Mahasiswa STKIP Budidaya Binjai 1 Dosen STKIP Budidaya Binjai 2 :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Peningkatan Motivasi Belajar Anak Asuh Melalui Layanan

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

BAYU ADHY TAMA K

PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PERMAINAN KREATIF MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF

MEITA RULY HANGESTI SARI NIM:

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI. Oleh : RETNO DWININGSIH K

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No

TEKNIK PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA

PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DI SD MUHAMMADIYAH PAHANDUT PALANGKARAYA.

Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antar Pribadi Siswa

EFEKTIVITAS METODE SOSIODRAMA (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL SISWA KELAS X IIS SMA NEGERI 12 PEKANBARU

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII SMP

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN

: ZAFIRAH FARIS NIM K

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN

Unnes Physics Education Journal

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENGARUH LATIHAN VARIASI UMPAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 GODEAN

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TERLIBAT TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK NEGERI 1 PADANG. Oleh : Rahayu Yulmianti. Gusneli

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN SELF ESTEEM PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DIKELAS X SMAN 1 KINALI PASAMAN BARAT

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU ASERTIF ANTAR SEBAYA PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

III. METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

SELF-REGULATED LEARNING

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAM 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Transkripsi:

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENERIMAAN SOSIAL REMAJA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN TANAH TINGGI KECAMATAN BINJAI TIMUR 1 Sarauina Ninina Br. Purba, 2 Sari Wardani Simarmata, 3 Mardiati Mahasiswa STKIP Budidaya Binjai 1 e-mail : ninabrpurba6@gmail.com Dosen STKIP Budidaya Binjai 2 e-mail : : sari.sarwa24@gmail.com Dosen STKIP Budidaya Binjai 3 e-mail : : mardiati2208@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap penerimaan sosial remaja di lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain one group pretest-posttest design. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 6 orang. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket penerimaan sosial. Berdasarkan hasil perhitungan pengujian diperoleh t hitung = 12,53 pada derajat kemudian dibandingkan dengan t tabel 0,05 = 2,13, ketentuan t hitung t tabel (12,53 2,13). Ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu didapat nilai rata-rata posttest lebih besar dari pada nilai rata-rata pretest (82,66 63,33). Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif dalam meningkatkan penerimaan sosial remaja. Kata Kunci : Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama, Penerimaan Sosial. ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of sociodrama technique group guidance on the social acceptance of adolescents in the second environment of Tanah Tinggi Village, East Binjai District. This type of research is an experimental study with a one group pretest-posttest design. The number of samples in this study were 6 people. The data collection instrument in this study used a social acceptance questionnaire. Based on the results of the test calculations obtained t count = 12.53 at degrees then compared with t table 0.05 = 2.13, provisions t count t table (12.53 2.13). This shows that Ho is rejected and Ha is accepted, besides that the average posttest score is greater than the average pretest score (82.66 63.33). So it can be concluded that group guidance with sociodrama techniques is effective in increasing adolescent social acceptance. Keywords: Sociodrama Technique Group Guidance, Social Acceptance. 33

I. PENDAHULUAN Suatu hal yang akan dihadapi pada masa remaja adalah penerimaan sosial. Penerimaan sosial adalah diterimanya seseorang sebagai teman untuk suatu aktivitas dalam kegiatan kelompok dimana seseorang tersebut menjadi anggota (Hurlock,1997:293). Penerimaan sosial pada masa remaja salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri masingmasing individu. Penerimaan sosial menjadi penting bagi setiap individu karana menentukan apakah seorang individu dapat diterima atau tidak oleh individu atau kelompok lainnya. Pada masa remaja, sudah jelas bahwa remaja harus dapat menyesuaikan diri pada lingkungan sosialnya agar dapat diterima oleh kelompoknya, sehingga dapat dikatakan bahwa remaja tersebut mendapatkan penerimaan sosial yang baik oleh kelompoknya. Penyesuaian diri remaja sangat diperlukan untuk dapat diterima dengan baik oleh kelompoknya. Laura (dalam Irawati, 2015:26) mengatakan bahwa penerimaan sosial adalah kemampuan seorang individu sehingga ia dihormati oleh anggota kelompok yang lainnya sebagai partner sosial yang berguna. Penerimaan sosial meliputi kemauan individu atau kelompok untuk menerima orang lain sekurang-kurangnya dengan sabar menghadapi, ramah tamah, bersikap tenang, dan sebagainya. Penerimaan sosial dalam hal ini adalah dipandang dari diterimanya seorang individu oleh individu lain atau kelompok lain. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju pada masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Pada masa ini, sangat diperlukan penerimaan sosial yang baik agar tercapainya perkembangan masa remaja yang optimal. Individu sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan sosialisasi dengan individu lainnya di dalam lingkungan masyarakat. Sosialisasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap kehidupan sosial dalam kelompoknya, baik dalam keluarga, sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Individu melakukan interaksi pada tiga lingkungan yang berbeda yaitu, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Fidyah, 2018:2). Penerimaan sosial di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat melibatkan hubungan antara individu dengan anggota keluarga, teman sebaya dan orang- orang yang lebih muda atau lebih tua darinya. Pada masa remaja, seorang individu sedang mencari jati dirinya dan juga sedang berada pada tahap perkembangan yang amat potensial.menurut Yusuf dan Sugandhi, (2013:97) bahwa seorang remaja dipandang telah memiliki identitas diri yang matang (sehat, tidak mengalami kebingungan), apabila sudah memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap diri sendiri, peranannya dalam kehidupan sosial (di lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, atau masyarakat), pekerjaan, dan nilai-nilai agama. Penerimaan sosial di lingkungan keluarga terjadi dalam bentuk hubungan antara anak dengan orang tua dan anggota keluarga. Dalam lingkungan keluarga, seorang anak wajib menghormati dan patuh kepada orang tua, saling menghormati dan menyayangi dengan sesama anggota keluarga lainnya, seperti adik dan kakak. Interaksi di lingkungan keluarga merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan interaksi sosial yang dimiliki oleh anak sebelum mereka bersosialisasi di lingkungan masyarakat (Djannah, 2012: 146). Sangat penting bagi seorang individu untuk mampu melakukan interaksi secara positif di dalam lingkungan keluarga sehingga dapat bersosialisasi secara positif di dalam lingkungan masyarakat agar memperoleh 34

penerimaan sosial yang baik dan positif dari anggota masyarakat. Interaksi sosial di lingkungan masyarakat merupakan bentuk interaksi yang sangat luas. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang cukup kompleks apabila dibandingkan dengan lingkungan keluarga (Djannah, 2012: 147). Di dalam masyarakat individu akan bergaul dengan individu lain yang memiliki bermacam- macam karakteristik serta latar belakang yang berbeda-beda sehingga individu diharapakan mampu menyesuaikan dirinya agar terciptanya penerimaan sosial yang positif di dalam masyarakat. Perilaku sosial individu yang efektif dan positif akan memberikan dampak positif pula terhadap penerimaan sosial individu dalam kelompoknya. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan seorang individu melakukan penyesuaian yang salah sehingga sulit diterima dalam kehidupan sosialnya. Contoh perilaku diri yang salah ditandai dengan adanya bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, sikap yang tidak realistik, emosional, agresif, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara terkait penerimaan sosial remaja dengan kepala Lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur yaitu Bapak Udin pada tanggal 25 Juni 2020 diketahui bahwa kurangnya kemampuan remaja dalam pergaulan. Para remaja cenderung hanya berteman pada kelompok-kelompoknya saja, sulit untuk bergaul atau menerima teman baru, tidak mudah menerima dan menyampaikan pendapat, kurang berpartisipasi dalam kegiatan yang ada, kurangnya rasa empati, dan terkadang suka saling membully. Untuk meminimalisir permasalahan ini dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan kelompok teknik sosiodrama, namun sayangnya bimbingan tersebut belum pernah diberikan. Berdasarkan penelitian Manik (2017) ditemukan cluster 1 sebanyak 126 data dari Binjai Selatan dengan jenis kenakalan merampok rata-rata usia 16 tahun. Cluster 2 sebanyak 144 data dari Binjai Barat dengan jenis kenakalan penganiayaan rata-rata usia 16 tahun, dan cluster 3 sebanyak 168 data dari Binjai Selatan dengan jenis kenakalan yaitu penipuan rata-rata usia 16 tahun. Masalah sosial remaja seperti ini harus segera diatasi karena jika dibiarkan maka dapat menyebabkan dampak negatif terhadap penerimaan sosial remaja. Untuk meningkatkan penerimaan sosial remaja dapat menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik konseling yang tepat untuk mengatasi permasalahan sosial. Salah satu tekniknya yaitu dengan teknik sosiodrama. Seorang konselor yang akan memberikan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama harus memahami benar apa itu bimbingan kelompok dengan teknik sosidrama. Menurut Nursalim seperti dikutip Simarmata (2017:88) bimbingan kelompok ialah bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing) atau membahas topik tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dalam kehidupan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. Nurihsan (2018: 23) bimbingan kelompok adalah bantuan individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial. Sedangkan teknik sosiodrama yaitu metode kelompok 35

dengan menggunakan media drama sosial atau kehidupan nyata di masyarakat yang sesuai dengan masalah yang dihadapi anggota (Willis, 2014: 16). Berdasarkan pengertian di atas sangat sesuai jika bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama digunakan untuk mengatasi persoalan sosial yang terjadi pada remaja. Dengan teknik sosiodrama, mereka dapat belajar bagaimana akibat suatu perbuatan yang salah atau dapat belajar bagaimana cara berprilaku yang baik. Menurut Willis (2014: 16) drama yang disusun untuk permainan paling banyak 10-15 menit. Untuk itu perlu diperhatikan naskah drama yang disusun harus dapat memberikan pelajaran bagi pemerannya dalam waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan lingkungan, penyesuaian dan pengembangan diri. Selain itu dapat memberikan ide, gagasan, dan wawasan, serta pengalaman dalam pencegahan dan penyelesaian permasalahan. Pada saat pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama akan terjadi interaksi antara sesama anggota kelompok. Dengan adanya interaksi tersebut, akan sangat memungkinkan terjadinya pertukaran ide atau pemikiran, pengalaman, dan rencana pemecahan masalah dalam hal meningkatan penerimaan sosial. Dalam kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama, pelaksanaannya dilakukan secara berkelompok atau bersamasama terhadap sejumlah individu sehingga masing-masing individu dapat memahami kegiatan bimbingan yang sedang diterapkan. Sosiodrama sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok dapat membantu siswa dalam memahami seluk-beluk kehidupan dan suatu permasalahan khususnya permasalahan sosial atau konflik-konflik sosial (Romlah (dalam Zahara, 2015:83)). Dengan bahasa lain, dapat membantu remaja dalam memahami seluk-beluk kehidupan dan suatu permasalahan-permasalahan sosial. Selain itu, remaja dapat menghayati peristiwa sehingga mudah menarik kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri, remaja dilatih untuk menyusun pikirannya secara teratur. Dengan adanya interaksi yang dinamis dan intensif diharapkan tujuan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan, dinamika yang terjadi dalam bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama merupakan cerminan interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui teknik sosiodrama, remaja akan belajar berinteraksi positif dengan orang lain dalam bentuk kegiatan memainkan sebuah peran. Teknik tersebut akan melatih sosial dengan teman sebaya secara mudah dan tepat. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan dengan judul Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap Penerimaan Sosial Remaja Di Lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur. II. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja Lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur yang berusia 15-20 tahun dengan jumalah remaja sebanyak 12 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 6 orang remaja yang berasal dari populasi yang ada. Instrumen pengumpulan data dalam 36

penelitian ini menggunakan instrument nontest, yaitu angket. Adapun untuk mempermudah responden dalam menjawab suatu pertanyaan-pernyataan dalam angket penelitian menggunakan jawaban skala likert. III. HASIL DAN kemampuan remaja untuk dapat melakukan penerimaan sosial. Berdasarkan hasil pembahasan dalam kelompok tersebut maka anggota kelompok (remaja) dapat belajar dan berbagi pengalaman yang berupa aktifitas yang diperoleh dari kegiatan sosiodrama yaitu pelatihan untuk dapat melakukan penerimaan PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian ini terdiri dari data penerimaan sosial (pretest and posttest) menggunakan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dengan teknik sosiodrama. Tabel 1. Data Hasil Pretest dan Posttest No Kode Sampel Nilai Nilai Pretest Posttest 1 PS01 48 70 2 PS02 54 76 3 PS03 62 83 4 PS04 66 88 5 PS05 74 89 6 PS06 76 90 Jumlah 380 496 37

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 6 orang sesuai dengan jumlah sampel yang direncanakan pada bab sebelumnya. Jumlah nilai total penerimaan sosial remaja sebelum dan sesudah diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik sosiodrama mengalami peningkatan yaitu 380 menjadi 496. 1. Data Hasil Pretest Penerimaan Sosial Sebelum kelompok remaja pada sampel penelitian diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik sosiodrama, terlebih dahulu diberi tes awal (pretest) penerimaan sosial untuk mengetahui kondisi penerimaan sosial remaja sebelum diberikan bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Data statistik hasil pretest penerimaan sosial kelompok remaja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Data Pretest Penerimaan Sosial Remaja Statistik Pretest N Valid 6 Missing 0 Mean 63.33 Std. Deviation 1.10 Minimum 48 Maximum 76 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa data kelompok remaja sampel penelitian yang valid sebanyak 6 data, hal ini menunjukkan antara jumlah sampel dan data yang ada sudah sesuai. Nilai rata-rata penerimaan sosial remaja sebesar 63,33. Standar deviasi sebesar 1,10. Nilai minimum atau nilai terendah sebesar 48, dan nilai maxsimum atau nilai tertinggi mencapai 76. 2. Data Posttest Penerimaan sosial Remaja Setelah kelompok remaja pada sampel penelitian diberi perlakuan bimbingan kelompok teknik sosiodrama, maka selanjutnya diberi tes akhir (postest) penerimaan sosial untuk mengetahui kondisi penerimaan sosial remaja setelah diberikan bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Data statistik hasil posttest penerimaan sosial kelompok remaja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Data Postest Penerimaan sosial Remaja Statistik Posttest N Valid 6 Missing 0 Mean 82.66 Std. Deviation 8.09 Minimum 70 Maximum 90 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa data kelompok remaja sampel penelitian yang valid sebanyak 6 data, hal ini menunjukkan antara jumlah sampel dan data yang ada sudah sesuai. Nilai rata-rata penerimaan sosial remaja sebesar 82,66. Standar deviasi sebesar 8,09. Nilai minimum atau nilai terendah sebesar 70, dan nilai maxsimum atau nilai tertinggi mencapai 90. 3. Uji Hipotesis Penelitian Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan menggunakan uji t (uji paired samples test). Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika t hitung < t tabel dan tolak Ho jika t hitung t tabel pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji hipotesis ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai t hitung = 12,53 sedangkan t tabel untuk jumlah sampel sebanyak 6 dengan 38

tingkat kesalahan 5% adalah 2,13. Sehingga nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 12,53 > 2,13 maka keriteria pengujian yang diterima adalah tolak Ho dan terima Ha, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap penerimaan sosial remaja di Lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur. PEMBAHASAN Penelitian ini berjudul Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap Penerimaan Sosial Remaja Di Lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur. Penelitian ini terlebih dahulu diberikan pretest kepada remaja yang menjadi sampel penelitian, kemudian peneliti mengambil 6 siswa yang memiliki kemampuan penerimaan sosial rendah secara acak. Selanjutnya dengan pemberian treatment kepada sampel penelitian berupa bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Setelah itu dilakukan pengambilan data posttest untuk melihat tingkat kemampuan penerimaan sosial setelah diberikan treatment. Kharakteristik subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-20 tahun yang memiliki penerimaan sosial rendah. Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata penerimaan sosial remja sebelum perlakuan sebasar 63,33 sedangkan sesudah perlakuan nilai rata-rata sebesar 82,66. Hal tersebut menunjukkan nilai rata-rata sesudah perlakuan lebih besar dibandingkan nilai rata-rata sebelum perlakuan. Maka disimpulkan bahwa ada peningkatan setelah pemberian bimbingan kelompok menggunakan teknik sosiodrama pada penerimaan sosial remaja. Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas menunjukkan hasil perhitungan uji t hitung lebih besar dari t tabel yaitu (12,53 > 2,13). Berdasarkan ketentuan yang berlaku, maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulan bahwa terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap penerimaan sosial remaja di Lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur.Berdasarkan hasil data penelitian membuktikan bahwa teknik sosiodrama efektif terhadap peningkatan penerimaan sosial pada remaja. Pada penelitian eksperimen ini mengalami peningkatan skor rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan. Peningkatan nilai tersebut terjadi karena siswa memahami materi penerimaan soaial sekaligus mempraktekkan langsung dengan melalui teknik sosiodrama (bermain peran) yang pokok masalahnya terkait dengan penerimaan sosial. Hal dikarenakan teknik sosiodrama memberikan kesempatan pada remaja untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari di masyarakat. Metode - metode yang dapat digunakan untuk dapat mengembangkan penerimaan sosial remaja salah satunya mencakup role play dan pemecahan masalah. Pemberian bimbingan kelompok menggunakan teknik sosiodrama ini merupakan cara bersosialisasi yang baik dengan orang lain sehingga dapat memunculkan pemikiran rasional individu (pemeran) dapat meyakini bahwa setiap individu mampu melakukan cara bersosialisasi yang baik dengan orang lain asalkan adanya keinginan untuk melatihnya. Jadi, permainan ini bukan saja meningkatkan kosa kata siswa tetapi juga menimbulkan rasa percaya diri atas kemampuannya berkomunikasi dengan teman sebayanya, dimana komunikasi adalah salah satu syarat terjadinya interaksi sosial dan termasuk didalamnya penerimaan sosial, hal tersebut merupakan keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat dan dimana drama merupakan dasar dari metode sosiodrama dalam penelitian ini. Bimbingan 39

kelompok teknik sosiodrama pada remaja membuktikan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan penerimaan sosial di lingkungan masyarakat dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Hal ini ditunjukkan dari perubahan pemahaman penerimaan sosial dengan baik setelah diberikan perlakuan dengan bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Teknik ini telah mengarah pada peningkatan kemampuan penerimaan sosial remaja di lingkungan masyarakat terlihat lebih baik dari sebelumnya. Menurut hasil penelitian ditunjukkan nilai ratarata pretest mengalami peningkatan pada saat posttest. Hasil pretest dan posttest untuk enam siswa mengalami peningkatan maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok menggunakan teknik sosiodrama efektif dalam meningkatkan penerimaan sosial remaja Lingkungan II Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Lubis (2017) dengan judul Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Meningkatkan Regulasi Emosi Pada Siswa SMA Di Kota Bengkulu. Hasil penelitian ini, yaitu regulasi emosi meningkat setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Dengan kata lain ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan regulasi emosi dalam interaksi dengan teman sebaya IV. KESIMPULAN Dari hasil uji t menggunakan program SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa hasil ratarata pretest sebesar 63,33 dan hasil rata- rata posttets meningkat menjadi 82,66. Berdasarkan hasil perhitungan pengujian diperoleh t hitung = 12,53 pada derajat kemudian dibandingkan dengan t tabel 0,05 = 2,13, ketentuan t hitung t tabel (12,53 2,13). Ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu didapat nilai rata-rata posttest lebih besar dari pada nilai rata-rata pretest (82,66 63,33). Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif dalam meningkatkan penerimaan sosial remaja. DAFTAR PUSTAKA Djannah, Wardatul. 2012. Bimbingan kelompok teknik sosiodrama Teknik Sosiodrama Meningkatkan Interaksi Sosial Dengan Sebaya. Jurnal. FKIP. Universitas Negeri Surakarta. Fidyah, Fitri. 2018. Penggunaan Konseling Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X Sma Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Program Studi Bimbingan Dan Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Hurlock. 1997. Perkembangan Anak. (Alih bahasa: Med. Meitasari dan Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih). Jakarta: PT. Erlangga. Imanuel Manik. 2017. Hasil Penelitian Tentang Kenakalan Remaja Terhadap Penerimaan Sosial Remaja. Irawati, Nunung. 2015. Hubungan Antara Empati Dengan Penerimaan Sosial Siswa Terhadap Siswa ABK Di Kelas Inklusif (SMP N 2 Sewon). Skripsi. Program Studi Bimbingan Dan Konseling Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Nurihsan, Achmad Juntika. 2018. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Romlah Tatiek, 2006, Teori dan Praktek Bimbingan kelompok teknik 40

sosiodrama. Malang: Penerbit Pt Rajagrafindo Persada. Simarmata, Sari Wardani. 2017. Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Terhadap Kepercayaan Diri Siswa Broken Home Pada Siswa Kelas X SMK Pabaku kec. Stabat T.A. 2017/2018. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 7, No. 2. 41

Yusuf, Syamsul dan Nani, M Sugandhi. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Willis, Sofyan S. 2014. Konseling Individual Teori Dan Praktek. Bandung: Alfabeta. 42