Kontekstualisme Elemen Fasad Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Fasad Bangunan Eks Bank Denis

dokumen-dokumen yang mirip
Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

ADAPTASI BANGUNAN BARU TERHADAP BANGUNAN LAMA DI KAWASAN KONSERVASI GEDUNG SATE BANDUNG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo

Bangunan Baru Pada Kawasan Cagar Budaya Braga Bandung

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

TIPOLOGI FASADE BANGUNAN DI JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG

Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta

Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB III METODE PENELITIAN

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA

b e r n u a n s a h i jau

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

Pemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station (ETS)

I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Komposisi Fasad Bangunan Kompleks Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG

DAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

KAJIAN EKSPRESI BANGUNAN EIGER ADVENTURE STORE Jl. SUMATERA BANDUNG DITINJAU DARI EKSTERIOR DAN INTERIOR BANGUNAN

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

KERAGAMAN KARAKTER FORMAL BANGUNAN FASILITAS PENDIDIKAN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK FASAD BANGUNAN RUMAH KOMPAK

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari pada Kamis, 10 April 2014 pukul WIB. Universitas Kristen Maranatha 1

KOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016

Karakteristik Fasade Bangunan Kawasan Pasar Besar Kota Malang

Arahan Disain Fasad Koridor Jalan Songoyudan untuk Memperkuat Citra Visual pada Area Perdagangan Bersejarah di Surabaya

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

BAB III ELABORASI TEMA

ABSTRAK. Kata kunci: Pertemuan budaya, Mesjid Raya Cipaganti, Kolonial, Schoemaker. Universitas Kristen Maranatha

KARYA RANCANGAN GEDUNG ASRAMA SISWA PUTRA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

STUDI GOLDEN SECTION PADA FASADE BANGUNAN DI KAWASAN KAYUTANGAN, MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Belanda pada tahun 1619 yang dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen.

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ARSITEKTUR FASADE BANGUNAN RUMAH TINGGAL KOLONIAL BELANDA DI KAWASAN NYAI AGENG AREM-AREM GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

TIPOLOGI WAJAH BANGUNAN RUMAH KUNO DI DESA SEMPALWADAK KABUPATEN MALANG

KARAKTER INDIS KAWASAN SAGAN LAMA YOGYAKARTA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRACTION... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Gagasan Rumusan Masalah 4

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

Tipologi Arsitektur Fasad Bangunan Kantor Kolonial di Kawasan Kota Lama Semarang

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN PENINGGALAN KOLONIALISME DAN SEBARAN SPASIALNYA DI KOTA MAKASSAR. Abstrak

Wajah Militair Hospitaal dan 'Kota Militer' Cimahi

2. Sejarah Desain Interior

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain. a. Pengertian Arsitektur Kontekstual. Indonesia) mengenai: bangunan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Lampiran A Foto Bangunan Objek Penelitian di Jl.Cilaki

E-Journal Graduate Unpar Part D Architecture

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PEREMAJAAN PASAR BRINGHARJO YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

BAB 5 HASIL RANCANGAN

KARAKTERISTIK FASAD RUMAH MINIMALIS DI SURAKARTA

KAJIAN KARAKTER VISUAL KORIDOR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Universitas Kristen Maranatha - Abstract ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

Kualitas Visual Fasade Bangunan Modern Pasca Kolonial di Jalan Kayutangan Malang

18 HOME LIVING desember 2013

KARAKTER VISUAL BANGUNAN STASIUN KERETA API JEMBER

Transkripsi:

Jurnal Arsitektur TERRACOTTA No.2 Vol. 2 Hal 91-99 ISSN (E): 2716-4667 April 2021 Kontekstualisme Elemen Fasad Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Fasad Bangunan Eks Bank Denis Reza Phalevi Sihombing 1, Riska Yuliana Desilia 1, Sarah Nurhasanah 1, Fikri Aulia Rachman 1 1 Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung Email: rezaphalevis@itenas.ac.id ABSTRAK Indonesia memiliki banyak kawasan bersejarah, salah satunya berda di dalam kawasan Jalan Braga Kota Bandung. Kehadiran bangunan baru di kawasan ini menjadi perhatian khusus bagaimana desain olahan fasad yang akan diterapkan pada fasad bangunannya. Pada studi ini akan membahas bagaimana usaha bangunan baru dalam mendesain fasad bangunan sehingga dapat mengaitkan diri dengan fasad bangunan di lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan metoda deskriptif kualitatif dan metoda kuantitatif, penelitian ini akan meninjau desain elemen fasad Hotel Ibis Styles Braga terhadap bangunan eks Bank Denis yang merupakan bangunan cagar budaya. Karena bangunan cagar budaya dapat dijadikan tolak ukur desain untuk bangunan. Studi literatur digunakan untuk membandingkan antara teori arsitektur kontekstual, dengan teori elemen fasad. Selain dari studi teori yang ada, dilakukan juga pengamatan langsung kawasan dan bangunan sekitarnya. Khususnya pada bagian fasad dan tipologi bangunan kolonial. Hasil studi secara kualitatif memperlihatkan adanya keterkaitan elemen fasad pada bangunan Hotel Ibis Styles Braga terhadap bangunan Eks Bank Denis, namun secara kuantitatif terdapat perbedaan ukuran proporsi terhadap bentuk dari elemen fasad tersebut. Dari pengamatan arsitektur kontekstual yang dilihat dari segi fasade bangunan. Pada fasad bangunan Hotel Ibis Styles Braga memiliki pendekatan konsep selaras dengan fasad bangunan eks bank denis. Kata kunci: Cagar Budaya, Bersejarah, Kontekstual, Fasad. ABSTRACT Indonesia has many historical areas, one of which is located in the area of Jalan Braga, Bandung City. The presence of new buildings in this area is of particular concern to how the processed facade designs will be applied to the building facades. This study will discuss how new building businesses are in designing building facades so that they can relate to the facades of buildings in the surrounding environment. By using qualitative descriptive and quantitative methods, this study will review the design elements of the facade of the Hotel Ibis Styles Braga to the former Denis Bank building which is a cultural heritage building. Because cultural heritage buildings can be used as design benchmarks for buildings. Literature studies are used to compare the contextual architectural theory with the facade element theory. Apart from existing theoretical studies, direct observations of the area and surrounding buildings were also carried out. Especially in the facade and typology of colonial buildings. The results of the qualitative study show that there is a relationship between the facade elements of the Ibis Styles Braga Hotel building to the former Denis Bank building, but quantitatively there are differences in the size proportions of the shape of the facade elements. From the contextual architectural observations seen in terms of the building facade. The building facade of the Hotel Ibis Styles Braga has a conceptual approach in line with the facade of the former denis bank building. Keywords: Heritages, Historical, Contextual, Facade. Jurnal Arsitektur TERRACOTTA - 91

1. PENDAHULUAN Banyak peninggalan bangunan bersejarah yang memiliki nilai seni budaya di Kota Bandung, salah satunya berada di kawasan jalan Braga. Sejak jaman pemerintahan Hindia-Belanda kawasan ini cukup dikenal sebagai jalan kecil di depan pemukiman yang tidak terlalu ramai dan berkembang pesat di tahun 1900. Banyak yg menjuluki jalan Braga dengan julukan De meest Europeesche winkelstraat van Indie dengan arti area pertokoan Eropa yang paling terkenal di Hindia, hal tersebut karena toko-toko yang berada di jalan Braga mengikuti gaya arsitektur Eropa (Haryoto Kunto 1984)[1]. Saat ini mayoritas bangunannya digolongkan kedalam bangunan cagar budaya. Diantara bangunan cagar budaya tersebut terdapat bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi, sehingga keadaanya tidak terawat. Oleh karena itu pemerintah berusaha untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut dengan cara menawarkannya kepada investor yang mau mengelola dan tetap melestarikan bangunan tersebut. Salah satu bangunan cagar budaya tersebut ialah bangunan hotel yang sekarang menjadi Hotel Ibis Styles Braga Bandung. Pada bagian depan bangunan Hotel Ibis Styles Braga merupakan bangunan eks Hotel Wilhelmina, yang dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya kelas B yang tetap dipertahankan kondisi bangunan awalnya sesuai dengan peraturan pelestarian bangunan cagar budaya kelas B. Sedangkan pada bagian belakang Hotel Ibis Styles Braga merupakan bangunan baru hasil dari pemugaran yang dilakukan dengan cara revitalisasi, yang menjadi permasalahan desain terkait bagaimana usaha bangunan baru mengaitkan diri dengan bangunan lama-nya. Sesuai dengan kaidah arsitektur kontekstual, keterkaitan desain fasad antara bangunan baru dengan bangunan lama Hotel Ibis Styles Braga yang perlu diperhatikan ialah kaitan antara desain fasad Hotel Ibis Styles Braga baru terhadap lingkungan sekitarnya. Eks Bank Denis merupakan bangunan yang berada di sekitar Hotel Ibis Styles Braga yang termasuk kedalam bangunan cagar budaya golongan kelas A. Bangunan cagar budaya kelas A pada umumnya merupakan bangunan yang masih terjaga keasliannya, oleh karena itu pada pembahasan ini akan menganalisa bagaimana kontekstual desain fasad Hotel Ibis Styles Braga terhadap fasad bangunan Eks Bank Denis Bandung. Karena elemen fasad pada bangunan lama atau bangunan cagar budaya merupakan objek tolak ukur bagi bangunan baru untuk mengelola fasad pada bangunanya apabila diinginkan terciptanya suatu kontinuitas visual pada kawasan tersebut. 1.1 Bangunan Cagar Budaya Pengertian Bangunan Cagar Budaya merupakan susunan binaan yang dibuat dari benda buatan manusia atau benda alam untuk memenuhi kebutuhan ruangan berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap. Area cagar budaya merupakan area atau kelompok bangunan yang mempunyai nilai budaya, sejarah dan nilai lainnya yang dianggap penting untuk dilestarikan dan dilindungi untuk kepentingan dokumentasi, penelitian, pendidikan, dan pariwisata[2]. 1.2 Kontekstual Ciri- ciri Arsitektur kontekstual Berikut ini adalaha ciri ciri dari kontekstual dalam arsitektur: a. Terdapat perulangan motif/ alur dari desain bangunan sekitarnya. b. Pendekatan dari segi ornament, gaesture, pattern, dan lain - lain terhadap bangunan yang telah berdiri awalnya diutamakan memiliki nilai histori agar mempertahankan identitas suatu tempat. c. Menatar mutu bangunan yang telah berdiri awalnya[3]. Menurut Brent C Brolin dalam buku Architecture in Context. Membahas bagaimana sebuah bangunan baru harus berperilaku beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya (kontekstual). Dalam hal ini penulis mendapatkan pemahaman tentang makna kontekstual dan apa saja ciri-ciri bangunan kontekstual[4]. Terdapat tujuh poin penting untuk desain responsif, dalam buku Responsive Architecture: (1) Permeabilitas, kelancaran jalan masuk dan peredaran; (2) Variasi, memiliki perbedaan funsi dalam satu Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 92

ruang atau zona. (3) Legibilitas, adalah wujud yang tidak sulit diketahui dan arah yang mudah diketahui; (4) kekokohan, terdapat ruang sementara, bisa digunakan agar macam-macam kegiatan yang tidak sama dalam masa yang tidak sama; (5) Kekayaan, keragaman kesan dan impresi melewati ketidak samaan materi, pengaturan ruang, dan lainnya; (6) Kesesuaian tampilan, dapat mengenali guna suatu gedung melewati wujud rupanya, tampilan kampus seperti kampus, kantor seperti kantor, hotel seperti hotel; (7) Personalisasi, mengikutsertakan masyarakat dan hubungan orang dengan sekitarnya[5]. Arsitektur kontekstual sering dikaitkan dengan kesadaran penghuni terhadap area sekitar dan kebudayaan lingkup huni[6]. Keterikatan dengan lingkup natural, sosial dan kebudayaan local adalah hal pokok untuk menekan orang agar tahu ikut sebagian dari lingkungannya. Unsur pokok budaya setempat yang berparadigma kelestarian daerah sekitar yaitu: indeks berperilaku dan bergerak melalui daerah sekitar diikuti lewat rasa percaya diri[6]. Komposisi pada Fasad Bangunan Komponen Visual yang menjadi objek transformasi dan modifikasi fasad bangunan dapat diamati dengan melakukan klasifikasi melalui prinsip ide formatif yang menekankan pada geometri, simetri, kontras, ritme, proporsi, dan skala[7]. 1. Geometri pada Fasad 2. Simetri, yaitu gagasan formatif yang mengarahkan desain bangunan melalui keseimbangan yang terjadi dalam bentuk lingkungan binaan[7]. 3. Kontras adalah ide formatif yang mempertimbangkan warna dan pencahayaan 4. Irama adalah tipologi deskripsi yang memperlihatkan komponen-komponen bangunan berupa pengulangan, baik dalam skala besar maupun kecil. 5. Proporsi adalah perbandingan antara satu bagian dengan bagian lainnya dalam salah satu elemen Fasad[8]. 6. Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara unsur-unsur suatu bangunan atau ruang dengan unsur tertentu dengan ukurannya bagi manusia. Dalam konteks fasad bangunan, skala adalah proporsi yang digunakan untuk menentukan ukuran dan dimensi elemen fasad[8]. Elemen Fasad Bangunan Menurut Krier dalam buku yang berjudul Komposisi Arsitektur, elemen fasad terdiri dari gerbang dan pintu masuk, gang beratap (arcade), lantai dasar, jendela balkon dan loggia, pagar pembatas atau railing, atap dan tingkat loteng. 1. Gerbang dan pintu masuk Saat memasuki sebuah gedung dari arah yang salah, seseorang akan melewati berbagai gradasi yang disebut publik. Posisi pintu masuk dan signifikansi arsitekturalnya menunjukkan peran dan fungsi bangunan. Pintu masuk merupakan tanda peralihan dari publik (eksterior) ke privat (interior)[9]. Pintu masuk merupakan salah satu elemen ekspresi diri dari penghuni[9] gedung. 2. Gang beratap (Arcade) Arkade merupakan elemen perkotaan kolektif. Arkade dapat memenuhi fungsi-fungsi semipublik dengan sengaja diletakkan di depan sebuah bangunan di mana pemakainya tidak berada di luar ataupun di dalam bangunan tersebut[10]. 3. Lantai Dasar Lantai alas/ dasar dari sebuah bangunan, adalah elemen terpenting dari sebuah fasad. Karena perpindahan langsungnya dengan tanah, maka lantai dasar terkena tekanan yang mungkin terjadi, oleh karena itu bahan yang digunakan untuk zona ini diharuskan tahan lebih lama dibandingkan dengan zona lainnya[10]. 4. Jendela, balkon, dan loggia Peran balkon, jendela dan loggia juga mewakili suatu pengayaan ruang dalam yang terbentang di belakangnya karena keduanya membagi ruang dalam ini menjadi ruang-ruang dengan nilai yang berlainan[10]. 5. Pagar pembatas Jurnal Arsitektur TERACOTTA 93

Sebuah pagar pembatas (railing) dibutuhkan ketika adanya bahaya dalam penggunaan ruang. Pagar pembatas juga menjadi pembatas fisik yang digunakan jika ada kesepakatan sosial terkait pemanfaatan ruang[9]. 6. Atap dan tingkat loteng Jenis atap ada 2 jenis yaitu jenis atap horizontal dan jenis atap yang lebih banyak ditemukan yaitu jenis alpen. Atapnya adalah bagian atas bangunan. Ujung atap dalam konteks fasad di sini dilihat sebagai batas bangunan dengan langit. Garis langit yang dibentuk oleh deretan fasad dan sosok bangunan, tidak hanya dapat dilihat sebagai pembatas, tetapi sebagai objek yang menyimpan rahasia dan ingatan kolektif penghuninya[10]. 2. METODOLOGI Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi dengan cara melakukan identifikasi objek yang akan diteliti, kemudian mengumpulkan data terkait kasus yang akan diteliti. Hasil data merupakan data survei lapangan yang diolah secara digital dan didokumentasikan ulang. Dari data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis mengunakan dua metode, yaitu metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Metode kulitatif dengan cara membandingkan kedua objek kasus dengan meninjau aspek kontekstual dan fasade sesuai kajian teori yang ada, yaitu menggabungkan dan membandingkan antara teori arsitektur kontekstual dan teori elemen fasad. Sedangkan metode kuantitatif dengan cara membandingkan secara proposi kesamaan dan perbedaan kedua objek yang diteliti. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Elemen Fasad Gerbang dan Pintu Masuk Analisis Kualitatif Gerbang dan Pintu Masuk Tabel 1. Analisis Kualitatif Perbandingan Elemen Fasad Gerbang dan Pintu Masuk Bangunan Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Bangunan Eks Bank Denis Hotel Ibis Styles Braga Bangunan Eks Bank Denis Analisis Pintu masuk pada Hotel Ibis Styles Braga dan Bangunan Eks Bank Denis menggunakan material fasad transparan. Terdapat perbedaan Entrance yaitu dari letak GSB bangunan eks Bank Denis yang memiliki nol sehingga pintu masuk terletak tepat di dekat trotoar, sedangkan Hotel Ibis Styles memiliki drop off dan pintu masuk yang menjorok kedalam. Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 94

Analisis Kuantitatif Gerbang dan Pintu Masuk Tabel 2. Analisis Kuantitatif Perbandingan Elemen Fasad Gerbang dan Pintu Masuk Bangunan Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Bangunan Eks Bank Denis Elemen fasad gerbang dan pintu secara proporsi besaran, memiliki perbedaan ukuran yaitu hotel Ibis Stykes Braga memiliki proporsi Entrance a : 28a sedangkan bangunan eks Bank Denis memiliki proporsi entrance a : 18a 4.2 Elemen Fasad Lantai Dasar Analisis Kualitatif Lantai Dasar Tabel 3. Analisa Kualitatif Perbandingan Elemen Lantai dasar Bangunan Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Bangunan Eks Bank Denis Lantai dasar bangunan Hotel Ibis Styles Braga merupakan bangunan lama yang memiliki fasad entrance transparan dan memiliki desain modern seperti gambar 1, sedangkan fasad lainnya memiliki desain masif seperti gambar 2. Lantai dasar bangunan eks Bank Denis memiliki entrance yang memiliki fasad transparan yang memiliki desain modern dan fasad lainnya didominasi dengan fasad transparan dan memiliki kolom yang diekspos. Analisis Kuantitatif Lantai Dasar Gambar 1. Fasad Lantai Dasar Hotel Ibis Styles Braga Jurnal Arsitektur TERACOTTA 95

Gambar 2. Fasad Lantai Dasar Eks Bank Denis Analisis kuantitatif elemen fasad lantai dasar Hotel Ibis Styles Braga terhadap bangunan eks Bank Denis dengan cara memperkirakan proporsi bangunan. Terdapat perbedaan proporsi entrance bangunan yaitu Hotel Ibiss Styles Braga memiliki perbandingan a : 28 a seperti pada gambar 1 sedangkan bangunan eks Bank Denis memiliki perbandingan a : 18a seperti pada gambar 2. Fasad lantai dasar lainnya dilihat dari modul kolom, pada gambar 1, lantai dasar Hotel Ibis Styles Braga memiliki perbandingan b : 17b, dan pada gambar 2, lantai dasar bangunan eks Bank Denis memiliki perbandingan b : 12 b. Sehingga secara kuantitatif, Hotel Ibis Styles Braga tidak memiliki kesamaan pada elemen fasad lantai dasar dengan bangunan eks Bank Denis. 4. 3 Jendela, Balkon, dan Logia 1. Analisa Kualitatif Jendela, Balkon, dan Logia Tabel 4. Analisa Kualitatif Perbandingan Elemen Fasad Jendela Balkon dan Logia Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Bangunan Eks Bank Denis Jendela pada nomor A merupakan jendela yang terdapat pada tower tipikal Bangunan Hotel Ibis Styles Braga. Jendela pada nomor A berbentuk persegi panjang disusun secara vertikal seolaholah membagi dua bidang fasad yang ada di sebelahnya. Bila dilihat secara konteks jendela no A1 pada bangunan Hotel Ibis Styles Braga mengambil motif-motif desain setempat yaitu penerapan pola atau irama bukaan pada bangunan eks Bank Denis yang ditandai oleh no.b1 No. A2 pada gambar merupakan keseluruhan jendela tower pada bagian depan fasad bangunan Hotel Ibis Styles Braga, dan No. B2 pada gambar merupakan desain fasad pada bangunan eks Bank Denis. Terdapat pola garis horizontal pada kedua fasad bangunan tersebut. Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 96

Analisa Kuantitatif Jendela, Balkon, dan Logia Tabel 5. Analisis Kuantitatif Perbandingan Elemen Fasad Jendela Balkon dan Logia Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Bangunan Eks Bank Denis Hotel Ibis Styles Braga Bangunan Eks Bank Denis Analisis Pada gambar Jendela No. A1 pada bangunan Hotel Ibis Styles memiliki perbandingan proporsi pada ukuran jendela yaitu 3a : 20a. Pada gambar Jendela No.B1 pada bangunan eks Bank Denis memiliki perbandingan proporsi yaitu 3a : 10a pada ukuran jendela. Sehingga secara analisa kuantitatif, memiliki perbedaan proporsi pada elemen fasad jendela. Pada bagian depan fasad lantai tower, ukuran dan bentuk jendela pada setiap lantainya sama kecuali pada bagian lantai 2 memiliki ukuran yang berbeda karena faktor fungsi ruang dalamnya sebagai ball room sehingga memiliki ketinggian dua kali lipat dibandingkan dengan jendela pada bagian lantai 3 dan seterusnya. No B2 pada gambar merupakan jendela bagian lantai 2-4 pada bangunan eks Bank Denis, memiliki ukuran dan bentuk jendela yang sama pada setiap lantainya. 4.4 Pagar Pembatas Analisis Kualitatif Pagar Pembatas Tabel 4. Analisis Kualitatif Perbandingan Elemen Fasad Pagar Pembatas Bangunan Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Bangunan Eks Bank Denis Terdapat pagar pembatas pada Hotel Ibis Styles Braga yang dibuat semirip mungkin dengan fasad lantai 1 dan 2 bangunan sehingga terlihat seperti terdapat bangunan di dalamnya (Gambar 1). Jurnal Arsitektur TERACOTTA 97

Terdapat pembatas dari lantai rooftop bangunan Hotel Ibis Styles Braga. Memiliki desain pagar seperti fasad pada tower bangunan, apabila dilihat dari jalan, pagar ini terlihat seperti bagian dari fasad bangunan (Gambar 2). Terdapat pagar pembatas hanya pada bagian roof top bangunan Eks Bank Denis. Tidak ada kesamaan pada elemen fasad pagar pembatas antara Bangunan Eks Bank Denis terhadap Hotel Ibis Styles Braga 4.5 Atap dan Tingkat Loteng 1. Analisis Kualitatif Atap dan Tingkat Loteng Tabel 4. Analisa Kualitatif Perbandingan Elemen Fasad Atap dan Tingkat Loteng Bangunan Hotel Ibis Styles Braga Terhadap Bangunan Eks Bank Denis Atap podium pada Hotel Ibis Styles Braga merupakan atap dari bangunan lama, desainnya sederhana menggunakan atap perisai. (Gambar 2) Terdapat penambahan atap skylight pada podium Hotel Ibis Styles Braga. (Gambar 3). Atap tower bangunan baru Ibis Styles Braga menggunakan dak beton. Atap bangunan eks Bank Denis mengunakan dak beton yang berbentuk geometris Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 98

5. SIMPULAN Dari hasil analisis yang dilakukan pada penelitian dengan judul Kontekstualisme Elemen Fasad Hotel Ibis Styles Braga terhadap Fasad Bangunan eks Bank Denis Bandung dengan menggunakan metoda kualitatif dan kuantitatif dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam proses desain bangunan Ibis Styles Braga mengadaptasi beberapa elemen fasad bangunan eks Bank Denis seperti bentuk bukaan dan irama pada pola fasadnya, namun dengan proporsi atau ukuran yang berbeda. 2. Berdasarkan analisa kualitatif, Hotel Ibis Styles Braga dan bangunan eks Bank Denis memiliki kesamaan desain fasad. Dilihat dari elemen-elemen pembentuk fasad yaitu gerbang dan pintu masuk, gang beratap (arcade), lantai dasar, jendela balkon dan logia, pagar pembatas atau railing, atap dan tingkat loteng yang secara kontinuitas visual memiliki beberapa kesamaan dalam bentuk dan irama bukaan fasad. 3. Berdasarkan analisa kuantitatif, secara ukuran & proporsi elemen fasad Hotel Ibis Styles baru memiliki perbandingan yang bebeda dengan bangunan eks Bank Denis.Ukuran proposi bangunan Hotel Ibis Styles baru cenderung memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan proporsi elemen fasad pada eks Bank Denis dikarenakan faktor teknologi bahan pada saat ini telah mampu membuat material bahan yang berukuran besar. 4. Secara aspek kontekstual, Hotel Ibis Styles Braga cenderung memiliki pendekatan konsep selaras dengan bangunan eks Bank Denis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak sepenuhnya bangunan Hotel Ibis Styles Braga mengadaptasi desain fasad eks Bank Denis, tetapi masih tetap memperhatikan aspek kontekstualisme pada perencanaan desain bangunanya. DAFTAR PUSTAKA [1] H. Kunto, Wajah Bandoeng Tempo Doeloe (Bandung in the past.). Bandung: Granesia, 1984. [2] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 and C. Budaya, Pk M. G Ha Um, Undang. Republik Indones. Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, p. 54, 2010. [3] P. Puspitasari and E. Marlina, ARSITEKTUR KONTEKSTUAL PADA DESIGN BANGUNAN ( Kasus : Rancangan Gedung Medik Sentral RSUP Dr. Kariadi, Semarang ) CONTEXTUAL ARCHITECTURE CONCEPT ON BUILDING DESIGN ( Case : Design of General Hospital Dr. Kariadi Building, Semarang ), Pros. Semin. Intelekt. Muda #1, no. April, pp. 14 20, 2019. [4] B. C. Brolin, Architecture in Context. New York: Van Nostrand and Reinhold Company, 1980. [5] I. Bentley, Responsive Environment. London: The Architectural Press, 1985. [6] T. F. Bangunan, T. Ruang, and D. A. N. Arsitetkur, M.. Suparno Sastra.2013, Inspirasi Fasade Rumah Tinggal. C.V Andi Offset, Yogyakarta. 48 Hal. 3, pp. 48 90, 2013. [7] H. A. K. Eksklusif, J*Frhmnozi, 2013. [8] B. A. B. Iii, A. Metode, D. Penelitian, and D. Penelitian, Pet Park, 2015. [9] A. A. YUWONO, Evaluasi Pasca Huni Bangunan Braga City Walk Bandung, Serat Rupa J. Des., vol. 1, no. 2, p. 222, 2018, doi: 10.28932/srjd.v1i2.451. [10] R. M. Ichsan, Analisis Benda Cagar Budaya sebagai Potensi Kawasan Wisata Perkotaan Kota Bogor, 2016, [Online]. Available: https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85316. Jurnal Arsitektur TERACOTTA 99