Jurnal Ilmiah Kefarmasian

dokumen-dokumen yang mirip
Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA RESEP PASIEN PEDIATRI STUDI RETROSPEKTIF DI 3 APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JULI - DESEMBER 2014 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

* Dosen FK UNIMUS. 82

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT DIARE PADA PASIEN BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ARTIKEL.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM KLATEN TAHUN 2015 SKRIPSI

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRP

POLA REGIMENTASI OBAT PNEUMONIA PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

EVALUASI KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG BULAN AGUSTUS- DESEMBER TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP) DI RSUD BUDI ASIH JAKARTA TIMUR

Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

OBAT SALAH, KETIDAKTEPATAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN DI RUANG PERAWATAN BEDAH SALAH SATU RUMAH SAKIT DI KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan rumah sakit. Penggunaan

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. subtropis terutama di negara berkembang dengan kualitas sumber air yang tidak

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBELUM DAN SETELAH PEMBUATAN PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (PPAB) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

ABSTRACT. Keywords : Rational, antibiotic, acute exacerbation of chronic bronchitis, elderly ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan obat yang sering diberikan dalam menangani

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurunkan tingkat kesadaran (Rahmatillah et al., 2015). Demam tifoid

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

STUDI PENGGUNAAN SEFALOSPORIN GENERASI KETIGA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO VELISIANA MEGA SARI

EVALUATION OF SIDE EFFECTS OF ANTIBIOTIC DRUG IN PATIENTS IN HOSPITAL IN HOSPITAL "X" JAKARTA, INDONESIA Jerry

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai contoh, setiap tahunnya pengeluaran United States (US) health

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

I. PENDAHULUAN. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN KETEPATAN OBAT DAN DOSIS PADA PASIEN DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

DRUG RELATED PROBLEMS

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

antibiotik yang tidak tepat, dan sebagai konsekuensinya, adalah terjadinya peningkatan angka resistensi antibiotik di negara-negara berkembang (Okeke

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Kefarmasian Journal homepage : http://e-jurnal.stikesalirsyadclp.ac.id/index.php/jp EVALUASI KETEPATAN PEMILIHAN ANTIBIOTIK SEFTRIAKSON PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG EVALUATION OF DRUG SELECTION OF CEFTRIAXONE IN INPATIENT AT SULTAN AGUNG ISLAMIC HOSPITAL SEMARANG Dian Oktianti*, Nova Hasani Furdiyanti, Ulfi Fatqiyatul Fadhilah, Ahmad Zaeni Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo e-mail :di4n.oktianti@gmail.com INFO ARTIKEL Kata Kunci : Antibiotik, Seftriakson, Drug Related Problem, Pemilihan Obat A B S T R A K / A B S T R A C T Seftriakson adalah antibiotik generasi tiga yang berasal dari golongan sefalosporin dan memiliki efek antibakterial dengan spektrum luas. Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kejadian Drug Related Problem berdasarkan indikator pemilihan obat pada pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang yang menggunakan antibiotik seftriakson. Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental, dan pengambilan data secara retrospektif. Pemilihan pasien dilakukan secara purposive sampling, sampel yang diambil sebanyak 100 pasien. Ketepatan pemilihan obat berdasarkan PCNE sebanyak % pasien tidak tepat pemilihan obat dan 9% tepat pemilihan obat. Pemilihan obat dengan parameter sesuai pedoman/formularium 5% tidak tepat, tidak ditemukan obat yang dikontraindikasikan sehingga ketepatan pemilihan 100%, kombinasi obatobatan yang tidak tepat sebanyak %, duplikasi obat pada kelompok terapeutik yang tidak tepat sebanyak 1%. Diagnosa terbanyak yang mendapatkan antibiotic seftriakson adalah demam tifoid. Ketepatan pemilihan obat sebanyak 9% pasien tepat pemilihan antibiotik seftriakson.

Keyword : Antibiotic,Ceftria xone, Drug Related Problems, Drug Selection Ceftriaxone is a third-generation antibiotic derived from the cephalosporin group and has broad-spectrum antibacterial effects. The relatively high intensity of antibiotic use raises various problems, especially bacterial resistance to antibiotics. The purpose of this study was to determine the incidence of Drug Related Problems based on indicators for drug selection in inpatient installation of Sultan Agung Islamic Hospital in Semarang that relate to antibiotics ceftriaxone use. This research is descriptive non-experimental, and taking data retrospectively. The selection of patients was done using purposive sampling, samples taken were 100 patients. The accuracy of drug selection based on PCNE as much as % of patients was not appropriate in drug selection and 5% was appropriate in drug selection. Selection of drugs with parameters according to guidelines was 5% incorrect, no contraindicated drugs were found so that the selection accuracy was 100%, the combination of drugs that was not appropriate as much as %, duplication of drugs in the incorrect therapeutic group was 1%. The most common diagnosis of ceftriaxone antibiotics usage was typhoid fever. The accuary of drug selection 9% was appropriateantibiotic ceftriaxone. A. PENDAHULUAN Pengobatan andalan untuk mengatasi infeksi tersebut adalah penggunaan antibiotik. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Seftriakson adalah antibiotik generasi tiga yang berasal dari golongan sefalosporin. Antibiotik ini memiliki efek antibakterial dengan spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, serta bakteri anaerob. Antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat sintesis mukopeptida yang diperlukan untuk pembentukan dinding sel bakteri, yaitu menghambat reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel 1. Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. WHO menyatakan bahwa lebih dari setengah penggunaan obat diberikan secara tidak rasional.drug Related Problem (DRP s) merupakan penyebab kurangnya kualitas pelayanan tenaga kesehatan yang didefinisikan sebagai kejadian yang tidak diinginkan yang menimpa pasien yang berhubungan dengan terapi obat yang secara nyata maupun potensial berpengaruh terhadap kesembuhan pasien yang diinginkan 4. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengevaluasi lebih lanjut tentang penggunaan antibiotik seftriakson pada pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang sesuai dengan parameter pemilihan obat Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) yaitu tidak sesuai pedoman, kombinasi obat-obatan yang tidak tepat, serta duplikasi pada kelompok terapeutik yang tidak tepat. B. METODE Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental, dengan pengambilan data secara retrospektif. Data diambil melalui rekam medik pasien di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung Semarang. populasi sebanyak 1.76 pasien, sehingga sampel diambil sebanyak 100 pasien. Kriteria inklusi: pasien rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang yang mendapatkan pengobatan antibiotik seftriakson pada Januari 019 Maret 019 dan terdapat hasil laboratorium. Kriteria eksklusi:pasien dengan penyakit infeksi lain. C. HASIL DAN PEMBAHASAN

rawat inap di RSI Sultan Agung Semarang yang mendapatkan pengobatan antibiotik seftriakson pada periode Januari 019 Maret 019 dilihat dari jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki dengan presentase 57%. Sedangkan dilihat dari umur adalah pasien pada umur 45-65 tahun sebanyak 1 pasien dengan presentase 9%. Seiring bertambahnya usia, terutama pada usia lanjut sering terjadi peningkatan kerentaan terhadap infeksi penyakit akibat penurunan sistem imunitas disertai adanya perubahan fungsi tubuh baik secara anatomi maupun fisologis 5. Tabel 1. Distribusi Rawat Inap yang Mendapatkan Pengobatan Antibiotik Seftriakson di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Karakteristik Jenis Laki-Laki Kelamin Perempuan (n= 100) 57 4 57 4 Umur (tahun) 0-5 6-11 1-5 6-45 46-65 > 65 tahun 1 0 9 1 0 9 Penyakit infeksi yang banyak mendapatkan seftriakson adalah tifoid dan terbanyak kedua adalah digunakan sebagai profilaksis. Tabel. Diagnosis Penyakit yang Menggunakan Seftriakson Pada Bulan Januari Maret 019 di RSI Sultan Agung Semarang Diagnosa (n = 100) Typoid Profilaksis Phenumonia Meningitis Sepsis Pilonefritis Artritis Nefrolithiasis Gonorhoe Inflamasi Pelvis Penyakit Paru Obstruksi Kronis Epiglotitis Disentri Uretritis Lain-lain 5 11 7 6 5 5 11 7 6 5 Tabel. menunjukan distribusi pemilihan antibiotik seftriakson di RSI Sultan Agung Semarang pasien total dari 100 pasien mendapatkan pengobatan antibiotik seftriakson yang tidak tepat. Menurut pemilihan obat sesuai Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) dengan parameter obat yang tidak sesuai dengan pedoman terdapat 5 pasien (5%) yang tidak tepat yaitu pasien dengan penyakit PPOK dan Nefrolithiasis. Obat yang tidak sesuai atau dikontraindikasikan ditunjukan dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya obat yang tidak sesuai atau dikontraindikasikan sehingga untuk ketepatan pemilihan obat sebesar 100%.Kombinasi obat-obatan yang tidak tepat yang dapat memberikan efek samping terdapat (%) pasien. Sedangkan pada duplikasi obat-obatan pada kelompok terapeutik yang sama terdapat 1 (1 %) pasien tidak tepat. Tabel. Ketepatan Pemilihan Antibiotik Seftriakson di RSI Sultan Agung Semarang Evaluasi Ketepatan Pemilihan Antibiotik Seftriakson Presen Tepat 9 9 Tidak Tepat

Pemberian obat yang sesuai pedoman/formularium adalah pemberian obat yang sesuai dengan pedoman berdasarkan acuan Drug Information Handbook 015.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase distribusi kesesuaian pemilihan antibiotik seftriakson berdasarkan pedoman/ formularium sebanyak 95% pasien tepat pedoman. Dapat dilihat pada tabel 4. menunjukan sebanyak 5% pasien tidak tepat sesuai dengan pedoman Drug Information Handbook 015, dimana pasien dengan diagnosa PPOK, dan pasien dengan diagnosa nephrolithiasis. Seftriakson bukan merupakan drug of choice dari penyakit PPOK dan Nefrolithiasis.Drug of choice antibiotik untuk penyakit PPOK berdasarkan guideline GOLD ( 6 ) dapat diberikan golongan makrolida seperti azythromicin atau eritromicin. Pada Drug Interaction Handbook seftriakson bukan merupakan drug of choice pada pasien nefrolithiasis, akan tetapi di lihat pada data laboratorium pasien nilai leukosit menunjukan adanya bakteri di dalam tubuh pasien sehingga pemberian antibiotik seftriakson oleh dokter ditunjukan untuk membunuh bakteri di dalam tubuh. Antibiotik seftriakson memiliki efek antibakterial dengan spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, serta bakteri anaerob. Pemberian seftriakson pada diagnosa yang bukan merupakan drug of choice tidak menutup kemungkinan atas pertimbangan dokter akan adanya resistensi antibiotik.sehingga penilaian ketidaktepatan pemilihan obat tidak dapat dikatakan benar seutuhnya, dibutuhkan penelitian prospektif untuk melihat kondisi pasien. Tabel 4. Ketepatan Pemilihan Berdasarkan Parameter Sesuai Dengan Pedoman Pemilihan Obat Sesuai Pedoman Tidak Tepat Diagnosa PPOK Nefrolithiasis Tepat - 95 95 Kombinasi obat-obatan perlu diberi perhatian lebih supaya memberikan efek yang maksimal dan memberikan efek samping yang minimum bahkan tidak menimbulkan efek samping.pada Drug Interaction Fact Edition Fifth seftriakson berinteraksi dengan obat golongan antikoagulan dan antibiotik golongan aminoglikosida.dalam penelitian ini obat yang berinteraksi dengan seftriakson yaitu amikasin dari golongan aminoglikosida. Tabel 5.pasien mendapatkan kombinasi obat-obatan yang tidak tepat sebanyak pasien. Kombinasi antibiotik dilihat dari Drug Interaction Facts Edition Fifth, seftriakson berinteraksi dengan antibiotik golongan aminoglikosida dengan nilai signifikasi dan onset yang delayed. Interaksi obat antara seftriakson dan amikasin memiliki tingkat keparahan moderate.potensi interaksi obat berdasarkan mekanismenya adalah unknow. Efek yang ditimbulkan dari interaksi kedua obat ini menyebabkan peningkatan efek nefrotoksik.direkomendasikan monitoring level aminoglikosida dan fungsi ginjal.interaksi antibiotik seftriakson paling tinggi dengan aminoglikosida secara parenteral. Beberapa referensi menunjukan adanya interaksi antara seftiakson dengan furosemide dimana menunjukan nilai signifikasi kedua obat tersebut minor 7. Meskipun nilai signifikasi menunjukan kata minor, penggunaan obat seftriakson dengan furosemid harus hati-hati dan direkomendasikan untuk melakukan monitoring fungsi ginjal dengan menghitung nilai laju filtrasi glomerulus terutama pada dosis tinggi, pasien geriatri, maupun pasien dengan gangguan ginjal, untuk menghindari terjadinya interaksi obat, disarankan untuk memberi jeda pemberian furosemid hingga 4 jam sebelum obat golongan sefalosporin. Penelitian dilakukan oleh 9 salah satu kombinasi obat antibiotik seftriakson dan

pompa proton inhibitor lansoprasol diuji pada sel jantung manusia di laboratorium dan ditemukan bahwa kombinasi ini dapat mengganggu aktivitas listrik jantung normal pada beberapa pasien.akan tetapi penelitian interaksi kedua obat ini perlu adanya penelitian yang lebih lanjut.dapat diterapkan pada kombinasi seftriakson dengan lansoprazol untuk memberikan jeda saat penggunaan kedua obat.untuk menghindari terjadinya interaksi kedua obat ini sebaiknya diberika jeda saat pemberian obat. Tabel 5. Ketepatan Berdasarkan Kombinasi Obat-obatan Kombinasi obat-obatan Interaksi Tepat - 97 97 Tidak Tepat Seftriakson- Amikasin Tabel 6.menunjukan duplikasi obat yang tidak tepat sebanyak 1 pasien. Duplikasi obat yang tidak tepat dari golongan yang sama dapat mengurangi keberhasilan terapi dan bahkan dapat berefek samping yang merugikan. Pemberian duplikasi obat dikatakan tidak tepat karena terdapat dua jenis antibiotik dengan mekanisme yang sama diberikan bersamaan dapat menyebabkan resiko resistensi antibiotik semakin meningkat 10. Kombinasi antibiotik golongan sefalosphorin antara seftriakson dan sefazolin ditunjukan pada pasien nomer 1 yang mendapatkan diagnosa myoma uteri.duplikasi kedua obat ini digunakan sebagai antibiotik profilaksis dan diberikan bersamaan. Rekomendasi dari American of Hospital Pharmacisty Therapeutic Guideline01( 11 )antibiotik profilaksis untuk vaginal atau abdominal dapat diberikan antibiotik sefalosphorin tunggal seperti sefazolin, sefotetan. Antibiotik sefalosporin sering digunakan sebagai antibiotik profilaksis karena spektrum kerjanya yang luas dan dirasa efektif. Untuk meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik yang dicurigai melibatkan bakteri anaerob dapat ditambahkan metronidazole 1. Pemberian antibiotik seftriakson dengan sefazolin kurang direkomendasikan karena akan terjadi peningkatan resistensi. Pemberian kombinasi antibotik untuk profilaksis yang sesuai di kombinasikan dengan golongan sefalosphorin dapat diberikan metronidazole 1. Tabel 6. Ketepatan Berdasarkan Duplikasi dari Kelompok Terapeutik Duplikasi Obat dari Kelompok Terapeutik Tidak Tepat Duplikasi Seftriakson- Sefazolin 1 1 Tepat* 99 99 * Tidak mendapatkan duplikasi antibiotik KESIMPULAN Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa antibiotik seftriakson banyak dipakai dalam terapi tyfoid, profilakasis pembedahan, dan pneumonia. Penggunaan antibiotik seftriakson sebagian besar sudar sesuai bedasarkan ketepatan pemilihan antibiotik, ketepatan berdasarkan pedoman, kombinasi, dan duplikasi. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada 1. Ibu apt.nova Hasani Furdiyanti, M.Sc. atas semua masukan dan idenya sehingga penelitian ini lebih berwarna. Ulfi Fatqiyatul Fadhilah dan Ahmad Zaeni yang Sudan bersedia membantu dalam pengambilan data selama penelitian ini PUSTAKA 1. Jawetz., Melnick., Adelberg. (01). Medical Microbiology Ed: 5. Jakarta: EGC.

. Kemenkes. (011). Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.. World Health Organization. (014). Antimicrobial resistance: 014 global report on surveillance. World Health Organization. Guideline, American Society of Health System Pharmacists, Inc., USA,pp. 1. Kemenkes. (011). Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 4. PCNE. (019). Pharmaceutical Care Nerwork Europe Foundation. Clasification for Drug Related Problem V.0. 5. Rizky, W. (016). Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian phlebitis pada pasien yang terpasang kateter intravena di Ruang Bedah Rumah Sakit Ar. Bunda Prabumulih. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, 4 () 10. 6. GOLD. (019). www.goldcopd.org/pocketguiderefere nce. Online 7. Medscape. (017). Drug Interaction Checker (Online). https://reference.medscape.com/dru g/rocephin-ceftriaxone-4510. Baxter, K. (00). Stockley s Drug Interaction, eight edition, Pharmaceutical Press. United State of America. 9. Lorberbeum M.A., Kevin J., Sampson., Jeremy B., Chang B.D. (016). Coupling Data Mining and Laboratory Experiments to Discover Drug Interaction causing QT Prolongation. Journal of the american college of cardiology. 10. Sun, S. (01). Dynamics and Mechanism of Adaptive Evolution in Bacteria. Acta Universitasis Upsaliensis 11. ASHP. 01. CLINICAL Partice Guideline for Antimicrobial Prophylaxis in Surgery, in ASHP Therapeutic