Komunikasi Fisika Indonesia Edisi April 2018 Vol. 15 No. 01 KAJIAN KOMPUTASI POLA GELOMBANG RESONANSI MAGNET INTI (NMR) DENGAN TRANSFORMASI FOURIER

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN SATU SIKLUS RADIASI GELOMBANG TERAHERTZ PADA JARINGAN SAPI DENGAN METODE KOMPUTASI BIOFISIK

BAB VII NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (RESONANSI

Daerah radiasi e.m: MHz (75-0,5 m)

CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI

Tomografi Resonansi Magnetik Inti; Teori Dasar, Pembentukan Gambar dan Instrumentasi Perangkat Kerasnya, oleh Daniel Kartawiguna Hak Cipta 2015 pada

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo

PENGGUNAAN METODE FTIR (FOURIER TRANSFORM INFRA RED) UNTUK STUDI ANALISIS GUGUS FUNGSI SAMPEL MINYAK GORENG DENGAN PERLAKUAN VARIASI PEMANASAN

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

STUDI MAGNETISASI PADA SISTEM SPIN MENGGUNAKAN MODEL ISING 2D

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC

PENENTUAN DISTRIBUSI INDUKSI MAGNETIK YANG DITIMBULKAN OLEH BERBAGAI JENIS TELEPON SELULER DENGAN MENGGUNAKAN PROBE MAGNETIK PASCO

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

PENENTUAN PARAMETER KISI KRISTAL HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI SINAR-X SECARA KOMPUTASI. M. Misnawati 1, Erwin 2, Salomo 3

Kesalahan Akibat Integrasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Euler dan Trapesium

EFFECT OF GADOLINIUM OXALATE ON CHEMICAL SHIFT IN AQUABIDES

ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN

PENGGUNAAN GELOMBANG AKUSTIK PADA PROSES PEMISAHAN PARTIKEL PENGOTOR DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG RESONANSI

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

Magnetic Resonance Image. By Arman

ANALYSIS OF TIME SERIES DATA (EL NINO and Sunspot) BASED ON TIME- FREQUENCY

PENGUKURAN CEPAT KERATAAN JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN MEMS ACCELEROMETER SENSOR SKRIPSI NOVIANTI LASMARIA

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA III

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.


KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

PERANCANGAN DAN REALISASI PENAMPIL SPEKTRUM FREKUENSI PORTABLE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM

Bunyi Teori Atom Dalton:

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi

SENSOR KOIL DATAR UNTUK ENGSEL ELEKTRONIK DENGAN ALGORITMA KOREKSI SUHU LINGKUNGAN

DASAR-DASAR MRI DISUSUN OLEH: HENDRANA TJAHJADI, ST 2007

PERHITUNGAN TINGKAT ENERGI SUMUR POTENSIAL KEADAAN TERIKAT MELALUI PERSAMAAN SCHRODINGER MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :

KARYA TULIS ILMIAH STUDI DARAH TOTAL (WHOLE BLOOD) MANUSIA DENGAN PROSEDUR NMR 1 H. Oleh : NI LUH PUTU TRISNAWATI, S.SI, M.SI [Divisi Biofisika]

3. Analisis Spektral 3.1 Analisis Fourier

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

SISTEM KEAMANAN BERBASIS SUARA

PENGUKURAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN ELEMEN ENDAPAN PASIR BESI DI PANTAI BAGIAN SELATAN KOTA PADANG SUMATERA BARAT

Studi Komputasi Gerak Bouncing Ball pada Vibrasi Permukaan Pantul

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

Gelombang Elektromagnetik

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

APLIKASI TEORI THOMAS-FERMI UNTUK MENENTUKAN PROFIL KERAPATAN DAN ENERGI ATOM HIDROGEN, ATOM LITIUM, DAN MOLEKUL!!

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay) pada Dua Sinyal dengan Cross Correlation Function (CCF)

PENGARUH PERUBAHAN TR TERHADAP NILAI CNR DAN EFISIENSI KONTRAS PADA CITRA MRI HEAD SEQUENCE T1 WEIGHTED IMAGE

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

RANCANG BANGUN RANGKAIAN TIMER OTOMATIS PESAWAT ATWOOD

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

LAPORAN RESMI PAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI. Analisis Butana. Oleh : AMRULLAH 13/347361/PA/ Jum at, 4 Maret 2016 Asisten Pembimbing : Wiji Utami

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PERANCANGAN DAN REALISASI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN RESONANT COUPLING MAGNETIC

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2.

Lenny Marcillina, Erwin, dan Tengku Emrinaldi

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6)

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

FISIKA MODEREN. Edisi Ke - 2 SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS. Drs. Tarmizi, M.Pd

Prosiding Matematika ISSN:

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HANDOUT SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNETIK INTI (NMR) (NUCLEAR MAGNETIC RESONANSE) Oleh: Susila Kristianingrum

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Alur/flowchart perhitungan kimia komputasi

ANALISA DISPERSI MATERIAL SERAT KISI BRAGG MENGGUNAKAN METODE SOFTWARE OPTIGRATING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

PEMODELAN ADD-DROP MICRORING RESONATOR DALAM MEMPEROLEH HARGA KECEPATAN DATA DAN DAYA UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

KATA PENGANTAR. berkat dan rahmat-nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) SKRIPSI PUTRI N E NAIBORHU

ANALISIS KUALITATIF PADA BATU KECUBUNG KOPI MENGGUNAKAN LIBS

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

APLIKASI SERABUT KELAPA SEBAGAI ADSORBSI UNSUR Pb DALAM SAMPEL CAIR DENGAN METODE LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS) SKRIPSI

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI (NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE)

Transkripsi:

Komunikasi Fisika Indonesia Edisi April 2018 Vol. 15 No. 01 Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru p-issn.1412-2960 e-2579-521x Web: http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Email: komunikasi.fisika.indonesia@gmail.com KAJIAN KOMPUTASI POLA GELOMBANG RESONANSI MAGNET INTI (NMR) DENGAN TRANSFORMASI FOURIER Faprilia Khusnul 1,*, Salomo 2, Muhammad Hamdi 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. Prof. Muchtar Luthfi Pekanbaru, 28293, Indonesia *Email: Faprilia.khusnul@gmail.com ABSTRACT Research on nuclear magnetic resonance (NMR) modeling has been done with computational approach. This study aims to determine the shape of signals and spectra of some of the combined nuclear spins. The physical parameters were determined using Fourier transformation equation modeled with the wolfram mathematical software 9.0. The relaxation time of the 1/2 nuclear spin was varied according to the nuclear state of cancer tissue.this produces a cosine wave pattern for the signal at T 2 = 0.11 ms. Variations of this in chemical shift (Δ) and J-coupling (J) for modeling were performed in 9 times. The spectrum of one spin is generated at the value of Δ = 0.001 Hz and J = 0 Hz, the spectrum of two spins at Δ = 849,001 Hz and J = 24 Hz. These results can be applied to research interests for the medical world and as reference data for research standards. Keywords: Modeling, NMR, Fourier transform, signal, and waveform. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pemodelan pola gelombang resonansi magnet inti (NMR) dengan pendekatan komputasi. Kajian ini bertujuan untuk menentukan bentuk sinyal dan spektrum dari beberapa spin gabungan inti. Parameter-parameter fisis ditentukan menggunakan persamaan transformasi fourier yang dimodelkan dengan perangkat lunak wolfram matematika 9.0. Waktu relaksasi dari spin inti 1/2 divariasikan sesuai keadaan inti jaringan kanker. Menghasilkan pola gelombang kosinus untuk sinyal pada nilai T 2 =0,11 ms. Variasi nilai pergeseran kimia ( ) dan J-coupling (J) untuk pemodelan dilakukan sebanyak 9 kali. Spektrum dari satu spin dihasilkan pada nilai =0,001 Hz dan J= 0 Hz, spektrum dua spin pada nilai =849,001 Hz dan J= 24 Hz. Hasil ini dapat diaplikasikan pada kepentingan riset untuk dunia medis dan sebagai data standar referensi penelitian. Kata kunci : Pemodelan, NMR, transformasi Fourier, sinyal, dan pola gelombang. PENDAHULUAN Resonansi magnetik adalah suatu resonansi absorbsi, terjadi serapan gelombang elektromagnetik secara drastis apabila frekuensi gelombang itu tepat sama dengan yang diperlukan untuk mengeksitasi atom [1]. Resonansi dari inti-inti akan memberikan pola gelombang yang disebut sinyal. Pemodelan menggunakan software matematika 9.0 dengan memecahkan persamaan transformasi Fourier, menghasilkan sinyal NMR yang berupa peluruhan induksi bebas (FID). Komponen x dan y dari FID dapat dihitung dengan berpikir tentang evolusi magnetisasi selama waktu akuisisi. Asumsikan bahwa magnetisasi dimulai sekitar sumbu x yang akan berotasi pada getaran 900. nilai magnetisasi dari komponen x dan y pada Gambar 1. Terlihat bahwa magnetisasi dari komponen x dan y adalah: = cos Ω (1) = sin Ω (2) 17

Sinyal yang dideteksi sebanding dengan magnetisasi, berikut adalah deteksi sinyal pada komponen x dan y: ( ) = cos Ω (3) ( ) = sin Ω (4) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan perangkat lunak wolfram matematika 9.0 yang memodelkan pola gelombang dinamik spin inti dalam bentuk sinyal. Diagram alir dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis gelombang dinamik spin inti yang menekankan pada bentuk pemodelan. Diagram alir pemodelan pada Gambar 2. Gambar 1. Magnetisasi sinyal. Dimana S 0 memberikan keseluruhan ukuran sinyal yang merupakan fungsi dari waktu sebagai (t) ini sesuai bahwa sinyal timbul dari vector rotasi S 0 pada frekuensi Ω, komponen x memberikan vector dan. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Menggunakan transformasi Fourier maka ( ) dan ( ) merupakan bagian real dan S(t) merupakan bagian imaginer: ( ) = ( ) + ( ) (5) ( ) = Ω + Ω (6) ( ) = exp( Ω ) (7) Perlu diperhatikan bahwa sinyal domain waktu adalah kompleks dengan bagian real dan imajiner sesuai yang dengan komponen x dan y pada sinyal. Magnetisasi transversal meluruh dari waktu ke waktu, oleh peluruhan eksponensial dengan T 2 konstan terhadap waktu. peluruhan eksponensial ditunjukkan pada Gambar 1. Sehingga sinyal menjadi: ( ) = exp( Ω ) (8) Gambar 2. Flowchart pemodelan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian memperoleh pola gelombang spin gabungan inti dalam bentuk sinyal fungsi dari waktu. Proses perhitungan pada penelitian ini meliputi parameter pada spektroskopi NMR yang dilakukan dengan simulasi dan pemodelan menggunakan komputer dan perangkat lunak matematika 9.0. Analisa pola gelombang dinamik spin inti dengan spektroskopi NMR menggunakan transformasi fourier. Pola Gelombang diamati dengan menerapkan waktu relaksasi (T 2 ), nilai pergeseran kimia ( ), dan J-coupling dari spin 18

inti. Masing-masing nilainya divariasikan dari nilai minimum hingga maksimum untuk melihat pola gelombang resonansi yang terjadi. Parameter waktu relaksasi dalam simulasi memiliki karakteristik yaitu dengan nilai minimum 0.01, nilai medium 0.11, nilai maksimum 0.50 dan range 0.05 dengan satuan dalam ms (microsekon). Nilai T2,, dan J diubah secara bersamaan sebanyak 9 kali mulai dari 0.01 ms sampai 0.11 ms, sedangkan bernilai 5.001 Hz sampai 15.001 Hz dan J bernilai konstan 0 Hz. Hasil pemodelan dapat dilihat pada Gambar 3, 4 dan 5. Gambar 3. Grafik pola gelombang NMR pada nilai J= 0 Hz (a) T 2 = 0.01 ms dan =5.001 Hz (b) T 2 = 0.01 ms dan =10.001 Hz (c) T 2 = 0.01 ms dan =15.001 Hz. Gambar 4. Grafik pola gelombang NMR pada nilai J= 0 Hz (a) T 2 = 0.06 ms dan =5.001 Hz (b) T 2 = 0.06 ms dan =10.001 Hz (c) T 2 = 0.06 ms dan =15.001 Hz. 19

Gambar 5. Grafik pola gelombang NMR pada nilai J= 0 Hz (a) T 2 = 0.11 ms dan =5.001 Hz (b) T 2 = 0.11 ms dan =10.001 Hz (c) T 2 = 0.11 ms dan =15.001 Hz. Berdasarkan hasil simulasi pola gelombang spin yang diperoleh, maka dapat dilihat dari Gambar 1 bahwa pada nilai T 2 = 0.01 ms sinyal mengalami penurunan secara eksponensial. Keadaan sinyal masih bernilai besar yaitu 2.0 ms. Pola gelombang atau sinyal belum terlihat pada waktu ini. Hasil simulasi nilai T 2 = 0.06 ms yang dapat dilihat pada Gambar 2, menyebabkan keadaan sinyal semakin berkurang. Akibatnya terdapat beberapa puncak yang bernilai positif dan negatif. Bentuk pola gelombang sudah mulai terlihat pada waktu ini. Pada nilai T 2 = 0.01 ms belum terlihat pola gelombang dan T 2 = 0.06 ms sudah mulai terlihat pola gelombang, sedangkan T 2 = 0.11 ms menunjukkan pola gelombang atau sinyal yang mengalami penurunan secara eksponensial. Sinyal membentuk pola gelombang kosinus dengan 2 gelombang yang terdiri dari sinyal bernilai positif dan negatif. Menganalisa gelombang spin gabungan inti melalui gelombang atenuasi bebas dan spektrum frekuensi Spektrum NMR merupakan spektrum kompleks, bagian utamanya adalah kekuatan medan magnet yang diukur dengan pergeseran kimia pada garis bawah dengan satuan ppm. Spektrum NMR juga mendapat informasi tambahan mengenai J-Coupling, yaitu jarak antara puncak spektrum dalam satuan frekuensi [1]. Parameter chemical shift ( ) dalam simulasi memiliki karakteristik yaitu dengan nilai minimum 0.001, nilai tengah 500, nilai maksimum 1000 dan range 1 dengan satuan Hz. Parameter J-coupling (J) memiliki karakteristik dengan nilai minimum 0, nilai tengah 0, nilai maksimum 1000 dan range 1 dengan satuan Hz. Nilai dan J diubah secara bersamaan sebanyak 9 kali. Nilai mulai dari 0 Hz sampai 1000 Hz, J bernilai 0 Hz dan 24 Hz dan T 2 bernilai konstan 0.11 ms. Satu spin Terdapat dua level energi untuk single spin atau satu pasangan spin, ditandai dengan nilai m yang berbeda yaitu dan, dari mekanika 20

kuantum dapat dilihat 2 level energinya yaitu dan : diperbolehkan dari system dua spin yaitu diantara level 1-2, 3-4, 1-3 dan 2-4. Level energinya ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 6. Transisi antara dua level energi yang diizinkan dari spin setengah (Keeler, 2002). Level energi single spin menghasilkan spektrum pada Gambar 7. Gambar 7. Nilai parameter = 0,001 Hz dan J= 0 Hz untuk spektrum NMR. Keadaan spin setengah yang diperbolehkan mengalami pertukaran terhadap m adalah diantara dua level energi, yaitu (+ ) = 1. Nilai = ±1 disebut juga dengan transisi single-quantum [2]. Transisi antara dua level energi ini menghasilkan spektrum pada Gambar 7. Garis single pada frekuensi larmor dari spin dan coupling tidak memberikan efek pada frekuensi digaris ini, sehingga J-Coupling bernilai 0 pada simulasi. Dua Spin Menurut selection rule jika = ±1, maka nilai M hanya dapat bertukar 1 kali yaitu up atau down. Artinya transisi yang Gambar 8. Level energi dari 2 sistem spin (Keeler, 2002). Transisi yang diperbolehkan dari Gambar 8 yaitu, garis tebal untuk transisi spin 1 yang mengalami perpindahan dan garis putus-putus untuk transisi spin 2 yang mengalami perpindahan. Transisi 1-2 melibatkan spin 2 yaitu dari ke, sedangkan spin 1 tetap pada keadaan. Transisi ini dikatakan bahwa spin 2 aktif dan spin 1 pasif. Spin 2 juga berputar untuk transisi 1-3 sehingga ada 2 transisi dari keadaan 1 ( ).Transisi pada Gambar 8 menghasilkan spektrum pada Gambar 9. Gambar 9. Nilai parameter =849,001 Hz dan J= 24 Hz untuk spektrum NMR. Terdapat dua atau lebih transisi dalam sistem 2 spin, hal ini tidak diperbolehkan oleh ketentuan selection rule. Sistem 2 spin memiliki = ±1. Kedua spin pada keadaan 1 ( ) mengalami perpindahan menghasilkan transisi 1-2 dan 1-3. Meskipun kedua transisi memiliki spin pasif dan aktif yang berbeda, hal ini tetap tidak diperbolehkan. 21

KESIMPULAN Nilai 0,01 ms pada percobaan waktu relaksasi (T2) dan pergeseran kimia dengan nilai = 10,001 Hz, menghasilkan sinyal yang mengalami penurunan secara eksponensial. Pola gelombang belum terlihat pada percobaan ini. Pola gelombang terbentuk dari nilai T2=0,11 ms dan = 10,001 Hz, dengan demikian semakin besar waktu relaksasi maka pola gelombang yang dihasilkan akan semakin banyak dan rapat. Sinyal dan spektrum untuk 1 spin dengan 1 transisi level energi, dihasilkan dari percobaan chemical shift ( ) dan J-Coupling (J) pada nilai =0,001 Hz dan J=0 Hz. Spektrum dari 2 spin dengan transisi 4 level energi dihasilkan pada nilai =849,001 Hz dan J=24 Hz. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis berterima kasih kepada bapak Drs. salomo, M.Si. dan bapak Dr. Muhammad Hamdi, M.Si. selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Soedjojo, P. (2001). Azas-Azas Ilmu Fisika Jilid 4 Fisika Modern. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 2. Keeler, J. (2002). Understanding NMR Spectroscopy. Department of Chemistry : University of Cambridge. 22