas laut dengan sistem pembangkit konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil hampir sama, yang membedakan adalah sistem pembangkit uapnya dan fluida kerja. Pada sistem pembangkit Listrik Tenaga OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). Pembangkit uap menggunakan bahan bakar atau media air hangat permukaan laut dan fluida kerja berupa zat yang mudah menguap sepeti amoniak. Pada Gambar 1 diperlihatkan Skema OTEC. Gambar 1. skema OTEC daur tertutup Pada sistem daur tertutup dipergunakan amonia sebagai zalir kerja. Pada sistem menggunakan prinsip siklus Rankine. Pada gambar 1 diperlihatkan skema OTEC daur tertutup. Siklus energi pada sistem daur tertutup sebagai berikut: (1).Penambahan panas (J/kg) q A h 1 h 4 (2). Kerja turbin w T h 1 h 2 (3). Panas sisa q R h 3 h 2 (4). Kerja pompa w P h 4 h 3 (5). Kerja siklus net w net h1 h2 h4 h3 (6).Efisiensi panas wnet h1 h2 h4 h3 q A h1 h4 Pada sistem daur tertutup untuk menguapkan amonia dipergunakan air permukaan laut yang hangat, kemudian uap mengalir melalui pipa untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan daya melalui generator listrik. Uap hasil pembuangan turbin diuapkan dan cairkan kembali oleh kondensor menggunakan air 102

ke dalam laut yang bersuhu sekitar 5 o C. selanjutnya amoniak yang sudah dicairkan dipompakan kembali menuju evaporator untuk diuapkan kembali menggunakan air permukaan laut yang hangat, demikian seterusnya. Pada tahun 1930 Claude merancang sebuah mini OTEC dengan daya keluaran 23 KW dan diletakkan di Cuba. Pada umumnya OTEC dirancang berdasarkan siklus Rankine begitu juga Claude, rancangan Claude menggunakan ketel yang dapat menghasilkan tekanan 8,7 atm dengan suhu masukan 21 o C (70 o F), kondensasi amonia menggunakan air kedalaman yang bersuhu 5 o C yang dipompakan dari kedalaman laut 700 hingga 900 m di bawah permukaan laut. Efisiensi termal yang dihasilkan dari desain Claude sebesar 2,5 hingga 3,3 %. Pada Gambar 2 ditunjukkan profil temperatur pada setiap kedalaman laut. Pada tahun 1966, Anderson (Hendrawan 2017) mempresentasikan konsep desain untuk OTEC dengan daya keluran 100 megawatt dan perkiranan biaya produksi $167 per kilowatt. Biaya cukup kompetitif dibandingkan biaya pembangkitan daya dengan bahan bakar fosil. Konsep OTEC Anderson mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Menggunakan sistem bangunan mengapung di permukaan laut, dan dianalogikan bangunan stabil walaupun ada ombak. 2. Evaporator dan kondensor di bawah permukaan air. 3. Menggunakan fluida kerja yang bertekanan tinggi (5 sampai 9 atm) sehingga memungkinkan efisiensi yang lebih baik dan biaya yang murah. 4. Menggunakan Turbin satu tingkat (single stage turbin) Gambar 2. Konsep OTEC Anderson Pada 1984, peneliti pada DOE National Laboratory, mengembangkan sistem konversi energi pada sistem OTEC daur tertutup menggunakan metoda evaporator tekanan rendah. Pada penelitian ini menunjukan tingkat efisien energi yang tinggi mencapai 97 %. Pada Mei 1993, sistem Pembangkit Listrik Tenaga OTEC daur tertutup di Keahole Hawai mampu memproduksi 50.000 watt. Hal ini melampau rekord Jepang yang telah mampu memproduksi 40.000 watt pada 1981. Pada gambar 4 diperlihatkan Konsep OTEC yang dikembang NREL(Hendrawan 2017a). Gambar 3. Konsep OTEC NREL KONSEP KAPAL DENGAN PENGGERAK OTEC Menurut beberapa ahli (Rizea 2012; Bank 2013; Magesh 2010) OTEC sudah cukup mapan untuk menjadi salah satu penyedia energy masa depan, sehingga sebagai energy laut maka diusulkan konsep OTEC sebagai penggerak kapal atau kapal yang 103

digerakkan oleh pembangkit OTEC. Konsep Kapal dengan penggerak OTEC diperlihatkan oleh gambar 4. Gambar 4. Konsep OTEC sebagai penggerak kapal Evaporator dipergunakan untuk menguapkan amoniak dengan media air permukaan laut yang suhunya 27 0 C, sehingga amoniak menguap dan dialirkan melalui pipa lalu tekanan uap ini bisa menggerakan turbin dan generator. Turbin yang bergerak karena uap dipergunakan untuk menggerakkan baling baling kapal dan sisa amoniak yang dari turbin dikondensasi dengan menggunakan air dingin dari kedalaman laut yang suhunya dibawah 10 0 C sehingga amoniak bisa mencair kembali. Menurut (Griffin 1981) permasalahan pada desain kapal OTEC adalah pipa air pendingin yang memerlukan pipa panjang lebih dari 500 m. Dengan adanya pipa yang panjang seperti ini, maka jika kapal bergerak dimungkinkan pipa bisa patah karena ada gunung atau karang bawah laut yang kedalamannya kurang dari 500 m. Gambar 5. Pembakit OTEC Nauru (Vega and Ph 1990) Pada desain pembakit OTEC Nauru diperlihatkan bahwa permasalahan jika OTEC sebagai penggerak kapal adalah pipa air pendingin yang panjang. Permasalahan lain adalah cairan amoniak yang dipergunakan bisa mencemari laut dan sangat mengganggu kesehatan tenaga kerja. Menurut (Yang et al. 2016; Wang et al. 2018) adalah gas amoniak yang beracun sehingga membahayakan tenaga kerja dan lingkungan. Sebagai penggerak kapal maka OTEC didisain dengan pipa pendingin yang fleksibel dan diperlukan system kerja yang ketat karena penggunaan zat amoniak. KESIMPULAN Pada system OTEC sebagai penggerak kapal melelaui prosess sebagai berikut. Evaporator dipergunakan untuk menguapkan amoniak dengan media air permukaan laut yang suhunya 27 0 C, sehingga amoniak menguap dan dialirkan melalui pipa, sehinga tekanan uap ini bisa menggerakan turbin dan generator. Turbin yang bergerak karena uap dipergunakan untuk menggerakan baling baling kapal dan sisa amoniak yang dari turbin dikondensasi dengan menggunakan air dingin dari kedalaman laut yang suhunya dibawah 10 0 C, sehingga amoniak bisa mencair kembali. Penggunaan pipa pendingin yang fleksibel bisa menjadi alternatif untuk mencegahnya patah pipa pada saat bergerak. Penggunaan bahan amoniak perlu karena sifatnya yang perhatian ekstra beracun sehingga dapat membahayakan pekerja dan lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Bank, The World. 2013. Ocean Thermal Energy Conversion Development Update OTEC An Attractive Energy Solution, no. December. Finney, Karen Anne. 2008. Ocean Thermal Energy Conversion. Guelph Engineering Journal, (1), 17-23. ISSN: 1916-1107, no. 1: 17 23. Griffin, Owen M. 1981. Otec Cold Water 104

Pipe Design for Problems Caused by Vortex-Excited Oscillations. Ocean Engineering 8 (2): 129 209. https://doi.org/10.1016/0029-8018(81)90023-8. Hendrawan, Andi. 2017a. ANALISIS POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OTEC (OCEAN ENERGI CONVERSION) WILAYAH KALIANGET DONAN CILACAP. Jurnal Bahari Yogya 15 (24): 66 79.. 2017b. KAJIAN TEKNOEKONOMI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OTEC (OCEAN CONVERSION). Prosiding Seminar Nasional&CFP I IDRI, 26 Oktober 2017 ISSN 2598-7577, 1 13.. 2019. CALCULATION OF POWER PUMPS ON OTEC POWER PLANT OCEAN ( OCEAN CONVERSION ). ( ICoSASTE 201 9 ) Kupang, May 14-15, 201 9 The 1 International Conference on Science, Applied Science, Teaching and Education 2019, 1 13. Hendrawan, Andi, Lusiani, and Arissasongko. 2018. ANALISIS ZALIR KERA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OTEC (OCEAN ENERGI CONVERSION). Jurnal Saintara Vol. 2 (2). Hendrawan, Andi, Aris Sasongko, and Sigit Sukmono. 2017. ANALISIS THERMODINAMILA KETEL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OTEC (OCEAN ENERGI CONVERSION). Jurnal Saintara 1 (2). Joel, M, and Joel M Siegel. 2016. Open- Cycle Ocean Thermal FLORIDA SOLAR CENTER. Energy Center. Magesh, R. 2010. OTEC Technology- A World of Clean Energy and Water II. Prueitt, Melvin L, and Los Alamos. 2007. HEAT TRANSFER FOR OCEAN CONVERSION. Patent Application Publication 1 (19). Rizea, Steven Emanoel. 2012. Optimization Of Ocean Thermal Energy Conversion Power Plants. Ryzin, Joe Van, D Ph, Patrick Grandelli, David Lipp, and Richard Argall. 2015. The Hydrogen Economy of 2050 : OTEC Driven? Makai Ocean Engineering, Inc. David. Sheppard, D. M., G. M. Powell, and I. B. Choi/. 1990. FLOW FIELD NEAR AN OCEAN CONVERSION PLANT. Energy, no. 1: 3068 81. Siahaya, Yusuf, and Lydia Salam. 2010. OCEAN CONVERSION (OTEC) POWER PLANT AND IT S BY PRODUCTS YIELD FOR SMALL ISLANDS IN INDONESIA SEA WATER. ICCHT-5th International Conference on Cooling and Heating Technologies. Bandung, Indonesia 9 11 December 2010 OCEAN, no. December. Vega, L A, and D Ph. 1990. Ocean Thermal Energy Conversion Primer. PICCHTR Honolulu, III, no. 4: 25 35. Wang, Meng, Rui Jing, Haoran Zhang, Chao Meng, Ning Li, and Yingru Zhao. 2018. An Innovative Organic Rankine Cycle ( ORC ) Based Ocean Thermal Energy Conversion ( OTEC ) System with Performance Simulation and Multi-Objective Optimization. Applied Thermal Engineering. https://doi.org/10.1016/j.applthermale ng.2018.09.075. Yang, Yanan, Yanhui Wang, Zhesong Ma, and Shuxin Wang. 2016. Title : A Thermal Engine for Underwater Glider Driven by Ocean Thermal Energy. To Appear in: Applied Thermal Engineering. Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/j.applthermale ng.2016.01.038. 105