KAJIAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)



dokumen-dokumen yang mirip
HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN , , ,793

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 88 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELATIHAN RULE MODEL SUPPORT GROUP DAN HOME BASE CARE DI 2 KABUPATEN (TEMANGGUNG DAN BANYUMAS)

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah perempuan yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

komisi penanggulangan aids nasional

Laporan Ketua Panitia Pelaksana Selaku Chief Rapporteur Dalam Acara Penutupan Pertemuan Nasional AIDS IV Pembukaan

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Secara epidemiologi kejadian Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV-AIDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus golongan

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB IV PENUTUP. 1. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota. Semarang adalah mengkoordinasikan segala kegiatan yang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

Lampiran 1. : Nanager Program. Lattar belakang LSM, program beserta kegiatannya

MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS. Sebagai Pelayanan Terpadu Bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha)

Implementasi Strategi Layanan Komprehensif (LKB) pada Prosedur Pengobatan HIV IMS di Kota Yogyakarta dan Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung A. Kepala Dinas B. Sekretariat

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang. Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

LAPORAN KEGIATAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. fisik seksual. Kondisi seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB II LETAK GEOGRAFIS. Komisi Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru terletak di Jl. Melur No. 103, Adapun Visi KPA

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

Transkripsi:

KAJIAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) Bappeda Kabupaten Temanggung bekerjasama dengan Pusat Kajian Kebijakan dan Studi Pembangunan (PK2SP) FISIP UNDIP Tahun 2013 RINGKASAN I. Pendahuluan Kesejahteraan sosial adalah bagian tak terpisahkan dari cita-cita kemerdekaan dan muara agenda pembangunan negara, oleh karena itu UUD 1945 mengamanatkan tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan social. Dalam era otonomi daerah ini, pembangunan kesejahteraan sosial juga menjadi tanggung jawab daerah termasuk didalamnya Pemerintah Kabupaten Temanggung. PMKS di Kabupaten Temanggung memerlukan perhatian yang serius dari para pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta karena dari segi kuantitas masih cukup banyak dan beberapa PMKS jumahnya berada di atas rata-rata provinsi. Selama ini telah dilakukan pendataan PMKS di Kabupaten Temanggung dengan out put data by name dan by address PMKS di tiap-tiap desa yang difasilitasi oleh Dinas Sosial, namun belum pernah dilakukan kajian PMKS untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan, potensi sumber daya yang bisa dimanfaatkan sehingga menghasilkan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan. Mengingat banyaknya masalah kesejahteraan sosial yang ada di Kabupaten Temanggung, pertimbangan dampak serta dana yang tersedia maka dilakukan penentuan terhadap masalah PMKS yang akan dikaji yaitu : Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE), Anak Balita Terlantar (ABT) dan Penyandang HIV/ AIDS. Maksud pelaksanaan kajian ini adalah mendukung penanganan permasalahan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Temanggung. Sedangkan tujuan dilakukannya kajian ini adalah untuk Terhimpunnya data dan informasi PMKS di Kabupaten Temanggung terutama dari PMKS yang dikaji; Diperolehnya gambaran berbagai penyebab terjadinya masalah PMKS yang diteliti; Diperolehnya gambaran upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah PMKS yang diteliti sebagai bahan evaluasi kebijakan untuk mendukung dan menciptakan usaha kesejahteraan sosial; Teridentifikasinya potensi sumberdaya kesejahteraan sosial yang dapat diberdayakan terutama dari PMKS yang diteliti; dan Terumuskannya rekomendasi untuk upaya pemecahan masalah PMKS yang diteliti;

II. Metode Penelitian 1. Fokus Penelitian Fokus penyusunan Kajian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Temanggung ini adalah penyusunan gambaran berbagai penyebab terjadinya masalah PMKS serta upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah PMKS tersebut. Hasil kajian ini diharapkan dapat terumuskan rekomendasi upaya pemecahan masalah PMKS kedepan. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penyusunan Kajian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Temanggung ini adalah: a. Pencarian data primer yang mendukung penulisan kegiatan ini. Data primer didapatkan dengan melakukan diskusi terfokus dengan PMKS (ABT, PRSE dan ODHA), dan SKPD terkait. Data primer akan diperoleh dengan melakukan aktivitas berikut: 4 kali diskusi terfokus (Focus Group Discussion/FGD) dengan PMKS (PRSE dan ABT) di 4 (empat) kecamatan. Pemilihan kecamatan ini mewakili kondisi Kabupaten Temanggung secara umum, yaitu : Kawasan perkotaan (Kecamatan Temanggung), Kawasan penghasil Kopi (Kecamatan Candiroto dan Kecamatan Kandangan), Kawasan penghasil tembakau (Kecamatan Tembarak) 1 kali FGD dengan ODHA di tingkat kabupaten, dan wawancara mendalam dengan SKPD dan aparat pemerintah terkait b. Penyebaran form yang diberikan diberikan kepada SKPD di kabupaten untuk melihat gambaran PMKS serta upaya penangan yang telah dilakukan. c. Diskusi dalam tim teknis yang telah terbentuk sebelumnya tentang kesepakatan data yang akan digunakan dan cara pengumpulan data serta rencana penyusunan kajian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. III. Hasil dan Pembahasan Kabupaten Temanggung memiliki total 1.236 anak balita terlantar di tahun 2012. Jumlah ini meningkat sebesar 88.99% dari tahun 2011. Berdasarkan penelitian, diketahui beberapa penyebab terjadinya masalah sosial Anak Balita Terlantar, diantaranya adalah sebagai berikut (1) Kondisi Ekonomi Keluarga, (2) Tingkat Pendidikan Orang (3) Ketrampilan Orang Tua. Sementara itu, beberapa kebutuhan dari Anak Balita Terlantar yang perlu diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Adapun kebutuhan terdebut diantaranya adalah (1) Lapangan Pekerjaan yang layak, (2) Fasilitasi Modal Usaha yang disertai pendampingan dan pembangunan jaringan pemasaran, (3) Bantuan pendidikan dan kesehatan yang rutin, (4) Bantuan Tunai Bulanan

Kabupaten Temanggung memiliki total 6.153 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di tahun 2012. Jumlah ini meningkat sebesar 21,16% dari tahun 2011. Berdasarkan penelitian, diketahui beberapa penyebab terjadinya masalah sosial Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut : (1) Janda, (2) Tingkat Pendidikan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, (3) Ketrampilan yang dimiliki, (4) Kepemilikan Aset. beberapa kebutuhan dari Perempuan Rawan Sosial Ekonomi yang perlu diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Adapun kebutuhan terdebut diantaranya adalah : (1) Lapangan Pekerjaan yang layak, (2) Fasilitasi Modal Usaha yang disertai pendampingan dan pembangunan jaringan pemasaran, (3) Pemberdayaan Perempuan, (4) Bantuan pendidikan dan kesehatan yang rutin, (5) Bantuan Tunai Bulanan. Penyebab terjangkitnya Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Temanggung adalah : (1) Narkoba khususnya narkoba yang menggunakan Jarum suntik dan berganti-ganti penggunaan jarum suntiknya, (2) Perilaku seks yang berganti-ganti pasangan/ Pekerja Seks Komesial (PSK), (3) Tertular hubungan seksual dari suami yang terinveksi virus HIV/AIDS, (4) Penularan dari Ibu ke Anak. terdapat kebutuhan ODHA yang perlu diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Adapun kebutuhan tersebut diantaranya : (1) Jaminan kontinuitas pelayanan (holistik, terpadu dan berkesinambungan), (2) Memperoleh akses pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan, (3) Memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS sehingga mengurangi resiko HIV (seperti munculnya infeksi oportunistik). IV. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan Kesimpulan dari penjabaran tentang Kajian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut : a. Permasalahan Kesejahteraan Sosial seperti Anak Balita Terlantar dan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Kabupaten Temanggung disebabkan oleh Kondisi Ekonomi Keluarga, Tingkat Pendidikan, Ketrampilan yang dimiliki, Kondisi janda, dan Kepemilikan Aset. b. Penyebab penularan HIV/ AIDS yang menjadi salah satu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial diantaranya adalah penggunaan narkoba melalui jarum suntik, perilaku seks yang berganti-ganti pasangan, keberadaan PSK, penularan dari suami yang terinveksi serta penularan dari Ibu ke Anak c. Terdapat inkonsistensi kebijakan setiap unit kerja dalam mendukung upaya-upaya mewujudkan pelaksanaan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan di bidang kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan di Kabuaten Temanggung. Hal ini menyebabkan adanya tumpang tindih lintas SKPD terkait dalam upaya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

d. Tidak meratanya persebaran Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kabupaten Temanggung sehingga masih banyak Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di daerah yang belum tertangani. 2. Rekomendasi a. Adapun strategi penangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah sebagai berikut : Pelaksanaan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial sebagai upaya penanggulangan dan penyelesaian permasalahan sosial Penyadaran pentingnya keikutsertaan dalam komunitas (SMILE PLUS, PKK, Pengajian, dll) Peningkatan koordinasi antara SKPD serta berbagai elemen masyarakat terkait penanganan permasalahan sosial, termasuk dengan KPA terkait penanganan HIV/ AIDS. Pelaksanaan evaluasi program kesejahteraan sosial yang berdampak pada berkurangnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Temanggung. Penyusunan Master Plan dan Road Map Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) b. Adapun strategi penanganan Orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) dilakukan melalui 2 upaya, yaitu kuratif dan preventif. Upaya Kuratif dilaksanakan dengan program penanganan ODHA, sedangkan upaya preventif diantaranya adalah : Pendekatan keagamaan; perilaku seksual berdasarkan nilai agama, pemahaman perilaku hidup sehat, pemahaman tentang kesehatan reproduksi. Menyadarkan para penderita HIV/AID untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA melalui pemberdayaan organisasi yang terbentuk di kalangan komunitas mereka (SMILE PLUS) misalnya usaha ekonomi produktif, peternakan kambing, modal dagang Keterlibatan orang yang terinfeksi HIV dalam setiap rangkaian kegiatan penanggulangan AIDS. Menggerakkan dan membina organisasi sosial kemasyarakatan agar secara swadaya membantu menanggulangi HIV/AIDS dengan harapan kegiatan sosial kemasyarakatan tersebut mempunyai peran merubah perilaku masyarakat. Pengintegrasian kegiatan penanggulangan HIV/AIDS perlu mengiintegrasikan dengan program yang telah ada misalnya puskesmas, posyandu, PKK maupun kegiatan lainnya. Program pencegahan HIV/AIDS yang lebih berpihak kepada perempuan, remaja dan buruh/ pekerja. Pelibatan legislatif dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS,

Meningkatkan efektifitas Perdaturan daerah Kabupaten Temanggung untuk menjamin efektivitas dan keberlanjutan program penanggulangan HIV/AIDS c. Adapun strategi peningkatan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) adalah sebagai berikut : Peningkatan peran serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung Peningkatan koordinasi antar Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial dalam upaya penanganan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Pelaksanaan evaluasi kinerja Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung Berdasarkan uraian tentang Kajian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, maka disusunlah 3 program utama, yaitu : 1. Program Pengentasan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan : a. Pendataan Tahunan Jumlah PMKS Kabupaten Temanggung, dengan indikator PMKS sesuai regulasi b. Bantuan Langsung Rutin PRSE c. Bantuan Langsung Rutin Pemenuhan Kebutuhan ABT d. Ekspo Komoditi Hasil olahan PMKS e. Bursa Lowongan pekerjaan bagi PRSE dan orang tua ABT f. MoU Dunia Usaha dalam penempatan PRSE dan orang tua ABT g. Monitoring dan Evaluasi efektivitas kegiatan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2. Program Optimalisasi Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan : a. Pendataan Tahunan jumlah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Kabupaten Temanggung b. Bantuan Langsung Peningkatan Kinerja Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial c. Trainning of Trainers (TOT) bagi Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial 3. Program Penanganan Orang dengan HIV/ AIDS (ODHA), dengan kegiatan : a. MoU penanganan ODHA lintas SKPD b. Pemberdayaan masyarakat, keluarga dan anak khususnya anak perempuan. c. Sosialisasi human right dalam penyediaan pelayanan dan pengobatan ODHA d. Bantuan operasional komunitas ODHA Kabupaten Temanggung e. Perluasan Akses Layanan Pengobatan ARV f. Layanan konseling dan testing HIV hingga ke tingkat Puskesmas mulai dari pendekatan VCT/PITC yang informed consent

g. Penyediaan layanan pemeriksaan CD4 untuk monitoring inisiasi pengobatan dan mendukung upaya positive prevention bagi orang dengan HIV h. Bantuan perawatan kesehatan bagi orang dengan HIV i. Bantuan pelayanan Voluntary Counseling Testing (VCT) dan Care, Support and Treatmen (CST)