PENGGUNAAN SERAT SABUT KELAPA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. limbah yang apabila tanpa pengolahan lebih lanjut akan sangat berbahaya bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

PENGOLAHAN AIR LIMBAH MENJADI AIR DOMESTIK NON KONSUMSI DENGAN VARIASI KARBON AKTIF BIOSAND FILTER

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Mengapa Air Sangat Penting?

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

ANALISIS KINERJA MESIN PENGAYAK SERAT COCOFIBER Performance Analysis of Sieving Machine for Cocofiber

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

EFEKTIFITAS LIMBAH RAMBUT DALAM MENURUNKAN KADAR MINYAK OLI PADA AIR LIMBAH BENGKEL

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

PENURUNAN KADAR KROM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN BIOMASA AMPAS TEBU SECARA BIO-ADSORBSI

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

BAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

KEEFEKTIFAN LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR AMONIA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHUDI DESA TEGUHAN SRAGEN WETAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Efektifitas Jerami Dalam Menyerap Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Air Di Embung Piloliyanga. Feni Rahman, Dian Saraswati, Ekawaty Prasetya 1

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak dan lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

Transkripsi:

ISSN 1829-9407 (Print) ISSN 2581-0898 (Online) Volume 17, No. 2, Juli 2020 Page: 81-86 DOI: https://doi.org/10.31964/jkl.v17i2.220 PENGGUNAAN SERAT SABUT KELAPA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK Hajimi 1, Salbiah 1, Susilawati 1 1Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. 28 Oktober Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara 78241 Kota Pontianak E-mail : hajimis@yahoo.co.id Abstract: Use of Coconut Fiber for Domestic Liquid Waste Processing. The oil and fat content in domestic wastewater is an element that can cause pollution of water bodies and inhibits the continued process in the Waste Water Treatment Plant. For this reason, efforts should be made to eliminate the womb in wastewater by filtration. In this study the filtration process uses a laboratory scale that is making a waste water solution from a mixture of water with various types of cooking spices that are fried using cooking oil and butter. The purpose of the study was to analyze the effectiveness of coconut fiber as a filter for waste oil (fat) in domestic wastewater. The research starts from the process of making coconut fiber and filtration tanks until it continues to the filtration treatment process. The results showed there were significant differences in oil (fat) levels in domestic wastewater between before and after filtration using coconut coir fiber media with a thickness of 20 cm, 40 cm and 60 cm, which obtained the value of p (p-value) value α (0, 05), i.e. 0.019, 0.02 and 0.006. There is no significant difference in effectiveness between variations in thickness of coconut coir fibers as a filtration media against decreasing levels of oil (fat) in domestic wastewater, where a p-value of 0.073> α (0.05) is obtained. The effectiveness of each reduction is 89.24 (thickness 20 cm), 0.02 (thickness 40 cm) and 0.006 (thickness 60 cm). Coconut fiber is effective as a filtration media for treating domestic wastewater that contains oil (fat). It is recommended to conduct further research by increasing the residence time of wastewater in the filtration bath. Keywords: Filter; Filtration; Coconut Fiber; Domestic Waste Water; Oil/Fat. Abstrak: Penggunaan Serat Kelapa untuk Pengolahan Limbah Cair Domestik. Kandungan minyak dan lemak dalam limbah cair domestik merupakan unsur yang dapat menyebabkan pencemaran badan air dan menghambat proses lanjutan dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah. Untuk itu perlu dilakukan upaya menghilangkan kandungannya dalam air limbah yaitu dengan melakukan filtrasi. Pada penelitian ini proses filtrasi menggunakan skala laboratorium yaitu membuat larutan air limbah dari campuran air dengan berbagai jenis bumbu masak yang digoreng menggunakan minyak goreng dan mentega. Tujuan penelitian menganalisis efektifitas serat sabut kelapa sebagai filter limbah minyak (lemak) dalam air limbah domestik. Penelitian dimulai dari proses pembuatan serat sabut kelapa dan bak filtrasi sampai dilanjutkan ke proses perlakuan filtrasi. Hasil Penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan kadar minyak (lemak) dalam air limbah domestik antara sebelum dengan sesudah filtrasi menggunakan media serat sabut kelapa dengan ketebalan 20 cm, 40 cm dan 60 cm, dimana diperoleh nilai p (p-value) nilai α (0,05), yaitu 0,019, 0,02 dan 0,006. Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara variasi ketebalan serat sabut kelapa sebagai media filtrasi terhadap penurunan kadar minyak (lemak) dalam air limbah domestik, dimana diperoleh nilai p (p-value) 0,073 > nilai α (0,05). Adapun efektivitas penurunannya masingmasing adalah 89,24 (ketebalan 20 cm), 0,02 (ketebalan 40 cm) dan 0,006 (ketebalan 60 cm). Serat sabut kelapa efektif sebagai media filtrasi untuk mengolah air limbah domestik yang mengandung minyak (lemak). Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menambah waktu tinggal air limbah dalam bak filtrasi. Kata Kunci: Filter; Filtrasi; Sabut Kelapa; Air Limbah Domestik; Minyak/Lemak.. PENDAHULUAN Air merupakan senyawa kimia yang demikian sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia, maka kebutuhan air paling berlimpah di alam, namun Article history: Received January 03, 2020, Received in revised form January 04, 2020, Accepted July 01, 2020

82 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 17 No. 2, Juli 2020 pun meningkat pula, sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang "mahal" (1). Air merupakan salah satu unsur terpenting yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup terutama manusia. Djoko Pekik Irianto (2006: 11) menyatakan Air merupakan komponen terbesar dari struktur tubuh manusia kurang lebih 60 70 % berat badan orang dewasa berupa air sehingga sangat diperlukan air minum oleh tubuh terutama bagi yang berolahraga atau kegiatan berat yaitu air mineral. Menurut Mary E. Beck (2000: 46) menyatakan air menjadi bagian kurang lebih 60 hingga 70 persen dari berat total tubuh. Menurut Asmadi dkk (2011: 7), tubuh manusia membutuhkan air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya (2). Saat ini banyak aktifitas manusia yang menyebabkan terjadinya pencemaran air, baik aktifitas rumah tangga maupun industri. Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources) seperti : limbah industri, limbah usaha perternakan, perhotelan, rumah sakit dan limbah tersebar ( non point sources) seperti : limbah pertanian, perkebunan dan domestic (3). Air Limbah domestik terdiri dari limbah rumah tangga, perkantoran, pasar dan pusat perdagangan. Salah satu unsur dari limbah cair domestik yang menjadi penyebab tercemarnya lingkungan adalah unsur minyak. Minyak dan lemak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga banyak didapat di dalam air limbah. Minyak dan lemak membentuk ester dan alkohol. Lemak tergolong pada bahan organik yang tetap dan tidak mudah untuk diuraikan oleh bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan yang menutupi permukaan air dan dapat merugikan, karena penetrasi sinar matahari ke dalam air berkurang serta lapisan minyak menghambat pengambilan oksigen dari udara menurun. Untuk air sungai kadar maksimum minyak dan lemak 1 mg/l. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.68/Menlhk- Setjen/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik kadar maksimal minyak dan lemak yaitu 5 Mg/l (4). Berdasarkan data di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat menghilangkan kandungan minyak (lemak) di dalam air limbah. Cara atau metode yang sering digunakan untuk mengolah atau menyisihkan minyak dan lemak adalah dengan menggunakan proses adsropsi. Adsorpsi adalah proses fisika dan atau kimia dimana substansi terkumulasi atau terkumpul pada lapisan permukaan adsorben. Banyak jenis adsorben yang bisa digunakan diantaranya adalah karbon aktif, debu terbang (fly ash), rumput/lumut, serbuk kayu, kayu, debu kasar, ampas tebu, kulit jagung dan bahan berserat lainnya. Sabut kelapa dapat menjadi pilihan untuk digunakan sebagai adsorben karena sabut kelapa mengandung serat yang cukup tinggi. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Kemudian dibersihkan dengan memisahkan serat dari serabutnya. Setiap butir kelapa mengandung 25% serat. Sedangkan sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Pembersihan serat dari gabus perlu dilakukan, karena gabus memiliki sifat mekanis yang rendah (mudah putus) dan memiliki daya serap air yang tinggi (5). Hasil penelitian yang peneliti lakukan tahun 2018 tentang efektifitas serat sabut kelapa sebagai media filtrasi limbah minyak (lemak) menggunakan 3 variasi ketebalan dengan waktu tinggal selama 60 menit diperoleh hasil yaitu ketebalan 20 cm bisa menurunkan kadar minyak (lemak) sampai 89,24%, ketebalan 40 cm (95,03%), dan ketebalan 60 cm (95,89%). Penelitian tersebut dilakukan dengan skala laboratorium. Waktu tinggal (Retention Time) air limbah penting untuk diperhitungkan karena sangat terkait dengan dimensi ukuran bak yang diperlukan untuk dibuat. Selain itu masalah keterbatasan lahan menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan terkait dengan ukuran bak yang akan dibuat. Berdasarkan masalah di atas maka

Hajimi 1, Salbiah 1, Susilawati 1. Penggunaan Serat Sabut Kelapa 83 peneliti tertarik untuk mengetahui tentang Penggunaan Serat Sabut Kelapa di Kota Pontianak BAHAN DAN CARA PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Komplek Pasar Dahlia Jl. H. Rais A. Rahman Kelurahan Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak, mulai Juni sampai dengan September 2019. 2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.1 Tabel.1 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian Alat - Bak Filtrasi - Ember Uk. 20 Liter - Baskom Plastik Uk. 30 Liter - Kayu Pengaduk - Centong Sumber : Data primer hasil penelitian 3. Prosedur Kerja atau Tahapan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan seperti yang sebenarnya terjadi dalam proses pencucian di rumah tangga atau di rumah makan (warung nasi). Proses pengambilan sampel dilakukan mulai dari sampel sebelum masuk ke alat filtrasi (Pre) sampai setelah proses filtrasi (Post) secara berurutan mulai 30 menit, 60 menit, 120 menit sampai 360 menit, proses ini dilakukan sebanyak enam (6) kali pengulangan. Adapun tahapan proses pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Membuat larutan minyak (lemak) untuk proses perlakuan. Untuk pengulangan 1, 2 dan 3 masingmasing dibuat larutan campuran antara 100 gr mentega di tambah dengan 100 ml minyak goreng curah dan 250 gr campuran berbagai macam bumbu mentah. Pengulangan 4,5 dan 6 masingmasing dibuat larutan campuran antara 200 gr mentega ditambah dengan 200 ml minyak goreng curah dan 500 gr campuran berbagai macam bumbu mentah. Bahan - Serat Sabut Kelapa - Air Sumur - Minyak Goren - Mentega - Campuran Bumbu / rempah masakan b. Campurkan mentega dan minyak goreng serta campuran bumbu ke dalam penggorengan. Lakukan penggorengan selama lebih kurang 15 menit sampai seluruh bahan tercampur sempurna. c. Campurkan cairan detergen (larutan pencuci piring) sebanyak 100 ml ke dalam larutan bahan hasil penggorengan sesuai variasi kemudian dimasukkan ke dalam baskom plastik ukuran 500 ml yang sudah diisi air, lakukan pengadukan dengan menggunakan centong agar terjadi pencampuran antara air baku dengan larutan minyak (lemak) dan detergen. d. Masukkan larutan hasil campuran ke dalam ember plastik dan isikan sampel sampai penuh untuk pengambilan sampel (sebelum perlakuan) e. Buka kran dari ember plastik, alirkan air ke dalam bak filtrasi sesuai debit dan waktu yang sudah ditentukan sampai bak penuh penuh f. Lakukan proses ini secara terus menerus secara berkala dengan mengisi ember plastik seperti proses pencucian yang sebenarnya. g. Buka kran outlet, ambil botol sampel ukuran 1.000 ml dan isi

84 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 17 No. 2, Juli 2020 sampai penuh (sampel setelah perlakuan) h. Lakukan proses ini sesuai lama waktu yang ditentukan yaitu 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 360 menit. i. Simpan sampel di dalam lemari pendingin di laboratorium terpadu Poltekkes Kemenkes Pontianak sebelum dikirim ke laboratorium PT. Sucofindo untuk diperiksa. j. Lakukan prosedur yang sama untuk semua proses pengambilan sampel k. Kirim sampel ke Laboratorium PT. Sucofindo untuk pemeriksaan parameter minyak (lemak) Gambar.1 Bak filtrasi dengan media serat sabut kelapa Sumber : Data primer hasil penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan dari proses perlakuan dimulai dari larutan yang mengandung minyak (lemak) dimasukkan ke dalam ember, selanjutnya kran dibuka sesuai dengan debit yg sudah diatur untuk masing-masing lama waktu kontak. Selanjutnya larutan masuk ke dalam kotak pertama dari bak filtrasi melalui pipa inlet dan kontak langsung media serat sabut kelapa. Dari bak pertama melalui bagian bawah kota pertama larutan akan masuk ke bak kedua dan kembali kotak dengan media serat sabut kelapa dan akan keluar melalui pipa autlet pertama di bagian atas ke kotak ketiga dan kembali kotak dengan media serat sabut kelapa. Setelah melalui kotak ketiga, larutan akan masuk ke kotak empat melalui bagian bawah kota ketiga dan akan keluar melalui pipa outlet 2 (terakhir) dan air hasil olahan langsung diambil sebagai hasil akhir dari tahapan proses perlakuan. Hasil pengukuran kadar minyak (lemak) pada air limbah dilakukan sebelum dan sesudah filtrasi menggunakan media serat sabut kelapa ketebalan media 20 cm dengan tiga (3) variasi lama waktu kontak yaitu 30 menit, 60 menit, dan 120 dapat dilihat pada tabel.2 di bawah ini : Tabel.2 Hasil Pengukuran Kadar Minyak (Lemak) Menggunakan Filtrasi Media Serat Sabut Kelapa Ketebalan 20 cm Berdasarkan lama waktu kontak Variasi Lama Rata-rata Hasil Pengukuran Kadar Minyak (Lemak) Waktu Kontak Sebelum Sesudah % Penurunan mg/l mg/l mg/l mg/l 30 Menit 595.13 131.87 463.27 65.67 60 Menit 595.13 208.45 386.68 56.31 120 Menit 595.13 1212.67-617.53-78.90 360 Menit 595.13 1599.23-1004.10-175.70 Sumber : Data primer hasil penelitian

Hajimi 1, Salbiah 1, Susilawati 1. Penggunaan Serat Sabut Kelapa 85 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa serat sabut kelapa dapat digunakan sebagai media filtrasi untuk mengurangi kandungan minyak (lemak) dalam air limbah domestik, walaupun persentase penurunannya baru mencapai angka 65%. Agar persentase penurunannya maksimal maka sebaiknya penelitian dilakukan langsung di tempat atau lokasi yang menghasilkan limbah minyak (lemak) seperti restoran atau rumah makan. Selain itu penelitian harus dibedakan alat dan prosesnya untuk masing-masing perlakuan waktu kontak atau waktu tinggal limbah dalam bak filtrasi. KEPUSTAKAAN Hasil uji statistik menggunakan Paired Sample T-Test menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan dimana diperoleh nilai p (p-value > 0,05), sedangkan hasil uji Anova diperoleh nilai p (p-value) 0,000 artinya ada perbedaan yang signifikan kandungan minyak (lemak) pada air limbah yang difiltrasi menggunakan media serat sabut kelapa ketebalan 20 cm, antara variasi waktu kontak yang digunakan. Semakin tebal media serat sabut kelapa yang digunakan sebagai media filtrasi akan semakin efektif untuk menyaring minyak atau lemak. Hal ini karena media serat sabut kelapa mengandung bahan semisellulossa. Kuadrat (2001) menyatakan bahwa bahan yang mempunyai komponen sellulosa dan lignin memiliki daya serap 6000 kali lebih besar dari pada daya serap karbon aktif (6). Selain itu lama waktu kontak antar air limbah dengan bahan absorben (serat sabut kelapa) juga berpengaruh terhadap penurunan kandungan minyak (lemak) dalam air limbah. Menurut Wijaya et al. (2002), waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorbsi. Waktu kontak yang lebih lama memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zatzat organik akan turun apabila waktu kontaknya cukup (7). Ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan hasil seperti di atas yaitu : (1) Konsentrasi minyak (lemak) yang berbeda pada saat dimasukkan dalam alat filtrasi pada setiap tahap perlakuan sehingga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan atau peningkatan konsentrasi dan volume minyak (lemak) dalam sampel. (2) Terjadinya proses jenuh (kejenuhan) pada media filter sehingga unsur minyak (lemak) yang menempel atau tertangkap oleh media serat sabut kelapa semakin sedikit sehingga semakin lama jumlahnya semakin meningkat di dalam sampel. Hal ini sesuai dengan teori absorbsi yaitu suatu proses dimana suatu partikel terperangkap ke dalam struktur suatu media dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut. Proses ini dijumpai terutama dalam media karbon aktif. Karbon aktif memiliki ruang pori sangat banyak dengan ukuran tertentu. Pori-pori ini dapat menangkap partikel-partikel sangat halus (molekul) dan menjebaknya disana. Dengan berjalannya waktu pori-pori ini pada akhirnya akan jenuh dengan partikelpartikel sangat halus sehingga tidak akan berfungsi lagi (8). 1. Susana T. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseana [Internet]. 2003;XXVIII(3):17 25. Available from: www.oseanografi.lipi.go.id 2. Sari IPTP. Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Mengkonsumsi Air Mineral Pada Siswa Kelas IV Di Sd Negeri Keputran a Yogyakarta. J Pendidik Jasm Indones. 2014;10(November):55 61. 3. Asmadi. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Goysen Publishing; 2012. 4. Pemerintah Kota Surabaya Dinas Lingkungan Hidup. Pengelolaan Air Limbah Kegiatan Bengkel. Surabaya; 2019. 15 p. 5. Dan G, Liat T. Papan Dengan Berbagai Jenis Matrik : 6. Herman AM. Pengelolaan Limbah Padat

86 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 17 No. 2, Juli 2020 Sabut Kelapa Sawit Sebagai Bahan Untuk Mengelola Limbah Cair. Iltek. 2012;6(12). 7. Zaharah TA, Moelyani RRE. Reduksi minyak, lemak, dan bahan organik limbah rumah makan menggunakan grease trap termodifikasi karbon aktif. J Pengelolaan Lingkung Berkelanjutan. 2017;1(3):25 32. 8. Suharto I. No Title [Internet]. Yogyakarta: Andi; 2011. xxii, 518 hlm.; 23 cm. Available from: http://libcat.uinmalang.ac.id//index.php?p=show_detai l&id=44909

Hajimi 1, Salbiah 1, Susilawati 1. Penggunaan Serat Sabut Kelapa 87