BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memberikan informasi kepada para stakeholder. Laporan keuangan yang wajib

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Kelangsungan hidup. perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan keputusan strategis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2 Nomor 3 Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online):

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara bisnisnya. Perubahan proses bisnis dari bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

PENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan bersifat heterogen, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan akan berdampak pula pada stakeholder, oleh karena itu perusahaan berkewajiban memberikan laporan untuk memberikan informasi kepada para stakeholder. Laporan keuangan yang wajib diungkapkan setidaknya terdiri dari satu set laporan keuangan, selain itu perusahaan juga diperbolehkan untuk mengungkapkan laporan tambahan yaitu berupa laporan yang berisi lebih dari sekedar laporan keuangan, misalnya laporan tahunan tentang aktivitas CSR dan pengungkapan mengenai modal intelektual perusahaan. Laporan tambahan ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan dan memberikan tanda (sinyal) kepada stakeholder mengenai hal lain, misalnya memberikan tanda (sinyal) mengenai kepedulian perusahaan pada lingkungan sekitarnya, atau tanda bahwa perusahaan tidak hanya memberikan laporan sebagaimana yang telah ditentukan tetapi menyediakan informasi yang lebih kepada stakeholder. Tanda atau sinyal ini diharapkan dapat diterima secara positif oleh pasar sehingga mampu mempengaruhi kinerja perusahaan. Leland and Pyle (1977) menyatakan bahwa sinyal adalah tindakan yang dilakukan oleh pemilik lama dalam mengkomunikasikan informasi yang 11

dimilikinya kepada investor. Pemilik lama memiliki motivasi untuk mengungkapkan informasi privat secara sukarela karena mereka berharap informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif mengenai kinerja perusahaan. Williams (2001) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela mengenai modal intelektual memungkinkan investor dan stakeholder lainnya untuk lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan di masa depan, melakukan penilaian yang tepat terhadap perusahaan, dan mengurangi persepsi risiko mereka. Sinyal positif dari organisasi diharapkan akan mendapatkan respon positif dari pasar, hal tersebut dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan serta memberikan nilai yang lebih tinggi bagi perusahaan. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham (Leland and Pyle, 1977). 2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR) CSR kini semakin meroket dan marak diterapkan perusahaan di berbagai belahan dunia. Menguatnya terpaan prinsip good corporate gorvernance telah mendorong CSR semakin menyentuh jantung hati dunia bisnis. Di Indonesia, CSR sekarang dinyatakan lebih tegas lagi dalam UU PT No.40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR. 12

Tanggungjawab sosial bisnis (Corporate Social Responsibility atau disingkat CSR) adalah memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai laba dengan cara cara yang sesuai dengan aturan permainan dalam persaingan bebas tanpa penipuan dan kecurangan (Sutrisna, 2011). CSR adalah suatu konsep yang bermaterikan tanggungjawab sosial dan lingkungan oleh perusahaan kepada masyarakat luas, khususnya di wilayah perusahaan tersebut beroperasi. Lebih lanjut lagi menurut Moir (2001) menyatakan selain menghasilkan keuntungan, perusahan harus membantu memecahkan masalah-masalah sosial terkait atau tidak perusahaan ikut menciptakan masalah tersebut bahkan jika disana tidak mungkin ada potensi keuntungan jangka pendek atau jangka panjang. Salah satu definisi CSR yang terkenal adalah yang diungkapkan oleh Carroll (1991). Carroll (1991) mendefinisikan CSR kedalam 4 bagian yaitu : tanggung jawab ekonomi (economic responsibilities), tanggung jawab hukum (legal responsibilities), tanggung jawab etis (ethical responsibilities), tanggung jawab filantropis (philanthropic responsibilities). Carroll menggambarkan keempat bagian CSR itu kedalam sebuah piramid. Piramida CSR dimulai dengan tanggung jawab ekonomi sebagai dasar untuk tanggung jawab yang lain. Pada saat yang sama perusahaan diharapkan untuk mematuhi hukum, karena hukum adalah kodifikasi yang dapat diterima masyarakat atas perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Selanjutnya perusahaan harus bertanggung jawab secara etis. Dan yang terakhir, perusahaan diharapkan untuk menjadi warga perusahaan yang baik (good corporate citizen). 13

Gambar 2.1 Piramida Corporate Social Responsibility Philanthropic Responsibilities Be a good corporate citizen. Contribute resources to community ; improve quality of life. Ethical Responsibilities Be ethical. Obligation to do what is right, just and fair. Avoid harm. Legal Responsibilities Obay the law. Law is society s codification of right and wrong. Play the rules of the game. Sumber : Carroll (1991) Economic Responsibilities Be profitable. The foundation upon which others rest. Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan (CSR) dapat dibagi menjadi tiga level sebagai berikut: 1) Basic responsibility (BR) Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari suatu perusahan yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius. 14

2) Organization responsibility (OR) Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholder seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya. 3) Sociental responses (SR) Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan. Untuk dapat menentukan ruang lingkup dari tanggung jawab sosial, mengidentifikasi isu-isu yang relevan dan menentukan prioritasnya terhadap tanggung jawab sosial, suatu perusahaan harus dapat mengerti elemen dasar yang terdapat dalam tanggung jawab sosial. Didalam ISO 26000 dijelaskan tujuh elemen dasar dari praktik CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu : 1) Tata kelola perusahaan Elemen ini mencakup bagaimana perusahaan harus bertindak sebagai elemen dasar dari tanggung jawab sosial (social responsibility) dan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menerapkan perilaku yang bertanggung jawab sosial (socially responsible behavior) yang berkaitan dengan elemen dasar lainnya. 2) Hak asasi manusia Elemen ini mencakup penghormatan terhadap hak asasi manusia. Hak asasi manusia terbagi menjadi dua katagori utama, katagori pertama 15

menganai hak-hak sipil dan politik (civil and political rights) yang mencakup hak untuk hidup dan kebebasan (right to life and liberty), kesetaraan di mata hukum (equality before the law) dan hak untuk berpendapat (freedom of expression). Katagori yang kedua mengenai hakhak ekonomi, sosial dan budaya (economic, social and cultural rights) yang mencakup hak untuk bekerja (right to work), hak atas pangan (right to food), hak atas kesehatan (right to health), hak atas pendidikan (right to education) dan hak atas jaminan sosial (right to social security). 3) Ketenagakerjaan (labour practices) Elemen ini mencakup seluruh hal yang terdapat didalam prinsip dasar deklarasi ILO 1944 dan hak-hak tenaga kerja dalam deklarasi hak asasi manusia. Sebagai contohnya yaitu pelaksanaan kondisi kerja yang baik, bermartabat, dan kondusif; pengembangan sumberdaya manusia dan lainlain. 4) Lingkungan Elemen ini mencakup pencegahan polusi sebagai dampak aktivitas perusahaan, pencegahan global warming, pendayagunaan sumber alam secara efisien dan efektif, dan penggunaan sistem manajemen lingkungan yang efektif dan berkelanjutan. 5) Praktik operasional yang adil (fair operational practices) Elemen ini mencakup pelaksanaan aktivitas secara etik dan pengungkapan aktivitas perusahaan yang transparan, pelaksanaan aktivitas pemilihan 16

pemasok yang etis dan sehat, penghormatan terhadap hak-hak intelektual dan kepentingan stakeholder, serta perlawanan terhadap korupsi. 6) Konsumen (consumer issues) Elemen ini mencakup penyediaan informasi yang akurat dan relevan tentang produk perusahaan kepada pelanggan, penyediaan produk yang aman dan bermanfaat bagi pelanggan. 7) Keterlibatan dan pengembangan masyarakat (community envolvement and development) Elemen ini mencakup pengembangan masyarakat, peningkatan kesejahtraan masyarakat, aktivitas sosial kemasyarakatan (philantrophy), dan melibatkan masyarakat didalam aktivitas operasional perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat memberikan berbagai manfaat potensial bagi perusahaan. Dalam ISO 26000 disebutkan manfaat CSR bagi perusahaan yaitu : 1) Mendorong lebih banyak informasi dalam pengambilan keputusan berdasarkan peningkatan pemahaman terhadap ekspektasi masyarakat, peluang jika kita melakukan tanggung jawab sosial (termasuk manajemen risiko hukum yang lebih baik) dan risiko jika tidak bertanggung jawab secara sosial. 2) Meningkatkan praktek pengelolaan risiko dari organisasi. 3) Meningkatkan reputasi organisasi dan menumbuhkan kepercayaan publik yang lebih besar. 4) Meningkatkan daya saing organisasi. 17

5) Meningkatkan hubungan organisasi dengan para stakeholder dan kapasitasnya untuk inovasi, melalui paparan perspektif baru dan kontak dengan para stakeholder. 6) Meningkatkan loyalitas dan semangat kerja karyawan, meningkatkan keselamatan dan kesehatan baik karyawan laki-laki maupun perempuan dan berdampak positif pada kemampuan organisasi untuk merekrut, memotivasi dan mempertahankan karyawan. 7) Memperoleh penghematan terkait dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi sumber daya, konsumsi air dan energi yang lebih rendah, mengurangi limbah, dan meningkatkan ketersediaan bahan baku. 8) Meningkatkan keandalan dan keadilan transaksi melalui keterlibatan politik yang bertanggung jawab, persaingan yang adil, dan tidak adanya korupsi. 9) Mencegah atau mengurangi potensi konflik dengan konsumen tentang produk atau jasa. 10) Memberikan kontribusi terhadap kelangsungan jangka panjang organisasi dengan mempromosikan keberlanjutan sumber daya alam dan jasa lingkungan. 11) Kontribusi kepada masyarakat dan untuk memperkuat masyarakat umum dan lembaga. 2.1.3 Intellectual Capital Tan et al. (2007), mengartikan intellectual capital sebagai aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis kompetensi inti perusahaan 18

yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing. Menurut Sawarjuwono dan Kadir (2003), agar dapat terus bertahan, sebuah perusahaan harus mampu merubah filosopi bisnisnya dari bisnis yang hanya berorientasi kepada tenaga kerja (labor-based business) menuju bisnis yang berbasis pengetahuan (knowledge based business). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa intelellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang nantinya akan memberikan keuntungan di masa depan yang dilihat dari kinerja dan penciptaan nilai perusahaan tersebut. 2.1.4 Komponen Intellectual Capital Sawarjuwono (2003) menurut berbagai peneliti, intellectual capital merupakan hasil dari jumlah tiga elemen utama organisasi yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan, yaitu keunggulan bersaing organisasi. Tiga elemen tersebut adalah sebagai berikut: 1) Human Capital (Modal Manusia) Sumber daya manusia (human capital) merupakan salah satu sumber kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis berupa inovasi, pengetahuan, ketrampilan serta kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan dalam menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia dalam perusahaan. Human capital dapat meningkat apabila perusahaaan dapat menggunakan dan mengoptimalkan pengetahuan karyawan. 19

2) Structural Capital atau Organizational Capital (Modal Organisasi) Structural Capital merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas dan struktur perusahaan serta selalu mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual dan kinerja bisnis yang optimal. Modal struktural meliputi sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengoptimalkan kemampuan intelektual karyawan jika perusahaan tidak memiliki sistem dan prosedur organisasi yang baik. 3) Relational Capital atau Customer Capital (Modal Pelanggan) Relational capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital menunjukkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan mitra bisnisnya seperti pemasok, pelanggan, pemerintah maupun masyarakat di sekitar. Relational capital selain berasal dari lingkungan internal perusahaan juga berasal dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan. 2.1.5 Model Pulic ( Value Added Intellectual Coefficient atau VAIC TM ) VAIC dikembangkan oleh Pulic (1998) yang didesain untuk menyajikan informasi mengenai value creation efficiency dari aset berwujud dan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. VAIC terdiri dari tiga komponen rasio yaitu human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE) yang memasukkan internal dan I capital employed efficiency (CEE) yang terdiri dari 20

efisiensi modal fisik dan keuangan. Penjelasan mengenai masing masing komponen sebagai berikut : 1) Human Capital Efficiency (HCE) atau Value Added Human Capital (VAHU) HCE adalah hubungan antara VA dengan HC. HCE menunjukkan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. HCE mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai dalam sebuah perusahaan. HC meliputi keahlian, pengalaman, produktivitas, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk bekerja. Dalam model VAIC ini, tingkat HC didefinisikan sebagai gaji dan upah (Pulic, 1998). Jika gaji dan upah rendah dan VA tinggi, perusahaan menggunakan HC secara efisien. Jika gaji dan upah rendah dan VA rendah maka perusahaan tidak menggunakan HC secara efisien. 2) Structural Capital Efficiency (SCE) atau Structural Capital Value Added (STVA) SCE merupakan suatu indikasi yang menunjukkan kontribusi strucutural capital (SC) dalam penciptaan nilai perusahaan. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. 3) Capital Employed Efficiency (CEE) atau Value Added Capital Employed (VACE) CEE merupakan indikator yang diciptakan dari setiap satu unit physical capital. Pulic (1998) mengasumsikan apabila 1 unit dari CE menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan perusahaan lain, maka perusahaan 21

tersebut lebih memanfaatkan capital employed-nya dengan baik. Hal ini merupakan bagian dari Intellectual Capital perusahaan. CEE mencakup efisiensi yang SCE dan HCE tidak dapat tangkap. Pulic (1998) mengatakan bahwa IC tidak dapat menciptakan nilainya sendiri, sehingga harus dikombinasikan dengan capital employed (CEE). Rasio akhir adalah menghitung kemampuan intelektual perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasi dalam indikator baru yang unik yang disebut VAIC (Tan et al., 2007). 2.1.6 Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang digunakan oleh entitas untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk menjelaskan kegiatan operasionalnya (Payatma, 2001 dalam Carolina, 2007). Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Hendaknya kinerja perusahaan merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari 22

berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan yang berdasar pada sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditentukan. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi analisis laporan keuangan dan dari segi perubahan harga saham, sehingga nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Fama, 1978 ). Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan. Standar perilaku tersebut berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran perusahaan. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya melalui reward yang diberikan oleh perusahaan dan hasil kinerja. 2.1.7 Cumulative Abnormal Return (CAR) Akumulasi return taknormal (ARTN) atau cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return taknormal hari sebelumnya didalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas (Jogiyanto 2010 : 595). Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya (actual return) dengan return yang diharapkan (expected return) oleh investor. Return dikatakan normal apabila actual return adalah sama atau mendekati expected 23

return (return yang diharapkan). Abnormal return dapat bersifat positif atau negatif. Abnormal return dikatakan positif apabila selisih antara actual return dan expected return adalah positif, dan dikatakan negatif abnormal return apabila sebaliknya (Jogiyanto, 2000). Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return (Jogiyanto 2010 : 595) : a) Mean-adjusted Model Model sesuaian rata-rata ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return ekspektasian sebelumnya selama periode estimasi. b) Market Model Perhitungan return ekspetasi dengan model ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu: membentuk model ekspetasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi, menggunakan model ekspetasi ini untuk mengestimasi return ekspetasi diperiode jendela. Model ekspetasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS (Ordinary Least Sqiare). c) Market- Adjusted Model Model sesuaian-pasar beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 24

2.1.8 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti & Judul Penelitian 1. Dahlia, L. dan Siregar, V.S. (2008) Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2005 dan 2006) Variabel CSR ROE CAR Laverage Size Growth unexpected return Metode Penelitian Analisis Regresi Berganda Hasil Penelitian Corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja (ROE dan CAR) 2. Ni Wayan Yuniasih, Dewa Gede Wirama, I Dewa Nyoman Badera (2010) Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian Berdasarkan Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 3. Kirmizi Ritonga & Jessica Andriyanie (2011) Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan (Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - VAIC TM - PBV - SKT - EPS - VACE - VAHC - SCVA Model regresi linear berganda Analisis regresi linear berganda Modal intelektual tidak berpengaruh pada kinerja pasar. Hal ini berarti pasar tidak memberikan penilaian pada modal intelektual perusahaan. Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tambah dari modal yang digunakan (capital employed) dan nilai tambah modal yang berasal dari sumber daya manusia (human capital) terhadap kinerja perusahaan yang 25

No Nama Peneliti & Judul Penelitian 4. Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali & Anis Chariri (2008) Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares 5. Benny Kuryanto dan Muchamad Syafruddin (2008) Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan 6. Chen, M.C, Cheng S.J, dan Hwang Y (2005) An Empirical Investigation of Variabel ROA ATO GR ROGIC ROE EPS ASR M/B ROE ROA GR Metode Penelitian PLS PLS Korelasi Regresi Hasil Penelitian diukur melalui earning per share selama tahun pengamatan yaitu dari tahun 2007 hingga tahun 2009 Hanya ROA yang signifikan untuk menjelaskan variabel kinerja keuangan perusahaan. Tedapat pengaruh IC (VAIC TM ) terhadap kinerja keuangan perusahaan Terdapat pengaruh IC (VAICTM) terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. Tidak ada pengaruh ROGIC terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. IC tidak memiliki hubungan terhadap ROE, EPS, dan ASR. IC tidak memiliki hubungan terhadap kinerja perusahaan. VAIC(+) ROA, ROE MB, GR,EP HCE (+) ROA, ROE, MB, GR, EP 26

No Nama Peneliti & Judul Penelitian The Relationship Between Intellectual Capital and Firm s Value and Financial Performance Variabel EP R&D Expenditure s (RD) and Advertising Expenditure (AD) Metode Penelitian Hasil Penelitian SCE (+) ROA, MB CEE (+) ROA, ROE, MB, GR, EP R&D (+) Kinerja Perusahaan 7. Firer, S., and S. M. Williams. (2003) Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance 8. Cheng, Megawati dan Yulius Jogi Christiawan. (2011) Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility VAIC TM ROA ATO MB Size of the firm (LCAP) Leverage (Lev) ROE Industry type CAR CSRI ROE PBV Korelasi Analisis regresi linear berganda Analisis regresi linear berganda ukuran perusahaan tampaknya tidak berpengaruh dengan dimensi produktivitas dan nilai pasar leverage tidak terkait dengan profitabilitas, produktivitas atau nilai pasar tidak ada hubungan antara kinerja keuangan dan produktivitas dan penilaian pasar; dan Jenis industri hanya berpengaruh pada nilai pasar tetapi tidak berpepengaruh pada profitabilitas maupun produktivitas. pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return, 27

No Nama Peneliti & Judul Penelitian Terhadap Abnormal Return 9. Sir, J., Bambang S., Grahita C. (2010) Intellectual Capital Dan Abnormal Return Saham (Studi Peristiwa Pada Perusahaan Publik Di Indonesia) Variabel CAR ICD SIZE TYPE UE Metode Penelitian Analisis regresi linear berganda Hasil Penelitian Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return dan Price to Book Value (PBV) tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap ab-normal return. Pengungkapan IC berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal return saham Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai abnormal return sebelum dan sesudah pengungkapan IC Adanya perbedaan abnormal return yang diperoleh dari perusahaan yang mengungkapkan IC secara komprehensif (CIDC) dan nonkomprehensif (NIDC) 28

2.2 Hipotesis Penelitian 2.2.1 Pengaruh CSR pada Kinerja Pasar Perusahaan Berdasarkan teori sinyal perusahaan pelapor dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui laporan, maka pengungkapan atau pelaporan perusahaan mengenai aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan CSR merupakan salah satu cara untuk mengirimkan signal positif kepada stakeholders dan pasar. Perusahaan yang telah menerapkan kebijakan formal berupa pelaporan CSR akan memberikan sinyal positif bagi pasar, sehingga berdasarkan teori sinyal, perusahaan yang memberikan informasi baik terhadap stakeholders akan memberikan sinyal positif terhadap perusahaan tersebut. Pengungkapan CSR dalam konteks sinyal dapat mengirimkan signal reputasi perusahaan yang baik atau meningkatkan brand perusahaan dimata stakeholders. Signal positif ini diharapkan menghasilkan respon positif terhadap pasar sehingga meningkatkan kinerja pasar saham perusahaan yang tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Peningkatan harga saham akan berkontribusi terhadap peningkatan actual return dan pada akhirnya berkontribusi terhadap terbentuknya positive abnormal return. Positive abnormal return merupakan salah satu indikasi dari peningkatan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan (environmental performance) yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan (environmental performance) yang buruk maka akan 29

muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang semakin menurun dari tahun ke tahun (Indrawan, 2011). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H 1 : Pengungkapan aktivitas CSR berpengaruh positif terhadap Kinerja Pasar Perusahaan 2.2.2 Pengaruh IC pada Kinerja Pasar Perusahaan Berdasarkan teori sinyal perusahaan pelapor dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui laporan, maka pengungkapan atau pelaporan perusahaan mengenai aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan IC merupakan salah satu cara untuk mengirimkan signal positif kepada stakeholders dan pasar. Penyatuan aset berwujud dan tidak berwujud merupakan strategi potensial untuk meningkatkan kinerja (Belkaoui, 2003). Praktik akuntansi konservatisma menekankan bahwa investasi perusahaan dalam IC yang disajikan dalam laporan keuangan, dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki modal intelektual lebih besar (Belkaoui, 2003; Firer dan Williams, 2003). Physical capital sebagai bagian dari modal intelektual menjadi sumber daya yang menentukan kinerja perusahaan. Selain itu, jika modal intelektual merupakan sumberdaya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka modal intelektual akan memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan 30

(Abdolmohammadi, 2005). Bagaimanapun, modal intelektual diyakini dapat berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Ulum (2008) mengemukakan bahwa praktik akuntansi menekankan investasi perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan. Perusahaan yang mengelola intellectual capital dengan baik dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan investor akan memberikan nilai tinggi terhadap perusahaan yang memiliki nilai intellectual capital yang lebih besar. Sir, et all. (2010) menyatakan bahwa strategi pengungkapan merupakan sarana atau media yang sangat penting bagi manajer perusahaan emiten untuk dapat mempengaruhi atau memberi dampak terhadap keputusan investor dari luar perusahaan. Lebih lanjut Sir, et all. (2010) menemukan bahwa pengungkapan informasi sukarela dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pasar sehingga dapat memfasilitasi transaksi perdagangan saham. Selain itu bukti lain dikemukakan oleh Junaedi (2005) yang menguji dampak tingkat pengungkapan wajib dan sukarela (intellectual capital) dari perusahaan publik di Indonesia terhadap return saham. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh terhadap abnormal return saham. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H 2 : IC berpengaruh positif pada Kinerja Pasar perusahaan 31