6. Analisis Gerak Permainan Tradisional Egrang Pada Anak Usia Tahun Galih Wibisono 1, Dhanang Puspita 2, Rosiana Eva Rayanti 3.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

Otot Penyusun Tubuh Manusia dan Hewan

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mahendra (2000: 35) kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

Lampiran 4 Jenis otot pada kelompok otot 1 (otot proksimal paha) No. Kelompok Otot Jenis Otot 1. Kelompok Otot 1 (Otot Proksimal Paha)

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, olahraga sepak takraw cukup diminati masyarakat baik dari kalangan

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Fisioterapi. Disusun Oleh: Ditha Eka Putri J

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

siding juga bermanfaat untuk: menghindarkan terjadinya cedera, memberi semangat kepada temannya, dan menyajikan seni gerak yang cukup menarik..

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah mencakup somatotipe dan pengukuran-pengukuran anthropometrik. Prestasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

Competitor, Nomor 2 Tahun 2, Juni 2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. servis atas pada permainan bola voli siswa SMA Negeri 4 Gorontalo yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

MEMPELAJARI POTENSI KELUHAN DAN POTENSI PENYAKIT YANG TIMBUL PADA RANGKA DAN OTOT OPERATOR JAHIT DI PT MIDO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

Sistem Otot. 3. Mendeskripsikan hipotesis filamen yang bergeser pada kontraksi otot

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Bulutangkis Menurut Subardjah (2000) bulutangkis merupakan bentuk permainan bola kecil yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LATIHAN FLEKIBILITAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kosasih (1985:3) olahraga adalah bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan suatu aktivitas yang sangat diperlukan oleh tubuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

RUPTUR TENDO ACHILLES

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tubuh memang memerlukan keseimbangan dalam kehidupan. Selain. keseimbangan fisik manusia juga memerlukan keseimbangan jiwa.

protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

Transkripsi:

PROSIDING Seminar Nasional Kesehatan Transformasi Bidang Kesehatan di Era Industri 4.0 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 21 November 2019 ISBN : 978-602-5881-60-2 6. Analisis Gerak Permainan Tradisional Egrang Pada Anak Usia 10 12 Tahun Galih Wibisono 1, Dhanang Puspita 2, Rosiana Eva Rayanti 3 1. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana 2. Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana 3. Program Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana Email : dhanang.puspita@uksw.edu Abstrak Permainan tradisional egrang adalah permainan tradisional yang masih digemari saat ini oleh anak-anak. Permainan egrang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Manfaat dari permainan egrang untuk mengembangkan dan mengontrol motorik anak. Selain itu, permainan egrang dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai, kaki, abdomen, lengan, tangan dapat melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis gerak pada permainan tradisional egrang. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Responden adalah siswa, usia 10 12 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian dalam permainan egrang, otot tungkai dan tangan akan digunakan untuk memaninkan permainan egrang. Otot tangan (kelompok flexor carpi, extensor digitorum, kelompok extensor carpi, dan flexor digitorum) akan berguna dalam memegang dengan cara mencengkeram batang egrang, lalu otot biceps brachi untuk mengangkat egrang. Untuk dapat melangkah maka akan digunakan otot tungkai (achiles tendon, peroneus lobngus, dan extensor digitorum longus). Dapat disimpulkan, permainan egrang memiliki manfaat dalam menstimulasi motorik kasar anak. Kata kunci : anak, egrang, otot 36

Pendahuluan Permainan tradisional egrang adalah permainan tradisional yang masih digemari saat ini oleh anak-anak (gambar 1). permainan tradisional egrang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. Permainan egrang memiliki bentuk seperti tongkat, bagian tumpuan kaki diberikan penyangga yang terbuat dari kayu, dengan permainan egrang anak dapat belajar mengendalikan diri, diperlukan keterampilan untuk menjaga keseimbangan dan rasa percaya diri pada saat menaiki egrang (Ovieta, 2016). Gambar 1. Gerakan Anak Dengan Menggukan Permainan Egrang. Permainan egrang memiliki manfaat untuk mengembangkan dan mengontrol motorik anak. Selain itu, permainan egrang dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai, kaki, abdomen, lengan, tangan dapat melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh. Saat bermain egrang, anak harus harus berjalan diatas egrang menggunakan sepasang bambu, tinggi untuk sepasang bambu pada permainan egrang untuk anak usia 10 12 tahun adalah 170 cm, sehingga dapat melatih keseimbangan serta kelenturan sangat dibutuhkan untuk bermain permainan ini. Semua aspek tersebut meliputi somatosensorik, visual dan vestibular akan mengenali dan mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada anak. Melalui sistem visual rangsangan terhadap tractus tectocerebellaris ke cerebellum, sehingga cerebellum memberikan informasi agar sistem musculosceletal dapat bekerja secara sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh anak (Rahim, 2015). Analisis gerak dalam olahraga atau permainan tradisional sangat perlu dilakukan baik oleh pelatih, guru pendidikan jasmani maupun ahli biomekanik untuk mengetahui gerakan-gerakan dan otot-otot anak yang dapat meningkatkan kemampuan serta mengetahui fungsi sebagai alat mekanisme gerak yang aktif, alat-alat mekanisme gerak antara lain sendi, tulang dan saraf membantu menyempurnakan terjadinya gerakan di dalam tubuh manusia karena setiap gerakan membutuhkan energi atau tenaga yang efisien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju serta terhindar dari cedera dalam melakukan gerakan (Kresnapati, 2018). 37

Selain itu analisis gerak dalam permainan tradisional egrang harus dilakukan secara teliti. Pada aspek mekanika, analisis dilakukan untuk mengetahui bagaimana pergerakan tubuh yang benar dan efektif dalam menaiki dan berjalan diatas egrang, analisis dilakukan untuk mencari tahu otot apa saja yang bekerja dalam pergerakan tubuh pada permainan egrang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis gerak pada permainan tradisional egrang. Metode Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Peneliti meminta partisipan untuk bermain egrang dan diminta menyebutkan otot mana yang berkontraksi.. Untuk mengetahui bagian otot yang bekerja dilakukan dengan observasi dengan melihat dan merasakan otot yang berkontraksi saat gerakan dilakukan. Untuk memverifikasi, peneliti juga melakukan gerakan yang sama guna mendapatkan informasi yang sama. Hasil pengamatan kemudian dideskripsikan berdasar gerakan pada egrang. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Otot yang berperan dalam permainan egrang Organ Tubuh Otot Gerakan Biceph brachii Mengangkat egrang Ekstensor digitorium Memegang egrang Kepala medial triceps Mendorong egrang Tangan Deltoideus Mengangkat egrang Flexor carpi radial Memutar gerakan egrang/belok Ekstensor karpi ulnar Mendorong egrang Fleksor halusis longus Mendorong egrang Gastroknemius Memijak egrang Tibialis posterior Memutar gerakan egrang/belok Kaki Fibular brevis Memutar gerakan egrang belok Soleus Tendon achiles peroneus lobngus Gluteus maximus extensor digitorum longus Melangkah ditas egrang Bahu Teres minor Mengangkat, memutar Infraspinatus Teres mayor lengan dan menjaga kestabilan bahu Dada Pektoral mayor Menarik lengan menuju tubuh dan memutar lengan keatas dan bawah Perut Oblik eksternal abdomen Menekuk dan memutar tubuh Oblik internal abdomen Membelokkan dan memutar 38

tubuh Pinggang Glusteus minimus Mengangkat paha menjauh dari tubuh, memutar paha saat berjalan dan mengangkat pelvis Lliopsoas Membelokkan paha di panggul Gambar 2. Peta otot dalam manusia https://www.pelajaran.co.id/2016/21/sistem-anatomi-tubuh-manusia.html Dalam permainan egrang, dibutuhkan kekuatan untuk bisa berdiri di atas pijakan egrang, memegang tongkat egrang dan berjalan. Dalam permainan egrang, otot tungkai dan tangan akan digunakan untuk dapat memainkannya. Otot tangan (kelompok flexor carpi, extensor digitorum, kelompok extensor carpi, dan flexor digitorum) akan berguna dalam memegang dengan cara mencengkeram batang egrang, lalu otot biceps brachi untuk mengangkat egrang. Untuk dapat melangkah maka akan digunakan otot tungkai (achiles tendon, peroneus lobngus, dan extensor digitorum longus), lalu otot fleksor halusis longus berguna untuk mendorong egrang, otot tibialis posterior, fibular brevis berguna untuk membelokanatau memutar egrang, otot tendon achiles, peroneus lobngus, etensor digitorium longus dan soleus akan berguna untuk melangkah dan berjalan diatas egrang. Otot teres minor dan infraspinatus pentung untuk mengangkat, memutar dan menjaga kestabilan bahu, otot dalam dada yaitu pektoral mayor berguna untuk menarik, memutar 39

lengan menuju tubuh, otot dalam perut oblik eksternal abdomen berguna untuk menekuk dan memutar tubuh, otot oblik internal abdomen untuk membelokan dan memutar tubuh otot dalam pinggang yaitu glusteus minimus berguna untuk Mengangkat paha menjauh dari tubuh, memutar paha saat berjalan dan mengangkat pelvis dan otot lliopsoas berguna untuk membelokan paha dipanggul. Egrang sebagai salah satu permainan tradisional memiliki unsur fisik yang dominan yaitu keseimbangan, unsur daya tahan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi tubuh. Keseimbangan adalah keseimbangan tubuh untuk mempertahankan posisi, dalam bermacam-macam gerakan. Keseimbangan dalam permainan egrang sangat dibutuhkan karena kaki bertumpu pada pijakan yang kecil dan harus bisa menjaga keseimbangan dan saat berjalan menggunakan egrang harus memiliki keseimbangan yang baik agar dapat berdiri diatas egrang. Permainan egrang juga terdapat unsur daya tahan dan kekuatan otot. Kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik yang dapat ditingkatkan sampai batas sub maksimal, sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga. Pada permainan egrang kekuatan otot yang digunakan otot tungkai dan tangan yang akan digunakan saat berjalan. Unsur terakhir yang digunakan adalah koordinasi tubuh. Koordinasi adalah hubungan yang harmonis dari hubungan saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja yang ditujukan dengan berbagai tingkat keterampilan. Berjalan menggunakan egrang menuntut pada setiap pemainnya untuk memiliki tingkat koordinasi yang baik, dalam egrang koordinasi mata, tangan, kaki memiliki hubungan yang signifikan karena koordinasi mata tangan kaki yang baik berjalan menggunakan egrang juga akan baik. Dimana dari unsur tersebut semuanya harus dimiliki pada setiap anak yang ingin berjalan dan berlari diatas egrang (Safari, 2015). Selain memiliki unsur fisik permainan egrang memiliki manfat dalam menstimulasi motorik kasar anak yaitu: 1) melatih kekuatan tangan dan kaki, 2) melatih kelincahan, ketepatan 3) meningkatkan koordinasi mata, tangan, dan kaki. Serta 4) meningkatkan keseimbangan tubuh. Pada prosesnya nilai-nilai tersebut ditanamkan kepada anak melalui permainan yang menyenangkan dan tanpa adanya beban atau keharusan yang membatasi gerak anak untuk bermain. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak, Berperan dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik atau psikomotor (keterampilan) anak, dimana mendorong anak untuk bergerak (Afifulloh, 2019). Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan, permainan egrang memiliki manfat dalam menstimulasi motorik kasar anak yaitu: 1) melatih kekuatan tangan dan kaki, 2) melatih kelincahan, ketepatan 3) meningkatkan koordinasi mata, tangan, dan kaki. Serta 4) meningkatkan keseimbangan tubuh. Selain itu, dalam permainan egrang, otot tungkai dan tangan akan digunakan untuk memaninkan permainan egrang. Otot tangan (kelompok flexor carpi, extensor digitorum, kelompok extensor carpi, dan flexor digitorum) akan berguna dalam memegang dengan cara mencengkeram batang egrang, lalu otot biceps brachi untuk mengangkat egrang. Untuk dapat melangkah maka akan digunakan otot tungkai (achiles tendon, peroneus lobngus, dan extensor digitorum longus). 40

Daftar Pustaka Kresnapati, P. (2018). Analisis Kinesiologi Teknik Keterampilan Tubuh Pada Olahraga Tolak Peluru Gaya Ortodock Mahasiswa PJKR UPGRIS. Journal of Sport and Exercise Science, 1(2), 1 5. Maulidah Rahmawati, Mohammad Afifulloh, Y. F. L. (2019). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Pada Anak Kelompok B RA An-Nur Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Pendidikan Islam Anak Usia Dini, I(1). Retrieved from https://www.mendeley.com/catalogue/thufulijurnal-pendidikan-islam-anak-usia-dini-volume-i-nomor-1-tahun-2019-eissn/ Ovieta, D. (2016). Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia. (T. P. Indonesia, Ed.). Penerbit Erlangga. Rahim, A. F. (2015). Pengaruh Tempurung Kelapa Terhadap Keseimbangan Anak Usia Dini 4 6 Tahun. Fisioterapi. Safari, I.(2015) Model-Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani.Bandung: Prodi PGSD Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang 41