BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memilih barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Eraglobalisasi merupakan suatu era baru yang akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhannya oleh negara. Hal ini tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

Perbandingan Kualitas Pelayanan Publik Pada Puskesmas Ungaran dan. Puskesmas Leyangan di Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN Sejarah dan Perkembangan Singkat Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bentuk pelayanan administrasi di rumah sakit adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi pelayanan publik dan fungsi pelayanan klinis atau medikal. memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimengerti karena pembangunan kesehatan mempunyai hubungan yang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu pelayanan publik dikatakan berkualitas apabila pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan. elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan.

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi berkembang sebagai sebuah industri padat karya, padat modal dan padat teknologi. Disebut demikian karena Rumah Sakit memanfaatkan Sumber Daya Manusia dalam jumlah yang besar dan beragam kualifikasi (Arruanpitu, 2010). Kesehatan merupakan aspek pokok di dalam kehidupan, dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, meningkat pula tuntutan akan kualitas pelayanan. Secara tidak langsung hal ini menuntut penyedia jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Namun, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit merupakan pelayanan jasa yang memiliki karakteristik berbeda dengan barang atau produk (Wulantika, 2007). Mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan dari pasiennya, lembaga sosial atau swadaya masyarakat dan bahkan pemerintah sekalipun. Mengukur mutu pelayanan dapat dilakukan dengan melihat indikator-indikator mutu pelayanan rumah sakit yang ada di beberapa kebijakan pemerintah, melalui indikator-indikator tersebut dapat dilihat standar pelayanan medik terhadap pasien di suatu rumah sakit (Wiyono, 2005). 1

2 Memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik, bukanlah sesuatu yang mudah bagi pengelola rumah sakit karena pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit menyangkut kualitas hidup para pasiennya sehingga bila terjadi kesalahan dalam tindakan medis dapat berdampak buruk bagi pasien. Oleh karena itu, Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dicapai apabila penerima layanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. (Wigati, 2005). Undang-Undang No 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menetapkan bahwa Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan, karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Depkes RI, 2009). Badan Penyelenggara jaminan sosial kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) Bulan di Indonesia. BPJS mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014 dimana badan ini bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya

3 kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya (UU no. 24 Tahun 2011). Seiring dengan perkembangan tekhnologi dalam hal ini khususnya dalam bidang pelayanan jasa, semakin banyak instansi pemerintah yang mau menerima pasien BPJS baik itu puskesmas, rumah sakit, hingga tempat praktek dokter. Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha merupakan salah satu instansi pemerintah yang melayani pasien BPJS. Rumah Sakit Otanaha di resmikan oleh Walikota Gorontalo pada tanggal 19 maret 2010 yang pada saat itu masih bertempat di Puskesmas Pilolodaa dan pada tanggal 14 Januari 2013 pindah ke Gedung Dinas Sosial Provinsi Gorontalo yang bertempat di Kelurahan Buladu Kec.Kota Barat. Pada tanggal 13 Februari 2013 Instalasi Rawat Darurat diresmikan oleh Walokota Gorontalo. Adapun jumlah pegawai di rumah sakit Otanaha yakni sebanyak 79 orang yang terdiri dari pegawai struktural 4 orang dan fungsional serta staf administrasi 75 orang dengan jumlah tempat tidur pasien 40 buah, dengan pembagian ruang terdiri dari Rawat jalan yang terbagi atas (poli umum, poli bedah, poli anak, poli gigi, poli kebidanan) Rawat Inap terdiri dari (Perawatan Bedah, Anak, Perawatan Interna dan Kebidanan) serta ruang apotik, laboratorium, Instalasi Gizi dan administrasi.

Tabel 1.1 Data Kunjungan Pasien periode 2012-2014 Rumah Sakit Otanaha Tahun Kunjungan 2012 2013 2014 Rawat Inap 1064 1268 719 Rawat Jalan 2192 2356 937 Total 3256 3624 1656 Sumber : data sekunder Rumah Sakit Otanaha Berdasarkan tabel 1.1 mengenai data kunjungan pasien periode 2012-2014 di Rumah Sakit Otanaha mengalami penurunan dan peningkatan yang bervariasi dimana pada tahun 2012 jumlah total kunjungan pasien sebanyak 3256 kunjungan kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 3624 kunjungan sementara pada tahun 2014 terjadi penurunan yaitu hanya sebanyak 1656 kunjungan. Dengan mulai berlakunya program BPJS pada tanggal 1 Januari 2014, secara tidak langsung menimbulkan permasalahan yang tidak sedikit juga. Beberapa hal seperti yang di kemukakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengatakan bahwa belum jelasnya data peserta dan obat yang ditanggung BPJS, Proses registrasi yang sulit mengenai proses peralihan data dari peserta Jamsostek ke BPJS kesehatan padahal jelas dikatakan dalam UU No 24 tahun 2011 tentang BPJS bahwa peserta Jamsostek otomatis menjadi peserta BPJS. Faktor lain seperti sosialisasi yang kurang kepada masyarakat mengenai BPJS juga menjadi salah satu penghambat karena sebagian besar masyarakat merasa dirugikan apabila dalam kurun waktu setahun mereka telah membayarkan iuran namun mereka tidak jatuh sakit maka mereka mempertanyakan kemana 4

5 uang yang mereka bayarkan. Hal seperti ini banyak ditemukan khususnya di tempat yang jauh dari perkotaan dalam hal ini mereka yang disebut dengan masyarakat Awam. Program BPJS dan pelayanannya di tempat pelayanan kesehatan, dalam hal ini rumah sakit Otanaha seharusnya dapat meringankan beban pasien khususnya dalam hal biaya namun berdasarkan observasi awal yang saya lakukan di rumah sakit ini, terdapat beberapa hal yang di keluhkan oleh pasien seperti sarana dan prasarana yang kurang mendukung untuk kesembuhan, lambatnya pelayanan yang diberikan petugas ketika pasien datang berobat, petugas yang tidak ramah dan terkesan tidak peduli, serta masih kurangnya tenaga kesehatan seperti dokter. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmita (2008), yang menyatakan bahwa faktor kompetensi teknis yang terkait dengan keterampilan, kemampuan, dari pemberi atau petugas jasa pelayanan merupakan faktor yang turut menentukan mutu ataupun kualitas dari pelayanan kesehatan tersebut. Dimana dengan mutu ataupun kualitas yang baik, akan bisa menimbulkan kesan yang baik pula dihati pasien. Pasien BPJS terkadang mengalami diskriminasi oleh pasien umum ataupun petugas di rumah sakit dimana pasien BPJS dipandang sebelah mata karena hanya mengandalkan jaminan kesehatan yang diberikan pemerintah dan dianggap tidak mampu membayar biaya perawatan dibanding pasien umum yang dipandang lebih

6 mampu. Pasien umum juga selalu di dahulukan daripada pasien BPJS yang terkesan tidak dipedulikan oleh petugas. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lita (2007), yang mengatakan bahwa contact personnel mempunyai pengaruh terhadap image, karena personel dalam artian dokter, perawat maupun petugas/staf merupakan orang yang terlibat langsung dalam proses pemberian pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini, dokter dan perawat akan dipersepsikan baik ataupun tidak baik oleh pasien maupun keluarga pasien dikarenakan interaksi yang dilakukan oleh dokter dan perawat tersebut berlangsung setiap harinya. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Deskripsi Kualitas Pelayanan Pasien BPJS di Rumah Sakit Otanaha Kota Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan pasien BPJS di Rumah Sakit Otanaha Kota Gorontalo 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kualitas pelayanan pasien BPJS di rumah sakit otanaha kota Gorontalo?

7 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas pelayanan pasien BPJS di rumah sakit otanaha kota Gorontalo. 1.4.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pasien BPJS di rumah sakit Otanaha dilihat dari indikator Tangibles (Berwujud) 2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pasien BPJS di rumah sakit Otanaha dilihat dari indikator Reliability (Keandalan) 3. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pasien BPJS di rumah sakit Otanaha dilihat dari indikator Responsiveness (Cepat Tanggap) 4. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pasien BPJS di rumah sakit Otanaha dilihat dari indikator Empathy (Perhatian) 5. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pasien BPJS di rumah sakit Otanaha dilihat dari indikator Assurance (Jaminan) 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan peneliti dalam mengembangkan sikap ilmiah khususnya dalam bidang kesehatan dan sebagai pengalaman dalam mendeskripsikan mengenai kualitas pelayanan pasien BPJS di Rumah Sakit Otanaha.

8 2. Bagi Masyarakat Memberikan sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya informasi pada masyarakat tentang kualitas pelayanan bagi masyarakat peserta BPJS. 1.5.2 Manfaat praktis 1. Bagi Instansi Terkait Sebagai informasi dan masukan bagi instansi terkait khususnya rumah sakit dalam hal ini rumah sakit otanaha sehingga kedepannya dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanannya. 2. Bagi Pemerintah Sebagai informasi dan masukan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan dalam melayani masyarakat sehingga terwujud pelayanan kesehatan yang prima dan menghasilkan masyarakat yang sehat.